SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY

SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Bagaimana caranya..? Gabung di FB: komunitas ayah edy, download talkshow di www.ayahedy.tk

Sunday, December 20, 2015

MENGAPA TRADISI KORUPSI DI INDONESIA SANGAT KUAT SEKALI DAN MERAJALELA DI SEMUA TINGKATAN DAN SEKTOR ?


Semuanya dimulai dari anak-anak dan kesalahan pola asuh orang tuanya.

Nah mungkin petikan kejadian ini ada hubungannya.

Sahabat keluarga Indonesia tercinta,

Ketika kami memposting artikel ini:

https://www.facebook.com/141694892568287/photos/a.144983902239386.35784.141694892568287/950705815000520/?type=3&theater

(yang belum baca mohon dibaca dulu ya agar paham masalah sebelum komentar)


------------------------------------------------
Lalu ada yang berkomentar seperti ini


PT:
ada satu yg menarik yg saya rasa perlu di koreksi yaitu tidak semua pemberian hrus di tolak (karena dalam islam) Menolak Rejeqi itu tidak baik dan kita juga hidup slalu membutuhkan asbab/menjadikan akibat dr mahluk yg ada di bumi ,dan jangan juga kita mengecewakan niat tulus sesorang(amal baik) dg penolakan

Like · Reply · Message · 3 · 7 hrs

YT
betul...misalnya di beri angpau wkt lebaran oleh nenek kakeknya krn puasanya penuh, krn khatam al qur'an, krn lg ultah.. jd pemberian itu lbh semacam reward...

Like · Reply · Message · 1 · 2 hrs

---------------------------------------------
Tanggapan Komunitas AYAH EDY :

Dulu sy juga berpikir seperti ini tapi sekarang berbeda setelah saya sadar parenting.

Setelah belajar Parenting & NLP Neuro Language Programming (Cara Kerja Otak Manusia)

sy jadi sadar bahwa setiap cara kita mendidik akan ditangkap oleh alam bawah sadar anak, jika anak kita beribadah lantas kita beri angpau maka alam bawah sadarnya bahwa ibadah itu ada bayaran uangnya dan bukan ikhlas karena Allah SWT.  Jika kita menganggap pemberian amplop tanpa usaha adalah rezeki, maka alam bawah sadarnya akan menangkap orang yang memberi amplop kelak kepada kita demi meminta tolong ini dan itu maka di anggap pula sebagi rezeki.

Dan hal inilah yang saya sadari setelah saya belajar ilmu Parenting dan NLP

Hingga akhirnya pola pikir adan pola didik kami ubah total dan hasil dari saya mendidik semacam ini (menolak pemberian uang atau amplop pada anak tanpa ada usaha atau kerja sebagaimana yang saya tulis di artikel link terlampir diatas,  maka Insya Allah kelak anak kami tidak akan terbiasa menerima Angpau ketika dia mungkin menjabat satu jabatan tertentu yang strategis.

Mengapa sekarang ini terjadi banyak sekali tradisi amplop mulai dari tingkat bawah sampai pejabat, mulai dari instansi kelurahan sampai pendidikan, karena kita merasa tradisi ini oke-oke saja, hingga bahkan jika tidak di beri malah maksa meminta karena sudah tradisi.

Itulah mengapa pada akhirnya KPK menetapkan hal-hal pemberian yang tidak berhubungan dengan imbalan hasil kerja legal disebut sebagai Gratifikasi dan melanggar hukum.

Suatu ketika saya pernah dibuat malu oleh anak saya Dimas ketika kami sedang berjalan, tiba2 saya  "Nemu" uang Rp. 10.000,- di jalan dan uang itu saya ambil, lalu tiba2 anak saya bertanya.

"Itu uang siapa yang ayah ambil ?"

"ini namanya nemu uang nak,  ini namanya REJEKI." kata saya menjelaskan. Maklum dari dulu kita semua punya pemahaman seperti ini, "nemu uang di jalan" itu namanya Rejeki bukan?

"Ini uang orang nak, yang mungkin terjatuh dari sakunya" kembali saya menjelaskan.

"Karena orangnya tidak ada jadi ini rejeki kita". kata saya lagi.

 "Lho kalau uang orang kenapa ayah ambil? kan kata ayah kita tidak boleh mengambil apapun yang bukan milik kita." kata anak saya dengan nada bicara agak keras.

Namun saya tidak bergeming dan masih berusaha untuk membela diri; dan saya katakan

Tapi nanti jika tidak kita ambil akan di ambil oleh orang lain nak ?

Lalu dengan nada tegas anak saya berkata:

"Biar saja disitu sampai pemiliknya mengambilnya kembali.
Itu orang yang mengambil uang orang yang terjatuh,  pencuri namanya mengambil uang yang bukan miliknya. Dan ayah bukan pencuri kan ?"

Muka saya langsung merah karena malu dan uang tersebut segera saya letakkan kembali di tempat saya pungut.  tanpa bisa berkata-kata apapun.


Segera saya peluk anak saya sambil berbisik, "maafkan ayah ya nak, ayah salah dan kamu benar sayang".

Lalu kami melanjutkan perjalanan kami sambil terus merenungkan kejadian yang memalukan tadi.

Dan tiba-tiba saja Saya  berpikir wah seandainya bangsa kita punya cara pandang seperti ini ? dan anak-anak Indonesia kedepannya punya cara pendang seperti ini.  Pasti negeri ini akan cepat makmur.

Saya ingat cerita dari orang tua dulu  bahwa kira-kira tahun 80-an orang Bali masih memiliki tradisi seperti ini, tidak mau mengambil apapun yang bukan miliknya, jadi zaman itu Bali bebas total dari yang namanya pencurian, binatang ternak dibiarkan di kebun tanpa harus di bawa pulang ke kandang, rumah-rumah penduduk tidak pernah di kunci dsb.

Ah sayang sekali ya kejujuran semacam ini mulai punah dari negeri kita tercinta...,

Semoga kita yang sadar bisa setidaknya menumbuhkan benih2 kejujuran ini kembali melalui anak kita masing-masing.

Dan insyaAllah saat ini kami sedang melakukannya melalui Sekolah kami di Singaraja Buleleng, Bali.

Amin.

Like · Reply · Commented on by Ayah Edy Wiyono · 5 mins · Edited

by Ayah Edy
www.ayahkita.com

No comments:

Post a Comment