SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY

SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Bagaimana caranya..? Gabung di FB: komunitas ayah edy, download talkshow di www.ayahedy.tk

Monday, November 30, 2009

Surat dari seorang sahabat


Keluh kesah seorang sahabat yang saat ini belajar di negeri Belanda sungguh sangat bagus sekali untuk kita pikirkan & kita renungkan oleh karenanya saya sangat ingin sekali mengajak anda semua untuk membacanya dan meresapi maknanya.

UntuK :Bapak S yang sangat saya hormati
Di manapun anda berada sekarang.


Pak S yang baik hati, bapak adalah orang yang pertama kali membuat saya tertarik pada sejarah. Saya teringat bagaimana bapak selalu menggambarkan peta (yang disederhanakan) untuk mengingatkan kami murid-murid tentang daerah mana yang sedang kami bicarakan.

Saya teringat bagaimana bapak menerangkan tentang perang dunia, tentang politik etis, dan juga tentang bagaimana kejadian di suatu negara bisa berpengaruh di negara lain.

Maafkan saya bapak, saya sebenarnya hanya mengingat sepotong-potong. Dan sayangnya di masa pendidikan saya yang selanjutnya saya berhenti belajar sejarah. Hanya sedikit sekali mempelajarinya. Saya menyesal.

Sekarang saya berkesempatan belajar di negeri seberang. Dan terkadang, sejarah merupakan sesuatu yang sering dipertanyajan, bahkan saat sedang berbincang santai saat makan malam bersama teman-teman. Saya bisa menjawab sebatas yang saya tahu. Sedikit sekali.

Saya terpana waktu teman dari berbagai belahan negara berbincang-bincang seperti:
"Waktu tahun segini..... ini yang terjadi di sini...."
"Ah saya tahu, negaramu kan sedang....., saat itu banyak yang pindah ke negara saya."

Bapak S guru sejarah saya yang saya hormati, betapa menyesal saya tak banyak belajar sejarah. Seorang teman saya yang sedang belajar hukum di negara seberang lainnya, pernah berkata pada saya:

"Saat kita sedang berada di luar negeri, orang-orang tidak akan menanyakan apa yang kita tahu tentang negara mereka (negara lain). Mereka akan bertanya apa yang kita ketahui tentang negara kita sendiri."

Pendapat teman saya benar sekali Pak. Saat saya sedang melanglang buana seperti ini, pertanyaan-pertanyaan tentang Indonesialah yang selalu ditanyakan pada saya. Kadang hal-hal sederhana, seperti, "Berapa jumlah penduduk di negaramu?" Saya suka lupa, saya ingat kita negara terpadat ke-4 di dunia. Untuk data detailnya saya biasanya ngintip Wikipedia.

Satu hal yang mencengangkan saya di sini, adalah saat saya belajar tentang negara-negara berkembang lainnya. Saya juga belajar bagaimana suatu "kekuatan besar" mengendalikan negara-negara dunia ketiga. Bukan saja dalam hal ekonomi, tapi juga pendidikan.

"Dunia global" sedang memaksa negara-egara berkembang untuk memajukan pendidikan. "Pendidikan untuk semua", begitu katanya. Tak ada yang salah untuk pendidikan untuk semua. Kenapa tidak? Tapi pendidikan semua seperti apa? Itu pertanyaan besarnya.

Saya sempat membca sebuah jurnal tentang suatu negara berkembang di benua lain (bukan asia). Di sana diceritakan bagaimana "standardized test" dipaksakan oleh sebuah lembaga besar agar negara tersebut bisa mendapat pinjaman dana. Negara berkembang harus meningkatkan kemampuan dalam numeracy dan literasi (bahasa). Begitu katanya. Soal kreativitas? Eits nanti dulu....

Pak S, guru sejarah saya yang lekat di hati saya. Sungguh bukan masalah bila ada pendidikan gratis bagi semua. Kenapa tidak? Indonesia kaya akan putra-putri yang pandai berhitung dan membaca? Kenapa tidak?

Tapi apa yang saya pelajari hari-hari ini mengingatkan saya akan pelajaran bapak beberapa tahun yang lalu. Saya ingat sekali. Ya, POLITIK ETIS!

Walau saya tidak ingat tahunnya, Bapak pernah bercerita bahwa Belanda pernah mau mendidik bangsa Indonesia karena punya kebutuhan. Mereka butuh juru ketik dan tulis.

Saya sempat terpikir bahwa apa yang terjadi hari ini pun bentuk modern dari politik etis. Ini bukan fakta, masih perkiraan saya saja. Pikiran akan politik etis modern ini berkali-kali mengelisahkan saya.

Kalau anak-anak Indonesia hanya pandai berhitung, bukan pandai berlogika, untuk apa?
Kalau anak-anak hanya bisa membaca, tanpa memahami makna, untuk apa?

Sebagai seorang yang pernah mengajar dan belajar matematika, saya mulai bertanya-tanya untuk apa murid-murid kita dipaksa "berhitung yang sulit-suit?" Kalkulus, limit, (Segala materi SMA). Mesti hafal rumus, bisa menghitung tapi pemahaman tak dibangun tak mengapa. Untuk apa?

Sekali lagi Pak S, saya kembali ingat apa yang bapak ajarkan dahulu, beberapa tahun yang lalu.
P O L I T I K E T I S

Apabila kita hanya bisa berhitung tanpa berlogika dan membaca tanpa memahami, tanpa memaknai, maka...
Kita belajar untuk kepentingan siapa?

Ada yang butuh kita.... tanpa logika kita
Ada yang butuh kita.... tanpa pemahaman kita
Ada yang butuh kita... tanpa kesadaran kita
Ada yang butuh kita... tanpa kreativitas kita

Bapak S, saat saya memulai surat ini, tak saya sangka akan jadi sepanjang ini. Ini hanya sebuah kegelisahan saya yang sempat menganggu pikiran saya.

Satu hal yang saya ingat juga, dari apa yang pernah bapak ajarkan pada saya. Bapak pernah berkata, dari politik etis di zaman Belanda, walau diawali tujuan-tujuan untuk kepentingan Kompeni, tetaplah lahir kalangan-kalangan terpelajar. Beberapa diantara mereka, turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, dan juga berperan dalam membangun bangsa. Diam-diam saya menaruh harap, apabila benar perkiraan saya, bahwa apa yang terjadi hari ini merupakan "politik etis modern", mudah-mudahan muncul 'pemikir-pemikir besar untuk bangsa' lainnya.

Hormat dari muridmu yang sedikit bandel dulu
DPS

Para orang tua dan guru yang saya cintai dimanapun anda berada, Mari kita renungkan..mari kita lakukan sesuatu untuk Indonesia yang lebih baik dari apa saja yang mungkin dan dari apa saja yang kita bisa.
Hormat Saya
ayah edy

Friday, November 27, 2009

TOKO PENJUAL ANAK


Sebuah toko satu-satunya di dunia yang menjual “Anak” baru saja dibuka di kota Jakarta. Dimana pasangan muda yang baru saja menikah dapat memilih anak-anak yang mereka inginkan di toko ini.. Toko ini terdiri dari 6 lantai dan berada di jantung kota Jakarta.

Di antara instruksi-instruksi yang ada di pintu masuk toko ANAK ini, terdapat instruksi yang menunjukkan bagaimana aturan main untuk masuk toko tersebut. "Kamu hanya dapat mengunjungi TOKO INI SATU KALI SAJA seumur hidupmu dan juga hanya dapat mengunjungi tiap LANTAI SATU KALI saja.

Toko tersebut terdiri dari 6 lantai dimana setiap lantai akan menunjukkan calon anak yang bisa dipilih. Semakin tinggi lantainya, semakin tinggi pula nilai anak tersebut. Tapi ingat dan hati-hati karena di dalamnya ada JEBAKAN.

Kamu dapat memilih anak di lantai tertentu atau mungkin lebih memilih ke lantai berikutnya tetapi dengan satu syarat bahwa setelah kamu tinggalkan lantai tersebut maka kamu tidak bisa turun ke lantai sebelumnya kecuali untuk turun keluar dari toko melalui tangga darurat yang ada di samping gedung.

Untuk membeli satu atau beberapa anak di sini tidak perlu membayar dengan Uang, cukup kamu bayar dengan Rasa Syukur dan Ucapan Terimakasih. Maka anak yang kamu pilih bisa langsung kamu bawa pulang.

Setelah 3 tahun berselang, datanglah sepasang orang tua yang belum juga memiliki anak pergi ke “TOKO ANAK" tersebut untuk mencari calon anak yang didambakannya.

Setelah memahami semua aturan mainnya, maka segeralah pasangan orang tua ini menaiki lantai Pertama.

Di lantai Pertama terdapat tulisan seperti ini :
Ini Lantai Pertama : Anak-anak di lantai ini semuanya sehat dan sempurna tanpa cacad sedikitpun.
Pasangan Orang tua tersebut tersenyum sambil sedikit melirik, kemudian dia naik ke lantai selanjutnya.

Di lantai Kedua terdapat tulisan seperti ini :
Ini Lantai Dua : Anak-anak di lantai ini semuanya sehat, sempurna dan penurut.
Kembali Pasangan Muda itu melirik kearah anak-anak tersebut, berhenti sejenak dan tersenyum lalu segera naik ke lantai selanjutnya dengan penuh harap.

Di lantai Ketiga terdapat tulisan seperti ini :
Ini Lantai Tiga : Anak-anak di lantai ini semuanya sehat, sempurna penurut dan cerdas.

Wow..inilah yang aku cari pikirnya dalam bathin, tetapi hatinya masih penasaran dan ingin mendapatkan yang lebih baik lagi. Lalu sampailah wanita itu di lantai 4 dan terdapat tulisan

Ini Lantai empat : Anak-anak di lantai ini semuanya sehat, sempurna, penurut, cerdas, rajin membantu orang tua dan cakep-cakep.

Ya ampun ! Mereka berseru, Kami hampir tak percaya ! Tapi hati mereka berkata, mengapa aku tidak cari yang lebih baik lagi dari mereka semua..? Hingga akhirnya dia memutuskan untuk melanjutkan naik ke lantai 5 dan di lantai lima terdapat tulisan seperti ini :

Ini Lantai Lima : Anak-anak di lantai ini semuanya sehat, sempurna, penurut, cerdas, rajin membantu orang tua, cakep-cakep, menyenangkan, prilakunya ramah dan santun tapi semuanya perempuan.

Pasangan ini berhenti sejenak tertegun memandangi anak-anak tersebut, tapi hati mereka tergoda untuk berpikir, "mengapa aku tidak cari yang PALING SEMPURNA dari mereka semua dan mestinya ada anak laki-lakinya dong ?" Bisik sang suami pada istrinya.

Kemudian dengan penuh harap pasangan muda ini melangkah kembali menuju lantai 6 dan disini terdapat tulisan seperti ini :

Ini Lantai Enam : Anda adalah pengunjung yang ke 7.363.713. Tidak ada satupun anak laki-laki atau perempuan di lantai ini.Lantai ini hanya semata-mata bukti bahwa manusia tidak pernah bersyukur dan berterima kasih akan apa yang telah diterimanya.

Kami ucapakan Terima kasih telah berbelanja di toko kami. Hati-hati ketika keluar dari toko ini melalui tangga darurat dan semoga anda tetap bisa bersyukur meskipun anda tidak berhasil mendapatkan seorang anakpun untuk menghiasi kebahagiaan hidup anda berdua.
TTD
PIMPINAN TOKO

Monday, November 16, 2009

Papa gajinya sebulan berapa sich..?


---------------------------------------------------------------------
Bobby (nama samaran) adalah seorang Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, seperti biasa ia tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya Bagas, putra pertamanya yang baru duduk di kelas satu SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur?" sapa Papanya., biasanya Bagas memang sudah lelap ketika papanya pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Bagas menjawab, " Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa?"

"Lho, tumben, kok nanya gaji Papa segala? Mau minta uang lagi, ya?"
"Ah, enggak. Pengen tahu aja."
"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-./hari. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo?" Bagas berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar,sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi.

Ketika Papanya beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Bagas berlari
mengikutinya. "Kalau satu hari Papa dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu
jam Papa digaji Rp 40.000,- dong," katanya. "Wah, sekarang kamu sudah pinter menghitunya ya.... Sudah sana, sekarang cuci kaki, bobok," perintah Papanya.

Tetapi Bagas tak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian,
Bagas kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak?"

"Sudahlah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah." "Tapi, Papa..." Kesabaran Papanya habis sudah. "Papa bilang tidur! ya tidur !" hardiknya mengejutkan Bagas.
Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.

Usai mandi, Papanya nampak menyesali apa yang baru saja dilakukan pada anaknya. Ia pun menengok Bagas di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Bagas didapatinya sedang menangis terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya. Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Papanya berkata,
"Maafkan Papa, ya Nak. Papa sayang sekali sama Bagas. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok' kan masih bisa. Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun akan Papa kasih."

"Papa, aku nggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini." "Iya,iya, tapi buat apa?" tanya Bobby lembut.
"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga
puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu Papa itu sangat berharga.

Jadi, aku mau beli waktu Papa. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi
karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp 40.000,-, maka dalam setengah
jam aku harus membayar Papa Rp 20.000,-.

"Uang tabunganku kurang Rp 5.000,-. Makanya aku mau pinjam dari Papa".

"Aku hanya ingin sekali bermain bersama papa, setengah jam saja, dan nanti aku janji dech akan bayar Rp.20.000,- untuk waktu papa yang terbuang bermain bersama aku" Boleh ya Pa...?" katanya polos sambil memohon pada papanya.

Sang Papa tiba-tiba terdiam tubuhnya tiba-tiba gemetar dan bibirnya seketika terkunci rapat tidak mampu untuk mengeluarkan sepatah katapun.. Segera ia berlutut lalu di dekapnya bocah kecil itu erat-erat, tak terasa airmatapun menitik dari sudut matanya.

Malam itu sepertinya ia mendapatkan pelajaran yang begitu berharga dari seorang bocah kecil tercintanya akan apa arti cinta kasih yang sesungguhnya.

Friday, November 13, 2009

Masih adakah alasan untuk tidak mau mengasuh dan mencintai anak-anak kita dirumah..?











===============================================
Ternyata Siput saja mau mengasuh anaknya dengan penuh kasih sayang, bagaimana dengan kita...?

Dapatkan Segera ! CD Talkshow Ayah Edy di Gramedia & On Line Store lainnya. Hanya Rp.19.500 saja.






JADIKANLAH SERI TALKSHOW AYAH EDY DALAM BENTUK CD INI SEBAGAI KOLEKSI CD PARENTING YANG MENCERAHKAN BAGI ANGGOTA KELUARGA DAN SANAK SUDARA KITA !

BERISIKAN PEMBAHASAN LENGKAP SEPUTAR PENDIDIKAN DAN PENGASUHAN ANAK YANG TEPAT.

CD INI AKAN SANGAT MEMBANTU BAGI KITA JUGA SANAK SAUDARA NUN JAUH DI SANA YANG SELAMA INI TIDAK TERJANGKAU OLEH BUKU DAN INFORMASI.

MARI KITA JADIKAN CD TALKSHOW AYAH EDY SEBAGAI SARANA BELAJAR EFEKTIF UNTUK KELUARGA DAN SANAK SAUDARA KITA YANG KESULITAN DALAM MENDIDIK ANAK-ANAKNYA.


Dengan Judul-judul: Mengapa anak kita sulit sekali diajak belajar, Mengatasi anak yang suka Tantrun atau Mengamuk, Bagaimana mengendalikan emosi orang tua saat mendidik anak, dan judul-judl menarik lainnya.

Menjadi solusi praktis dan langsung bagi para orang tua yang sibuk dan tidak sempat membaca buku.

Dapatkan SEGERA ! seri CD LIVE Radio Talkshow Ayah Edy di Toko Buku Gramedia di kota anda atau melalui internet di alamat: http://www.gramediashop.com/book/detail/97902574910

PEMESANAN DALAM JUMLAH MINIMAL 50 KEPING AKAN MENDAPATKAN DISCOUNT KHUSUS ! Segera Hubungi: Mas Agung dari Grasindo di nomer 0812-8323-746. dapat telp langsung atau sms.


Audio Book ini pada awalnya di buat atas permintaan para orang tua yang memiliki waktu sempit untuk membaca buku karena pagi sekali harus sudah berangkat bekerja dan baru pulang menjelang senja atau bahkan malam.

Dengan Audio CD ini maka anda atau siapapun akan bisa mendengarkan lebih lengkap dan jelas baik di rumah ataupun sedang berkendara di mobil.

Hadiahkanlah segera CD ini kepada orang-orang yang anda anggap perlu mendengarkan pencerahan ini, seperti Nenek, ibu/bapak Mertua, Sepupu, Adik/Kakak, suami, istri, Orang tua kita, Para guru anak kita disekolah dan siapa saja yang anda anggap membutuhkannya. Selamat mendidik anak dengan tepat mulai hari ini juga.


Salam hangat,
AE Mgmt

Thursday, November 5, 2009

Buku Terbaru Ayah

=====================================

Para orang tua dan guru yang berbahagia.Kabar Gembira ! Bagi para orang tua yang ingin mengetahui dan membimbing Potensi Unggul Buah Hati sejak usia dini, maka di akhir bulan November Ayah Edy akan segera Meluncurkan buku barunya yang berjudul "Menemukan Potensi Unggul Anak Sejak Usia Dini".

Buku ini ditulis berdasarkan kesuksesan Ayah Edy dalam membimbing anak-anak yang ingin menjadi Diplomat kini sedang menuju menjadi diplomat, yang ingin menjadi Penari Tingkat Dunia kini sudah berada di Sekolah Terbaik yang ada di New York, Yang ingin menjadi Cheff kini telah bersekolah di Sekolah Memasak terbaik di Swiss, yang ingin menjadi sutradara wanita kini telah bersekolah Broadcasting di Australia.

Bagaimana dengan anak anda..? Apakah masih bingun ingin jadi apa..?

Dapatkan bukunya dan terapkan segera pada putra-putri anda dirumah, jangan lupa hadiri Seminar Besar Peluncuran bukunya.

Informasi lengkap ada di blog ini; di kolom kegiatan Ayah Edy. atau Segera Hubungi Bagian Pemasaran Grasindo : Mas Agung di nomer 0812-8323-746. dapat telp langsung atau sms.

Salam Hormat,
AE Management