SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY

SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Bagaimana caranya..? Gabung di FB: komunitas ayah edy, download talkshow di www.ayahedy.tk

Thursday, October 16, 2008

Mengajari balita kita membaca, seberapa penting...?


Suatu hari saya di tanya apakah saya boleh mengajarkan anak saya membaca di usia dini...? Karena saat ini marak metode yang mengajarkan anak membaca di usia dini.

Agak sulit untuk menjawab pertanyaan ini, untuk itu mari kita tanya pada diri sendiri, Tujuan apa yang mendasari kita mengajari anak membaca. apakah kita ingin anak kita bisa membaca atau kita ingin anak kita menjadi gemar membaca..? Pertanyaan ini sangat penting, karena jelas sekali bedanya anak yang bisa membaca dengan anak yang suka/gemar membaca.

Kalau tujuan kita hanya agar anak kita bisa membaca, dan biasanya dengan salah satu tujuan lainya adalah untuk di pamerkan pada saudara, kerabat atau tetangga, sungguh ini sayang sekali dan tidak akan memberikan manfaat maksimal bagi anak kita.

Namun kalau tujuan kita adalah agar anak kita suka/gemar membaca maka mungkin jauh lebih bermanfaat bagi mereka kelak. Tapi sayangnya mengajarkan anak membaca diusia yang terlalu dini justru tidak membuat anak menjadi gemar membaca.

Hasil penelitian menjukkan bukti bahwa anak-anak yang diajari baca setelah usia 7-8 tahun justru membaca buku dan menulis jauh lebih banyak daripada anak yang di ajari baca sejak usia 5 tahun.

Kemudian hasil lain adalah bahwa kemampuan baca anak yang di ajari baca sejak usia 5 tahun dengan anak yang di ajari baca di usia 7-8 tahun akan sama kemampuannya pada saat mereka sama-sama berusia 10 tahun. Namun Minat baca anak yang diajari sejak usia lima tahun jauh lebih rendah dibanding anak yang diajari baca di usia 7-8 tahun.

Mengapa hal ini bisa terjadi...? Mari kita simak bersama penjelasannya.....

Otak anak pada usia dini itu bertumbuh sangat pesat, jika kita mengembangkan kemampuan kreatif mereka maka syaraf-syaraf kreatifnyslsh yang akan berkembang sangat pesat. Hal ini di tandai dengan rasa ingin tahu yang tinggi dari seorang anak. Namun jika tidak maka rasa ingin tahu atau syaraf-syaraf kreatifnya melemah, sehingga minat/rasa ingintahu anak pada berbagai hal juga melemah.

Oleh karena itu berdasarkan penelitian. Di ketahui bahwa jauh lebih penting mengajarkan anak kreatifitas sehingga syaraf-syaraf kreatifnya bertumbuh sempurna; syaraf kreatif yang tumbuh dgn sempurna ini akan akan membuat anak memiliki rasa ingin tahu yang besar akan berbagai hal, lalu setelah itu baru kemudian anak diajari bagaimana memenuhi rasa ingin tahunya tersebut melalu kemampuan membaca. Sehingga setelah dia bisa membaca maka dia akan gunakan kemampuan bacanya tersebut untuk mengeksplorasi segala informasi dari berbagai bahan bacaan untuk memenuhi rasa ingin tahunya tersebut. Begitulah penjelasan Kathy H Passeks, dalam bukunya yang berjudul Even Einstein did not learn a flash Card. atau Einstein ternyata tidak pernah belajar Flash Card.

Dari penjelasan tersebut ternyat di ketahui bahwa mengajari anak membaca di usaia dini justru kontra produktif terhadap pertumbuhan syaraf-syaraf kreatif yang dimilikinya. Sehingga pada saat anak sudah bisa membaca, dia tidak tahu untuk apa kemampuan itu dia gunakan, karena rasa ingin tahunya akan sesuatu tidak ada.

Oleh karena itu jika kita perhatikan pendidikan-pendidikan usia dini yang ada di negara-negara maju pada umumnya sebagian besar aktifitasnya di fokuskan untuk membangkitkan kreatifitas anak melalui berbagai macam permainan dan diskusi; mereka baru diperkenakan baca tulis hitung diusia kira-kira 7 atau 8 tahun.

Para orang tua dan guru yang saya cintai....

Coba perhatikan berapa banyak buku yang sudah kita baca dalam setahun...? apakah menurut anda minat membaca kita saat ini cukup besar...? Jika tidak, mungkin bisa jadi karena kita dulu sejak kecil sudah difokuskan untuk bisa membaca dan bukannya mengembangkan kreatifitas dan rasa ingin tahu kita.

Akan tetapi sekali lagi segalanya terpulang kembali pada masing-masing orang tua. Apakah kita ingin anak kita cepat bisa membaca saja atau kita ingin anak kita menjadi anak yang gemar membaca...

7 comments:

  1. sama halnya seperti mengajarkan bahasa asing kpd anak. kita sbg orang tua harusnya bertanya dulu. untuk siapakah anak dijejalkan bahasa ini, bahasa itu dari sejak TK. apakah memang untuk si anak atau untuk kebanggaan orangtua yang menjadikan anak sebagai 'korban'?

    ReplyDelete
  2. Sebelumnya saya sempat bingung antara mengajarkan anak saya membaca atau tidak karena anak saya baru berumur 1 tahun. Apalagi hampir semua saudara saya yang memiliki anak/bayi sudah mulai mengajarkan anaknya membaca dengan flash card dan merka sangat bangga dengan apa yang mereka lakukan. Belum lagi promosi dari berbagai media dan perusahaan susu yang seolah-olah membentuk opini bahwa merupakan suatu kesalahan jika kita tidak mengajarkan anak kita membaca sejak bayi. Hampir saja saya tergoda untuk mengajarkan nakan saya itu membaca walupun dengan keraguan karena saya tidak yakin dengan tujuan saya mengajarkan anak saya membaca. Tetapi setelah membaca artikel dari ayah edy ini saya semakin yakin dengan keputusan saya untuk tidak mengajarkan (dulu) membaca kepada anak saya sampai dia siap untuk belajar. Dunia anak adalah dunia bermain. Sepertinya itulah yang harus orang tua sadari.

    ReplyDelete
  3. Saya memilih untuk mengajari anak saya membaca menggunakan flashcard, dan tentunya saya pilih dg cara sambil bermain. Saya ingin anak saya kelak gemar membaca, karena buku (menurut saya lohh) membuka dunia pengetahuan yang amat luas untuk dia. tapi bukan hanya mengajarinya saja, setiap hari saya juga membacakan buku2 cerita kepadanya, kalo perlu sambil menari atau melompat gaya kodok dan tampak.... DIA SENANG !!

    Sayapun senang, karna bisa mempunyai waktu bermain dengan baby saya. dan semua itu saya lakukan saat saya hanya bersama dia, bukan untuk dipamerkan kepada orang lain.

    Menurut saya, kita sebagai orangtua juga harus bisa membedakan belajar dengan pendidikan. belajar itu harus dan pasti dimulai dari sejak lahir. bayi belajar menegakkan kepala, bayi belajar merangkak. ada yang bisa cepat merangkak, ada juga yang lambat. kita sebagai ortu hanya perlu menstimulasi saja. Mengajari anak membaca sambil bermain dengan flashcard merupakan salah satu stimulasi. kita toh gak memaksa, dan kita tidak meminta anak menunjukkan respon.
    Belajar itu menyenangkan. Belajar itu bukan hukuman. Belajar itu penuh sukacita. Itu saja yang ingin saya berikan untuk anak saya. Salah satu caranya yaa melalui flashcard.

    Saya setuju dengan pernyataan : untuk siapakah mengajari balita kita membaca?? Sungguh2 perlu direnungkan...

    KALAU MEMANG TUJUANNYA UNTUK ANAK KITA, yaa lakukan sesuai keinginan anak. so... sepanjang anak saya senang dengan permainan flashcard tersebut, saya akan terus menggunakannya.

    ReplyDelete
  4. Sharing aja... Saya tidak mengajarkan anak saya membaca secara 'tradisional' tapi saya "MENGENALKAN BUKU" sejak usianya 9 bulan. Board book dengan gambar dan warna yg sederhana dan menarik, saya bacakan selalu untuknya sehingga walau belum bisa bicara dia sudah dapat menunjuk di buku itu kalau kita bertanya mana Apel, payung, pisang dll. mana warna merah, kuning dll.
    Saya juga menggunakan metode gland doman ya..seperti flash card yg dilakukan bu Mia.
    Kata-kata sederhana spt: 'ayah', 'ibu', 'kakak' dll ditulis besar2 dengan warna merah di sepotong karton putih. hanya sekilas dilihatkan sambil di sebutkan pengucapannya. Tanpa paksaan sama sekali dan seperti bermain.
    HASILNYA....
    saya sendiri heran, kalau jalan ke mall anak saya tidak pernah minta mainan, saya tawarkan jg tdk terlalu tertarik. Tapi kalau ketoko buku heboh, belum dibayar sudah ribut "bata.. bata..(maksudnya baca..)"
    Sering dapat hadiah boneka dari rekan2 saya jg jarang dimainkan, lebih suka main lego, membangun sesuatu.
    dengan kemampuan verbal yg sgt baik dan kosakata yg luas usia 6 thn sudah diterima di SD (full day school)sy tdk memaksa masuk krn usia blm cukup, sy serahkan keputusan ke kepala sekolah, diterima atau tidak ya tak apa. Tapi ternyata diterima dan semester pertama rangking 1.
    Ketoko buku jadi aktifitas rutin. Sekarang anak saya sudah kls 7 di SMP unggulan, koleksi bukunya ratusan..hanya nonton TV 1 acara perhari (kalau tdk les) dan tidak suka kelayapan spt ABG yg lain, tidak meninggalkan sholat dan tadarus dan tidak pernah mengucapkan kata2 kotor seperti teman2 atau tetangga yg bahasanya terpengaruh sinetron.
    So...saya fikir semua hal itu sangat bergantung dari metode, bagaimana mendapatkan metode yang tepat disesuaikan pula dengan kondisi tiap-tiap anak yang unik dan punya karakter masing2.

    ReplyDelete
  5. oh ya.. anak saya sudah lancar membaca pada usia 4 tahun sehingga ketika TK, gurunya tdk mengajarkan baca, tapi ketika sang guru harus mengenalkan huruf2 kepada murid lainnya anakku di beri bacaan dan asyik sendiri membaca.
    Mungkin hasil berbeda pada tiap anak, tapi anakku termasuk dikenalkan di usia sangat dini dan sampai sekarang sangat gemar membaca. Dengan metode yang tepat dan sekali lagi jangan dipaksakan.

    ReplyDelete
  6. Anak sy baru lulus TK saat itu, ikut lomba baca tulis se kabupaten, Padahal sampai lulus dia blum bisa menulis dan membaca lebih dr 5 huruf pertama, bukannya tdk diajari, sampai habis suara TC dan sy sndiri mengajarinya, keikut sertaannya dlm lomba ini krn dia PeDe aja.sblm lomba sy hanya mengajari menuliskan namanya, alhasil setiap butir soal dia menjawabnya dengan 'namanya lengkap.^_^ alhamdulillah msh bisa menuliskan namanya...
    Ternyata dia lulus test msk sklh SD kok, walaupun blm bisa baca....
    butuh waktu sebulan saja dia sdh pinter baca tulis seperti teman2nya...

    ReplyDelete
  7. jgn memaksakn kehendak org tua u/mengajari anak membaca.biarkan anak berkembang dgn sendirinya n usia 5 th saya kira memang anak masih senang bermain.dengan bermain anak bisa belajar apapun misal berhitung.anak saya umur 3th belum saya ajari membaca tapi sudah ada keinginan u/ belajar membaca/bertanya:'huruf apa Ma'.

    ReplyDelete