SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY

SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Bagaimana caranya..? Gabung di FB: komunitas ayah edy, download talkshow di www.ayahedy.tk

Wednesday, October 3, 2018

GEJALA PSIKOSOMATIS PADA ANAK


Anak saya selalu mengalami penyakit aneh tiap mau berangkat ke sekolah.

Saya bu Joan dari Kelapa Gading, punya 2 anak yang pertama 5 tahun dan yang kedua 1 tahun.

Saya menyekolahkan anak saya di satu Play Group International yang cukup mahal, namun bila di minta pergi ke sekolah dia sulit sekali, dan jika di paksa dia tidak mau turun dari mobil, dan sering mengeluh kepalanya pusing, sakit perut dan sebagainya.

Dan belakangan ini jika diminta berangkat ke sekolah kulitnya mulai mengalami bintik-bintik merah semacam alergi. Ada apa dengan anak saya...? Dan apa yang harus saya lakukan..?

Kebetulan ada orang tua yang mengalami kasus yang mirip sekali dengan anak ibu,  Sebut saja ibu X, anaknya yang berusia 5 tahun itu di ajak untuk bertemu dengan saya.

Lalu saya jelaskan bahwa dalam kasus ini sepertinya anak ibu tidak berbohong, apa lagi jika sampai alergi seperti itu.

Saya melihat ini lebih cenderung pada gejala stress anak menghadapi sekolahnya atau yang juga dikenal sebagai Gejala Psikosomatis.

Pada ibu ini saya jelasakan bahwa dulu sistem pendidikan menganut pada prinsip bahwa setiap anak adalah sama dan seragam sehingga setiap anak harus bisa mengikuti keinginan gurunya jika tidak bisa maka ia akan di paksa atau mungkin di beri sangsi tertentu. Bisa jadi ini yang menjadi pemicu stress pada anak ibu.

Namun setelah dilakukan penelitian lebih dari 30 tahun terakhir, ternyata ditemukan bahwa masing-masing anak itu unik, baik secara fisik, psikologis maupun cara otaknya bekerja.

Oleh karena itu sistem pendidikan modern telah mengubah prinsip dasar sistem pengajarannya, agar setiap guru bisa memahami kebutuhan dan cara belajar yang unik dari masing-masing anak. Sehingga tidak lagi membuat anak-anak stress bersekolah.

Lalu si ibu tadi menyanggah, Padahal saya sudah sekolahkan dia di sekolah yang mahal lho......

Nah itu masalahnya, Mahal tidak menjamin menjalankan prinsip pendidikan yang mamahami keunikan masing-masing anak, dan bahkan banyak juga yang di atas kertas sudah mencanangkan sistem pendidikan yang modern namun di lapangan masih saja para gurunya menerapkan sistem dan cara belajar lama yang konvensional.

Hal ini mungkin disebabakan karena kurangnya pelatihan dan sistem kontrol terhadap proses belajar-mengajar.



Nah disinilah kuncinya, untuk mengetahui apakah sebuah sekolah bagus atau tidak, kita bisa lihat dari dua aspek, yang pertama adalah apabila anak kita menjadi semakin kritis dan berani mengungkapkan pendapatnya dan yang kedua adalah apa bila prilakunya semakin baik, santun dan peduli.

Biasanya sekolah yang baik akan membuat anak-anaknya betah bersekolah atau bahkan membuat anaknya lebih senang bersekolah dibandingkan libur.

Setelah saya memberi penjelasan pada ibu ini, lalu  anaknya saya ajak bicara, dan di luar dugaan dia berani menjawab dengan sangat jelas sekali;  Saya awali pertanyaan saya seperti ini;

Sayang, nak apa kamu suka bersekolah....? dia diam...tidak menjawab.

Apakah kamu ada masalah di sekolah...? .dia mengangguk
Apakah karena kamu ada masalah, sehingga sekarang jadi tidak suka bersekolah..? dia mengangguk..lagi.

Apakah masalahnya dengan teman atau guru....?  dia mulai mau menjawab,   guru.

Apakah semua guru, beberapa guru atau hanya satu guru...?  dia menjawab hanya satu.

Boleh ayah tahu namanya....?  dia menjawab  Ibu X

Lalu saya menoleh ke Ibunya...., Ibu dengar...penjelasan langsung anak ibu...?

Akhirnya si Ibupun mengangguk, ya Ayah mungkin anak saya benar.  Karena sejak ia ganti guru dia menjadi berubah seperti ini.

Lalu saya harus bagaimana ayah...? 

Ya sekolah yang baik adalah sekolah yang semua gurunya menjadi favorit bagi murid-muridnya, jadi pertama coba ajak pihak sekolah untuk bekerjasama; jelaskan hasil pembicaraan kita ini pada sekolah dan kita lihat responnya.

Jika masalah ini di tanggapi positif dan dilakukan usaha dan tindakan perbaikan, maka itu sekolah yang peduli namanya.

Lalu jika tidak di tanggapi dan tidak ada perbaikan bagaimana...?

Ya saya pikir ibu bisa mencari sekolah lain yang lebih peduli ; dan menurut saya sudah saatnya kita perlu memilih sekolah yang peduli pada permasalahan tiap siswanya. 

Karena kunci keberhasilan siswa adalah pada kerjasama guru dan orang tua.  Pendidikan itu tidak akan berhasil tanpa kepedulian dan kerjasama dari kedua belah pihak.

by Ayah Edy
Guru Parenting Indonesia
Pendiri Gerakan Indonesian Strong from Home
0812 1818 4712

PACARAN PARA ABG DAN CARA MENGATASINYA..?


ABG DAN REMAJA YANG MEMILIH UNTUK TIDAK PACARAN..?

Sahabat ayah bunda yang dimuliakan Tuhan.

Berkali-kali saya selalu menemukan wajah anak-anak kita akan semakin Cantik dan Ganteng saat mereka sudah mengetahui Tujuan Hidup Mereka dan kita bimbing dengan cara yang tepat sesuai dengan Potensi Emas yang mereka miliki.

Audrey memiliki minat terbesar di bidang Theater dan Psikologi.

Saya ingat pertama kali bertemu Audrey di Bali, wajahnya masih penuh kegalauan.....

Namun setelah mengikuti proses bimbingan pemetaan potensi emas dan bimbingan life plan kini ia berubah total.

Wajahnya semakin cantik dan pikirannya semakin fokus untuk bisa mewujudkan mimpinya.

Dan yang menarik adalah dengan penampilan secantik ini ia memilih untuk tidak pacaran dulu demi meraih mimpi tertingginya.... 

Yang membuat saya kagum adalah ia tidak pernah galau apa lagi minder jika ditanya apakah sudah punya pacar.....

Fenomena ini ternyata terjadi tidak hanya pada Audrey melainkan juga pada anak-anak bimbingan kami yang lainnya yang sudah jelas betul mimpi hidupnya dan sudah memiliki rencana pencapaian hidup.

Satu anak lagi bernama Arrie juga tinggal di Bali,  yang punya mimpi untuk menjadi Presenter Kulinari Bisnis dan Resto dan Juga Production House untuk acara2 TV Kuliner.

Satu ketika ikut seminar kami yang berjudul "Menemukan Soul Mate" di Sekolah High Scope Denpasar, Bali, 

Kakak Arrie ini sangat PD mengatakan Belum Punya Pacar dan Belum Butuh Pacaran, ketika Presenter dari Radio Osh bertanya apakah ia sudah punya pacar, dan kenapa wajah seGanteng ini kok belum punya pacar?

Kak Arrie bukanlah anak yang tidak pandai bergaul, bahkan ia justru anak yang sangat dikenal dan terkenal dipergaulannya, dan menjadi bintang "Vokalis" dari salah satu grup bandnya yang banyak manggung diberbagai tempat di Bali.

Tapi itulah jawabannya, Belum butuh pacaran !

Wow ! Jawaban yang Langka di usia Remaja zaman Now !

Sungguh sebuah kebersyukuran bagi saya, yang menyelenggarakan acara Parenting Remaja tentang Pacaran tapi malah membuat para pesertanya justru MEMILIH UNTUK TIDAK PACARAN. demi meraih mimpinya.



Terimakasih ya Nak, semoga kalian kelak bisa menjadi generasi bangsa yang membanggakan orang tua, keluarga dan negeri ini.

Terimakasih ya untuk kedua orang tua yang hebat yg telah yang mendukung cita-cita putera-puteri tercinta.

GBU !

Salam syukur penuh berkah
ayah edy
guru parenting Indonesia.
Pendiri Gerakan Membangun Indonesia yang kuat dari Keluarga.
www.ayahkita.blogspot.co.id
0812-1818-4712

Foto:
1. Mom Irene bersama Audrey setelah acara pentas Theater
2. Kakak Arrie baru jumpa ayah di IBC Kuta  Bali

BAKAR SAMPAH ORANG INDONESIA

Suatu ketika kami sedang berjalan-jalan pagi, dengan maksud olah raga sekaligus mencari udara segar.

Rute yang kami pilih mulai dari menyusuri komplek perumahan hingga ke perkampungan di sekitarnya.

Ah tapi sayangnya harapan kami pupus sudah untuk bisa mendapatkan udara segar di pagi hari, hampir setiap kampung kami temui orang sedang sibuk membakar sampah di sejuknya udara pagi. Al hasil bukannya kami tambah sehat tapi malah batuk-batuk. Terlebih dari sampah yang di bakar juga ada unsur yang berasal dari plastik atau karet.

Dalam Batin sy merenung, sebenarnya betapa indahnya Tuhan menciptakan bumi ini yang di penuhi oleh pohon-pohonan yang setiap pagi menghasilkan udara segar. Tapi betapa sayangnya kita tanpa sadar telah merusak udara pagi yang segar itu dengan asap-asap sampah yang kita bakar.

Bayangkan betapa murninya udara ciptaan Tuhan di pagi hari, sy coba membandingkan seandainya kita harus membeli mesin pemurni udara berapa uang harus kita keluarkan, sedangkan mesin pemurni udara untuk ukuran ruangan 32m2 saja harganya bisa mencapai 4 juta lebih. Dan itupun hasilnya tidak bisa mengalahkan segarnya udara yang di keluarkan dari pohon-pohon alami yang tumbuh di sekitar kita.

Betapa kita telah menyia-nyiakan udara bersih yang di berikan Tuhan pada kita, dan telah meracuni diri sendiri juga masyarakat di sekitar tempat kita membakar sampah.

Saya jadi ingat sebuah percakapan dengan seorang teman dari Jepang, saat habis meninjau pusat pembuangan sampah bantargebang, Bekasi.

Beliau bertanya, kenapa masyarakat disini suku membakar sampah, padahal sampah itukan sangat bermanfaat untuk menjadi bahan dasar produksi untuk menciptakan produk yang berguna, sementara jika di bakar selain meracuni udara juga tidak ada manfaatnya sama sekali bagi kehidupan.

Kami di Jepang selalu memilah2 sisa sampah masyarakat, yang plastik kami jadikan produk daur ulang plastik, yang makanan akan kami jadikan bahan dasar pupuk organik, yang beracun kami netralisir dan tidak langsung di buang ke bumi dan tentu saja ini akan membuat lingkungan kita dan udara kita jadi bersih.

Lama saya termenung memikirkan penjelasan beliau.

Mungkin ini sudah menjadi tradisi turun-temurun masyarakat kita ya... dan bahkan dulu waktu kecil sy juga di doktrin bahwa untuk mengusir nyamuk kita perlu bakar-bakar sampah, meskipun hasilnya bukannya nyamuk yang pingsan tapi kita semua yang hampir pingsan.

Kemungkinan yang kedua adalah karena di sekolah tidak pernah di ajarkan bagaimana mengelola sampah menjadi produk daur ulang, sehingga anak-anak kita tidak ada yang tahu bagaimana mengelola sampah semestinya, akhirnya mereka mewarisi tradisi orang tuanya masing-masing untuk membakar sampah yang ada di sekitar rumahnya. Kurikulum kita terlalu banyak memaksa anak belajar yang rumit-rumit dan bikin stress tapi lupa mengajarkan hal-hal sederhana yang penting dan sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat dan dirinya sendiri.

Kemungkinan yang ketiga adalah karena PEMERINTAH juga diam saja tidak melakukan tindakan pencegahan, serta proses pendidikan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan udara kebersihan lingkungan semisal dengan mengeluarkan peraturan dilarang membakar sampah, dan menyediakan sarana pengelolaan di tiap daerah masing-masing.

Sy berpikir lagi dalam batin sambil berdoa, ya Tuhan suatu saat sekolah saya yg sy cita-citakan sebagai project nasional ini jadi saya pastikan bahwa anak-anak akan di ajarkan cara mengelola sampah dan bagaimana bisa hidup serasi dengan alam dan mencintai bumi yang mereka tinggali. Agar mereka tidak terus menerus mewarisi sebuah tradisi yang salah dan berbahaya dari generasi ke geneari berikutnya.

Mari kita cintai bumi ini, Bumi kita semua, rumah bersama umat manusia.

Mohon doanya sekolah ini bisa benar-benar terwujud tahun 2015 mendatang.

Salam syukur penuh berkah.
www.ayahkita.com

Download talkshow ayah edy gratis di : www.ayahedyguru.tk
Saksikan talkshow2 ayah edy ti tv via: www.ayahedy.tk

Saksikan dialog menteri kehutanan kita tentang perusakan dan penggundulan hutan di Indonesia untuk Industri
https://www.facebook.com/video.php?v=10152967219497222&set=vb.595137221&type=2&theater

DAPAT BEA SISWA DI JERMAN


Assalamualaikum wr wb

Ayah bunda yang dimuliakan Tuhan,

Apa kabarnya hari ini...?

izinkan saya ingin berbagai kisah hidup saya sebagai seorang pendidik....

Sejak tahun 2006 banyak para orang tua datang pada saya dengan membawa anaknya yang katanya bermasalah.

Mulai masalah dengan belajar, tidak bisa mengikuti pelajaran disekolah, nilai sekolahnya pas-pasan, bahkan sampai yang mogok sekolah.

Ada yang tidak bisa bicara, ada yang dibilang autis, asperger, add, adhd dan lain sebagainya.

Alhamdullilah berkat bimbingan Tuhan melalui kami kepada para orang tua ini, akhirnya satu persatu justru anak yang dulunya dianggap bermasalah ini malah membawa berkah bagi keluarganya.

"saya jadi sering termenung, kenapa ya Tuhan sering kali memberikan berkah dibalik masalah...?"

atau mungkin lebih tepatnya jika kita berpikir benar pada apa yang selama ini dianggap MASALAH, kok justru pada akhirnya malah menjadi BERKAH....

Sudah tak terhitung jumlahnya dan berbagaimacam kasusnya. Tapi alhamdullilah selalu happy ending pada akhirnya.

Sampai-sampai ketika saya bertemu dengan orang tua yang membawa anaknya yang katanya bermasalah, saya kerap perkata;  Ibu bapak bersyukurlah anak ibu dinyatakan bermasalah, karena jika tidak ibu tidak akan mencari saya untuk bertemu dan menemukan berkah tersembunyi dibalik masalah yang disematkan pada anak ibu.

Dan nyatanya memang benar 90% dari orang tua yang datang pada saya untuk bertemu, pada awalnya stress karena masalah anaknya tapi kemudian malah merasa bersyukur dan bahagia yang tak terkirakan karena kini anaknya menjadi amat sangat luar biasa dibandingkan anak lain seusianya.

2 hari yang lalu saya baru saja diundang acara syukuran keluarga besar mama Yefta di Solo. Dalam acara syukuran ini  benar-benar satu keluarga besar merasa sangat berbahagia dan bersyukur atas perkembangan putera sulungnya yang dulu dianggap sangat bermasalah tapi sekarang justru menjadi anak yang berperilaku sangat baik, dan memiliki cita-cita dan semangat belajar yang sangat tinggi.  Dan perubahan ini juga menulari adik2nya, kedua orang tuanya hingga seluruh keluarga besarnya.  Rasa syukurnya yang tak terhingga ini juga diwujudkan dengan mendirikan sebuah sekolah "Alternatif" di Solo. Sebuah sekolah alternatif bagi anak-anak yang tidak suka sekolah formal atau yang ditolak oleh sekolah formal karena berbagai alasan.

Pagi tadipun saya baru saja bertemu orang tua yang dulu kira-kira 5 tau 6 tahun yang lalu mengikuti program observasi kami, dan terus dilanjutkan program pemetaan potensi, dan hari ini hasilnya sungguh amat sangat membahagiakan.... , anaknya telah meraih berbagai prestasi di dunia penerbangan Nasional, dan ingin melanjutkan cita-citanya untuk menjadi Pilot Pesawat Komersial.  Saya melihat wajah-wajah ceria, bahagia dan penuh syukur dari kedua orang tuanya juga anaknya....

Ya Tuhan betapa bahagianya hati ini....datan tentu saja tak terbayangkan betapa bahagia hati para orang tua mereka,  belum lagi anak-anak yang pernah tersentuh jiwanya melalui program parenting dari desa ke desa di Bali,  mereka benar2 memajang foto saya dikamarnya agar bisa selalu mengingat pesan Ayah katanya, dan mereka semua semakin baik dan luar biasa......

Begitu juga dengan para murid kami disekolah....., yang satu demi satu tersentuh jiwanya bertranformasi dari anak-anak yang dianggap penuh masalah menjadi anak-anak pembawa berkah dan kebanggaan bagi keluarga.

Semua ini bisa terwujud tentunya atas peranserta kedua orang tuanya yang begitu gigih berjuang demi anaknya, yang begitu konsiten mengikuti setiap nasihat yang kami berikan untuk dilakukan demi anaknya, meskipun terkadang saran dan nasehat kami harus bertentangan dengan pemikiran keluarga besarnya.

Tak jarang dari para orang tua yang harus menerima hujatan pahit dari keluarga besar dan orang-orang terdekatnya.

Saya sungguh salut dan menaruh hormat yang setinggi-tingginya bagi para orang tua yang sanggup melampaui semua cobaan dan tantangan ini.

Semoga akan terus ada lebih banyak anak-anak Indonesia yang menjadi luar biasa, dan menjadi yang terbaik dalam meraih mimpi-mimpi besarnya.

Mari kita bangun Indonesia yang kuat dan mulia dari keluarga melalu anak-anak kita tercinta.

Kalau bukan kita mau berharap pada siapa lagi..?
Kalau bukan sekarang mau kapan lagi....?

Ayah Edy Guru Program Pemetaan Potensi Emas Anak
www.ayahkita.com
0812 1818 4712

foto:  Kakak Haikal yang mendapat beasiswa studi di Jerman.

JANGAN CUMA SEKEDAR SEKOLAH


JANGAN CUMA ASAL SEKOLAH

Sebuah dialog orang tua dengan ayah edy,

Assalamu'alaikum..
Selamat malam Ayah Edy..

Perkenalkan saya Henny, follower FP Ayah dari Lombok NTB.

Maaf ingin konsultasi jika Ayah ada waktu, sekolah kami mulai tahun ajaran baru ini insya Allah akan mendidik akhlak utk siswa baru di 1-2 bulan pertama, baru setelahnya belajar pelajaran sebaimana sekolah pada umumnya.

Oh iya, saya mengajar di SMPIT Tunas Cendekia Mataram.

Saya mohon saran Ayah, setelah kita memberikan teori dan praktik di awal utk adab/kebiasaan baik, bagaimana mengontrol adab yg sudah kita ajarkan agar sampai menjadi budaya keseharian siswa?

Terima kasih yg mendalam utk jawaban Ayah. 🙏🙏

===============
Jawaban ayah edy:

Waalaikumsalam
Selamat Malam bunda Henny.

Untuk mengontrol adab anak harus mengontrol terlebih dahulu adab orang tua karena orang tua adalah contoh pertama bagi anak.

Disekolah kami semua calon orang tua wajib mengikuti tes kelayakan sebagai orang tua dalam mendidik anak, teori dan praktek.

Setiap orang tua dianjurkan untuk membaca buku ini sebelum tes.

Lalu para guru wajib memberikan contoh adab karena guru adalah contoh kedua bagi anak disekolah.

Orang tua kami beri raport tentang Perkembangan Adab Orang Tua atau Parent Performance Report setiap 3 bulan.

Bagi orang tua yg raportnya merah kami panggil kesekolah untuk kami bimbing.  Jika tidak juga berubah dalam waktu 6 bulan kami beri surat peringatan, 3 kali surat peringatan kami keluarkan.

Kita tidak akan bisa mengubah adab anak jika orang tuanya tidak mau berubah.
Setelah perlahan adab anak berubah baru mulai kita adakan pembelajaran......

Biasanya anak itu hanya perlu waktu beberapa minggu atau paling parah perlu 3 bulan untuk bisa berubah adabnya. Yang sulit itu mengubah adab orang tuanya.

Apa bila ada anak baru pindahan yang bergabung ke sekolah perlu masuk kelas KARANTINA adab, untuk menyesuaikan diri juga tidak memberikan pengaruh buruk bagi anak2 yang adabnya sudah bagus.

Setelah adab masa karantina dianggap layak, maka anak tersebut boleh digabungkan bersama anak lainya dalam satu kelas.

teruskanlah membaca......

Proses pendidikan adab ditempat kami tidak ada teori langsung praktek, melalui contoh yang diberikan oleh guru.  Yang kami kontrol ketat adalah adab para gurunya.  Karena jika para guru nya memiliki adab yang baik maka kami dengan mudah bisa mendidik adab anak dan orang tuanya.

Para guru yang beradab baik adalah kunci keberhasilan sistem pendidikan disekolah kami.

Sekolah kami sangat lembut dalam membimbing tapi sangat ketat dan cermat dalam menilai adab para guru dan orang tua. Bahkan cara bercanda para guru saja kami monitor, serta kami juga menjadi pembimbing langsung dalam proses "pacaran" atau pemilihan calon pasangan hidup para guru2 kami.

Dengan pendekatan keayahan terhadap anaknya,  Alhamdullilah hampir setiap guru kami selalu mengkonsultasikan calon pasangan hidupnya langsung dengan saya, apakah cocok sebagai soulmate atau tidak.   Bahkan hampir semua guru memperkenalkan calon pasangannya pada kami untuk sama2 diajak berkonsultasi pada ayah edy katanya.   Jadi sebelum menikah kami tahu persis siapa calon suami para guru kami.

Dan para guru juga rupanya sangat bahagia bisa mengkonsultasikan calon pasangannya pada kami (khusus langsung dengan ayah edy)

Bagi kami adab itu dimulai dari kami para pemimpin sekolah dan para guru, baru ke orang tua murid dan murid.

Di Bali kami baru buka sekolah 3 tahun sudah mengeluarkan lebih dari 5 orang guru karena masalah adabnya tidak bisa diubah dan 3 orang tua untuk alasan yang sama.

Percayalah kita tidak akan bisa mengubah adab seorang anak tanpa melibatkan kedua orang tua atau keluarganya dirumah.

Ketika adab menjadi dasar pendidikan seorang anak maka itulah sesungguhnya pendidikan yang akan menghasilkan generasi bangsa yang cerdas dan berhati mulia.

Karena adab itu jauh lebih utama dari Ilmu

Adab harus diajarkan dan dibiasakan setiap hari sampai menjadi perilaku sehari-hari.

Semoga uraian ini bisa membantu.

Karena pertanyaan ini sangat bagus saya mohon izin untuk mensharenya di fb.  barangkali saja juga bisa berguna untuk sekolah lainnya yang ingin menjadikan Adab sebagai pondasi dasar di sekolahnya masing-masing.

Bunda Henny Nov

Silahkan, Ayah..
Terima kasih yg sebesar2nya atas penjelasannya.
Kami sedang mulai membangun pondasi pendidikan di sekolah kami dengan adab.
Berharap suatu saat kami bisa berkunjung ke sekolah Ayah.

=========
Ayah edy:

Semoga kita bisa berjumpa langsung.  Terimakasih untuk pertanyaannya yang sangat berharga bagi pendidikan anak2 bangsa. 

Tanpa adab Indonesia akan terus menjadi seperti apa yang kita lihat saat ini atau bahkan lebih buruk lagi.

HANYA SEKEDAR BISA MEMBACA VS GEMAR MEMBACA


BISA MEMBACA VS GEMAR MEMBACA...?

Ayah Edy,  saya Bu Ike dari BSD, saya ortu dari Biandra 4thn & Bivaldi 2 tahun.  Belakangan ini saya lihat sedang marak-maraknya para ibu untuk mengajari anak usia balitanya agar bisa membaca. 

Apakah saya cukup bijaksana untuk melakukan hal itu pada anak saya ?  Kalo boleh tahu apa efek positif dan negatifnya,  terimakasih dan ditunggu sekali jawabannya.

Agak sulit untuk menjawab pertanyaan ini,   untuk itu mari kita tanya pada diri sendiri, Tujuan apa yang mendasari kita untuk mengajari anak membaca diusia balita. 

 apakah kita ingin agar anak kita bisa membaca atau kita ingin agar anak kita menjadi gemar membaca..?  Pertanyaan ini sangat penting, karena jelas sekali bedanya, anak yang bisa membaca belum tentu gemar membaca.

Kalau tujuan kita hanya agar anak kita bisa membaca, dan biasanya dengan salah satu tujuan lainya adalah untuk di pamerkan pada saudara, kerabat atau tetangga, sungguh ini sangat tidak bijaksana.

Namun kalau tujuan kita adalah agar anak kita menjadi suka/gemar membaca mungkin jauh lebih bijaksana dan memberi manfaat pada anak. 

Memang betul anak usia balita sudah bisa di ajari membaca, namun ternyata menurut hasil penelitian menyatakan bahwa mengajari anak membaca diusia yang terlalu dini justru tidak membuat anak menjadi gemar membaca. 

Hasil penelitian menjukkan bukti bahwa anak-anak yang diajari baca di usia Balita justru membaca dan menulis buku jauh lebih sedikit daripada anak-anak yang di ajari baca sejak usia 7 atau 8 tahun pada saat mereka sudah remaja.

Kemudian hasil temuan lain mengatakan bahwa kemampuan anak yang di ajari membaca sejak usia balita dengan anak yang di ajari baca di usia 7-8 tahun akan sama baiknya pada saat mereka sama-sama berusia 10-12 tahun. 

Namun ternyata minat baca anak yang diajari membaca sejak usia balita jauh lebih rendah dibanding minat baca anak yang diajari baca di usia 7-8 tahun.

Mengapa hal ini bisa terjadi...?   Mari kita simak bersama penjelasannya.....

Otak anak pada usia dini itu bertumbuh amat sangat pesat,  jika yang kita kembangkan adalah kemampuan kreatif mereka maka syaraf-syaraf kreatifnyalah yang akan berkembang sempurna. Hal ini biasanya di tandai dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi terhadap berbagai hal baru. 

Namun jika tidak maka rasa ingin tahu atau syaraf-syaraf kreatif anak tersebut akan melemah, sehingga minat/rasa ingin tahu anak pada berbagai hal juga melemah hal ini ditandai dengan prilaku anak yang cenderung pasif.

Oleh karena itu berdasarkan penelitian. Di ketahui bahwa jauh lebih penting untuk mengajarkan anak di usia balita permainan kreativitas, sehingga syaraf-syaraf kreativnya bertumbuh sempurna;, baru kemudian anak diajari  bagaimana cara memenuhi rasa ingin tahunya tersebut melalui kemampuan membaca. 

Sehingga setelah dia bisa membaca maka dia akan gunakan kemampuan bacanya tersebut untuk mengeksplorasi segala informasi dari berbagai bahan bacaan untuk memenuhi rasa ingin tahunya tadi.

Begitulah penjelasan Kathy H Passeks, dalam bukunya yang berjudul  Even Einstein did not learn form a flash Card. atau Einstein ternyata tidak pernah belajar Flash Card lho...

Dari penjelasan tersebut ternyata di ketahui bahwa mengajari anak membaca di usia dini justru kontra produktif terhadap pertumbuhan syaraf-syaraf kreatif yang dimilikinya. 

Sehingga pada saat anak sudah bisa membaca, dia tidak tahu untuk apa kemampuan baca itu dia gunakan, karena dia tidak lagi memiliki rasa ingin tahu yang besar dan mendalam.

Oleh karena itu  jika kita perhatikan pendidikan-pendidikan usia dini yang ada di negara-negara maju pada umumnya sebagian besar aktifitasnya di fokuskan untuk membangkitkan kreatifitas anak melalui berbagai macam permainan dan diskusi, anak-anak baru diperkenakan baca tulis hitung diusia kira-kira 7 atau 8 tahun.

Bu Ike yang baik, coba perhatikan berapa banyak buku yang sudah ibu baca dalam sebulan...?  apakah menurut bu Ike minat membaca ibu saat ini cukup tinggi...? 

Jika jawabannya tidak, mungkin bisa jadi karena kita dulu adalah bagian dari anak-anak yang sudah di ajari membaca di usia dini.

Akan tetapi sekali lagi segalanya terpulang kembali pada masing-masing orang tua.  Apakah kita ingin anak kita cepat bisa membaca saja  atau kita ingin anak kita menjadi anak yang gemar membaca...

by ayah edy
Guru Parenting Indonesia
www.ayahkita.blogspot.co.id
Pimpinan sekolah Maha Karya Gangga
Singaraja Buleleng, Bali

3 RUDI

BERANI MELAKUKAN HAL-HAL DI LUAR KEBIASAAN


Ayah bunda yang berbahagia apa kabarnya hari ini...?

Tahukah anda apa persamaan dan sekaligus perbedaan dari Rudi Choirudin, Rudi Hartono dan Rudi Hadi Suawarno..?

Yah tepat sekali jawaban anda..!  mereka sama-sama laki-laki dan bernama depan Rudi, sama sukses dan terkenalnya.  Sedangkan perbedaannya adalah mereka terkenal dan sukses pada bidang yang berbeda.

Ayah bunda.., 
Siapa yang tidak kenal Rudi Choirudin,  hampir setiap stasion televisi menayangkan program masak-memasaknya.  Siapa pula yang tidak kenal dengan Rudi Hartono sang legendaris bulu tangkis peraih mendali emas All England 8 kali berturut-turut, dan tentu saja Rudi Hadisuwarno pun tak kalah ngetop dan suksesnya.

Outletnya hampir selalu ada ditempat-tempat terkenal yang pernah anda kunjungi.  Atau malah mungkin anda adalah salah satu pelanggan setianya..?

Demikianlah kehidupan selalu memberikan pelajaran kepada kita bahwa sesungguhnya setiap orang memiliki potensi keunggulan yang berbeda-beda, dan apa bila masing-masing keunggulan ini berhasil ditemukan serta diasah dengan baik, pasti akan membawa seseorang ke puncak sukses.

Ayah bunda....,
Siapa sangka bila pada awalnya seseorang yang hanya tertarik pada bidang masak-memasak ternyata bisa menjadi orang yang sukses dan terkenal, dan siapa pula yang menyangka bila seorang yang pada awalnya hanya tertarik pada bidang potong-memotong rambut kini malah menjadi orang yang sukses dan sangat terkenal.

Saya yakin bahwa setiap anak yang terlahir didunia ini sesungguhnya membawa misi hidupnya masing-masing yang satu sama lain berbeda-beda begitu kata Gardner, seorang ahli pendidik,sang pencetus Multiple Intelligence. 

Dan katanya lagi, Ternyata setelah saya melakukan penelitian selama lebih dari 20 tahun, saya menemukan bahwa didalam otak setiap anak terdapat potensi kecerdasan yang berbeda-beda yang siap untuk dikembangkan menjadi manusia-manusia unggul.

Itu artinya bahwa setiap anak kita berpotensi untuk menjadi orang yang unggul dan sukses..

Namun sayangnya potensi unggul ini sering kali tidak bisa berkembang dengan baik, karena pandangan masyarakat dan orang tua yang menganggap bahwa sukses hanya bisa ditempuh melalui jalur-jalur tertentu diperguruan tinggi atau malah hanya terbatas pada jurusan-jurusan yang dianggap bergengsi.

Kita tidak akan rela bila anak kita ternyata lebih menyukai masak-memasak ketimbang belajar, kita juga tidak rela bila ternyata anak kita lebih tertarik pada bidang potong-memotong rambut, ketimbang mengambil jurusan yang bergengsi.

Padahal kehidupan telah jelas-jelas memberikan pelajaran berharga bagi kita, bahwa sukses itu diraih apa bila kita berhasil menekuni bidang yang menjadi keunggulan kita.

Akankah kita terus memiliki pandangan seperti ini...?  Mengapa kita telah tega memasung kecerdasan anak-anak kita hanya untuk gengsi atau kekhawatiran-kekhawatiran akan masa depannya, yang sungguh-sungguh tidak beralasan.

Ayah bunda yang saya cintai....

Mari kita bebaskan anak kita dari pasung-pasung yang selama ini telah kita pasangkan pada mereka...

Mari kita bantu anak-anak untuk menggali potensi terbaik yang dimilikinya, apapun bidangnya..

Karena dunia lebih membutuhkan dan menghargai orang-orang yang terbaik dibidangnya.

Ayah bunda
Hidup ini adalah pilihan, dan pilihan itu kini sepenuhnya berada ditangan anda !

Mas Rudy Hadi Suwarno memberikan Endorsement di buku kami yang berjudul Ayah Edy Punya Cerita.

by Ayah Edy
Penulis Buku-buku Parenting
Pendiri Program Indonesian Strong from Home
www.ayahkita.com
0812 1818 4712

PENTINGNYA PEMBENTUKAN AKHLAK


Setiap perbuatan baik ada balasannya setiap perbuatan jahat juga ada balasannya.

Pilih mana...?

Saat ini kita berada di sebuah zaman yang sulit sekali untuk mencari orang baik, mulai dari Assistent Rumah Tangga hingga Assistent Direktur, dan Pejabat Negara.

Mengapa ?

Karena dulu kita lebih menuntut anak-anak kita di rumah dan di sekolah untuk menjadi anak yang pintar dan bukan menjadi anak yang baik dan berakhlak.

Kita lebih sibuk memberikan bimbingan belajar bagi anak kita demi untuk menjadi lebih pintar tapi lupa memberikan bimbingan akhlak, prilaku dan etika moral demi untuk menjadi anak yang baik dan berkarakter.

Seperti hukum tabur tuai, itu yang kita tabur, maka itupulalah yang akan kita tuai dalam kehidupan ini.

Itulah yang pada akhirnya menyadarkan saya untuk tidak lagi menuntut agar anak saya menjadi pintar dan sangat cerdas (berdasarkan kriteria sekolahnya) KARENA menurut seorang professor dari Harvard University, Howard Gardner, setiap anak itu terlahir sudah pintar dan cerdas pada bidangnya masing-masing, tinggal di fasilitasi dan di kembangkan.

Tapi karakter itu justru perlu di bentuk terus mulai sejak TK hingga mereka SMA.

Terlebih lagi jika kita kembali pada ajaran seluruh agama di dunia, tak satupun agama yang banyak meminta manusia jadi orang pintar, coba lihatlah kembali agama kita masing-masing, maka kita akan sadar bahwa semua agama menuntut kita menjadi orang yang baik dan berakhlak mulia.

Jadi jika kita masih memperdebatkan kepintaran seorang anak, maka kita pasti lupa pada ajaran agama kita sendiri dan belum membaca tulisan2 professor Howard Gardner yang melakukan penelitian tentang anak selama 20 tahun dan menghasilkan kesimpulan bahwa setiap anak itu terlahir cerdas.

Apa yang kita tabur itulah yang akan kita tuai....,

Saat ini kita sedang menuai apa yang di taburkan oleh orang tua kita dalam mendidik kita dulu.

Akankah kita menabur kembali kesalahan yang sama untuk anak-anak kita saat ini?

Padahal Tuhan sudah jelas2 mempertontonkan pada kita setiap hari dan setiap saat sebuah zaman yang sama-sama kita rasakan betapa sulitnya mencari orang-orang yang baik dan berkahlak ketimbang orang-orang yang pintar.

Mari kita renungkan bersama, mari kita bangun zaman Indonesia baru yang lebih banyak anak-anak berkahlak dan beretika moral melalu anak-anak kita tercinta di rumah dan disekolah kita sendiri.

Salam syukur penuh berkah,
ayah edy
Guru Parenting Indonesia
www.ayahkita.com
0812 1818 4712

BERITA SAMPAH DI MEDSOS


Kepala kita itu mirip seperti botol kosong.

Tergantung apa yang sering di isikan kedalam botol kosong tersebut setiap hari, maka itu pulalah yang di keluarkannya.

ISI BOTOL TERSEBUT MENENTUKAN KUALITAS HARGANYA..!

Nah coba kita ingat-ingat lagi, info apa yang sering kita baca dan kita masukkan kedalam kepala kita.

Apakah pengetahuan berharga ?
Atau ISU-ISU sampah yang membuat kotor pikiran kita ?

Harga & Kualitas Manusia itu ditentukan oleh isinya,

Botol kosong...

1. Kalau diisi air mineral, harganya 4 ribuan…

2. Kalau diisi jus buah, harganya 10ribu…

3. Kalau diisi Madu Asli, harganya bisa puluhan ribu.

4. Kalau diisi minyak wangi essence oil harganya bisa ratusan ribu atau bahkan jutaan.

5. Kalau diisi air got, hanya akan dibuang dalam tong sampah karena langsung tiada harganya dan tidak ada yang membutuhkannya.

Botol yg sama tetapi harganya berbeda sebab apa yang terisi di dalamnya adalah berbeda…

Orang yang sama juga sering kali berbeda nasibnya, karena isi pikirannya di kepala mereka berbeda-beda.

Nah jika selama ini banyak orang yang tidak menghargai kita atau hidup kita selalu penuh masalah, mari kita periksa pikiran kita, apakah yang selama ini sudah kita masukkan ke dalamnya?

Apakah ilmu dan pengetahuan berharga ?
Atau hanya isu-isu, fitnah dan kebencian yang mengotori jiwa..?

Segera kosongkan isi kepala anda yang kotor dan segera ganti dengan membaca postingan-postingan yang positif dan bermanfaat.  Berhanti membaca atau membagikan berita sampah di Medsos.

Kalau ingin hidup kita berubahmenjadi lebih baik dan berkualitas.

share dari teman yang ditulis ulang oleh Ayah Edy untuk komunitas parenting.

BERSYUKUR KUNCI BAHAGIA


Orang Susah adalah orang yang tidak pernah bersyukur

TANPA PUNYA RASA BERSYUKUR BERAPAPUN BANYAKNYA REZEKI YANG KITA DAPAT AKAN TERASA TIDAK CUKUP

Rasa Syukur adalah berfokus pada kebutuhan dan bukan keinginan.

Rasa Syukur hanya bisa tercipta bila kita berfokus pada apa yang kita punya dan miliki.

Betapa banyaknya nikmat yang sudah kita dapatkan dari Tuhan setiap harinya, maka berpikirlah nikmat yang mana lagi yang tidak bisa kita syukuri

Mari kita sisihkan waktu kita sejenak saja untuk membaca kisah ini;

Seorang kakek berumur 72 tahun tiba-tiba merasakan sakit di kedua matanya, disertai oleh pandangan yang mulai kabur.

Beberapa hari kemudian ia hampir tidak bisa melihat sama sekali.
Kakek itu pergi ke rumah sakit untuk memeriksakannya ke dokter.

Dokter menvonis mata kakek itu harus dioperasi supaya bisa melihat kembali.

Akhirnya mata kakek itu dioperasi dan operasinya berhasil dengan baik.

Setelah operasi, pihak rumah sakit menyerahkan kwitansi pembayaran kepada kakek itu. Jumlahnya cukup besar.

"Apakah bapak dijamin asuransi?" tanya salah seorang bagian admin Rumah Sakit.

Tanpa menjawab sepatah katapun tiba-tiba kakek itu menangis sesegukan.

Melihat hal itu petugas rumah sakit menjadi kasihan,

lalu bertanya: "Kenapa bapak menangis? Apakah bapak tidak punya uang untuk melunasi tagihan ini?"

Di luar dugaan petugas, si Bapak Tua itu menjawab:

"Bukan itu masalahnya, saya punya uang simpanan yang cukup banyak untuk melunasinya." sambil masih sesugukan menangis...

"Cuma saya jadi teringat sesuatu; sudah 72 tahun saya menggunakan mata untuk bisa melihat, ini namun tak pernah sekalipun Allah meminta bayaran kepada saya".

sang Admin Rumah Sakit spontan berkata....

"Subhanalloh......., nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan?":

Sudahkah kita bersyukur hari ini...?

Salam syukur penuh berkah,
ayah edy
web resmi ayah edy: www.ayahkita.blogspot.co.id

ANAK ITU HARUS BERMAIN


ORANG DENMARK MENJADIKAN MASA BERMAIN ADALAH HAL YANG PALING PENTING BAGI ANAK-ANAKNYA

Itulah salah satu mengapa Denmark menjadi negera dengan penduduk paling BAHAGIA DIDUNIA, hasil riset sejak tahun 1973 hingga sekarang.

Mari kita simak salah satu penuturan ayah edy berikut ini

Suatu hari datang seorang ibu berkonsultasi kepada saya meminta untuk dipilihkan sekolah yang cocok untuk anaknya....  Lalu saya merekomendasikan salah satu sekolah yang telah menjalankan konsep-konsep yang saya sampaikan.

Namun minggu depannya ibu yang sama tadi datang lagi...;  kali ini dia komentar begini;  Ayah....yang benar saja anak saya kok direkomendasikan sekolah disana...?  Saya kaget; memangnya ada apa bu.....?   Itu lho....lah wong gedungnya itu jelek banget dan ditengah kampung; malah masih lebih bagus SD Impres.   Lalu saya jelaskan panjang lebar dengan kesimpulannya kira-kira seperti ini;  Sesungguhnya hanya orang tualah yang menilai bagusnya sekolah dari bagus gedungnya; tapi anak kita justru lebih mementingkan guru-guru dan cara belajarnya, apakah guru-gurunya tulus dan benar-benar mencintai anak; dan apakah proses belajarnya sesuai dengan kodrat penciptaan mereka.   Saya katakan padanya;  jika ibu tidak keberatan ibu coba dulu program try outnya jika anak ibu cocok sebaiknya memang ia bersekolah disana. 

1 bulan kemudian ibu yang sama tadi datang lagi kepada saya;  kali ini ia kelihatan begitu gelisah;  Ibu itu berkata seperti ini.... Ayah..... saya bingung mengapa anak saya kalo saya tanya tadi belajar apa....?, jawabannya selalu katanya tadi ia asyik bermain ini dan bermain itu....?   Lalu bagaimana ini; apa gak berbahaya....?  Ayah gak sedang bercanda kan ya...? katanya serius.

Sambil tersenyum saya berkata;  saya serius ibu saya sama sekali tidak bercanda;  Sesungguhnya cara belajar yang terbaik bagi anak adalah sambil bermain;  guru-guru disana memang saya minta untuk membahasakan belajar itu dengan bermain, karena sudah banyak anak-anak yang trauma dengan Kata Belajar.   Dengan demikian setiap anak-anak akan selalu antusias pergi kesekolah karena dibenaknya mereka akan bermain bersama teman-temanya.

Nah disinilah tugas beratnya bagi para guru-guru disana; bagaimana ia bisa menyisipkan mata pelajaran dalam setiap permainan-permainan yang dibuatnya.  Sehingga sianak sama sekali tidak sadar jika sesungguhnya mereka sedang belajar; dan dengan cara ini sianak tidak hanya happy, melainkan juga bisa menyerap pelajaran hingga di atas 90%; ya karena hati mereka senang.   Coba perhatikan apakah setiap pagi anak ibu antusias bangun...?  ya jawabnya.  Tidak pernah alasan pusing-pusing atau sakit perut....ya jawabnya lagi... dan masih tetap antusias setelah pulang sekolah....?  Ya betul....bahkan ia sering menceritakan para gurunya dan apa yang dipelajarinya tadi....  Nah kata saya lagi ...itulah sesungguhnya ciri-ciri sekolah yang baik dan cocok untuk anak ibu....

Lalu saya tanya lagi....?  coba bandingkan dengan kakaknya yang bersekolah ditempat lain.... apakah di pagi hari ia sering sulit dibangunkan untuk sekolah...?  ya kadang-kadang,  apakah ia sering mengeluh sakit pada saat mau ada ulangan disekolah...?  Ya itu kalo yang itu sering.  Bagaimana setelah pulang sekolah....?   ya biasanya dia langsung masuk kamar dan gak pernah mau cerita apa-apa... kata si ibu lagi.    Coba ibu pikirkan kira-kira apa sebabnya....?   Dapatkah anak yang stress setiap hari bisa belajar dengan baik....?  si Ibu tadi terdiam, kelihatannya merenung.....,  ya saya hanya barharap agar ibu tadi dapat berpikir dan mengambil keputusan yang tepat bagi anaknya.

by ayah edy
Endorser pada buku CARA MENDIDIK ANAK ORANG DENMARK

FITNAH DAN UMUR PANJANG


Seekor ikan bertanya kepada Kura-kura :

 *"Mengapa setiap kali kamu mengalami masalah selalu bersembunyi, masuk kedalam cangkangmu...?"*

Kura kura menjawab :
“Apa penting pertanyaan itu aku
  jawab ?”

Ikan berkata :
 “semua mahluk di perairan ini mem-
  pertanyakan sifatmu yang selalu
  bersembunyi jika ada masalah”.

Kura kura berkata :
"Komentar orang lain apakah
  penting...?

Aku tidak menghindar, aku tidak lari dari kenyataan, aku hanya mencari suasana yang lebih damai di dalam cangkangku".

Ikan bertanya lagi :

"Tetapi apakah kamu tidak peduli
  selalu jadi bahan pembicaraan ?"

Kura kura menjawab :

"Inilah alasan mengapa aku lebih
  panjang umur dari pada kalian"

"Kalian terlalu sibuk mengurusi kehidupanku sampai kalian lupa mengurusi diri kalian"

"Kalian terlalu sibuk memperhatikan diri orang lain sampai kalian lupa memperhatikan diri kalian sendiri".

Share if you like

MENGAPA SAYA MEMILIH MENJADI AYAH EDY ?



Ayah bunda,,  kira-kira 15 tahun yang lalu saya pernah bertemu dengan seorang Professor dibidang sosiologi dan antropologi dari Yale University,  AS. 

Ternyata, beliau juga pernah tinggal di Indonesia, yakni tepatnya di kota Yogyakarta untuk beberapa kali melakukan penelitian budaya.

Satu ketika,  saat kita sedang berbincang-bincang;  tiba-tiba terpikir oleh saya untuk menanyakan tentang permasalahan bangsa ini dari sudut pandangnya. 

Saya berpikir, mungkin orang asing dapat melihat dari sisi yang berbeda, dan lebih ebih jelas, dari pada saya melihat masalah bangsa saya sendiri.

Saya bertanya begini;  pak saya saat ini bingung dan ingin bertanya pada bapak, apa permasalahan yang mendasar pada bangsa kami, mengapa negara kami sangat sulit sekali keluar dari konflik yang multi dimensi ini, dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain tetangga kami yang juga mengalami krisis yang sama..?

Ayah bunda,, lama sudah saya memikirkan permasalah ini;  namun saya tetap saja buntu untuk bisa mengetahui akar permasalahannya;  apakah itu politik, pemerintahan, ekonomi atau apapun.

Saya sangat terkejut atas jawaban yang diberikan oleh sang professor.  Ternyata Jawabannya sungguh diluar dugaan saya.  Beliau menjawab bahwa akar masalahnya adalah pada “Pendidikan”. ya... Pendidikan.

Lantas saya bertanya, dengan penuh rasa penasaran, Mengapa pendidikan..? dimana hubungannya...?

Kemudian beliau bertanya balik pada saya; Edy kamu tahu berapa persen kira-kira perbandingan jumlah penduduk yang berpendidikan dengan yang tidak berpendidikan di Indonesia..?

Apa maksud bapak dari berpendidikan disini..?  tanya saya,  ya orang yang paling tidak pernah menamatkan sekolahnya sampai jenjang akademi, katanya.

Wah saya jadi bingung, dengan pertanyaan ini; karena di Indonesia sepertinya belum pernah ada sensus yang menghitung jumlah orang yang berpendidikan. Menurut anda berapa kira-kira?  saya balik bertanya.  Wah apa lagi saya, lebih tidak tahu lagi. Jawabnya sambil tersenyum.

Begini saja katanya, kita ambil angka rata-rata perbandingan orang berpendidikan di negara berkembang, kira-kira sekitar  20:80,  wow luar biasa jawab saya; betapa sedikitnya jumlah orang yang berpendidikan. 

Nah itu kita belum lagi berbicara mengenai jumlah orang yang berkualitas, dari jumlah yang berpendidikan. katanya lagi.

Lalu saya jadi semakin penasaran; kalo begitu dari angka jumlah orang yang berpindidikan hanya 20% tadi berapa persen kira-kira yang berkualitas.

Ya anggaplah kita beri angka tertinggi 10%. yang cukup berkualitas katanya.  Jadi bayangkan...anda Cuma memiliki 10% dari 0,2% jumlah penduduk anda.  Hanya sebanyak  inilah orang yang anda miliki, yang biasanya  jika hendak mengambil keputusan berpikir-pikir terlebih dahulu. Katanya dengan roman muka serius.

Wah bukan main,  saya jadi termenung melihat kenyataan ini;  sungguh selama ini saya tidak pernah memikirkannya bahwa  jumlah orang yang berpendidikan di negara berkembang sedemikian fantastisnya.  Apalagi jumlah orang yang berkualitas, jauh lebih fatastis lagi, amat sangat sedikit.

Lantas saya bertanya lagi pada beliau, lalu dimana kaitannya dengan pertanyaan pokok saya?;  Mengapa bangsa kami sulit sekali keluar dari konflik yang multi dimensi?

Sambil tersenyum simpul beliau berkata; ya karena pada umumnya negara berkembang ingin meniru sistem demokrasi yang digunakan dinegara-negara maju.   Lalu saya bertanya lagi;  apa masalahnya dengan demokrasi... bukankah itu baik..?  Ya tentu sangat baik,  jika pemilih terbanyaknya adalah jumlah orang yang berpendidikan katanya.   Saya mulai bisa menebak-nebak arah dari pembicaraan beliau...

Ayah bunda,, pada akhirnya saya berhasil juga memahami kaitan antara pendidikan dengan permasalahan bangsa ini;  ya mungkin beliau benar; bagaimana mungkin keputusan-keputusan besar yang dihasilkan bisa berkualitas, jika mayoritas pengambil keputusannya adalah masyarakat yang kurang berpendidikan.......

Ayah bunda tercinta,  saya sangat menghimbau pada seluruh anak negeri ini, untuk ikut peduli pada nasib pendidikan bangsa. 

Saat ini Ibu pertiwi sedang menangis, dan sangat membutuhkan uluran tangan seluruh anak negeri, untuk berpartisipasi dalam bentuk apapun, agar dapat meningkatkan jumlah orang yang berpendidikan serta mutu pendidikan dinegeri tercinta ini.

Nasib bangsa kita tidak akan pernah berubah jika bukan kitalah anak-anak negeri ini yang merubahnya.

Jika setuju dan bermanfaat pastikan kita ikut menshare pesan ini pada siapa saja yang kita kenal.

Salam Indonesian Strong from Home & Scholl.

by ayah edy
Pendiri Gerakan Indonesian Strong from Home
www.ayahkita.blogspot.co.id
0812 1818 4712

ORANG TUA YANG SUDAH SADAR PARENTING

Agar lebih mudah memahaminya simaklah pengalaman kami bertemu dengan dua ibu yang berbeda;

Suatu ketika kami sedang duduk di ruang tunggu kereta api disebelah kanan kami duduk seorang bunda bersama puteranya dan disebaleh kiri kami duduk seorang bunda dengan puterinya.

Tanpa kami semua sadari tiba-tiba ada seekor kucing yang datang dan mengelus2kan badannya di kaki ANAK LAKI-LAKI dari bunda yang ada disebelah kanan saya. dan kontan saja anak itu teriak menjerit-jerit marah dan takut.

Reaksi sepontan bundanya adalah marah dan bilang bigini: Eh Kucing sana pergi jangan ganggu Mamas (kakak) sambil mendorong badan kucing tersebut dengan kakinya untuk menjauh dari anaknya. Dan mamang spontan anaknya jadi diam dan berhenti berteriak karena kucingnya sudah di usir pergi dari kakinya.

Namun ternyata kucing itu masih juga mencari kaki lain, rupanya kali ini kaki ANAK PEREMPUAN dari bunda yang duduk disebelah kiri saya, ternyata reaksi anaknya juga sama kaget dan takut.

Dan bundanya segera bereaksi melihat hal ini, yang menarik adalah reaksinya berbeda dengan bunda sebelumnya, Bunda ini langsung memeluk puterinya dan sambil bilang Nak, tidak usah takut, itu kucing tidak sedang berbuat jahat pada kita, kucing itu sepertinya sedang ingin disayang, seperti Adek yang sedang ingin dipeluk mama seperti ini. dst......

Kontan saja anak perempuan ini tidak lagi takut dan bahkan perlahan-lahan jongkok memandangi kucing tersebut sambil perlahan-lahan mulai berani mengelus-ngelus sang kucing tadi dengan lembut persis selembut pelukan ibunya yang baru saja ia rasakan.

Lalu sang ibu berujar lagi, nanti kalau sudah selesai elus2nya jangan lupa cuci tangan yang bersih ya sayang.

Berbeda dengan ibu yang satunya lagi, setelah kejadian tadi anak dan ibunya jadi bertengkar, entah apa pasalnya, dan si anak sepertinya biasa di kerasi dan terlihat dari pertengkaran mereka berdua, anaknya jadi lebih keras lagi, teriak-teriak dan menangis sementara karena ibunya sudah kehabisan akal untuk mengatasi perilaku anaknya, ibunyapun jadi ikut berteriak-teriak juga.

Mungkin kedua cerita yang belum lama saya alami ini bisa menjelaskan PENTINGNYA BELAJAR PARENTING DAN MEMILIKI KESADARAN PARENTING.

Selamat berakhir pekan bersama keluarga tercinta,

Salam syukur penuh berkah,
ayah edy
www.ayahkita.com

MENGAPA KITA MUDAH SEKALI MEMBENCI




Karena sejak kecil kita terbiasa diajari baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk menemukan kelemahan orang lain dan diri kita.

Cobalalh ingat-ingat...

Sejak kecil kita sering dijuluki atau dipanggil dengan kekurangan kita semisal si pesek, kuntet, bawel, item, dower, sipit, belo, dll.....

Sejak kecil kita selalu di kritik dengan kata-kata dasar bodoh, oon, tolol, lemot, kucel, lelet..., kuper, kudet... dst..dst...

Dan semua itu terekam dalam memori otak kita sejak kecil...


Maka ketika kita besar setiap kali jumpa dengan seseorang maka kita cepat sekali melihat KEKURANGAN orang lain, sebagai refeleksi dari kekurangan kita sendiri......

Hingga akhirnya kita mudah sekali membenci orang lain, yang sebenarnya itu adalah refelksi kita membenci diri kita dan masa lalu kita yang sering dicekoki berbagai kekurangan dari orang tua, guru atau lingkungan sekitar kita.

so.....

Jika saat ini kita menjadi orang yang cepat sekali menemukan kekurangan orang dan membenci orang lain....

Cobalah ingat-ingat kembali deh pengalaman masa kecil dan masa lalu kita....

Dan kitapun akan segera tahu penyebabnya mengapa kita jadi seperti ini...

Ayah Edy,
refeleksi dan koreksi diri dari pengalaman masa kecil dan masa lalu....

KASIH SAYANG VS KASIH UANG


Banyak anak-anak menjadi bermasalah karena sebagian orang tua yang sangat sibuk berpikir kalau anaknya dikasih uang maka semuanya akan beres dan anaknya akan baik-baik saja.

Justru yang terjadi malah sebaliknya.

Jadi kita perlu berpikir ulang bahwa anak itu tidak hanya perlu uangnya saja dari orang tua melainkan juga perlu kasih sayang dan perhatian.

Kasih sayang dan kasih uang harus seimbang dan sesuai porsi dan kebutuhan anak kita.

by ayah edy
guru parenting Inodnesia
www.ayahkita.com

PERUBAHAN HARUS DIMULAI DARI MANA ?

Prosesnya di mulai dari mana ? yang pasti mulai dari diri sendiri dan keluarga kita sendiri terlebih dahulu.

Kami sendiri sejak 14 Tahun yang lalu sudah mulai berproses untuk merubah dari sendiri, kemudian keluarga kami terus berlanjut pada sistem pendidikan di sekolah kami. Dan hingga hari ini masih terus berproses untuk bisa menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

Mengapa ?

Karena kesadaran berpikir manusia akan sesuatu yang baik dan benar itu dibentuk pertama mulai dari rumah melalui kedua orang tuanya, kedua dari sekolah melalui sistem kurikulum sekolahnya, dan ke-3 dari budaya lingkungan dimana kita tinggal.

Jadi jika saat ini kita melihat banyak sekali hal-hal yang keliru terjadi dinegeri ini maka tidak lain dan tidak bukan sumbernya jelas sekali asalnya:
1. Dari orang tuanya dirumah
2. Dari sistem kurikulumnya disekolah
3. Dari budaya lingkungan dimana kita tinggal

Itulah mengapa kita punya pemikiran dan pendapat yang berbeda akan sesuatu yang benar dan salah, seperti yang sekarang sedang ramai di perbincangkan tentang REKLAMASI SUNGAI YANG TIDAK RAMAH LINGKUNGAN ALISA BETONISASI SUNGAI.

Apakah cara itu benar atau salah, ya tergantung kesadaran kita, seperti apa kesadaran yang kita miliki saat ini dan bagaimana dulu kesadaran kita dibentuk oleh Orang tua dirumah, Sistem Kurikulum di Sekolah dan Budaya setempat.

Jika kita ingin mengubahnya maka mulailah dengan mengubah kesadaran kita sendiri sebelum kita bisa mengubah kesadaran orang lain, semisal kita bisa belajar dari negara yang kesadarannya sudah lebih baik, misalnya dalam hal lingkungan.

Contoh yang paling sederhana Belanda adalah sebuah negara yang dulu terkenal paling ahli membuat BANGUNAN BETON, dan bahkan laut saja di BENDUNG dengan Beton untuk bisa memperluas willayah tempat tinggal mereka.

Namun seiring dengan PROSES perubahan kesadaran yang dilakukan malalui Orang tua dirumah, Sistem Kurikulum di Sekolah dan Budaya masayarakatnya, mereka mulai tumbuh kesadaran peduli lingkungannya, sehingga mereka sakarang sudah berproses dari negara yang ahli membangun dengan teknologi BETON berangsur-angsur menjadi negara yang dengan teknologi beton yang RAMAH LINGKUNGAN.

Sebagai contoh nyatanya Kami pernah melihat di Belanda ada Jembatan penyeberangan khusus hewan di atas Toll dan disana ada 600 buah yang sejenis dengan ini.



Lalu kami telusuri mengapa bangsa mereka sudah sampai pada kesadaran membuat bangunan yang ramah alam dan ramah hewan seperti ini, dan setelah kami pelajari kurikulum sekolah anak2 di Belanda, ternyata mereka kurikulumnya jauh lebih sederhana, sejak usia dini anak2 di ajarkan untuk berlogika dan bukan di paksa untuk bisa membaca, tulis & hitung, di sekolah Dasar Mereka, anak-anak diajarkan 3 pelajaran utama/Pokok Sosial Awareness, Basic Art & Basic Sains dan project sesuai minat bakat anak dan bukan sebanyak2nya pelajaran yang pada akhrinya membuat stress anak dan orang tuanya. Mereka dididik untuk memiliki kesadaran tentang makna dari hidup dan kehidupan ini dan bukan untuk berlomba mencapai angka-angka semata.

Sehingga ketika mereka dewasa para Insinyur dan teknik sipil, arsitek dan pemimpin disana memiliki kesadarang sosial, kesadaran seni dan perhitungan Sain yang baik dalam merancang sebuah bangunan atau tata kota karena memang sudah dibangun melalui pendidikan dasar mereka (TK, SD, SMP, SMA).

Sementara jika kita banding dengan negara kita, sistem pendidikan kita amaat sangat berbeda, pendidikan kita seperti orang sedang berlomba di pacuan kuda, siapa yang paling tinggi dan cepat dialah juaranya dan bukan membangun kesadaran anak dari dalam. Sehingga ketika dewasa mereka menjadi anak-anak yang sangat pandai dan ahli dalam membangun tapi lemah dalam kesadaran akan Sosial, Seni dan Lingkungan alam. Tentu saja sistem yang berbeda akan melahirkan generasi yang memiliki kesadaran berbeda.

Jadi sangat jelas sekali berbeda hasil dari pendidikan di Indonesia dan di Negara-negara yang sudah maju kesadarannya. Itulah mengapa pada akhirnya saya memilih memulai segaranya dengan sebuah pendidikan yang benar dari keluarga dan dari sekolah yang kami bangun. Agar kita tidak terjebak pada lingkaran yang saling menyalahkan satu sama lain yang ujungnya akan menghancurkan bangsa kita sendiri, melainkan yang kami lakukan sejak 14 tahun yang lalu adalah memutus mata rantai akar masalah yang menjadi penyebab ini semua terjadi.

Dan alhamdullilah cara yang kami tempuh tersebut mendapat banyak dukungan dan mulai memberikan hasil, hingga akhirnya kami mendirikan sekolah dengan konsep yang membangun KESADARAN DAN KECERDASAN BERLOGIKA ANAK dan bukan SEKOLAH YANG SEPERTI SEBUAH LOMBA PACUAN.

Mari kita resapi dan kita renungi bersama untuk masa depan Bangsa kita yang lebih baik

Ayah Edy Wiyono
Pimpinan Sekolah Maha Karya Gangga
Pendiri Gerakan Membangun Indonesia yang kuat dari keluarga
Praktisi Pendidikan dan Parenting Keluarga
Penulis buku-buku Parenting

KAMPANYE HITAM ORANG JEPANG


Apakah kita juga percaya hal yg sama???

Please read n share

Di Jepang kampanye tdk dengan menjelek2kan pihak Lawan

Karena Kampanye Hitam dan Hoax tdk laku di Negeri ini

Konon org Jepang punya kepercayaan, siapa yg menjelek-jelekkan orang lain maka dialah yg sesungguhnya memiliki perangai yg jelek.

BEGINI CARA CALON ANGGOTA DPR MEREKA BERKAMPANYE



Mungkin fotonya kurang jelas, tapi kalau Anda perhatikan ada orang yang sedang memberi hormat dan menyapa pengemudi kendaraan atau pejalan kaki di ujung zebra cross.

Beliau adalah satu dari sekian banyak kandidat senator di Jepang. Hanya bermodal setelan jas, baliho yg dibawa sendiri, beberapa selebaran yang itupun hanya diberikan pada orang yang TERTARIK dengan program yang beliau tawarkan.

Bukan saja sebagai cara agar para kandidat ini bisa dikenal, tapi juga agar para pemilih bisa mengenal kandidatnya secara personal.

Apakah pemilunya sudah dekat? Tidak, masih sekitar 2-3 tahun lagi, sekitar 2021.

Masyarakat Jepang biasanya memilih dengan melihat visi dan misi dari para kandidat itu,

Kemudian persentase kemungkinan berhasilnya program yang dijalankan oleh kandidat tersebut didasari oleh pengalaman yang dimiliki oleh yang bersangkutan.

Makanya kampanye bersifat terstruktur, terencana, personal, low cost dan cenderung sepi.

Tapi sepi dalam artian minim, bahkan tanpa massa dan dangdutan saja lho ya.

Apakah Indonesia kelak bisa seperti ini?

InsyaAllah bisa.



Selama orang orang cerdas dan melek politik di negeri kita memiliki niat untuk memberi pemahaman berpolitik kepada masyarakatnya 😇

Share from Wahyudi  M

Tolong bantu di share jk memang menurut kamu bermanfaat

KAMBING HITAM KAMBING PUTIH


MARI BELAJAR BERSABAR

Jika setelah membaca sampai baris terakhir kita tidak marah maka kita sudah mulai belajar menjadi lebih sabar.

Simak kisah ini baik-baik ya sebagai latihannya:

Seorang gembala sedang menggembalakan Kambing sebagian ada yang berbulu putih dan sebagian lagi berbulu hitam.

Datang si Udin menghampiri si gembala tsb.

Udin bertanya dengan takjub: “Kambing-kambing bapak sehat sekali. Dikasih makan apa?”

Gembala: “Yang mana dulu nih? Kambing hitam atau yang putih?”

Udin: “Mmmm …yang hitam dulu deh.”

Gembala: “Kalau yang hitam makannya rumput gajah,”

Udin: “Kalau yang putih?”

Gembala: “Yang putih juga…”

Udin: “Oh gitu, terus kambing-kambing ini kuat jalan berapa kilo, Pak?”

Gembala: “Yang mana dulu nih? yang hitam atau yang putih?”

Udin: “Yang hitam dulu deh….”

Gembala: “Kalau yang hitam 4 km sehari.”

Udin: “Kalau yang putih?”

Gembala: “Yang putih juga…

Udin mulai kesel….

Udin: “Kambing ini menghasilkan berapa banyak bulu  pak pertahunnya?”

Gembala: “Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang putih?”

Udin: “(Dengan agak kesalnya) Yang hitam dulu!”

Gembala: “Yang hitam banyak. 10 kg/th…”

Udin: “Kalau yang putih…?”

Gembala: “Yang putih juga”

Udin: “BAPAK KENAPA SIH SELALU NGEBEDAIN KAMBING DUA INI, KALAU JAWABANNYA TERNYATA SAMA?”

Gembala: “Begini Pak, soalnya kambing-kambing yang hitam itu punya saya….”

Udin: “Oh begitu Pak, maaf kalau saya emosi.

Lalu kalau yang putih?”

Gembala: “Yang putih juga.”

================================

Sahabatku,

Begitu juga yang terjadi dengan anak-anak Balita kita dirumah yang sering bertanya berulang-ulang dan tak henti-hentinya bertanya pada kita orang tuanya...

Apakah kita sering lepas kendali, lalu mulai bersuara keras atau bahkan membentak mereka untuk diam...?

Coba kita ingat-ingat kembali dan .....

Selamat berlatih kesabaran ya ayah bunda.

=============================

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”.

"Bagaimana jika ada orang yang terus bertanya dan mengulang-ulang pertanyaannya yang sama..?"

Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!”

Tapi Orang itu mengulangi pertanyaannya berulang-ulang,

kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!”

(HR al-Bukhâri).

Note:
Kisah ini beredar secara viral di dunia maya. Kami kesulitan mencantumkan sumber pertama.

RAPORT ORANG TUA


JIKA ORANG TUA JUGA PUNYA RAPORT, KIRA-KIRA NILAINYA RATA-RATANYA BARAPA YA ????

Di sekolah kami Maha Karya Gangga di Buleleng Bali, setiap orang tua juga mendapatkan Raport dan akan di evaluasi hasilnya setiap 3 bulan sekali....

Nah ngomong-ngomong kalau orang tua diberikan raport kira-kira hasilnya seperti apa ya...?

Sahabat komunitas tercinta berikut ini ada sebuah kisah renungan menarik yang dikirim oleh sahabat kita:

Benedicta Carine
Yesterday at 1:47pm •

Barusan saya berbincang dengan ART saya, dia minta ijin untuk pulang lebih awal untuk ambil Raport anaknya di sekolah. Lantas saya berpesan padany, untuk tidak perlu harapkan anak bagus di semua bidang, melainkan fokuslah pada apa yg jadi keahlian anak. Bahwa setiap anak punya potensi n minat yg beda2, tak perlu dipaksakan.

Lantas ia pun bercerita, bahwa dia melihat anak tetangganya kepalanya pitak2 karena di potong rambutnya oleh ortunya sendiri. Alasan ortu tsb karena nilai raport anaknya mengecewakan.

Mendengar itu hati saya tersayat, tak terbayang bagaimana PERASAAN anak tsb ; MALU, MARAH, KECEWA, merasa diri TAK BERHARGA??

Tiba2 terbesit dalam hati saya, bagaimana biar adil jika bukan hanya anak saja yg memiliki nilai2 Rapor? Bagaimana jika sekarang Anak2 kita memiliki KESEMPATAN untuk MEMBUATKAN nilai2 di Raport kita?

Hhmmmm..... Bagaimana ya kira2 isinya?

- Agama (teori):
Nilai 9( hapal sekali isi kitab suci)

- Agama (praktek):
Nilai 4 ( ajar tak boleh bohong, tp tiap hari selalu bohong - bilang ayah/bunda hanya ke warung sebentar, pdhl pergi kerja sampai malam)

- Matematika. :
Nilai 5 (Ga pandai berhitung. Tiap hari selalu bertanya : 'mama udah bilang BERAPA KALI?? Kok ga nurut2 juga sih!!!!')

- PPKN :
Nilai 4 ( ajarin suruh taat aturan, tapi suka nyebrang jalan sembarangan, naik motor ga pake helm, buang sampah sembarangan, ga mau ngantri, merokok di tempat AC/Umum dll)

- Sejarah :
Nilai 8 ( suka ungkit2 masa lalu. 'Baru aja 4 hari yg lalu kamu pecahin Vas, trus 2 hari lalu pecahin piring, eh sekarang gelas kamu pecahin, besok apalagi??')

- Kesabaran :
Nilai 3 ( ngomel mulu kerjanya tiap hari)

- Olah raga :
Nilai 8 (jago sekali menampar, mencubit, memukul, menendang, menarik rambut alias menjambak ketika marah.. Mungkin bisa dapat Medali Emas jika diikutkan di Olympiade)

Kesimpulan:
*perlu belajar lebih sabar n kendalikan emosi

*belajar mendengar, karena selama ini terlalu banyak bicara sepanjang hari

* harus lebih banyak belajar bagaimana berSOSIALISASI yg BAIK dengan ANAK

*belajar memberi diri sendiri KONSEKWENSI, karena selama ini sukanya hanya anak saja yg dihukum ketika salah, namun kesalahan diri sendiri mudah sekali ditoleransi..

* harus lebih RAJIN BELAJAR. Karena selama ini hanya anak yg disuruh rajin belajar, tp diri sendiri malah malas belajar - lebih suka nonton sinetron.

Para parents terkasih, mari kita renungkan sama2. Betapa kita sudah bertindak sangat tidak adil kepada anak. Kita menuntut anak harus nurut, pintar di hampir semua bidang, rajin belajar, sopan, anak harus sempurna, dan berbagai tuntutan kita lainnya.

Sementara anak? Apa yg mereka tuntut? Hanya Perhatian, Pengertian, Penerimaan, Contoh yg Baik.

Namun ketika mereka tak dapatkan semua itu dari kita, apakah anak ada 'Hak' untuk marah - seperti di saat kita marah ketika anak tak sesuai tuntutan kita?

Tak ada, bukan?? Yg ada ketika anak 'rewel', berusaha sampaikan perasaanny, kita malah makin mengomeli dia bahkan sampai ada yg 'dihukum' karena itu..

Apakah ini yg dinamakan ADIL??

Mari kita sama2 merenungkan dengan hati nurani masing2..

(◦'⌣'◦)

KEBERSIHAN SEBAGIAN DARI IMAN


"SESUNGUHNYA KEBERSIHAN ADALAH SEBAGIAN DARI PADA IMAN"

-Ajaran Islam-

Suatu ketika seorang teman bercerita tentang seorang sahabatnya dari Jepang. Jika ia ke Toilet, selalu saja keluarnya lama sekali.

Lama-lama teman saya penasaran, meskipun tidak sopan namun karena rasa penasaran melihat sahabatnya yang selalu keluar lama di Toilet akhirnya ia tak kuasa untuk bertanya juga.

Hai "Teman San" mengapa kamu kok jika ke toilet keluarnya selalu saja lama sekali, memangnya kenapa? ada yang saya bisa bantu ?"

"Oh iya maaf" jawabnya agak kikuk, karena ia tak menyangka akan di tanya mengenai hal ini.

"Mengapa saya lama jika di toilet, karena saya selalu berusaha membersihkan toilet tersebut sampai bersih dan kering persis seperti pada saat saya masuk", saya ingin agar orang berikutnya yang masuk ke toilet ini merasa senang karena bersih dan kering"

Begitu teman saya menuturkan kepada saya.



"Ah alangkah hebatnya sahabat Jepang mu itu", jawab saya.

Lalu saya tanya lagi," kok orang-orang Jepang bisa punya kebiasaan seperti itu ya ?"

Oh iya kata kawan saya, "Sekolah2 di Jepang itu sejak SD kelas 1 sampai kelas 6 melatih anak-anak untuk secara bergiliran membersihkan dan merawat wc sekolah mereka termasuk gurunya juga mencontohkan demikian."

"Jadi mungkin karena mereka selama 6 tahun sudah biasa bersih dan merasakan betapa beratnya membersihkan sendiri WC sekolah maka mereka tidak mau sembarangan mengotorinya. Dan rupanya kebiasaan ini terbawa terus hingga mereka dewasa"

Saya sungguh tertegun dengan penjelasan kawan saya ini, terlepas dari akurat atau tidaknya informasi ini, tapi saya tetap kagum dengan cerita kawan saya ini.



Wah...! seandainya saja kurikulum dan sekolah-sekolah di Indonesia juga mau menerapkan pelajaran kebersihan ini selama 6 tahun kepada para siswa-siswinya, melalui teladan dari para gurunya maka mungkin Kebersihan di negari ini benar-benar menjadi bagian dari pada Iman.

Jujur saja saya jadi terinspirasi dan mulai dari saat mendengar cerita kawan saya ini saya selalu berusaha meninggalkan wc publik yang habis sy pakai dalam keadaan bersih seperti saat saya masuk.

Mari kita renungkan bersama.

Salam syukur penuh berkah,
-ayah edy -

Sharelah posting ini ke sebanyak2nya orang tua dan guru sekolah jika dirasakan membawa manfaat dan berguna.

BERSYUKUR DAN BAHAGIA

Orang yang hidupnya susah adalah orang yang tidak pernah bersyukur....

TANPA PUNYA RASA BERSYUKUR BERAPAPUN BANYAKNYA REZEKI YANG KITA DAPAT AKAN TERASA TIDAK CUKUP

Rasa Syukur adalah berfokus pada kebutuhan dan bukan keinginan.

Rasa Syukur hanya bisa tercipta bila kita berfokus pada apa yang kita punya dan miliki.

Betapa banyaknya nikmat yang sudah kita dapatkan dari Tuhan setiap harinya, maka berpikirlah nikmat yang mana lagi yang tidak bisa kita syukuri

Mari kita sisihkan waktu kita sejenak saja untuk membaca kisah ini;

Seorang kakek berumur 72 tahun tiba-tiba merasakan sakit di kedua matanya, disertai oleh pandangan yang mulai kabur.

Beberapa hari kemudian ia hampir tidak bisa melihat sama sekali.
Kakek itu pergi ke rumah sakit untuk memeriksakannya ke dokter.

Dokter menvonis mata kakek itu harus dioperasi supaya bisa melihat kembali.

Akhirnya mata kakek itu dioperasi dan operasinya berhasil dengan baik.

Setelah operasi, pihak rumah sakit menyerahkan kwitansi pembayaran kepada kakek itu. Jumlahnya cukup besar.

"Apakah bapak dijamin asuransi?" tanya salah seorang bagian admin Rumah Sakit.

Tanpa menjawab sepatah katapun tiba-tiba kakek itu menangis sesegukan.

Melihat hal itu petugas rumah sakit menjadi kasihan,

lalu bertanya: "Kenapa bapak menangis? Apakah bapak tidak punya uang untuk melunasi tagihan ini?"

Di luar dugaan petugas, si Bapak Tua itu menjawab:

"Bukan itu masalahnya, saya punya uang simpanan yang cukup banyak untuk melunasinya." sambil masih sesugukan menangis...

"Cuma saya jadi teringat sesuatu; sudah 72 tahun saya menggunakan mata untuk bisa melihat, ini namun tak pernah sekalipun Allah meminta bayaran kepada saya".

sang Admin Rumah Sakit spontan berkata....

"Subhanalloh......., nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan?":

Sudahkah kita bersyukur hari ini...?

Salam syukur penuh berkah,
ayah edy
web resmi ayah edy: www.ayahkita.blogspot.co.id

BERIKAN KURSUS YANG SESUAI DENGAN BAKAT ANAK BUKAN SEBALIKNYA


Berikut pemikiran dari Edwar De Bono seorang konsultan Bisnis Nippon Telepon & Telegraf, Perusahaan Komunitasi Terbesar di Jepang, yang diminta oleh Pemerintah Canada untuk pemberikan advis terhadap sistem pendidikan yang ada di Canada:

Saya belum pernah bertemu dengan orang yg berprofesi di bidang yg tidak dia tidak cintai dan menjadi kelemahannya kemudian orang tersebut menjadi orang sukses, hebat dan terkenal.

Tapi kalau bertemu dengan orang-orang yg berprofesi di bidang yg mereka cintai dan menjadi hebat dan terkenal bahkan hingga keseluruh dunia itu banyak sekali.

Edward De Bono

Note:
Tapi anehnya mengapa ya.. masih banyak orang tua yg memaksa anaknya untuk ikut Les atau Bimbel pada bidang2 mata pelajaran yg menjadi kelemahan anaknya dan mereka tidak sukai....?

Anjuran saya adalah kursuskanlah anak-anak kita pada bidang-bidang yang menjadi keungulannya dan mereka sukai, semisal anak suka wayang di kursuskan wayang, anak suka menari di kursuskan menari.  Kelak jika bidang ini menjadi fokus perhatiaannya, maka ia akan bisa menjadi Dalang terkenal atau Penari Kelas Dunia.

** Berdasarkan kisah nyata Mas Harli sang Dalang Cilik dan Nia Alvita yang berhasil menjadi Director of Choreography di LA pada usia 19 tahun.

by ayah edy
Guru Parenting Indonesia
www.ayahkita.com

MENDIDIK TANPA BENTAKAN


BISA NGGAK YA MENDIDIK ANAK TANPA BENTAKAN DAN TERIAKAN...???

Tak jarang, saat anak melakukan sesuatu yang tidak sreg dengan hati dan keinginan orangtua, kita malah memarahi dan membentak sang anak. Apalagi jika saat itu kondisi emosi sedang tidak stabil, mudah berubah mood karena berbagai alasan.

Di sisi lain, sebenarnya anak-anak tak pantas dan tak layak menjadi sasaran ketidaklabilan emosi orangtuanya, mungkin seringkali hal ini disadari berulangkali oleh para orangtua, tetapi keterbatasan dalam mengontrol emosi masih menjadi alasan untuk menghentikan mendidik anak dengan membentak.

Tahukah ayah, bunda beberapa literatur dan artikel anak mengungkapkan bahwa bahaya membentak anak sangat berefek negatif pada keadaan psikologisnya, mereka akan merasa tertekan dan terus memendam rasa tertekannya tersebut.

Selain berpengaruh buruk terhadap psikologisnya, membentak juga akan membuat renggang ikatan batin antara orangtua dengan anak, bahkan bentakan tidak akan mengajarkan apa-apa untuk perkembangan si kecil. Anak yang berusia di bawah 10 tahun, mereka tidak akan melawan atau balas membentak, sifat pasif mereka inilah yang menjadi alasan tidak bisa diukur seberapa besarnya dampak yang terjadi terhadap psikologis anak akibat dibentak.

Anak cenderung meniru apa yang dilihat dan didengarnya, seorang anak yang dibentak dan diomeli atau dimarahi dengan berteriak cenderung akan tumbuh menjadi anak yang kurang percaya diri, gampang tersinggung, cepat marah, bahkan mungkin akan menganggap sah-sah saja berkomunikasi menggunakan bentakan, omelan dan kemarahan kepada orang-orang di sekitarnya tanpa pandang bulu.

Banyak faktor yang menjadi penyebab orangtua paling sering melakukan kesalahan dalam mendidik anaknya, salah satunya mengabaikan faktor-faktor penting dalam teknik berkomunikasi yang akhirnya menganggap seolah-olah anaknya seperti anak nakal yang tidak mau mendengarkan perkataan orangtuanya. Lalu apa saja faktor-faktor penting dan cara mendidik anak yang baik tersebut? Berikut di antaranya:

Faktor komunikasi dua arah. Pastikan bahwa saat Anda berbicara dengan sang anak, Anda benar-benar menatap matanya, begitupula dengan mereka.

Hindari berbicara saat salah satu dari Anda atau keduanya saling melakukan aktivitas lain seperti, mengajak bicara anak tetapi Anda malah sambil bermain gadget, atau sebaliknya. Hentikan semua aktivitas apapun saat Anda berusaha untuk berbicara dengan mereka.

Pegang kedua tangannya lalu minta mereka untuk berdiri menghadap Anda atau duduk di hadapan Anda saat ingin berbicara dengan mereka, pastikan mereka terpusat perhatiannya pada Anda yang hendak berbicara. Setelah mereka terpusat perhatiannya, mulai ajak bicara dengan lembut. Contoh: “sayang, ibu mau berbicara sebentar. Dengarkan baik-baik ya…” (sambil tetap memegang tangannya).

Faktor kesepakatan bersama. Buat aturan main yang jelas serta konsekuensinya saat anak sudah tepat untuk dikenalkan dengan sebab dan akibat. Anak di atas 5 tahun harus sudah dikenalkan dengan konsekuensi, mulailah dengan hal-hal yang sepele dan ringan agar mereka merasa tidak berat dalam menjalaninya.

Misalnya, saat mereka bermain berikan aturan yang jelas untuk membereskan mainannya jika mereka telah selesai menggunakannya. Jika mereka tidak melakukannya, berikan konsekuensi untuk dikurangi jatah jam menonton TV dan lain sebagainya.

Pastikan ada tekanan konsistensi waktu dimulai dan sampai kapan konsekuensi tersebut akan dihentikan. Misal, “Jika kamu tetap tidak membereskan mainannya sendiri, mulai hari ini dan seterusnya kamu hanya boleh menonton TV selama 2 jam dalam sehari.” Dan beritahu sanksi yang akan mereka jalani jika melanggar kesapakatan tersebut.

Gunakan suara datar dan bahasa yang mudah dimengerti. Sebisa mungkin, berkomunikasilah dengan suara yang lemah lembut tanpa berteriak dan disertai bentakan seperti cara mendidik anak secara islami meskipun Anda dalam kondisi kesal dan marah karena keteledoran sang anak.

Ingatlah bahwa mereka masih belum mengetahui apapun di dunia ini, mereka adalah makhluk baru yang serba ingin tahu, cobalah untuk mengarahkannya dengan bahasa yang mudah dimengerti dan tenangkan diri jika Anda merasa kesal dan marah agar anak-anak tak menjadi sasaran kemarahan.

Gunakan kekuatan bisikan. Saat semua yang telah dilakukan terasa tidak mempan untuk memberitahu anak mengenai apa yang telah dilakukannya, jurus terakhir adalah dengan menggunakan jurus “bisikan”.

Misalnya dengan membisikkan perihal kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya, “Kakak sayang, masih mau nonton TV kan? Mama ingatkan Kakak ya, kalau besok Kakak masih mau nonton TV mainannya segera dibereskan jika sudah selesai.”

Jika sang anak tetap tidak mengindahkan usaha Anda dan melakukan pelanggaran secara kontinyu maka sudah tidak perlu banyak bicara lagi, lakukan tindakan yang riil.

Contohnya dengan mengamankan TV agar mereka tidak bisa lagi menonton TV saat itu, hal ini perlu dilakukan untuk menunjukkan sikap tegas dan konsisten Anda sebagai orangtua dalam mendidiknya.

Selain faktor-faktor di atas perlu diketahui juga cara mendidik anak usia 2 tahun dan cara mendidik anak laki laki akan berbeda teknik, Anda juga perlu mengetahui dampak negatif akibat salah asuh dengan membentak, yaitu di antaranya:

Saat anak tumbuh dewasa, mereka akan menjadi orang yang minder dan takut mencoba hal-hal baru. Jiawanya selalu merasa bersalah sehinga hidupnya penuh keraguan dan merasa tidak percaya diri.

Anak akan tumbuh dengan sifat yang pemarah, egois, judes karena mereka dibentuk dengan kemarahan orangtuanya. Jika ada yang tidak berkenan di hatinya kerana sikap kawannya, mereka akan cenderung agresif dan memarahi rekannya, meskipun hanya masalah sepele.

Anak akan memiliki sifat menantang, keras kepala dan suka membantah nasihat atau perintah orangtuanya.
Anak akan memiliki pribadi yang tertutup dan suka menyimpan unek-uneknya, takut mengutarakan sesuatu dan takut dipersalahkan.
Anak menjadi apatis dan sering tidak peduli pada suatu hal.

Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa satu bentakan akan merusak jutaan sel otak anak, anak yang masih dalam masa golden age (2-3 tahun pertama) akan mengalami keguguran sel otak akibat dari suara keras yang keluar dari orangtuanya dan hal tersebut akan merusak cara mencerdaskan anak yang telah diusahakan orang tuanya sendiri.

Sebaliknya, rangkaian otak akan terbentuk indah saat ibu sedang memberikan belaian lembut kasih sayang pada anaknya sambil menyusui, jadi rajin-rajinlah membelai sang anak dengan kasih sayang yang tulus agar otaknya cemerlang.

Penelitian tersebut telah dilakukan oleh Lise Gliot pada anaknya sendiri, ia memasang kabel perekam otak yang terhubung dengan monitor computer untuk bisa melihat setiap perubahan respon di dalam otak anaknya.

Hasilnya mencengangkan, rangkaian indah yang terbentuk saat anaknya disusui ibunya tiba-tiba menggelembung seperti balon dan pecah berantakan serta terjadi perubahan warna.

Hal ini terjadi baru karena sebuah teriakan saja, apalagi jika anak terus dibentak dan dimarahi secara tak terkendali bukan tidak mungkin akan mengganggu struktur otak dari sang anak, bahkan organ tubuh penting lainnya di dalam tubuh seperti hati dan jantung.

Kedekatan yang terjalin antara anak dan orangtua sangat berpengaruh terhadap perkembangan otak anak serta keadaan psikologisnya, tidak perlu khawatir anak menjadi cengeng dan manja.

Yuk kita praktekkan, mau ?

sumber tulisan: http://www.buahatiku.com/cara-efektif-mendidik-anak-tanpa-berteriak-membentak/

Materi ini sering di praktekkan dalam parenting seminar ayah edy yang diselenggarakan di berbagai kota di Indonesia.

by ayah edy
guru parenting Indonesia