SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY

SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Bagaimana caranya..? Gabung di FB: komunitas ayah edy, download talkshow di www.ayahedy.tk

Friday, September 25, 2009

GERAKAN MEMBANGUN INDONESIA YANG KUAT DARI KELUARGA (INDONESIAN STRONG FROM HOME)


=============================================
Suatu hari saya pernah bertemu dengan Pimpinan Radio Smart FM Jakarta dan menggoda beliau dengan sebuah pertanyaan jahil namun sekaligus serius, malah mungkin teramat serius.

Begini kira-kira dialognya waktu itu:
Pak seandainya hari ini Tuhan berada disini bersama kita dan kemudian berkata pada Bapak, bahwa “Mulai hari ini Aku berikan segala kekuatan padamu untuk memperbaiki Indonesia untuk bisa menjadi jauh lebih baik lagi, begitu kira-kira Tuhan berkata pada Bapak. Nah... pertanyaan saya adalah, “Kira-kira Bapak akan memulainya dari mana..?”

Diluar dugaan saya, seorang yang hebat sekaliber beliaupun ternyata tertegun dengan pertanyaan tersebut. Ya tentu saja hal ini sangat wajar karena untuk menjawab pertanyaan yang sama, saya sendirpun perlu waktu hingga 7 tahun untuk merenungkanya.

Lalu untuk memecah keheningan suasanya akhirnya sayapun menyela, “Jika saya yang di tanya oleh Tuhan, saya sudah punya jawabannya Pak !”.
“Apa itu..?!”, tanya beliau dengan sangat terkejut sekaligus antusias. “Saya akan memulainya dari keluarga..!” jawab saya, “ya..! saya akan memulainya dari keluarga sendiri..! Jawab saya dengan penuh keyakinan. Saya merasa begitu yakin sekali bahwa kita bisa Membangun Indonesia yang kuat mulai dari membenahi keluarga kita sendiri.

Itulah cikal bakal awal diangkatnya Program Indonesian Strong from Home di Radio Smart FM. Dan ternyata karena kami berdua memiliki visi yang sama tentang bangsa ini, maka program Membangun Indonesia yang Kuat dari Keluargapun mulai di gelar di Radio Smart FM pada Minggu Pertama, Januari 2006. Dimulai dengan hanya 1 jam kemudian ditambah menjadi 2 jam, dan sejak Juli 2008 Live talkshow Indonesian Strong from Home di tayang ulang pada Minggu malamnya.

Program ini pada dasarnya memiliki cita-cita untuk membangkitkan kesadaran akan pentingnya membangun keluarga inti sebagai fondasi dasar bangunan bangsa ini. Tak akan ada bangunan menjulang tinggi yang Kokoh di atas Fondasi yang Rapuh.

Sungguh sebuah berkat yang besar dari Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa dalam waktu hanya 2 tahun saja program ini ternyata telah medapatkan sambutan dan dukungan yang sangat luar biasa dari para orang tua dan guru diseluruh pelosok tanah air, mulai dari perkotaan, pedesaan sampai daerah perkebunan kelapa sawit nun jauh dipelosok, program ini juga telah menggugah dan diminati oleh berbagai kalangan mulai dari akar rumput sampai akar beringin.

Program yang awalnya hanya untuk Membangun Kesadaran para orang tua, namun kini telah berkembang menjadi sebuah GERAKAN MEMBANGUN BANGSA yang menjadi milik para orang tua dan guru diseluruh pelosok tanah air. Sekali lagi ini sebuah berkat yang tiada terhingga dari Tuhan Semesta Alam.

Progaram ini pada intinya adalah memberikan pencerahan dan bimbingan pada para orang tua untuk bisa membimbing anak-anaknya secara tepat agar anak-anak mereka kelak menjadi anak yang sukses. Dilakukan dengan berbagai cara dan media baik radio maupun televisi melalui program Live Talkshow, Pelatihan & Parenting Workshop, Penulisan Artikel di Majalah Keluarga, Penerbitan buku-buku dan CD parenting bagi orang tua serta para guru.

Program inipun terus bergerak maju tanpa henti, dan dalam waktu dekat ini kami telah berencana untuk membangun sekolah yang berfokus pada fitrah penciptaan anak berbasiskan Multiple Intelligence, Holistic Learning dan Character Building yang mengedepankan kerjasama guru dan orang tua dalam mendidik anak bersama-sama secara tepat.

Kelak apa bila program sekolah ini telah berhasil mencetak generasi unggul bangsa, maka akan kami jadikan sebagai pusat pembelajaran bagi para guru di seluruh tanah air tercinta. yang Insya Allah akan kami beri nama The Teacher Institute of Learning Center.

Semoga Tuhan selalu bersama dan memberkati setiap langkah dan gerakan kita dalam Membangun Indonesia yang Kuat dari Keluarga.

Hari ini juga, Mari kita pastikan diri kita telah menjadi bagian dari Gerakan Membangun Indonesia yang Kuat dari Keluarga..!

Kalau bukan kita yang peduli lantas siapa lagi? Kalau bukan sekarang waktunya, lantas mau kapan lagi ?

Let’s Make Indonesian Strong from Home !
ayah edy
Note: Please..., Baca juga artikel penting; Surat dari seorang Sahabat di Negeri Kincir Angin

Thursday, September 3, 2009

Lho.. masih kecil kok sudah tanya-tanya soal seks? Bagaiaman sikap guru dan orang tua?


======================================
Suatu hari saya ditanya oleh seorang ayah, dia bingung karena anak perempuannya yang berusia 6 tahun sudah mulai mengajukan pertanyaan seputar SEX.... Apakah sudah tepat jika saya jawab...? kapan sich waktu yang tepat untuk mengajari anak-anak tentang sex...? Pertama-tama kita perlu memandang arti Sex itu sendiri dalam kapasitas yang tepat.

Selama ini jika kita menyebut sex, maka pandangan kita sudah melayang-layang ke sesuatu yang bersifat buruk atau miring. Sesungguhnya Sex itu bersifat netral, bagaimana kita mengarahkan dan menggunakannyalah yang menyebabkan sex itu baik atau buruk. Jadi syarat pertama sebelum kita bicara pada anak adalah jelaskan bahwa sex itu adalah proses alami mahluk hidup dalam melangsungkan kehidupan spesiesnya.

Kapankah saat yang tepat untuk mengajari anak tentang sex, adalah saat pertamakali anak mulai menanyakannya pada kita. Yah itulah saat yang tepat. Jangan sampai terlambat, karena jika tidak ia akan mencari tahu dari orang atau pihak lain yang tidak jelas. Ingat jangan pernah memarahi anak yang bertanya dan ingin tahu tentang sex, terimalah ini sebagai proses alami, dan bersyukurlah ia bertanya pada orang tuanya.

Bagaimana caranya? jelaskan apa adanya jangan di tutup-tutupi, bawalah arah pembicaraan pada hal-hal yang bersifat ilmiah, sains genetika kedokteran. Misalnya jika anak anda menanyakan apakah arti senggama dan berhubungan badan...? untuk apa itu dilakukan...? Maka jelaskanlah masing-masing fungsi alat reproduksi, apa tujuan mulia Tuhan memberikan alat ini, buka gambar fungsi reproduksi dari buku-buku kedokteran dan jelasakan pula bagaimana orang-orang sering melakukan tindakan yang keliru terhadap fungsi reproduksi ini.

Jika kita adalah kalangan yang beragama, maka kita bisa kaitkan sedikit-demi sedikit bagaimana seharusnya fungsi-fungsi ini dilakukan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan melalui agama kita masing-masing.

Terus pancinglah pertanyaan dari anak anda, mengenai hal apa saja yang telah ia ketahui dari teman-temanya tentang sex, dan apa yang dilakukan teman-temannya apakah terjadi penyimpangan, ajak anak anda untuk membahasnya.

Ingat jadikanlah diri kita sebagai konsultan sex bagi anak-anak kita, kalau bukan kita siapa lagi. Dan sekali lagi sex itu adaah sesuatu yang netral dan alami yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup, jadi bahaslah sex dalam konteks yang netral dan mendidik.

Jika setiap orang tua mau untuk melakukan hal ini bagi anak-anak remajanya, maka Insya Allah anak-anak kita akan tahu menentukan pilihan yang benar sehingga kasus-kasus penyalahgunaan seksual di usia dini dan aborsi akan bisa cegah dan dikurangi.



Lihat tayangan videonya di : http://www.youtube.com/watch?v=ugKqhRyK5CU

Siapakah IBU KE-2 yang mendidik anak-anak kita dirumah


====================================================================================================
Suatu ketika ada sebuah Konferensi Pendidikan untuk Para orang tua dan guru yang berlangsung di New York, Hadir pada Konfrensi itu seorang Pembicara yang luar biasa dan paling penduli akan pendidikan anak-anak disana. Pada pembukaan ceramahnya dia bertanya pada para peserta; begini kira-kira; wahai para orang tua dan pendidik siapakah dari anda semua yang marasa menjadi ibu kandung dari anak-anak anda....? hampir seluruh peserta mengangkat tangannya. Lalu si pembicara itu bertanya lagi setelah anak kita mulai bertambah usia siapakah menurut anda orang yang paling banyak berpengaruh membentuk prilakunya...? kemudian forumpun mulai terlihat bingung, tidak banyak yang mengangkat tangan; ada sebagian lagi yang terlihat ragu-ragu dan lebih banyak yang memilih untuk diam.

Yah begitulah nasib anak-anak kita saat ini; hampir bisa dipastikan ibu yang mengandung anak kita adalah kita sendiri; tapi ibu yang telah mendidik anak kita banyak sekali; dan tahukah anda siapakah ibu yang paling besar pengaruhnya dalam mendidik moral anak kita, ibu yang paling konsisten, tidak pernah absen dan selalu hadir tepat watktu; setia menemani hampir 24 jam sehari kapanpun diminta...? Tiba-tiba semua peserta menjadi terdiam; ruangan besar yang berisikan lebih dari 500 orang peserta itu tiba-tiba berubah menjadi sunyi senyap.... Siapakah gerangan ibu itu pikir semua peserta..

Yah....kembali dengan suara menggelegar si pembicara berucap dialah seorang ibu yang bernama Televisi. Kita mungkin tidak bisa konsisten tapi program-program TV selalu konsisten dan hadir tepat waktu, kita mungkin lupa mengkonfirmasikan pada anak kita bahwa hari ini kita akan pulang terlambat, tapi TV tidak pernah lupa untuk mengkonfirmasikan pada anak kita apa bila ada perubahan jam tayang. Kita mungkin pergi sebelum matahari terbit dan tiba setelah matahari terbenam; dan sulit sekali diminta wakktunya untuk menemani anak kita barang 5 menit saja; tapi tidak dengan ibu kedua anak kita yang bernama televisi; dia dengan berbagai macam acaranya selalu setia menemani anak kita; kapanpun diminta.

Jadi janganlah kita kaget bila tiba-tiba prilaku anak kita berubah; kita juga jangan kaget bila tiba-tiba muncul banyak pertanyaan-pertanyaan aneh dari anak kita; dan kita mestinya tidak perlu marah mana kala tiba-tiba anak kita mulai melawan dan berprilaku buruk; ya karena kita telah membiarkan setiap hari anak kita dididik oleh ibu keduanya yang bernama televisi tadi.

Para orang tua yang berbahagia....., Sungguh pidato dari sang pembicara ini begitu menggetarkan hati para peserta seisi ruangan; isi pidato ini telah menyadarkan sebagian besar para pendidik dan orang tua yang hadir pada saat itu, betapa selama ini kita telah melepaskan masa-masa emas pembentukan moral anak kita pada orang lain, pada lingkungan dan pada ibu kedua yang bernama Televisi.

Para orang tua dan guru yang tercinta...., Pidato yang luar biasa ini ternyata telah menginspirasi hampir 40% orang Amerika untuk mengganti Televisi mereka dirumah dengan program-program yang lebih mendidik dan kreatif bagi perkembangan mental anak-anak mereka. Bahkan ada sebagian dari mereka yang memutuskan untuk tidak memiliki televisi dirumah...ya..... The Association of Parent with no TV at Home.

Mari kita resapi dan renungkan dalam-dalam isi pidato dan kisah ini; semoga hal ini juga bisa mengispirasi para orang tua dan pendidik diseluruh tanah air tercinta ini. Akankah masa-masa emas pembentukan moral anak-anak kita, akan kita biarkan dirusak begitu saja oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab......!

Saya sudah meniadakan siaran TV dengan program yang tidak sehat bagi anak-anak kami dirumah dan menggantinya dengan program-program yang mendidik bagi anak-anak saya.... Bagaimana dengan anda...?

Wednesday, September 2, 2009

Indonesian Strong from Home BERKIBAR di Medan







Keterangan foto dari atas ke bawah:
1. Suasana Pendaftaran, pagi hari masih ada juga peserta baru
2. Suasana peserta mencari buku tulisan ayah Edy
3. Suasana seminar yang serius santai dan tetap antusias hingga akhir acara
4. Bingkisan untuk para orang tua peserta paling aktif dan partisipatif yang beruntung.
5. Mengenakan Ulos sebagai tanda berkibarnya Indonesian Strong from Home di Medan bersama TIM KIMSA, SMART FM Network dan pendukung program ISFH Medan.

Cerita dalam bentuk gambar ini diabadikan oleh seorang fotografer profesional; dalam acara seminar sehari yang diselengarakan oleh KOMUNITAS IBU-IBU MUDA SAYANG ANAK (KIMSA) bekerjasama dengan Radio Smart FM Network. Acara pertama yang diselenggarakan oleh KIMSA ini mendapatkan sambutan yang meriah dan hangat dari para Orang Tua Muda Pencinta Anak dan Keluarga.

Monday, August 31, 2009

SEKOLAH MONYET VS SEKOLAH MANUSIA





================================================================================================

Para orang tua dan guru yang berbahagia....
Sudah tahukah anda bahwa di Thailand ada sebuah Sekolah Akedemi yang didirikan dengan siswanya terdiri dari para monyet, ya...para monyet yang nantinya akan dipekerjakan di perkebunan-perkebunan besar di Thailand..?

Jadi ternyata Thailand si Negara penghasil perkebunan nomer satu didunia tersebut, pekerjanya sebagaian adalah para Monyet... ya para monyet yang dididik di sekolah akedemi monyet milik Khuru Samporn. Atau yang lebih terkenal sebagai Samporn Monkey Training College. yang didirikan pada tahun 1957 di District Kancha-nadit, Provinsi Surat Thani.

Ternyata tempat ini tidak hanya sebagai akademi pelatihan monyet saja, melainkan telah berkembang menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi oleh Turis Asing Manca Negara, dan tak jarang dari mereka adalah para pendidik yang khusus berkunjung untuk melihat langsung dan mempelajari metode pendidikan disana...

Para orang tua dan guru yang berbahagia.... Sungguh suatu kebesaran jiwa yang luar biasa dari para turis asing yang telah mau belajar dari sekolah ini...ya belajar dari Sekolah Monyet., karena banyak dari mereka yang datang ternyata berprofesi sebagai pendidik dinegaranya

Ada apakah gerangan yang menarik dari sekolah ini, hingga berhasil mengundang para pendidik dari sekolah manusia untuk studi banding kesini...?
Para orang tua dan guru yang berbahagia mari kita simak apa saja keunikan yang dimilikinya....
1. Sekolah adalah tempat yang dibuat senyaman mungkin untuk para monyet.Khuru Samporn menjelaskan bahwa para monyet ini akan dapat menyerap ilmu pelajaran dengan baik, apa bila dia benar-benar merasa nyaman dan menganggap bahwa sekolah adalah tempat favoritnya Oleh karena itu bentuk sekolahnya dibuat sedemikian mirip dengan tempat habitat alami para monyet dulu berada.
2. Proses Penerimaan SiswaKhuru Samporn tidak pernah membeda-bedakan calon siswa, baik yang jinak, liar, setengah liar atau amat sangat liar. Semua calon siswa diterima dengan tangan terbuka tanpa perlu ada ujian saringan, asalkan usianya sudah mencukupi. Karena Usia yang kurang dari 2 tahun, mestinya monyet tersebut masih harus hidup dengan ibunya untuk mendapatkan kasih sayang sebagai anak-anak dan belum layak untuk dipaksa menjadi pekerja perkebunan. Kata Khuru Samporn, ....Bukan main...betapa arif dan bijaksananya beliau...
3. Mendidik dengan penuh kasih sayang...Khuru Samporn selalu menekankan tidak boleh digunakan kekerasan, pukulan dan hukuman kepada para monyet; melainkan melalui pendekatan dengan penuh kasih sayang sebagaimana layaknya orang tua pada anaknya. Khuru Samporn melakukan pendekatan mulai sejak monyet tersebut berprilaku sangat liar hingga saat lulus nanti prilakunya akan menjadi sangat jinak dan kooperatif dengan metode yang penuh kelembutan. Mulai dari memberi makan, mengajak main, membelai dan sebagainya.
4. Setiap monyet yang ingin bersekolah dapat masuk kapan saja sepanjang tahun asalkan usianya sudah mencukupi. Disana tidak mengenal dan tidak ada yang namanya tahun ajaran monyet.
5. Mendidik monyet berdasarkan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing; dimana ternyata masing-masing monyet memiliki kemampuan dan kecepatan belajar yang berbeda-beda. Tutur Khuru Samporn.
6. Setiap siswa di didik untuk berhasil menguasai keahlian-keahlian dasar, menengah dan tinggi. Tanpa ada satu siswapun yang gagal. Jadi saat mereka lulus masing-masing monyet memiliki keahlian yang lebih kurang sama, satu sama lainnya.
7. Khuru samporn juga bertanggung jawab untuk memperbaiki prilaku monyet termasuk ada kalanya ada monyet yang kecanduan rokok, dan gemar merokok akibat kebiasaan orang membuang puntung sembarangan dan dipungut oleh monyet tersebut. Dengan sabar Khuru Samporn melakukan terapi penyembuhan bagi sang monyet hingga ia benar-benar berhenti merokok. Khuru Samporn belum pernah mengeluarkan siswanya karena prilaku bermasalah ataupun dengan alasan ketidak mampuan belajar. Khuru Samporn merasa bertanggung jawab terhadap setiap muridnya meskipun dengan segala keterbatasan yang mereka miliki

Masih banyak lagi nilai-nilai luhur pendidikan yang diterapkan di akademi ini dalam proses belajar mengajar seperti belajar dengan melakukan (Leaning by experience), belajar dari yang mudah ke yang semakin sulit, guru adalah sahabat bagi siswa, Proses belajar harus menyenangkan, memperlakukan siswa sesuai kebutuhan dan kemampuannya masing-masing.

Dan yang paling mengagumkan adalah bahwa Akademi ini tidak melakukan ujian akhir bagi kelulusan para siswanya juga tidak mengeluarkan ijasah atau gelar bagi para lulusannya. Melainkan meng-garansi setiap siswa lulusannya akan dapat melakukan pekerjaanya dengan sangat mahir sesuai tingkatan pendidikan yang diikutinya. Dan apa bila ternyata ada siswa yang dianggap tidak memuaskan, maka siswa tersebut berhak untuk mendapatkan pendidikan ulang tanpa dipungut biaya tambahan.

Para orang tua dan guru yang berbahagia......
Namun ternyata hingga saat ini para pemilik monyet yang menyekolahkan monyetnya di Samporn Monkey Training College merasa sangat puas dan belum pernah ada komplain terhadap hasil kerja para monyet lulusan akademi ini.

Para orang tua dan guru yang berbahagia....sungguh sekolah yang luar biasa bukan....? Coba bandingkan dengan Sekolah tempat anak kita saat ini bersekolah, Apakah lebih baik atau malah lebih buruk dari sekolah Monyet ini..?

Semakin hari sekolah ini semakin terkenal dan dipenuhi oleh para siswa dari berbagai pelosok daerah di Thailand karena keberhasilnya mencetak lulusan-lulusan unggul berkualitas bagi para pemilik perkebunan.

Sekolah ini juga telah dikunjungi oleh para praktisi pendidikan dan organisasi-organisasi pendidikan dunia, seperti UNESCO, UNICEF, ONEC dsb untuk dijadikan sebagai sumber pembelajaran moral dan wacana membuka wawasan untuk dapat membangun konsep pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak manusia.

Para orang tua dan guru yang berbahagia....
jika anda penasaran dan kebetulan berkunjung ke Thailand mungkin anda bisa mampir sebentar ke Samporn Monkey Training College untuk dapat melihat langsung barang sejenak agar nantinya dapat berbagi cerita pada para guru ditempat anak-anak kita bersekolah atau pada siapapun yang peduli akan nasib pendidikan bangsa ini.

Sumber: Buku Ayah Edy Judul: I love you Ayah, Bunda Penerbit: Hikmah, Mizan Group

Sunday, August 30, 2009

Anak Belajar dari Lingkungan Terdekat Mereka



Seorang Peneliti dari Jepang, Masaru Emoto telah berhasil menemukan efek kata-kata dan pikiran terhadap air. Air yang di ucapkan kata-kata yang positif akan membentuk butiran kristal yang sangat indah dan sempurna, sementara air yang diucapkan kata-kata yang negatif akan membentuk gumpalan buruk tak beraturan. Karena dalam tubuh anak kita memiliki kandungan air lebih dari 80% maka setiap kata yang kita ucapkan juga akan memberikan efek yang serupa pada anak kita;

Seorang Penulis Puisi Dorothy Low Nolte pernah menulis sebuah karya indah yang berjudul ”Children Learn from What They Live With”. Puisi ini ternyata tidak hanya sekedar puisi biasa melainkan sebuah maha karya yang telah dibuktikan kebenarannya oleh Masaru Emoto dan didedikasikan khusus untuk para orang tua diseluruh dunia..
Para orang tua dan guru yang tercinta....Mari kita simak bersama gubahannya....

Jika anak anda banyak dicela maka;
Ia akan terbiasa menyalahkan orang lain.
Jika anak anda banyak dimusuhi maka;
Ia akan terbiasa menentang dan mendendam
Jika anak anda banyak ditakut-takuti maka;
ia akan selalu merasa cemas dan gelisah
Jika anak anda banyak dikasihani maka;
Ia akan terbiasa meratapi nasibnya
Jika anak anda selalu di olok-olok maka;
Ia akan menjadi rendah diri dan pemalu
Jika anak anda selalu dilingkupi oleh rasa iri maka;
Ia akan terbiasa merasa bersalah
Jika anak anda selalu dibohongi maka;
Ia akan terbiasa hidup dalam kepalsuan
Jika anak anda terlalu banyak ditolong maka;
Ia akan terbiasa hidup tergantung pada orang lain

Akan tetapi ...........
Jika anak anda banyak diberi pengertian maka;
Ia akan terbiasa menjadi penyabar
Jika anak anda banyak diberi dorongan maka;
Ia akan terbiasa untuk percaya diri
Jika anak anda banyak dipuji maka;
Ia akan terbiasa untuk menghargai orang lain
Jika anak anda selalu diterima oleh lingkungannya maka;
Ia akan terbiasa menyayangi dan mengasihi
Jika anak anda tidak banyak dipersalahkan maka;
Ia akan bangga menjadi dirinya sendiri
Jika anak anda banyak mendapatkan pengakuan maka;
Ia akan dengan pasti menetapkan tujuan hidupnya
Jika anak anda diperlakukan dengan jujur maka;
Ia akan terbiasa untuk berbuat benar
Jika anak anda diasuh dengan tidak berat sebelah maka;
Ia akan terbiasa untuk berbuat adil
Jika anak anda mengenyam rasa aman dirumah maka;
Ia akan terbiasa untuk mempercayai orang disekitarnya
Jika anak anda banyak diberi kesempatan maka;
Ia akan menjadi anak yang berani berekspresi dan kreatif
Jika anak anda banyak diberi kepercayaan maka;
Ia akan menjadi anak yang mandiri.
Jika anak banyak mendapatkan cinta kasih maka;
Ia akan menjadi orang yang peduli dan penuh empati.

Batapa Indahnya dunia ini....

Wahai para orang tua dimanapun anda berada.....
Sesungguhnya kitalah yang menentukan akan menjadi seperti apa wajah dunia ini melalui anak-anak kita tercinta....


Di angkat dari Puisi yang ditulis oleh Dorothy Low Nolte

Hati-hati ! Game Grand Theft Auto dan Komik Anak dengan gambar-gambar porno yang di konsumsi oleh anak-anak


Kepada para orang tua yang memiliki Putra-Putri yang gemar bermain "Game On Line" dan membaca Komik agar berhati-hati, karena disinyalir mulai beredar game on line dan komik dengan gambar-gambar Porno Vulgar yang kurang patut di lihat oleh anak-anak kita yang berada di bawah umur.

Kami baru menerima laporan testimoni dari Aceh yang menyatakan bahwa game GTA ( Grand Theft Auto ) San Andreas yang menyatakan bahwa dalam salah satu misinya terdapat adegan senggama nya selama sekian menit yang sangat Vulgar yang membuat mereka sebagai orang tua Shock Berat !

Semoga Informasi ini bisa disikapi dengan bijaksana dan semoga hal ini bisa menambah kehati-hatian kita para orang tua dan guru terhadap upaya-upaya yang merusak moral anak-anak kita di usia dini.



Gambar tersebut di atas adalah yang tidak terlalu VULGAR ANDA BISA BAYANGKAN SEPERTI APA YANG VULGAR !??

Belajar ala burung Beo


Para orang tua dan guru yang saya cintai dimanapun anda berada Suatu hari saya pernah diminta menjadi pembicara oleh salah satu pengelola TK yang ingin menyelenggarakan program Parenting kepada para orang tua muridnya.

Tema yang di ambilnya waktu itu adalah CALISTUNG kependekan dari Baca Tulis dan Hitung. Saya bertanya pada penyelenggara, apa yang diharapkan dari saya melalui tema ini..?. Begini Ayah Edy kami ingin memberikan pemahaman pada para orang tua bahwa di sekolah kami belum mengajarkan anak Baca Tulis Hitung diusia yang sangat dini; tapi masalahnya para orang tua anak ini tetap saja ngotot dan terus meminta anaknya agar di ajari Baca Tulis Hitung. Kemudian saya bertanya lagi; “Apa alasan para orang tua meminta anaknya diajari Baca Tulis Hitung..? Karena hampir semua Sekolah Dasar mewajibkan anak kelas 1 yang baru mendaftar harus sudah bisa Baca Tulis dan Hitung.

Para orang tua dan guru yang saya cintai dimanapun anda berada....
Saya tidak pernah lupa kejadian ini. Saya juga heran darimana asal-usulnya, mengapa setiap Sekolah Dasar mewajibkan siswa baru kelas satunya untuk bisa CALISTUNG. Padahal jika kita bandingkan dengan pendidikan-pendidikan anak usia dini yang ada di negara-negara maju; sama sekali tidak ada kewajiban semacam ini. Program untuk anak usia dini mayoritas adalah bermain; karena bermain bagi anak-anak sama dengan Belajar. Mereka baru diperkenalkan Baca Tulis Hitung pada kelas 3 Sekolah Dasar (Elementary).

Bahkan secara ilmiah, baru-baru ini saya membaca bahwa anak usia dini baru bisa menfokuskan organ visualnya pada objek-objek tiga dimensi; oleh karenanya alat-alat pembelajaran anak usia dini yang baik adalah berbentuk 3 dimensi. Apa bila anak usia dini dipaksa untuk belajar Calistung yang pada umumnya menggunakan objek 2 dimensi atau tulisan di papan tulis, maka si anak akan mengalami gangguan organ visual pada usia yang lebih muda.

Para orang tua dan guru yang saya cintai dimanapun anda berada....
Tahukah kita...mengapa sekolah-sekolah yang ada dinegara maju tidak menekankan pada aspek Baca Tulis Hitung; melainkan lebih menekankan pada aspek pengembangan kreatifitas dan kemampuan berpikir/nalar anak?

Menurut penelitian ilmiah, secara global kemampuan otak manusia yang berkaitan dengan pembelajaran terbagi menjadi 3 hal besar yang pertama adalah Kemampuan Kreatif, kedua adalah Kemampuan Berpikir/nalar dan ketiga adalah Kemampuan Mengingat.

Dari ketiga kemapuan ini, kemampuan mengingat adalah merupakan kemampuan alami yang bersifat pelengkap sementara kemampuan Kreatif dan Berpikir adalah merupakan kemampuan utama dan vital yang akan membantu anak untuk mencapai sukses dikehidupannya kelak.

Keberhasilan hidup seseorang lebih banyak ditentukan oleh kemampuan kreatif dan berpikirnya ketimbang kemampuan mengingatnya, atau dengan kata lain kemampuan mengingat (short term memory) hanya sebagai pelengkap saja.

Namun sayangnya yang terjadi pada sistem pendidikan kita malah sebaliknya; sejak usia dini anak-anak sudah dipaksa untuk bisa CALISTUNG; yang sesungguhnya hanyalah sebuah proses untuk mengembangkan kemampuan mengingat jangka pendek anak (Short Term Memory Learning).

Ternyata, Proses ini tidak hanya berhenti di usia dini saja, namun hingga dewasa mereka terus diajar dan diuji berdasarkan kemampuan mengingatnya dan bukan kemampuan kreatif atau nalarnya.

Para orang tua dan guru yang saya cintai dimanapun anda berada......ini adalah salah satu contoh pertanyaan yang dulu pernah diujikan pada saat kita masih bersekolah;

Apa yang terjadi antara 1825 s/d 1830.... masih ingat pelajaran sejarah..?. Ya... pasti jawabannya.......... tepat sekali Perang Diponegoro. Para orang tua dan guru yang saya cintai dimanapun anda berada....Sementara saya pernah tanyakan pertanyaan yang sama pada seorang anak TK; Nak siapa yang tahu... apa yang terjadi antara 18.25 s/d 18.30; tiba-tiba seorang anak teriak...saya tahu...saya tahu.... itu waktunya azan magrib...... Bagaimana menurut anda....salahkan jawaban anak ini...? tentu saja jika anak ini menjawab untuk soal ujian nasional pasti akan disalahkan.

Para orang tua dan guru yang saya cintai dimanapun anda berada.... Sejak Kecil...kita tidak pernah dinilai berdasarkan nalar kita dalam menjawab soal-soal.... dan sejak kecil kita juga tidak pernah diberi pertanyaan yang menggunakan nalar/berpikir seperti;
Apa yang terjadi jika Minyak Bumi Indonesia habis...?
Apa akibatnya....Ya....saat hal itu terjadi maka masyarakat kita menjadi panik....karena sejak dulu tidak pernah dipertanyakan....apa lagi sempat dipikirkan.....

Para orang tua dan guru yang berbahagia begitulah anak-anak kita telah dibesarkan dengan sistem pendidikan yang tidak melatih mereka untuk berpikir kreatif, jadi wajar saja jika saat ini jumlah pengangguran baru dari Lulusan Akademi dan Universitas terus membengkak. Sementara para pelajar lulusan SMA dan sederajad terus berebut menyerbu peruruan tinggi yang pada akhirnya juga akan menjadikan mereka hanya sebagai calon-calon pengangguran baru. Sayangnya ternyata mereka juga tidak menyadarinya. karena memang mereka tidak pernah dilatih untuk memikirkannya?

Para orang tua dan guru yang saya cintai dimanapun anda berada.... Mari, mari bersama-sama kita ciptakan sistem pembelajaran yang mengasah kemampuan Kreatif dan Berpikir anak! dan bukan sekedar hafalan. Agar kelak mereka bisa melihat dan menciptakan peluang-peluang baru bukannya melihat dan menciptakan masalah baru bagi bangsa ini!

Ingat Pasar Bebas Tenaga Kerja sudah didepan mata; Zaman itu persaingan kualitas manusia akan semakin ketat ! apakah kelak anak-anak kita akan menjadi budak atau tuan di negerinya sendiri; Kitalah yang paling bertanggung jawab.

Dapatkan di Gramedia seluruh Indonesia, CD Talkshow Ayah Edy di Radio Smart FM hanya Rp. 19.500,- saja.


Segera Dapatkan di Toko buku Gramedia diseluruh Indonesia CD Talkshow Ayah Edy yang pernah di tayangkan di Radio Smart FM sejak Tahun 2008.

Semoga CD ini bisa memenuhi harapan para pendengar dan pecinta program Indonesian Strong from Home (Membangun Indonesia yang Kuat dari Keluarga), dan pesan-pesan pendidikannya bisa sampai pada para orang tua diseluruh pelosok Tanah Air tercinta.

Salam hangat,
Ayah Edy Mangement

Tuesday, August 25, 2009

TIPS mengendalikan EMOSI MARAH saat mendidik anak.


Para ayah bunda yang berbahagia, tahukah kita apa faktor yang paling sering memancing emosi terhadap prilaku anak-anak kita...?

Ya persis yaitu Pikiran Negatif. Untuk itu jika kita ingin mendalikan emosi kita dalam mendidik anak maka ubahlah pikiran kita yang negatif ke arah yang lebih positif. Dibulan Ramadhan ini merupakan bulan yang paling tepat untuk melakukan dan melatihnya setiap hari. Karena tidak hanya kita akan mampu mendidik anak dengan lebih baik, dan Tuhanpun akan memberikan pahala yang berlimpah.

Bagaimana caranya....?

Pertama;
pada saat kita berpikir ada prilaku anak yang kita anggap tidak tidak baik/pantas, maka tubuh kita akan segera memberi signal-signal, seperti jantung mulai berdebar lebih cepat, nafas semakin berat & cepat. dada mulai agak sesak, kepala mulai tegang, tangan gemetaran. dsb. Kenali segera tanda-tanda ini sebelum menjurus pada tindakan marah yang akan menyakiti anak.

Kedua: Mintalah waktu pada anak untuk pergi ke kamar atau satu tempat dimana kita bisa menenangkan emosi kita barang beberapa menit (semacam time out dalam pertandingan Basket). Sekaligus untuk mengajari anak bagaimana mengendalikan emosi pada saat ia sedang marah.

Ketiga: Sambil berdiam diri di kamar atau di tempat tersebut, coba kaji ulang pikiran kita; yang telah menyebabkan kita terpancing emosi. (Salah satu kehebatan otak kita adalah bisa mengevaluasi pikiran yang sedang terjadi, seperti sebuah pikiran yang mengkaji pikiran lain dalam satu kepala kita – Mind in Mind)

Hasil kajian itu bisa jadi seperti ini ; “Saat ini saya ternyata sedang berpikir bahwa anak saya sedang susah sekali untuk makan..” “Oh ternyata Saya sedang berpikir kalo dia tidak mau makan nanti dia lapar, nanti dia kurus, nanti dia sakit, kalo sakit saya jadi repot, saya jadi harus merawat dia, saya jadi harus ambil cuti, padahal pekerjaan di kantor sedang banyak-banyaknya.“

Akhirnya pikiran kedua kita berhasil menemukan penyebab munculnya emosi yang bersumber dari pikiran pertama yang cenderung mengarah pada hal-hal yang bersifat negatif. (dalam istilah psikologi ini disebut sebagai Self Talk, Mind in Mind)

Sambil terus berpikir coba kita ubah sudut pkitangnya menjadi: “Mengapa ya anak saya sekarang kok jadi tidak mau makan....?, “Jangan-jangan dia sedang tumbuh gigi hingga gusinya sakit dan tidak mau mengunyak, jangan-jangan dia ada gangguan di sistem pencernaannya atau cacingan, jangan-jangan dia bosan dengan menu yang itu-itu terus, jangan-jangan dia bosen dengan suasana makannya..” .dsb. carilah penyebabnya dari segala kemungkinan.

Maka perhatikanlah...., perlahan-lahan energi emosi kita akan berubah menjadi energi kreatif dan cinta kasih untuk memecahkan masalah anak kita yang tidak mau makan tadi. Menarik bukan....?

Contoh kasus lain misalnya: Pada saat anak kita sedang melakukan tindakan yang kita anggap “Nakal Luar Biasa”. Maka kembali lakukan perenungan yang sama seperti di atas.

Bisa jadi hasil renungan tersebut seperti ini;
‘Saya ternyata sedang berpikir ini anak kok nakal sekali ya tidak mau dengarkan omongan saya.” Lanjutkan perenungan maka bisa jadi kita akan menemukan..... “Oh ternyata kalo dia sedang nakal sebenarnya yang saya takutkan adalah nanti dia akan membuat suara-suara bising yang memekakkan telinga, saya takut nanti banyak barang-barang berharga saya yang dirusak, saya takut apa kata tangga sebelah rumah, saya takut dibilang tidak bisa mendidik anak....” dst.... hingga pada akhirnya pikiran kita yang kedua berhasil menemukan cara berpikir negatif dari pikiran pertama kita yang telah menjadi pemicu emosi kita.

Sambi terus berpikir coba ubah sudut pkitangnya menjadi; “Jangan-jangan ia bukan nakal tapi dia anak yang kreatif dan energik.?.”, “sepertinya mungkin dia memerlukan tempat untuk menyalurkan energi kreatifnya tapi sayangnya tidak ada, atau mungkin dia ingin punya teman bermain, bagaimana saya bisa membantunya, atau jangan-jangan dia bukannya nakal, tapi justru saya yang tidak tahu bagaimana mendidiknya, jadi bagaimana caranya saya bisa belajar untuk mengelola prilaku anak saya ya.., dimana ya saya bisa belajar tentang hal ini..”

Nah jika sudut pkitang ini yang kita miliki, maka bisa dipastikan emosi kita akan cepat sekali kembali normal dan tidak hanya itu saja sekaligus kita mendapatkan pemecahan masalah jangka panjang.

Jadi ingat selalu setiap kali kita mulai terpancing emosi, cepatlah mencari tempat yang nyaman untuk meredakannya (time out) sambil merenung dan mengubah pikiran. Saya yakin kita pasti mau dan jika kita mau maka kita pasti bisa!

Sumber: Buku Ayah Edy : Judul Mendidik Anak Zaman Sekarang ternyat mudah lho.., Penerbit: Tangga Pustaka

Sunday, August 16, 2009

Talkshow Edisi Ramadhan



KHUSUS UNTUK EDISI RAMADHAN AYAH EDY AKAN TETAP HADIR MEMBAHAS TOPIK-TOPIK MENARIK BAGI PARA PECINTA PROGRAM INDONESIA STRONG FROM HOME. MULAI PUKUL 10.00-11.00 WIB

MARI KITA ISI IBADAH PUASA KITA DENGAN TERUS BELAJAR UNTUK MENJADI LEBIH BAIK LAGI. SEMOGA BERTAMBAHLAH ILMU KITA JUGA BERTAMBAH PULA PAHALA KEBAIKAN IBADAH PUASA KITA.

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA MOHON MAAF LAHIR DAN BAHTIN.

Salam hangat,
AE Mgmt.

Friday, August 14, 2009

BUDAYA MEMBERI KADO & HADIAH ULANG TAHUN DI JEPANG



Menurut seorang teman yang pernah tinggal di Jepang bercerita katanya di sana sudah seperti menjadi tradisi bagi orang Jepang untuk memberikan kado ulang tahun pada anak, orang tua, teman atau keluarga dalam bentuk Komik atau Buku-buku bacaan yang mendidik.

Bahkan Parcel-parcel hari besar juga banyak yang berisi beraneka buku bacaan yang bermutu dan mendidik.

Sehingga habit baca bangsa Jepang boleh dikatakan termasuk yang tertinggi di dunia. Dimana saja mereka selalu berbekal buku, tidak ada saat menunggu yang disia-siakan tanpa membaca.

Saya sempat bertanya-tanya dalam bathin mengapa bangsa kita kok belum terpikir ke arah sana ya...? dan mengapa kita belum memiliki habit yang luar biasa ini ya...?

Mungkinkah habit inilah yang telah membawa bangsa Jepang menjadi Bangsa termaju di Asia di bidang teknologi? meskipun sesungguhnya Jepang sangat miskin akan sumber daya alam dan hampir sebagian besar kebutuhan negaranya di impor dari negara lain.

Mengapa kita tidak menjadikan kebiasaan ini sebagai budaya bagi bangsa kita yakni memberikan hadiah atau kado dalam bentuk buku bacaan atau cd inspirasi pendidikan yang bermutu, sehingga anak-anak kita kelak akan mewarisi budaya membaca seperti bangsa Jepang dan kebanyakan bangsa-bangsa maju di dunia.

Semoga budaya Membaca ini kelak akan bisa menekan dampak penyimpangan prilaku di kalangan anak dan remaja, karena selama ini kita lebih banyak memberikan kado ulang tahun dalam bentuk yang tidak mendidik seperti pesta-pesta, Baju, Perhiasan serta Handphone yang mahal dsb, yang sesungguhnya hanyalah penghamburan biaya dan bukannya investasi yang berharga bagi masa depan bagi putra putri kita tercinta.

Semoga budaya membaca ini kelak akan menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih cerdas hingga kita bisa mengejar berbagai ketinggalan dari bangsa-bangsa lain di dunia.

Untuk itulah Ayah Edy disela-sela kesibukannya sebagai seorang Praktisi, Pendidik, Pelatih, Pimpinan Sekolah dan Pembicara masih terus berusaha menyediakan waktu khusus untuk menulis buku-buku yang mendidik serta CD pendidikan dan inspirasi, baik yang direkam langsung ataupun hasil produksi yang di ambil dari Live Radio Talkshow yang dilakukan Ayah di Radio Smart FM Jakarta.

Sekali lagi mari kita kampanyekan Budaya Membaca dan Mendengarkan CD bermutu kapanpun dan dimanapun ada waktu luang. Mari kita budayakan Memberi Hadiah atau Kado ulang tahun pada anak, rekan dan keluarga kita dalam bentuk BUKU dan CD yang mendidik moral dan itelektual bangsa.

Kalau bukan kita, siapa lagi?

Kalau bukan sekarang, kapan lagi?

Salam hangat,
AE Mgmt.

Wednesday, August 5, 2009

Talkshow Sabtu 15 Agustus 09


Pada Talkshow Ayah kali ini akan membahas tentang fenomena anak cerdas berbakat berdasarkan pandangan tokoh psikologi Alfred Binet dan Howard Gardner.

Simak Talkshownya karena ayah Edy akan membagi-bagikan bonus CD Talkshow & Inspirasi Gratis pada penelpon dan pengirim sms yang beruntung.

Jika berhalangan pada hari Sabtu pagi, nantikan tayang ulangnya di hari Minggu Pukul 19.00-21.00 WIB untuk Jabodetabek. Tayang ulang di daerah waktu tayang ulang akan disesuaikan dengan masing-masing Smart fm yang ada di kota anda.

Salam hangat,
AE Mgmt.

Saturday, August 1, 2009

TALKSHOW AYAH EDY DI SMART FM


Jangan Lupa ! Talkshow Ayah Edy ada tayang ulangnya pada Minggu Malam mulai pukul 19.00-21.00 WIB untuk Jakarta dan sekitarnya. Untuk didaerah, Harinya tetap hari Minggu hanya waktunya di sesuaikan dengan Smart FM yang ada di daerah masing-masing.

Dapatkan juga Rekaman CD Talkshow Ayah Edy di Toko Buku Gramedia di kota anda.

Mari kita bangun Indonesia yang kuat dari keluarga melalui anak-anak kita tercinta !

Let's Make Indonesian Strong from Home !

Salam hangat,
AE Management

Thursday, July 23, 2009

Pelajaran Berharga untuk para guru dan pendidik




Miss Phillips, You were Wrong...!
adalah judul sebuah buku “best seller” di Australia yang ditulis oleh Peter Daniels.

Buku ini menceritakan kisah perjalanan sukses seorang anak yang saat bersekolah dianggap oleh gurunya sebagai anak yang gagal, namun ternyata ia berhasil membuktikan bahwa Peter adalah orang yang sangat sukses di bidang bisnis. Usahanya merambah ke hampir seluruh dunia, memiliki rekan-rekan mulai dari multi jutawan, bangsawan, kepala negara sampai agamawan.

Peter terkenal sebagai seorang sangat sukses, kaya raya sekaligus penyantun. Ia sangat aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial juga keagamaan untuk membantu sesamanya.Para orang tua dan guru yang saya cintai..,Siapa yang sangka bahwa Peter akan menjadi sesukses ini...? Padahal menurut kisahnya dulu saat masih bersekolah ia dianggap sebagai anak yang bermasalah dan gagal.

Peter dialahirkan di Australia, orang tuanya adalah generasi ketiga yang hidup dari tunjangan karena miskin. Peter bersekolah di Sekolah Dasar Adelaide. Ia sering mengalami masalah dalam belajar; ia kesulitan memahami serta menggabungkan kata-kata; ia juga kurang suka menulis. Peter kecil lebih gemar kegiatan bebas diluar kelas, mencari tahu hal-hal baru dan kerap kali kurang menuruti perintah gurunya yang selalu memberinya tugas-tugas tertulis atau duduk diam dikursinya. Gelar yang telah diberikan kepadanyapun cukup beragam mulai dari Diseleksia, Anak nakal, anak pemalas sampai Attention Deficit Disorder (ADD).Miss Phillips adalah guru yang paling dikenangnya.

Diantara semua guru Miss Phillipslah yang paling sering menghukum Peter untuk berdiri didepan kelas, dimana Miss Phillips sering berucap; Anak-anak..., ini adalah contoh anak nakal.., jika kalian nakal maka ibu akan menghukum kalian seperti ini!Ada satu ucapan yang begitu menancap di lubuk hati Peter yang paling dalam, sehingga ia tidak akan pernah bisa melupakannya meskipun sudah lebih dari dua puluh tahun tidak bersama gurunya lagi.

Apa katanya;Saya ingat betul, dulu setiap kali menghukum Miss Phillips selalu mangatakan pada saya; Peter kamu anak nakal, kamu tidak pernah mau nurut sama perintah ibu..., lihat saja nanti.... kamu tidak akan pernah menjadi apa-apa..!

Miss Phillips you were wrong...!Itulah buku yang begitu menyentuh dan penuh emotional yang ditulis oleh Peter Daniels sang multi jutawan terkenal di negeri kanguru, Australia. Yang didedikan khusus untuk guru yang dulu pernah merendahkannya sedemikian rupa.

Para orang tua dan guru yang saya cintai.....Saya tidak tahu apakah fenomena ini juga terjadi di negeri kita..?

Tapi anehnya mengapa anak-anak yang memiliki gejala seperti ini dan sering kali dianggap bermasalah, justru kebanyakan lebih berhasil dalam kehidupan...? sebut saja Thomas Alva Edison, John Lennon serta Peter Daniels sendiri.

Para pakar ilmu Holistic Learning; mencoba untuk menjelaskan fenomena ini pada kita;Begini katanya;Anak-anak ini sesungguhnya adalah anak yang sangat kreatif dan eksploratif, cara berpikirnya banyak didominasi oleh otak kanan dan indra dominannya pada umumnya adalah visual (mata). Sementara sistem pendidikan kita pada umumnya lebih mengarah pada pola berpikir logis dengan cara berpikir yang didominasi oleh otak kiri dan menggunakan indra dominan Auditori (telinga). Itu artinya anak yang berotak kanan harus hidup didunia yang berotak kiri.Anak-anak yang seperti ini menggunakan cara dan jalan yang berbeda dalam menerima dan memproses informasi dan umumnya sangat bertentangan dengan cara guru-guru mengajar disekolah.

Para orang tua dan guru yang saya cintai......Hal yang tak kalah aneh adalah...mengapa anak-anak yang seperti ini ternyata justru lebih banyak sukses di kehidupan..?

Para pakar Ilmu Holistic Learning kembali menjelaskan;Sesungguhnya kehidupan nyata lebih menuntut proses kreatif ketimbang proses logis. Sehingga untuk bisa sukses dalam kehidupan, anak-anak lebih banyak dituntut untuk mampu berpikir kreatif ketimbang berpikir logis.

Bukti-bukti banyak ditemukan dari perjalanan orang-orang sukses, Mereka adalah orang-orang yang sangat kreatif dalam mensiasati proses kehidupan dalam mencapai suksesnya.Pandangan ini sejalan dengan ajaran Sang Jenius Legendaris sepanjang jaman, Leonardo Da Vinci.

Vasari adalah penulis biografi dari Leonardo Da Vinci; mengatakan bahwa Leonardo Mengajarkan pada kita bahwa jika anda ingin menghasilkan karya-karya yang spektakuler....maka proses berpikir harus dimulai dari proses kreatif baru dilanjutkan pada prosese logis.

Ajaran ini dikenal dalam bahasa Aslinya Arte & Scienca. Arte & Scienca merupakan prinsip ke tiga dari ajaran Leonardo Da Vinci untuk mencetak anak menjadi seorang maestro.

Bukan main.....ternyata anak-anak yang sering dinyatakan bermasalah ini justru sudah memiliki insting belajar alami seperti yang diajarkan oleh Leonardo Da Vinci

Wahai para guru dan orang tua..... Akankah anda masih berani untuk menghakimi anak-anak yang seperti ini sebagai anak yang bermasalah dan gagal...?


Sumber: Buku Ayah Edy Judul: I love you Ayah, Bunda Penerbit: Hikmah, Mizan Group

Tuesday, July 21, 2009

Perkutut di sangkar emas


Suatu hari ada seorang saudagar kaya yang hobinya memelihara burung perkutut. Ia cukup banyak sekali memelihara burung perkutut, dan burung-burung itu dipelihara dalam sebuah kurungan/sangkar yang berbentuk sangat indah sekali. Melihat indahnya sangkar tersebut bisa dipastikan bahwa harganya pasti cukup mahal.

Bahkan ada beberapa burung yang mendapatkan fasilitas sangkar yang paling mahal yang konon katanya berlapis emas....karena konon juga burung-burung itu dapat bicara seperti manusia.

Wow sungguh luar biasa betapa seekor burung bisa mendapatkan rumah yang berlapiskan emas....mungkin hal ini karena rasa cinta sang saudagar yang begitu besar terhadap burung peliharaannya tersebut.

sebelum pergi setiap pagi sang saudagar selalu memberi makan burung-burungnya terlebih dahulu....betapa senang hatinya telah bisa memberikan segala yang terbaik bagi burung-burung peliharaannya....

Pada suatu hari sang saudagar ingin mengetahui apakah burung-burung peliharaanya tersebut juga merasa bahagia seperti dirinya. Maka untuk itu saudagar itu mendatangi burung-burung perkutut yang berada di sangkar yang berlapis emas yang konon bisa bicara pada manusia tersebut.

Wahai burung-burung perkututku yang tercinta apakah kamu bahagia dengan segala yang telah aku berikan kepada kalian....? Diluar dugaan sang saudagar...burung-burung itu menjawab...wahai tuanku yang baik hati.... sesungguhnya kami semua belum merasa bahagia dengan keadaan kami. Bukan main kagetnya sang saudagar....lalu dengan penasaran ia bertanya....lagi, kalau begitu apa yang harus aku lakukan untuk membuat kalian semua lebih bahagia...?

Jika tuan benar-benar sayang pada kami maka lepaskanlah kami, agar kami bisa hidup di alam bebas.... agar kami bisa bebas melakukan apa yang terbaik bagi kami, semua itu jauh lebih berharga dari apapun juga.

Meskipun dengan hati berat pada akhirnya sang sudagar mau juga untuk melepaskan burung-burung perkututnya itu satu persatu ke alam bebas.. Namun jauh dilubuk hatinya yang paling dalam sang saudagar tadi benar-benar baru menyadari bahwa makna kebahagiaan bagi dirinya ternyata sangatlah jauh berbeda dengan yang dimaksud burung-burung tadi.

Para orang tua dan guru yang berbahagia dimanapun anda berada... begitu juga dengan kita dengan anak-anak kita.... karena rasa sayang kita yang begitu besarnya sering kali kita banyak mengekang anak kita seperti burung dalam sangkar, kita pikir jika kita telah memberikan segala barang-barang yang mahal dan terbaik, maka anak-anak kita akan merasa bahagia....
Demikian juga halnya dengan para guru di sekolah....kita telah mengurung kebebasan anak-anak didik kita seperti burung dalam sangkar...dengan maksud yang baik...para guru mengajarkan apa saja yang dianggapnya baik dan berguna pada murid-muridnya, memberikan tugas-tugas yang wajib dikerjakan setiap hari.....memerintahkan untuk menghapal nama-nama kota dlsb, tapi apakah hal ini semua membuat murid-murid kita bahagia...., sesungguhnya murid-murid kita jauh lebih menginginkan kebebasan dalam belajar....kebebasan dalam berpikir, kebebasan memilih pelajaran-pelajaran yang mereka sukai, kebebasan memilih ekspresi mereka masing-masing, kebebasan untuk belajar sesuai dengan gaya mereka masing-masing.

Namun pernahkan kita bertanya pada anak-anak dan anak didik kita apakah semua yang telah kita berikan itu semua telah membuat mereka bahagia, apakah kita pernah bertanya pada anak-anak kita...apakah yang membuat kalian berbahagia....? maka bisa jadi semua jawabannya akan membuat anda tercengang.

Mari biasakanlah untuk selalu bertanya apakah anak kita bahagia dengan apa yang kita berikan kepadanya....apakah yang susungguhnya bisa membuat dia bahagia dan apakah yang sesungguhnya dia inginkan dari kita para orang tua atau gurunya.....

Mari kita berikan kebebasan pada anak-anak kita untuk bisa mengespresikan keunggulan masing-masing agar mereka bisa terbang untuk mencapai puncak cita-citanya yang tertinggi, hidup mandiri dan tidak hanya bisa hidup di dalam sangkar emas yang selalu tergantung pada orang lain yang memberinya makan setiap hari......

Wednesday, June 24, 2009

Mungkin anak kita bukan Bodoh atau Nakal melainkan hanya dominan otak kanannya.


APAKAH MAKSUDNYA ANAK YANG DOMINAN OTAK KANANNYA?

Para orang tua yang berbahagia, suatu hari saya pernah kedatangan orang tua yang mengeluhkan anaknya yang disekolahnya tidak pernah bisa menyelesaikan tugas gurunya dengan tepat waktu, bila ujian iapun tidak mampu untuk menyelesaikannya, atau diselesaikan tapi melompat-lompat.
Saya khawatir sekali jika dia nanti jadi anak gagal....lalu ibu ini terdiam tidak melanjutkan kata-katanya.

Kami berusaha untuk menenangkan sang ibu, lalu kami jelaskan bahwa menurut pengalaman kami, anak tidak bisa menyelesaikan tugas disekolah dapat disebabkan oleh beberapa hal: pertama adalah karena si anak mengalami kesulitan dalam memahami tugas yang diberikan gurunya karena gurunya kurang sabar menjelaskannya.

Kemungkinan kedua adalah karena si anak memiliki kecenderungan berpikir dengan menggunakan otak kanannya. Apa artinya.... ya seorang anak otak kanan adalah anak yang mendapatkan berkah dari Tuhan memiliki kemampuan untuk menjadi orang-orang kreatif yang mungkin berprofesi dibidang seni ataupun sains.
Dalam kasus ini seorang anak yang lebih dominan otak kanannya, pada saat berpikir dia lebih banyak mengunakan kemampuan kreatif dan seninya, oleh karena kemampuan seni yang utama maka pekerjaannya sangat tergantung pada inspirasi dan ketenangan jiwanya, semakin tenang maka semakin cepat ia menyelesaikannya.

Seorang seniman lukis misalnya dalam melukis sebuah mahakarya, tidak dapat dibatasi oleh waktu dalam menyelesaikannya, melainkan hanya tenggat waktu maksimum penyelesaian karya yang bisa disebutkan. Seperti juga seorang seniman, oleh karena itu seorang anak otak kanan yang mengerjakan tugas tanpa batas waktu akan mampu menyelesaikannya dengan baik, bahkan terkadang lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan.

Berdasarkan penelitian, anak yang cenderung berotak kanan adalah anak yang otak belahan kanannya lebih dominan dalam berpikir ketimbang belahan otak kirinya. Dan Roger Sperry seorang peneliti otak menemukan bahwa otak manusia bagian berpikir tingkat tinggi terbagi kedalam 2 belahan yakni belahan kiri dan belahan kanan sesuai letak posisi tangan kita.

Masing-masing orang memiliki kecenderungan dominan yang berbeda dalam berpikir. Dari kedua belahan tersebut ada anak yang lebih dominan menggunakan otak kanan, ada yang seimbang tapi ada juga yang lebih dominan otak kiri.

Jika anda tidak percaya bahwa otak memiliki kecenderungan dominan bereaksi, mari kita lakukan test bersama, begini caranya... coba angkat kedua tangan anda.... kemudian goyang-goyangkan dan lemaskan jemari-jemari tangan anda...., lalu kemudian pertemukan jemari tangan kanan dengan jemari tangan kiri sehingga persis dalam posisi orang yang hendak berdoa atau memohon. Nah setelah jemari anda saling menggenggam coba lihat posisi ibu jari yang berada paling atas....apakah ibu jari tangan kiri atau ibu jari tangan kanan...? Jika ibu jari kiri yang di atas maka anda adalah dominan otak kiri dan sebaliknya.

Mangapa? Karena otak kiri manusia itu mengendalikan tangan kanannya, dan ketika otak kiri kita yang dominan maka tangan kanan kita menjadi lebih dominan dari tangan kiri, pada saat kita melakukan test ini maka tangan kanan kita akan mengunci tangan kiri hingga IBU JARI TANGAN KIRI KITA akan tertinggal dibagian atas seperti ini



Posisi Tangan Kanan Mengunci Jemari Tangan Kiri

Lalu lakukan test ini pada orang lain baik keluarga, anak-anak atau teman-teman kita, lakukan hal yang sama...., perhatikan apakah hasilnya sama pada setiap orang... Jika tidak itulah cara sederhana untuk membuktikan bahwa otak kita memiliki kecederungan yang berbeda dalam berpikir.

Anak yang dominan otak kanannya cenderung memiliki kemampuan kreatifitas yang sangat tinggi, dan biasanya bekerja berdasarkan insting dan inspirasi. Hal inilah yang menyebabkan seorang anak otak kanan sulit sekali dengan target-target waktu yang ketat.

Jadi saya jelaskan pada ibu ini, bahwa gejala ini sebenarnya sangat lumrah pada anak yang cenderung dominan otak kanannya. Mengapa anak otak kanan sering tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikannya dengan batas waktu yang ketat, karena pikirannya bekerja berdasarkan inspirasi, imaginasi dan seni.

Oleh karena itu jika kita ingin seorang anak otak kanan mampu menyelesaikan sesuatu maka jangan berikan target waktu, tapi berikanlah ketenangan dan kebebasan untuk menyelesaikannya. maka ia bisa lebih cepat selesai.

Orang-orang yang saat ini berprofesi di bidang-bidang yang mengandalkan kreatifitas sebagian besar masih memiliki ciri-ciri seperti ini, ya ciri-ciri yang dibawanya sejak kecil sebagai anak yang dominan menggunakan otak kanannya.
Dan setelah mendengarkan penjelasan tersebut si ibu ini nampak menjadi jauh lebih tenang dan mengangguk-anggukan kepalanya. Semoga saja ini pertanda positif bagi orang tua ini juga bagi anaknya.

Ciri-ciri umum anak dominan otak kanan:
1. Terlambat bicara dibandingkan anak seusianya
2. Sulit Membaca terutama membaca bersuara
3. Lebih suka ujian Lisan dari pada ujian tertulis
4. Tidak bisa diberi tugas yang dibatasi oleh waktu (cepat panik dan tidak selesai).
5. Kurang suka mengerjakan tugas-tugas yang diperintah melainkan memilih sendiri apa yang ingin dikerjakannya.
6. Sulit mengeja suku kata
7. Sulit mengerjakan soal-soal matematika logika/rumus-rumus terkadang lebih mudah soal cerita atau perlu dengan asosiasi atau contoh-contoh nyata.
8. Sering memandang ke atas dan terlihat seperti melamun (Terbengong/day dreaming)
9. Pada saat berpikir bola matanya bergerak-gerak
10. Kurang suka mencatat (karena proses mencatat menghambat proses visualisasi)
11. Sering membaca terbalik-balik
12. Sulit membedakan huruf d dan b
13. Cenderung lebih suka membuat gambar-gambar.
14. Sering membaca melompat dan beberapa kata tertinggal atau terlompati
15. Bisa membaca dari belakang atau dengan urutan terbalik
16. Jika berbicara tidak runtut dan sistematis
17. Sulit mengungkapkan keinginannya dalam bentuk kata/kalimat
18. Cenderung sensitif dan sangat emosional
19. Sering bicara tidak nyambung dengan pertanyaan
20. Cepat hafal tempat/lokasi dan rute perjalanan
21. Kadang suka berkhayal dan menceritakan fantasinya
22. Konsentrasi rendah pada pekerjaan yang kurang disukainya
23. Konsentrasi tinggi dan lama pada hal-hal yang menarik minatnya.
24. Lebih suka benda/buku yang berwarna-warni

Cara Bekerja otak kanan:

1. Kreatif --> ingin mengetahui hal-hal baru dan menemukan cara-cara baru yang tidak konvensional, melihat alternatif solusi dari berbagai permasalahan.

2. Spasial Tiga Dimensi, mampu melihat dan membayangkan sesuatu secara tiga dimensi; bisa melihat dari kanan ke kiri, atas ke bawah dan sebaliknya. serta membolak balik huruf, angka dan gambar.

3. Memori Fotografi, mampu merekam informasi dalam bentuk gambar-gambar baik dalam bentuk diam atau seperti film yang bergerak. Memiliki papan layar di otaknya.

4. Art --> melihat sebuah pekerjaan sebagai proses seni yang mengandalkan rasa dan estetika yang sering kali tidak bisa dibatasi oleh waktu dan bekerja berdasarkan inspirasi dan mood.

5. Deduktif --> terlebih dahulu harus melihat gambaran besarnya atau hasil akhirnya baru bergerak menyusun langkah demi langkah dan tahapan prosesnya.

6. Random --> Menyusun dan mengolah informasi secara acak, sehingga penyampaian informasinyapun cenderung tidak sistematis.

7. Visual --> Bekerja dalam bentuk gambar; sering kali sulit menuangkan ide gambarnya tersebut kedalam kalimat atau kata-kata yang dipahami.

8. Global --> Lebih menyukai gambaran umum dan kurang menyukai hal-hal detail.
9. Mind Mapping --> Lebih suka dan gampang menulis dalam bentuk pola gambar seperti peta.

10. Model Estetika --> Menilai sesuatu berdasarkan cita rasa dan estetik seni bukan fungsi dan kegunaan.

11. Moody --> Kemampuan berpikir dan bekerja yang sangat dipengaruhi oleh Emosional dan perasaan.

12. Spontan --> Melakukan hal atau sesuatu secara spontan berdasarkan dorongan emosional sesaat. Sering melakukan tindakan dan mengambil keputusan diluar rencana

13. Picky Job --> Hanya mau mengerjakan hal-hal yang menarik perhatiannya. Tidak mudah di suruh/diperintah.

14. Un limited time --> Jika sudah asyik terhadap satu bidang lupa waktu.

15. Konklusif --> Menarik kesimpulan umum dari kepingan-kepingan informasi.

16. Eksekusi 2 langkah --> Merekam informasi baru memaknainya.

17. Inspirational --> bekerja berdasarkan datangnya inspirasi bersifat dadakan dan tidak terencana.

Perbandingan Kerja Otak Kiri dan Kanan:
a. Simbol vs Gambar
b. Runtut/Sekuen vs Acak/Random
c. Logika vs Kreatif/Seni
d. Detail ke Global vs Global ke detail.
e. Setahap demi setahap vs Langsung
f. Proses then memori vs memori then proses
g. Duplikasi vs imaginasi
h. Teratur vs acak dan melompat-lompat
i. Analisis mengurai vs Analisis Kesimpulan
j. Tenggat Waktu vs Bebas Waktu
k. Rencana vs Inspirasi
l. Objek Hitam Putih vs Objek yang berwarna warni

Perbedaan Kombinasi Kontinum Otak dan Indera dominan
a. Otak Kiri dengan sensori Visual --> Cenderung Diam, Tegas, Berpikir Runtut, Logika bagus
b. Otak Kiri Auditori --> Cenderung Bicara, Suka berdebat, Logika bagus, cepat menghafal
c. Otak Kiri Kinestetik --> Cenderung diam, Lincah bergerak, Berpikir runtut, logika bagus
d. Otak Kanan Visual --> Suka menghayal, kuat mengingat, cenderung diam, sulit mengeja, suka menggambar, kurang suka mencatat.
e. Otak Kanan Auditori --> Suka bicara, Bicara acak, Bicara khayalan, suka berhandai-handai..., sulit mengeja tapi suka bicara,
f. Otak Kanan Kinestetik --> Cenderung diam, terus bergerak, bergerak tak beraturan, sering melakukan hal-hal yang penuh resiko, pandai membuat sesuatu karya tangannya

Membantu Anak Otak Kanan belajar:
1. Temukan minatnya dan mulai mengajari apapun melalui hal yang menarik minatnya. Jika ia suka mobil bicaralah mulai dari mobil dsbnya.

2. Jika ia ingin belajar sambil bergerak-gerak maka ijinkanlah ia malakukan itu

3. Jelaskan untuk apa kita harus mempelajari sesuatu agar dia bisa melihat gambaran besar dan tujuan akhirnya.

4. Gunakan alat peraga dan contoh-contoh ilustrasi untuk mengambarkan apa yang sedang anda jelaskan misalnya konsep tambah, kurang dan bagi.

5. Latihlah kecepatan untuk Visualisasi dan kemampuan merekam gambar .

a. Latihan tahap dasar visualisasi; misalnya membayangkan sebuah aktivitas yang dilakukan seperti; berangkat ke sekolah, mengerjakan sesuatu dirumah dsb, persis seperti proses hipnoteraphy. Bayangkan kamu sekarang malangkah menuju lemari es, bayangkan sekarang kamu buka, tolong ambilkan mama jeruk dan susu, kemudian tuangkan susunya kedalam gelas, bawa gelas berisi susu dan jeruk itu ke kamar mama. Jika anak anda sudah bisa mengulangi prosesnya secara runtut artinya dia sudah mulai terlatih kemampuan visualisasinya.

b. Latihan tahap lanjutan visualisasi mengingat gambar; Minta dia melihat gambar dan anda sebutkan namanya; minta ia memejamkan mata; tanya apakah gambar itu sudah muncul di bayangan pikirannya.

c. Latihan Lanjutan Visualisasi mengingat Angka dan urutannya, Latihan ini dimulai dengan mengingat angka 1 s/d 10 satu demi satu, perlihatkan gambar angka 1 s/d 10 satu persatu, kemudian setelah ia berhasil mengingatnya minta anak anda untuk mengurutkan dari depan kebelakang, setelah itu minta ia mengurutkannya dari 10 ke 1, jika berhasil maka dia sudah mulai terlatih untuk menggunakan kemampuan unggulnya.

d. Latihan Lanjutan Visualisasi mengingat Huruf dan urutannya, Latihan ini dimulai dengan pengenalan huruf satu demi satu; dengan metode mata terpejam, apabila ini sudah terekam maka mintalah anak anda untuk mengurutkan 10 huruf pertama dari depan dan dari belakang. Terus berlanjut.

Tuesday, June 16, 2009

Kisah Sekolah Para Binatang (by Dr. Thomas Amstrong)




Syahdan di tengah-tengah hutan belantara Sumatera berdirilah sebuah sekolah untuk para binatang dengan status “disamakan dengan manusia”, sekolah ini dikepalai oleh seorang manusia. Karena sekolah tersebut berstatus “disamakan”, maka tentu saja kurikulumnya juga harus mengikuti kurikulum yang sudah standar dan telah ditetapkan untuk manusia.

Kurikulum tersebut mewajibkan bahwa untuk bisa lulus dan mendapatkan ijazah ; setiap siswa harus berhasil pada lima mata pelajaran pokok dengan nilai minimal 8 pada masing-masing mata pelajaran.Adapun kelima mata pelajaran pokok tersebut adalah; Terbang, Berenang, Memanjat, Berlari dan Menyelam
Mengingat bahwa sekolah ini berstatus “Disamakan dengan manusia”, maka para binatang berharap kelak mereka dapat hidup lebih baik dari binatang lainya, sehingga berbondong-bondonglah berbagai jenis binatang mendaftarkan diri untuk bersekolah disana; mulai dari; Elang, Tupai, Bebek, Rusa dan Katak
Proses belajar mengajarpun akhirnya dimulai, terlihat bahwa beberapa jenis binatang sangat unggul dalam mata pelajaran tertentu; Elang sangat unggul dalam pelajaran terbang; dia memiliki kemampuan yang berada diatas binatang-binatang lainnya dalam hal melayang di udara, menukik, meliuk-liuk, menyambar hingga bertengger didahan sebuah pohon yang tertinggi.

Tupai sangat unggul dalam pelajaran memanjat; dia sangat pandai, lincah dan cekatan sekali dalam memanjat pohon, berpindah dari satu dahan ke dahan lainnya. Hingga mencapai puncak tertinggi pohon yang ada di hutan itu.
Sementara bebek terlihat sangat unggul dan piawai dalam pelajaran berenang, dengan gayanya yang khas ia berhasil menyebrangi dan mengitari kolam yang ada didalam hutan tersebut.

Rusa adalah murid yang luar biasa dalam pelajaran berlari; kecepatan larinya tak tertandingi oleh binatang lain yang bersekolah di sana. Larinya tidak hanya cepat melainkan sangat indah untuk dilihat.
Lain lagi dengan Katak, ia sangat unggul dalam pelajaran menyelam; dengan gaya berenangnya yang khas, katak dengan cepatnya masuk kedalam air dan kembali muncul diseberang kolam.
Begitulah pada mulanya mereka adalah murid-murid yang sangat unggul dan luar biasa dimata pelajaran tertentu. Namun ternyata kurikulum telah mewajibkan bahwa mereka harus meraih angka minimal 8 di semua mata pelajaran untuk bisa lulus dan mengantongi ijazah.

Inilah awal dari semua kekacauan.itu; Para binatang satu demi satu mulai mempelajari mata pelajaran lain yang tidak dikuasai dan bahkan tidak disukainya.
Burung elang mulai belajar cara memanjat, berlari, namun sayang sekali untuk pelajaran berenang dan menyelam meskipun telah berkali-kali dicobanya tetap saja ia gagal; dan bahkan suatu hari burung elang pernah pingsan kehabisan nafas saat pelajaran menyelam.

Tupaipun demikian; ia berkali-kali jatuh dari dahan yang tinggi saat ia mencoba terbang. Alhasil bukannya bisa terbang tapi tubuhnya malah penuh dengan luka dan memar disana-sini.
Lain lagi dengan bebek, ia masih bisa mengikuti pelajaran berlari meskipun sering ditertawakan karena lucunya, dan sedikit bisa terbang; tapi ia kelihatan hampir putus asa pada saat mengikuti pelajaran memanjat, berkali-kali dicobanya dan berkali-kali juga dia terjatuh, luka memar disana sini dan bulu-bulunya mulai rontok satu demi satu.

Demikian juga dengan binatang lainya; meskipun semua telah berusaha dengan susah payah untuk mempelajari mata pelajaran yang tidak dikuasainya, dari pagi hingga malam, namun tidak juga menampakkan hasil yang lebih baik.
Yang lebih menyedihkan adalah karena mereka terfokus untuk dapat berhasil di mata pelajaran yang tidak dikuasainya; perlahan-lahan Elang mulai kehilangan kemampuan terbangnya; tupai sudah mulai lupa cara memanjat, bebek sudah tidak dapat lagi berenang dengan baik, sebelah kakinya patah dan sirip kakinya robek-robek karena terlalu banyak berlatih memanjat. Katak juga tidak kuat lagi menyelam karena sering jatuh pada saat mencoba terbang dari satu dahan ke dahan lainnya. Dan yang paling malang adalah Rusa, ia sudah tidak lagi dapat berlari kencang, karena paru-parunya sering kemasukan air saat mengikuti pelajaran menyelam.

Akhirnya tak satupun murid berhasil lulus dari sekolah itu; dan yang sangat menyedihkan adalah merekapun mulai kehilangan kemampuan aslinya setelah keluar dari sekolah. Mereka tidak bisa lagi hidup dilingkungan dimana mereka dulu tinggal, ya.... kemampuan alami mereka telah terpangkas habis oleh kurikulum sekolah tersebut. Sehingga satu demi satu binatang-binatang itu mulai mati kelaparan karena tidak bisa lagi mencari makan dengan kemampuan unggul yang dimilikinya..

Tidakkah kita menyadari bahwa sistem persekolahan manusia yang ada saat inipun tidak jauh berbeda dengan sistem persekolahan binatang dalam kisah ini. Kurikulum sekolah telah memaksa anak-anak kita untuk menguasai semua mata pelajaran dan melupakan kemampuan unggul mereka masing-masing. Kurikulum dan sistem persekolahan telah memangkas kemampuan alami anak-anak kita untuk bisa berhasil dalam kehidupan menjadi anak yang hanya bisa menjawab soal-soal ujian.


Akankah nasib anak-anak kita kelak juga mirip dengan nasib para binatang yang ada disekolah tersebut?


Bila kita kaji lebih jauh produk dari sistem pendidikan kita saat ini bahkan jauh lebih menyeramkan dari apa yang digambarkan oleh fabel tersebut; bayangkan betapa para lulusan dari sekolah saat ini lebih banyak hanya menjadi pencari kerja dari pada pencipta lapangan kerja, betapa banyak para lulusan yang bekerja tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan yang digelutinya selama bertahun-tahun, sebuah pemborosan waktu, tenaga dan biaya. Betapa para lulusan sekolah tidak tahu akan dunia kerja yang akan dimasukinya, jangankan kemapuan keahlian, bahkan pengetahuan saja sangatlah pas-pasan, betapa hampir setiap siswa lanjutan atas dan perguruan tinggi jika ditanya apa kemampuan unggul mereka, hampir sebagian besar tidak mampu menjawab atau menjelaskannya.

Begitupun setelah mereka berhasil mendapatkan pekerjaan, berapa banyak dari mereka yang tidak memberikan unjuk kerja yang terbaik serta berapa banyak dari mereka yang merasa tidak bahagia dengan pekerjaanya.

Belum lagi kita bicara tentang carut marut dunia pendidikan yang kerapkali dihiasi tidak hanya oleh tawuran pelajar melainkan juga tawuran mahasiswa. Luar biasa “Maha Siswa” julukan yang semestinya dapat dibanggakan dan begitu agung karena Mahasiswa adalah bukan siswa biasa melainkan siswa yang “Maha”. Namun nyatanya ya Tawuran juga. Masihkah kita bisa berharap dari para pelajar kita yang seperti ini. Dan seperti apa potret negeri kita kedepannya dengan melihat potret generasi penerusanya saat ini?

Apa yang menjadi biang keladi dari kehancuran sistem pendidikan di negeri ini...?
1. Sistem yang tidak menghargai proses
Belajar adalah proses dari tidak bisa menjadi bisa. Hasil akhir adalah buah dari kerja setiap proses yang dilalui. Sayangnya proses ini sama sekali tidak dihargai; siswa tidak pernah dinilai seberapa keras dia berusaha melalui proses. Melainkan hanya semata-mata ditentukan oleh ujian akhir. Keseharian siswa dalam belajar tidak ada nilainya, jadi wajar saja apa bila suatu ketika ada siswa yang berkata bahwa yang penting ujian akhir bisa, gak perlu masuk setiap hari.

2. Sistem yang hanya mengajari anak untuk menghafal bukan belajar dalam arti sesunguhnya
Apa beda belajar dengan menghafal; Produk dari sebuah pembelajaran kemampuan atau keahlian yang dikuasai terus menerus. Contoh yang paling sederhana adalah pada saat anak belajar sepeda. Mulai dari tidak bisa menjadi bisa, dan setelah bisa ia akan bisa terus sepanjang masa. Sementara produk dari menghafal adalah ingatan jangka pendek yang dalam waktu singkat akan cepat dilupakan. Perbedaan lain bahwa belajar membutuhkan waktu lebih panjang sementara menghafal bisa dilakukan hanya dalam 1 malam saja. Padahal pada hakekatnya Manusia dianugrahi susunan otak yang paling tinggi derajadnya dibanding mahluk manapun didunia. Fungsi tertinggi dari otak manusia tersebut disebut sebagai cara berpikir tingkat tinggi atau HOT; yang direpresentasikan melalui kemampuan kreatif atau bebas mencipta serta berpikir analisis-logis; sementara fungsi menghafal hanyalah fungsi pelengkap. Keberhasilan seorang anak kelak bukan ditentukan oleh kemampuan hafalannya melainkan oleh kemampuan kreatif dan berpikir kritis analisis.

3. Sistem sekolah yang berfokus pada nilai
Nilai yang biasanya diwakili oleh angka-angka biasanya dianggap sebagai penentu hidup dan matinya seorang siswa. Begitu sakral dan gentingnya arti sebuah nilai pelajaran sehingga semua pihak mulai guru, orang tua dan anak akan merasa rasah dan stress jika melihat siswanya mendapat nilai rendah atau pada umumnya dibawah angka 6 (enam).

Setiap orang dikondisikan untuk berlomba-lomba mencapai nilai yang tinggi dengan cara apapun tak perduli apakah si siswa terlihat setangah sekarat untuk mencapainya. Nyatanya toh dalam kehidupan nyata, nilai pelajaran yang begitu dianggung-anggungkan oleh sekolah tersebut tidak berperan banyak dalam menentukan sukses hidup seseorang. Dan lucunya sebagian besar kita dapati anak yang dulu saat masih bersekolah memiliki nilai pas-pasan atau bahkan hancur, justru lebih banyak meraih sukses dikehidupan nyata.

Mari kita ingat-ingat kembali saat kita masih bersekolah dulu; betapa bangganya seseorang yang mendapat nilai tinggi dan betapa hinanya anak yang medapat nilai rendah; dan bahkan untuk mempertegas kehinaan ini, biasanya guru menggunakan tinta dengan warna yang lebih menyala dan mencolok mata.
Sementara jika kita kaji lagi; apakah sesungguhnya representasi dari sebuah nilai yang diagung-agungkan disekolah itu...?Nilai sesungguhnya hanyalah representasi dari kemampuan siswa dalam “menghapal” pelajaran dan terkadang ada juga “subjektifitas” guru yang memberi nilai tersebut terhadap siswanya.

Meskipun kerapkali guru menyangkalnya, cobalah anda ingat-ingat; berapa lama anda belajar untuk mendapatkan nilai tersebut; apakah 3 bulan...? 1 bulan..? atau cukup hanya semalam saja..? Kemudian coba ingat-ingat kembali, jika dulu saat bersekolah, ada diantara anda yang pernah bermasalah dengan salah seorang guru; apakah ini akan mempengaruhi nilai yang akan anda peroleh..?

Jadi mungkin sangat wajar; meskipun kita banyak memiliki orang “pintar” dengan nilai yang sangat tinggi; negeri ini masih tetap saja tertinggal jauh dari negara-negara maju. Karena pintarnya hanya pintar menghafal dan menjawab soal-soal ujian.

4. Sistem pendidikan yang Seragam-sama untuk setiap anak yang berbeda-beda
Siapapun sadar bahwa bila kita memiliki lebih dari 1 atau 2 orang anak; maka bisa dipastikan setiap anak akan berbeda-beda dalam berbagai hal. Andalah yang paling tahu perbedaan-perbedaanya. Namun sayangnya anak yang berbeda tersebut bila masuk kedalam sekolah akan diperlakukan secara sama, diproses secara sama dan diuji secara sama.

Menurut hasil penelitian Ilmu Otak/Neoro Science jelas-jelas ditemukan bahwa satiap anak memiliki kelebihan dan sekaligus kelemahan dalam bidang yang berbeda-beda. Mulai dari Instingtif otak kiri dan kanan, Gaya Belajar dan Kecerdasan Beragam. Sementara sistem pendidikan seolah-oleh menutup mata terhadap perbedaan yang jelas dan nyata tersebut yakni dengan mengyelenggaraan sistem pendidikan yang sama dan seragam. Oleh karena dalam setiap akhir pembelajaran akan selalu ada anak-anak yang tidak bisa/berhasil menyesuaikan dengan sistem pendidikan yang seragam tersebut.

5. Sekolah adalah Institusi Pendidikan yang tidak pernah mendidik
Sekilas judul ini tampaknya membingungkan; tapi sesungguhnya inilah yang terjadi pada lembaga pendidikan kita.

Apa beda mendidik dengan mengajar...?

Ya.. tepat!, mendidik adalah proses membangun moral/prilaku atau karakter anak sementara mengajar adalah mengajari anak dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak bisa menjadi bisa.
Produk dari pengajaran adalah terbangunnya cara berpikir kritis dan kreatif yang berhubungan dengan intelektual sementara produk dari pendidikan adalah terbangunnya prilaku/akhlak yang baik.

Ya..! memang betul dalam kurikulum ada mata pelajaran Agama, Moral Pancasila, Civic dan sebagainya namun dalam aplikasinya disekolah guru hanya memberikan sebatas hafalan saja; bukan aplikasi dilapangan. Demikian juga ujiannya dibuat berbasiskan hafalan; seperti hafalan butir-butir Pancasila dsb. Tidak berdasarkan aplikasi siswa dilapangan seperti praktek di panti-panti jompo; terjun menjadi tenaga sosial, dengan sistem penilaian yang berbasiskan aplikasi dan penilaian masyarakat (user base evaluation).

Bayangkan pernah ada suatu ketika sebuah sekolah SD yang gedungnya bersebelahan dengan rumah penduduk, dan saat itu mereka sedang belajar tentang pendidikan moral, sementara persis di sebelah sekolah tersebut sedang ada yang meninggal dunia, namun anehnya tak ada satupun dari sekelah tersebut yang datang mengirim utusan untuk berbela sungkawa di rumah tersebut. Alih-alih sekolahnya malah ribut sehingga ketua RW setempat sempat menegur pihak sekolah atas kejadian tersebut.

Mungkin wajar saja jika anak-anak kita tidak pernah memiliki nilai moral yang tertanam kuat di dalam dirinya; melainkan hanya nilai moral yang melintas semalam saja dikepalanya dalam rangka untuk dapat menjawab soal-soal ujian besok paginya.

Artikel ini di ambil dari Tulisan Dr. Thomas Amstrong, pemerhati dan praktisi Pendidikan Berbasis Multiple Intelligence dari AS, yang dibuat sekitar tahun 1990an.dan telah disesuaikan dengan konteks Indonesia saat ini.

Mari kita renungkan bersama dengan hati dan nurani kita yang terdalam dan mari kita ambil hikmahnya.


Sumber: Buku Ayah Edy Judul: I love you Ayah, Bunda Penerbit: Hikmah, Mizan Group