Majalah Forbes, Menerbitkan 50 Orang Terkaya Dunia, dan Bos
Rokok masih menempati urutan teratas dari orang-orang paling kaya dunia. Termasuk
beberapa diantaranya adalah Bos Rokok dari Perusahaan Rokok di Indonesia.
Yang menarik adalah bahwa yang membuat Bos Rokok Kaya ini
kebanyakan adalah orang-orang Miskin dari dunia ketiga yang sering kali
hidupnya juga pas-pasan.
Satu lagi yang unik adalah Keluarga Bos Kaya ini malah tidak
merokok????
Kok bisa ya ?? kok mau ya kita merokok untuk membuat orang
lain kaya, padahal dia sendiri tidak merokok dan tidak mengizinkan keluarganya
merokok ?
Dunia ini memang unik, dan selalu menarik dan sering kali
tidak masuk akal.
Tapi bagi orang yang punya akal, ketika mengetahui fakta ini
pasti akan segera berpikir sehat dan inilah salah satu orang tersebut
Berikut hitung-hitungan dari TEMPO.COM, Jakarta -
Percayalah, berhenti merokok benar-benar membawa manfaat
besar. Selain faktor pencetus penyakit hilang, biaya pengeluaran membeli rokok
bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih berguna.
Sebagai gambaran, pengeluaran untuk konsumsi rokok pada
rumah tangga perokok termiskin 2009 adalah:
-11X >dari pengeluaran untuk daging
-7X >dari pengeluaran untuk buah-buahan
-6X >dari pengeluaran untuk pendidikan
-5X >dari pengeluaran untuk susu telur
-5X >dari pengeluaran untuk kesehatan
-2X>dari pengeluaran untuk ikan
-7X >dari pengeluaran untuk buah-buahan
-6X >dari pengeluaran untuk pendidikan
-5X >dari pengeluaran untuk susu telur
-5X >dari pengeluaran untuk kesehatan
-2X>dari pengeluaran untuk ikan
Kesempatan yang hilang akibat 10 tahun merokok:
Bila konsumsi rokok per hari = 1 bungkus = Rp 10.000, dalam setahun, konsumsi rokok adalah 365 bungkus x Rp 10.000 = Rp 3.650.000.
Bila konsumsi rokok per hari = 1 bungkus = Rp 10.000, dalam setahun, konsumsi rokok adalah 365 bungkus x Rp 10.000 = Rp 3.650.000.
Dalam 10 tahun, yang dikeluarkan adalah Rp 36.500.000.
"Jumlah ini bisa untuk biaya haji
atau sekolah S-1 di Universitas Indonesia,
atau DP rumah, renovasi rumah,
atau bahkan untuk modal usaha kecil,
atau franchise makanan ringan,"
atau sekolah S-1 di Universitas Indonesia,
atau DP rumah, renovasi rumah,
atau bahkan untuk modal usaha kecil,
atau franchise makanan ringan,"
kata Abdillah.
Jadi sebenarnya kemiskinan itu kita sendirilah yang secara
tidak sadar memilihnya, coba seandainya biaya rokok itu di pakai untuk modal usaha
atau menyekolahkan anak ke perguruan tinggi ?
AMIRULLAH
No comments:
Post a Comment