SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY

SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Bagaimana caranya..? Gabung di FB: komunitas ayah edy, download talkshow di www.ayahedy.tk

Thursday, October 8, 2015

ANAKKU GURUNYA KERAS ?

dear ayah edy... Please...please... help me, urgent !!!


hai ayah Edy, perkenalkan saya ismaya (bukan nama sesungguhnya). Saya mempunyai 1 anak perempuan berumur 2th; dan saat ini sedang sekolah di international school dgn kurikulum s’pore.sebagai orang tua saya sangat membutuhkan masukkan dan pendapat dari ayah Edy.apalagi saya sangat sering membaca saran2 yg diberikan ayah edy di fb ini sangat membantu untuk permasalahan tumbuh kembang anak.

Begini anak saya belajar di sekolah itu satu kelas ada 7 orang, temannya ada yg 2,5th , 2th, 18bln, 28bln dll paling besar 3th.didampingi guru 4 orang.satu yg mengajar.3 orang lainnya membantu kelangsungan belajar.

Karna anak saya baru 2 bulan masuk sekolah ini.sebelumnya anak saya sekolah di int school lain yg kurikulum nya dari america; karna sangat mahal dan saya tdk mampu akhirnya saya pindah ke sekolah sekarang.

Dari 4 orang guru ini ada salah satu guru yg sangat tdk sabar..dan menerapkan cara yg tdk etis untuk anak umur 2th.

Selama 2 bulan itu, karna saya bikin perjanjian dgn pihak sekolah saya ingin berada di kelas utk melihat apakah anak saya bisa mengikuti atau tdk.akhirnya saya bisa melihat kelakuan guru tersebut.

Memang tdk dilakukan ke anak saya.tp ke salah satu anak di kelas tersebut.

Jd anak itu nangis tdk selesai2 lalu dibentak dan guru tersebut bilang “stop!!!” Don’t cry!!!.sambil menunjuk ke anak tersebut.lalu anak itu semakin keras nangis nya dan lalu muntah.si guru tsbt bukan menurunkan nada suara nya malah tambah kencang. Dan nangis nya semakin menjadi2.

Anak tsbt lalu jd ketakutan.dan akhirnya saya yg memegang anak tsbt lalu saya gantikan baju.lalu saya tenangkan dia.

Yg saya aneh kenapa guru2 yg lain, yg ada di situ bukannya menenangkan anak tsbt atau memberi tahu bahwa tindakan membentak anak itu tdk baik dan akan membuat anak tsbt takut akan guru atau trauma.

Saya bisa bicara seperti ini karna di sekolah anak saya dahulu bila ada anak menangis mereka tdk akan membentak malah menenangkan.
Itu anak umur 2th.blm mengerti mana yg benar mana yg salah.dan dia lbh banyak menggunakan imajinasi nya.seharusnya sebagai guru itu tdk melakukan hal seperti itu.

Dia bukan anak umur 17 tahun yg bisa dibentak lalu di suruh diam.bukannya diam malah tambah kencang nangis nya...
Dan kejadian itu bukan hanya satu kali tp saya lihat sudah 3x.
Yg saya takutkan skrg bgmn apabila guru tsbt melakukan hal itu ke anak saya.apalagi anak saya skrg sudah naik kelas.dan saya juga tdk akan menunggui dia trs di dlm kelas.

Dari pihak sekolah tdk ada tanggapan sama sekali.

Saya benar2 minta bantuan dari ayah edy , tlg beri tahu saya tindakan apa yg harus saya lakukan untuk menghentikan perlakuan guru tsbt.
Karna saya tahu ayah edy selain menulis disini, juga memberikan seminar2 pada guru2.jd tahu tindakan apa yg harus saya lakukan .

Apa akan ada murid lain yg akan dia bentak2 selain anak itu.
Terima kasih.

Jawab:

Bu Ismaya yang baik, permasalahan semacam  ini memang kerap kali terjadi, hal ini  disebabkan karena pada umumnya guru2 hanya terlatih untuk mengajar dan tidak terlatih untuk mendidik.  Padahal keberhasilan pengajaran di tentukan oleh kemampuan dan keberhasilan guru dalam mendidik.

Mendidik dan mengajar sangatlah jauh  berbeda meskipun  keduanya berhubungan dengan fungsi otak anak.  Mendidik berkaitan dengan otak kanan atau sistem emosional dan prilaku anak, membuat anak yang tidak mau menjadi mau, sedangkan pengajaran lebih banyak berhubungan dengan otak kiri yakni membuat anak tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa dan ahli.  Bagaimana anak menjadi tahu dan bisa jika dia tidak mau melakukannya..?

Syarat mendidik yang baik  pertama adalah harus menjadikan diri kita (guru)  sebagai sosok yang di cintai oleh anak, apa bila kita sudah di cintai oleh setiap anak maka anakpun akan mau melakukan apa saja yang kita minta inilah idealnya sistem belajar mengajar di selenggarakan.  Tanpa guru mampu untuk membangun hubungan yang membahagiakan anak, maka tidak akan pernah mungkin otak anak mau bekerja dan belajar, begitulah hasil penelitian dari para Ahli Sains Otak.

Mengapa hal ini bisa terjadi bahkan di sekolah Mahal,  baik lokal atau International Brand sekalipun..?

Saya sering mengatakan dalam seminar bahwa sekolah yang mahal, fasilitas yang mewah bukan jaminan anak akan berhasil dalam proses belajar mengajar.  Justru kunci utamanya adalah terletak pada guru dan kerjasama orang tua murid.

Saya sering memberikan ilustrasi perumpamaan kepada para guru kami,  bahwa Ikan yang sehat tidak tergantung pada Kolam atau Aquarium yang Mewah, melainkan tergantung pada air yang sehat serta bagaimana proses pemeliharaannya dilakukan secara baik dan termonitor terus-menerus.   Sekolah yang bagus tidak tergantung pada mahal atau mewahnya fasilitas, namun tergantung pada gurunya dan monitoring proses belajar mengajar yang terus menerus.  Lihatlah pengalaman kita dulu waktu masih sekolah, bagaimana pelajaran matematika, fisika, kimia, sejarah, bhs. Inggris dll. menjadi lebih mudah manakala yang mengajar adalah guru favorit di sekolah.

Semua masalah yang ibu sampaikan pada umumnya berawal dari proses perekrutan para gurunya, kebanyakan sekolah demi menciptakan Imej yang Bonafide lebih banyak merekrut guru yang “Pintar” secara IQ ketimbang sabar dan cinta anak.  Sekolah juga lebih menyukai calon guru yang bertitle tinggi atau lulusan dari Perguruan Tinggi ternama, ketimbang yang memiliki motivasi belajar tinggi dan selalu mau berubah menjadi lebih baik.  Sementara berdasarkan pengalaman kami, guru-guru yang hebat dan luar biasa yang kami miliki saat ini adalah guru yang sejak kecil memang sudah berniat menjadi guru, mencintai dunia anak, sabar dan penuh kasih sayang, sedangkan hal-hal yang saya sebut di atas seperti Pintar, Tingginya Title, serta berasal dari Perguruan Tinggi ternama sama sekali tidak menjamin.  Hal ini telah kami buktikan melalui pengalaman kami berkali-kali selama lebih dari 6 tahun merekrut guru dan menyelenggarakan sekolah yang di cintai anak.

Yang kedua adalah Sekolah sering kali memberikan fokusnya pada pencapaian kurikulum yang sudah di targetkan bukan pada upaya untuk melihat perbedaan cara belajar atau permasalahan yang dialami masing-masing anak, sehingga terjadilah fenomena para guru yang seperti “Supir Angkutan Umum yang dikejar setoran, lupa akan perasaan, kekhawatiran dan keselamatan para penumpangnya.

Yang ketiga adalah sistem monitoring terhadap guru yang lemah, terutama pada guru-guru yang dinilai sering memiliki masalah dengan para anak dan orang tua.  Kami memiliki standar Perforamance yang sangat tinggi bagi guru-guru kami. Mereka dinilai oleh Atasan,  Sejawat guru, Anak-anak juga para orang tua murid. Kami akan segera mengeluarkan seorang guru yang kami anggap tidak layak, namun demikian kami juga pernah meminta orang tua yang tidak peduli dengan proses pendidikan anaknya disekolah untuk mencari sekolah lain yang lebih peduli dari sekolah kami.

Yang keempat biasanya adalah guru tidak dibantu untuk menyelesaikan permasalahnnya melalui proses Pelatihan dan Konseling yang terus-menerus dari Senior Teachernya/Guru Pembinanya (karena guru juga manusia yang punya banyak masalah)

Saran kami adalah bicarakan semua peristiwa dengan sekolah, ajaklah untuk melakukan perbaikan, namun jika tidak sebaiknya pindahkan ke sekolah lain dan jangan lupa cari sekolah yang membolehkan anak melakukan proses trial selama 1 s/d 2 minggu, untuk mengukur apakah anak kita kerasan dan betah disekolah yang baru tersebut. Jika tidak maka alternatif lain yang memungkinkan saat ini adalah dengan Home Schooling.

Selamat mencoba semoga berhasil.

ayah edy
Pimpinan Sekolah Maha Karya Gangga
Singaraja, Buleleng, Bali
Office: 0362 -330-1705
fb. https://www.facebook.com/profile.php?id=100009568896286&fref=ts

1 comment: