SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY

SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Bagaimana caranya..? Gabung di FB: komunitas ayah edy, download talkshow di www.ayahedy.tk

Wednesday, April 23, 2008

My Sweet home......


Suatu hari Debby kecil baru saja mendapat pelajaran menggambar di TK tempatnya bersekolah. Kali ini temanya adalah “My Sweet Home” atau Keluargaku Tercinta.

Setelah selesai gambar itupun dibawanya pulang... Debby kecil sangat ingin sekali menunjukkan hasil karyanya tersebut kepada orang tuanya, saat nanti setelah keduanya pulang dari kantor.

Tibalah waktu yang ditunggu-tunggu,.... Mama...papa... lihat ini aku baru saja mendapat pelajaran menggambar....., Oh ya.... kata kedua orang tuanya, lalu di sodorkannya gambar itu untuk dilihat oleh Mama dan papanya....., Gambar apa ini sayang......, Aku sama bu guru tadi diminta untuk menggambar “My sweet home”..... , Lalu kedua orang tua itu memandangi gambar anaknya seraya bertanya..... ini siapa sayang..... ini aku.... trus kalo yang ini siapa..?, ini kakak...., Nah...kalo yang dua orang, peluk-peluk kamu ini siapa..?.....ini Mba sama Suster... trus Mama sama Papa mana sayang...? Mama sama papa gak ada, kan Mama sama papa gak pernah ada dirumah......

Bukan main tersentak hati kedua orang tua tersebut....mereka saling berpandangan...dan tanpa sadar...bulir..bulir... air mata mulai menitik membasahi pipi mereka..... Dipeluknya erat-erat...putri kecil tercintanya itu.... dan dengan suara bergetar sang mama berucap.....maafkan mama dan papa ya sayang...... apa yang kamu harapkan dari mama biar gambar mama bisa ada dirumah kecil kamu ini........

Para orang tua yang berbahagia..... sadarkah kita bahwa hampir setiap hari kita tinggalkan anak kita dirumah bersama dengan pengasuhnya.... Di pagi hari dia tidak sempat melihat orang tuanya....ya karena kita telah pergi jauh lebih pagi lagi...., Dimalam hari saat yang paling dinantikan bahwa ia bisa bertemu orang tuanya, tapi apa, yang ia dapatkan hanyalah sisa-sisa tenaga dan amarah yang bawa orang tuanya dari kantor sebagai oleh-oleh bagi dirinya....

Jadi jangan kaget bila anak kita menganggap orang tuanya adalah sebagai tamu yang kebetulan singgah dan menginap dirumah setiap hari, dan bukan merupakan bagian dari keluarganya.

Mari kita bangun Indonesia yang kuat melalui anak-anak kita tercinta....

Kisah kasih seorang Ibu... Sepanjang Masa

Si Budi adalah anak yang kebetulan terlahir cacad, satu dari dua telinganya tidak memiliki daun telinga. Pada saat usianya mulai menginjak lima tahun, Budi kecil sering sekali di ejek oleh teman-temannya. Hingga Budi yang tadinya adalah anak periang belakangan ini menjadi anak yang diam, pemurung, dan cenderung lebih suka menyendiri. Kedua orang tua Budi begitu sedih melihat hal ini terjadi pada anaknya. Ibunya yang begitu sayang padanya, kerap kali selalu memotivasi si Kecil Budi untuk tidak malu dan rendah diri akan kekurangannya tersebut. Namun usaha demi usaha yang dilakukan orang tuanya sepertinya sia-sia belaka. Dari hari ke hari Budi semakin tidak mengurung diri dan bertemu dengan teman-temannya.

Sampailah suatu ketika orang tuanya mengabari bahwa ada seorang dari surga yang akan membantu Budi untuk memperbaiki daun telinganya melalui proses operasi pencangkokan telinga... Budi kecil sangat bahagia sekali...mendengar berita itu meskipun dalam hati ia bertanya-tanya siapa gerangan orang ini dan apa bisa telinganya di cangkok menjadi bagus seperti telinga yang satunya lagi.

Singkat cerita operasi itupun berjalan lancar dan sukses. Kini Budi memiliki dua telinga yang normal seperti anak-anak lainnya. Dan tentu saja sejak saat itu Budi kembali menjadi anak yang periang dan kembali aktif seperti sedia kala. Akan tetapi didalam hati Budi ada satu pertanyaan yang belum terjawab. Siapakah Gerangan orang dari Surga tersebut yang telah begitu mulia mau mencangkokan telinga bagi dirinya. Namun setiap kali hal ini ditanyakan pada kedua orang tuanya, Budi selalu mendapat jawaban “Sayang kelak kamu akan tahu dengan sendirinya siapa orang itu.

Sampailah Budi kini sudah menjadi orang Dewasa yang sudah bekerja di luar daerah dan tinggal jauh dari kedua orang tuanya.

Suatu ketika Budi begitu kaget mendapat berita bahwa Ibunya dalam kondisi sakit keras dan Kritis. Segera saja Budi memutuskan untuk mengambil cuti dan segera menengok ibunya. Sayang sekali begitu Budi tiba dirumahnya Ibunya telah pergi mendahului untuk berpulang pada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Budi bagitu sedih, kaget dan yang membuatnya lebih terpukul lagi manakala ia melihat Ibunya sedang dimandikan, dan menemukan bahwa salah satu daun telinga ibunya tidak ada....., Budi tidak pernah menyangka bahwa jika selama ini ibunya selalu memanjangkan rambut adalah untuk menutupi salah satu telinganya yang telah ia potong untuk di cangkokan pada dirinya. Budi mulai menitikkan Air Mata... betapa ia tidak pernah mengetahui bahwa orang yang datang dari Surga itu ternyata adalah ibunya sendiri dan kini tanpa sepengetahuannya pula orang tersebut telah kembali lagi ke Surga tanpa Budi berada disampingnya.

Para orang tua dan guru yang berbahagia....sadarkah kita bahwa sesungguhnya begitu besar cinta seorang ibu pada anaknya....apapun rela ia korbankan demi anaknya tercinta....Ibu kita tidak pernah meminta apun sebagai imbalannya. Tapi mengapa terkadang hanya untuk mendengarkan atau mengikuti nasehatnya saja kita begitu sulitnya, meskipun sesungguhnya nasehat-nasehat itu hanya untuk kebaikan hidup kita dan sama sekali bukan untuk kebaikan ibu kita....

I love you Mommy.....


Suatu hari di salah satu bandara international nampak seorang wanita karir yang sepertinya sedang sangat tergesa-gesa menuju telepon umum. Ternyata ia hendak menelpon putri kecilnya yang sering ia tinggal dirumah sendirian...., Hallo....., Jesica katanya, kamu baik-baik ya dirumah...hari ini mama sedang ada urusan bisnis, sibuk sekali....lalu setelah itu teleponpun segera ditutup. Wanita tadi segera berjalan untuk menuju counter check in pesawat. Namun selang beberapa detik telepon yang digunakannya tadi berdering dan berdering lagi....., mulanya ia ragu untuk mengangkat. tapi pada akhirnya dengan rasa kesal dia kembali ketelpon umum tadi dan mengangkatnya. diseberang sana terdengar suara seorang perempuan berkata....Maaf ibu saya operator telepon yang barusan menyambungkan pembicaraan ibu dengan putri kecil ibu...., Oh iya ada apa ? Apa saya kurang bayar...? katanya., Oh tidak ibu , saya hanya ingin menyampaikan bahwa pada saat ibu menutup telpon tadi, sesungguhnya putri kecil ibu sedang berkata “I love you mommy.....”


Para orang tua yang berbahagia....Sadarkah kita bahwa sering kali hampir seharian penuh kita tinggalkan anak-anak kita dirumah, dan waktu yang kita berikan kepadanya begitu sedikitnya, tapi sayangnya mengapa kita tidak mau meluangkan waktu kita yang sedikit itu untuk mendengarkan anak kita sampai selesai bicara....


Para orang tua yang berbahagia..., saat ini...ya detik ini juga.... Mengapa bukan kita yang menghubungi mereka.... ya.... paling tidak untuk mengucapkan sepotong kalimat “ Sayang.... maskipun mama sibuk.... mama tetap ingat dan sayang sekali sama kamu.....


Mari kita bangun Indonesia yang kuat melalui anak-anak kita tercinta....

Apakah jadi orang tua "yang baik" perlu belajar...?


Hampir setiap minggu saya memberikan program Parenting; yakni sebuah program yang bertujuan untuk melatih para orang tua agar bisa memahami dan mendidik anaknya dengan cara yang lebih tepat sehingga kelak ia akan menjadi orang tua yang dicintai oleh anaknya; dan anaknyapun akan sukses mencapai potensi terbaik yang dimilikinya.

Para orang tua dan sahabat parenting club yang berbahagia...

Dalam program parenting biasanya saya selalu manyampaikan bahwa dengan cara kita mendidik; maka kita bebas untuk menentukan apakah kita akan menjadi orang tua yang ditakuti atau menjadi orang tua yang dicintai oleh anak kita. Secara pribadi saya katakan jika saya menjadi anak; tentunya saya mendambakan sebuah cara mendidik yang menjadikan saya patuh pada orang tua saya karena saya mencintainya bukan karena saya takut kepadanya.

Namun pada parenting program kali ini rupanya saya beruntung sekali mememiliki peserta yang luar biasa kritis dan berani berkata jujur; sehingga ditengah-tengah penyampaian materi saya, tiba-tiba salah seorang peserta menyela dengan sebuah komentar..

Begini katanya.....

Ayah Edy... Maaf ya.... menurut saya program ini sepertinya perlu gak perlu..., Jujur saja, orang tua saya dulu tidak pernah ikut parenting program semacam ini tapi kok ya saya juga jadi orang gitu lho.., lalu anda sendiri bagaimana apakah orang tua anda dulu juga ikut program parenting gitu lho.....?

Wah rupanya peserta saya ini selain kritis, berani, jujur dia juga ternyata cukup gaul gitu lho....!

Ya....saya katakan bahwa saya bahagia sekali dengan adanya pernyataan spontan semacam ini yang disampaikan secara terbuka didepan umum; karena selama ini sesungguhnya saya khawatir dan sudah menduga pasti ada orang tua yang berpikiran semacam ini; dan sungguh akan sangat disayangkan jika orang tersebut ternyata tidak mau menyampaikan secara terbuka, melainkan hanya disimpan di dalam hati; maka ini tentunya akan menjadi faktor penghambat terbesar bagi usahanya untuk menjadi orang tua yang lebih baik bagi anak-anaknya.

Ya.... saya jadi teringat bahwa salah seorang praktisi pendidikan anak pernah mengatakan; bahwa kesalahan besar kita para orang tua dalam mendidik anak adalah dengan selalu melihat kebelakang dan bukannya melihat kedepan. Oleh karenanya seperti orang yang berjalan; jika kita melihatnya selalu kebelakang maka anda bisa prakirakan apa akibatnya...

Menurutnya lagi; ada 2 kemungkinan besar mengapa meskipun waktu itu orang tua kita tidak mengikuti program parenting; namun anaknya tetap bisa mencapai sukses;

  1. Naluri yang tepat dari orang tua
    Setiap orang tua memiliki Naluri mendidik anak masing-masing; yang pada umumnya sebagian besar caranya diwarisi secara turun-temurun dari orang tuanya, yang selanjutnya akan berkombinasi dengan tipologi kepribadiannya sendiri dan lingkungan sekitar yang membentuknya. Untuk orang tua yang mewarisi tradisi mendidik yang baik dari orang tuanya; ditambah dengan pola kepribadian yang seimbang serta lingkungan yang baik pula; maka akan melahirkan pola mendidik yang baik pada anaknya. Namun faktanya tidak semua orang tua memiliki kepribadian yang seimbang; dan tidak semua orang mewarisi cara mendidik yang baik dari orang tuanya; itu artinya tidak semua orang tua memiliki naluri mendidik yang tepat jika hanya mengandalkan pengalaman masalalunya. Seorang peniliti prilaku pernah melakukan penelitian terhadap beberapa pemimpin yang otoriter dan tiran seperti Hitler dan Pol pot; ia menemukan bahwa prilaku para pemimpin tiran itu ternyata adalah warisan turun-temurun dari pola didik keluarganya; artinya adalah bahwa cara mendidik yang salahpun ternyata akan berlangsung secara turun-temurun dari generasi ke generasi kecuali apa bila ada satu generasi yang mau berusaha untuk mengakhirinya. Dan bagaimana mengakhirinya itulah mengapa program parenting diselenggarakan.
  2. Kondisi Lingkungan sekarang yang sangat jauh berbeda dengan jaman kita kecil dahulu Seorang ahli pendidik mengatakan bahwa orang tua berperan 70% dalam proses membentuk pola prilaku anak; akan tetapi apa bila orang tua tidak melakukan perannya dengan baik maka lingkunganlah yang mengambil peran 70% tadi.

Jadi betapa beratnya tantangan orang tua saat ini yang harus berjuang berebut peran dengan lingkungannya.

Tentu saja dalam hal ini saya yakin kita sepakat bahwa Kondisi Lingkungan saat ini sangat jauh sekali perbedaanya dengan kondisi lingkungan 30 tahun yang lalu dimana sebagian besar para orang tua dibesarkan.

Mari kita perhatikan perbedaannya; bagaimana kita melihat sejarah bahwa kondisi lingkungan jaman Kartini dibesarkan sangat jauh berbeda dengan jaman orang tua kita dibesarkan; begitu juga kondisi lingkungan jaman kita dulu kita dibesarkan sangatlah berbeda dengan lingkungan jaman anak-anak kita kini saat ini.

Sementara menurut penelitian bahwa lingkungan merupakan faktor pembentuk terbesar ketiga terhadap pola prilaku anak setelah Orang tua dan Guru. Dan Lingkungan akan menjadi faktor pembentuk prilaku pertama mana kala orang tua dan guru tidak lagi berperan secara efektif.

Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan pergeseran yang terjadi antara generasi kita dan generasi anak kita;
Zaman kita dulu dibesarkan; ya... masih ingat, ada berapa stasion TV yang ada pada saat itu..? kemudian dari Stasion yang ada kala itu program-program seperti apa yang banyak ditayangkan dan dicontoh oleh kita jaman itu. Bandingkan dengan jaman anak kita dibesarkan; ada berapa station TV yang ada saat ini...?; kemudian dari sekian banyak stasion yang ada; program-program macam apakah yang banyak ditayangkan dan dicontoh oleh anak-anak kita jaman ini...?

Mari kita perhatikan lagi fakta berikut ini......., Penyalahgunaan obat terlarang jaman kita dulu dibesarkan; baru merambah tingkatan perguruan tinggi dan remaja dengan usia rata-rata 25 tahun keatas. Namun saat ini penyalahgunaan obat-obat terlarang tersebut sudah merambah ke tingkat anak-anak usia sekolah dasar dan sudah berhasil menembus masuk kedalam sekolah pula.

Lalu perhatikan lagi saat ini betapa mudahnya anak kita membeli surat kabar dengan berita kekerasan dengan harga yang sangat murah; Betapa Video-video porno bebas beredar tempat-tempat orang berkumpul menunggu angkutan umum dan harganya terjangkau pula oleh uang jajan anak-anak kita....

Wahai para orang tua yang berbahagia......mari sama-sama kita renungkan.... apakah kita para orang tua dan guru masih mengambil peran utama dalam membentuk prilaku anak-anak kita saat ini. Ataukah justru peran utama itu secara tidak sadar ternyata sudah diambil alih oleh Kondisi Lingkungan......

Saya jadi teringat akan sebuah pesan yang di sampaikan oleh Seorang Nabi yang Agung dan Luhur....begini kira-kira isinya.....: Wahai para sahabatku kita hidup pada jamannya dan anak kita hidup pada jamannya maka ajarilah mereka untuk bisa hidup dan selamat menghadapi jamannya...

Sungguh Luar Biasa; bahwa hal ini telah dicetuskan oleh seorang Nabi Yang Agung lebih dari 500 tahun yang lalu, jauh sebelum para pendidik besar jaman ini memperjelas apa maksud mulia yang terkandung didalamnya.

Wahai para orang tua yang berbahagia, kini semuanya terpulang pada kita apakah kita ingin tetap mendidik anak-anak kita dengan berpegang pada kesuksesan masa lalu kita atau kita akan mendidiknya berdasarkan pandangan yang jauh kedepan bagi masa depannya..........

Semoga kita bisa jumpa diprogram parenting kita berikutnya......

TIPS MENCARI SEKOLAH BERKUALITAS


Hasil Penelitian Sistem Sekolah secara umum
  1. Berpusat pada Jasmani saja, bukan pada Jasmani dan Rohani (Holistic) kurangnya pemahaman mengenai aspek rohani yang meliputi fungsi-fungsi kerja otak dan psikologi perkembangan anak dll.
  2. Berpusat pada kepentingan guru bukan murid (yang penting sdh ngajar tak perduli murid mengerti atau tidak) Pertanyaan yang lazim diantara para guru dan kepala sekolah....eh sudah sampai dimana ngajarnya....? wah aku mesti ngebut nich waktunya sudah hampir habis.
  3. Berpusat pada target materi/kurikulum bukan dinamika kelas (yang penting target selesai, tak perduli kelas pasif, ribut atau murid bolos sekalipun)
  4. Berpusat pada pemahaman fungsi otak yang terbatas (IQ) bukan pada Multiple Intelligence (Kecerdasan Unik tanpa batas) Pengakuan anak pandai yang sangat terbatas pada kemampuan Eksakta & Verbal. “Jadi wajar bila dalam tiap kelas paling-paling Cuma ada 5 orang saja yang pandai dan bisa mengikuti pelajaran dengan baik.
  5. Berpusat pada kemampuan Naluri Mengajar bukan pada keahlian profesional mengajar berdasarkan pelatihan. (Sebagian besar guru mengajar berdasarkan naluri dan sedikit pengalaman bagaimana mereka dulu di ajar)
  6. Berpusat pada LOWER ORDER THINKING bukan Highly Order Thinking. (Menghapal soal yang Jawaban sudah ada/dimiliki gurunya)
  7. Berpusat pada 1 Model TES (Verbal Test Model/Schoolastic Aptitude Test) bukan berdasarkan tes beragam yang disesuaikan dengan jenis bidang dan mata ajar dan keunggulan spesifik anak.
  8. Berpusat pada hasil akhir (hanya sebagai uji ingatan bukan pada proses perbaikan yang diamati dan dicatat dari waktu kewaktu)
  9. Berpusat pada proses Imaginatif bukan realitas (anak kita tidak pernah mengerti manfaat ilmu yang diajarkan bagi realitas hidup mereka kelak)
  10. Guru sebagai sumber kebenaran (sindrom Teko Cangkir bukan korek api dan kayu bakar) bahwa guru hanya sebagai menuang air bukan pembangkin minat belajar anak.
  11. Berpusat pada ruang dan tempat yang terbatas. (Bayangkan anda duduk disatu ruangan selama berjam-jam, apa lagi kursinya keras) nah itulah yang dialami murid-murid di sekolah kita, duduk dibangku yang keras selama berjam-jam.
  12. Miskinnya pemberian dukungan belajar/Motivasi dari para guru (guru lebih suka memuji yang sukses dari pada membangkitkan yang gagal serta memuji usaha kebangkitannya, terlepas dari kegagalan demi kegagalan (Sindrom Belajar Sepeda) Dalam belajar sepeda kita bisa baru bisa naik sepeda setelah beberapa kali mengalami kegagalan. Tidak pernah ada anak yang langsung bisa naik sepeda tanpa pernah jatuh.
  13. Guru sebagai penguji bukan sebagai pembimbing, Guru merasa tidak bertanggung jawab terhadap kegagalan para siswanya dalam ujian yang dibuatnya sendiri. Salah satu sistem pendidikan di perguruan tinggi di AS. menempatkan doses sebagai pendamping, sedangkan yang menentukan kelulusan adalah pihak luar sekolah yang juga merupakan user dari si siswa. Kegagalan siswa dalam ujian sekaligus menunjukkan kegagalan dosen dalam mengajar.
  14. Berpusat pada Tradisi bukan Kreatifitas (HOT SPOT – Hot Spot adalah kurikulum dinamis dan pembahasan masalah yang tidak didasarkan pada buku wajib, malainkan dibahas dan dikembangkan dari kasus-kasus yang sedang terjadi disekitar kehidupan anak-anak), Sementara Tradisi Kurikulum adalah statis, selalu sama yang diajarkan dan sering kali tidak relevan dengan perubahan zaman yang dialami siswanya sekarang, sehingga pendidikan dari waktu-kewaktu tidak mengalami kemajuan. Ingat waktu kita masih kecil bagaimana kita diajari menggambar..... apa yang yang kita gambar.....? Pemandangan dengan dua buah gunung, jalan ditengahnya, pohon dipinggir jalan.....? nah itulah salah satu contoh metode “Tradisi” dalam mengajar.
  15. Sekolah Lebih tepat disebut sebagai Lembaga Pengajaran bukan Lembaga Pendidikan, (Mengajar adalah membuat tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa sedangkan Mendidik adalah membuat anak tidak mau menjadi mau.) Sasaran mengajar adalah Ilmu sedangkan sasaran mendidik adalah moral dan karakter. Oleh karena wajar jika banyak anak didik disekolah yang justru memiliki karakter sama seperti orang yang tidak terdidik.
II. Hasil Riset Sistem Sekolah Berbasiskan Multiple Intelligence dan Holistic Learning
Selain memperhatikan unsur-unsur tersebut di atas, ada beberapa poin yang dapat membantu orang tua dalam memilih sekolah yang benar-benar berkualitas bagi masa depan anaknya.
  1. Memiliki Konsep Sekolah yang jelas dan tepat.
    Konsep sekolah sangat penting, karena konsep ibarat sebuah “resep” dalam pembuatan kue, Hanya konsep yang tepat sajalah yang akan menghasilkan kue-kue yang berkualitas. Oleh karena itu jenis kue yang sama sering kali memiliki rasa yang berbeda-beda. Hanya kue dengan resep yang tepatlah yang dapat menghasilkan rasa yang lezat dan disukai.
  2. Pemahaman yang mendalam akan konsep sekolah
    Seluruh Jajaran mulai dari pimpinan, guru, administrasi secara keseluruhan mengetahui dan memahami Konsep Dasarnya yang dimiliki oleh sekolahnya, dan menerapkan konsep tersebut kepada siswa dalam proses belajar dan mengajar.
  3. Program Pengembangan SDM yang kontinu
    Guru-guru yang secara terus-menerus mendapat pelatihan dan program pengembangan yang berhubungan dengan pengetahuan dan kemampuan keahliannya.
  4. Melibatkan Orang tua dan anak secara aktif.
    Proses ini akan sangat membantu kedua belah pihak untuk dapat menjamin tersolusikannya setiap permasalahan anak. Karena anak pada dasarnya merupakan produk orang tua dan sekolahnya. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan mengadakan pelatihan pendidikan bagi orang tua, Voluntary Parent, Pemecahan Problem Prilaku Bersama, Kunjungan ke Objek Pembelajaran Luar Sekolah.
  5. Dasar Rekrutmen Guru-guru yang tepat.
    Pemilihan guru dan para pendidik harus lebih mengutamakan pada Kecintaan kepada anak serta bidang pendidikan bukan pada Gelar-gelar akademik semata, karena banyak sekali guru yang bergelar tinggi tapi justru tidak mencintai bidangnya.
  6. Guru yang memahami psikologi perkembangan anak
    Para gurunya memiliki pemahaman yang mendalam mengenai psikologi anak dan pendidikan. (Psikologi Perkembangan, Gaya Belajar, Komunikasi). Dia bisa menjelasakan tidak hanya apa yang diberikan dalam proses pembelajaran akan tetapi juga mengapa dan untuk apa hal itu diberikan pada anak.
  7. Para guru yang menguasai teknik-teknik pengajaran dan pendidikan.
    Guru harus menempatkan posisinya sebagai sahabat bagi siswa bukan sebagai instruktur; sehingga siswa merasa belajar dengan sahabatnya bukan dengan instrukturnya.
  8. Sistem dan Pola Pembelajaran yang mengacu pada proses perkembangan kemampuan secara berkala, bukan pada ujian akhir.
    Penilaian hasil sebuah pembelajaran adalah proses peningkatan dari waktu-kewaktu kemampuan siswa, mulai dari tidak bisa menjadi bisa dan mahir bukan hanya berbasiskan tes/ujian di akhir masa pembelajaran saja. Sistem ini disebut sebagai “Portfolio Management”
  9. Sistem Pendidikan dan Pengajaran yang memberdayakan kemampuan uggul “unik” setiap anak. Tidak memberlakukan sistem ranking dan rata-rata kelas, akan melainkan menggunakan sistem yang mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan masing-masing individu dengan berfokus pada keunggulannya. Sehingga anak paham akan potensi keunggulan dirinya masing-masing.
  10. Tidak menggunakan kelas sebagai satu-satunya tempat belajar.
    Setiap tempat adalah tempat belajar yang baik dan sempurna bagi siswa, sementara kelas adalah hanya salah satunya.
  11. Tidak menggunakan papan tulis dan buku sebagai satu-satunya media belajar.
    Media belajar yang baik adalah dengan membuat alat pembelajaran sendiri dari lingkungannya dengan mengandalkan ide-ide kreatif dari guru dan siswa. Buku dan papan tulis hanyalah alat bantu untuk memvisualisasikan apa yang diinginkan oleh guru pada siswanya.
  12. Materi yang seimbang antara akademik dan life skill.
    Diluar sekolah anak akan menghadapi berbagai macam tantangan kehidupan nyata bagi dirinya saat ini dan kelak setelah dewasa. Oleh karena itu pembelajaran kehidupan dan bagaimana untuk dapat hidup dimasyarakat jauh lebih utama untuk dikuasai oleh para siswa. Bukan hanya mengagung-agungkan nilai EBTA, Sumatif Tes atau IPK, yang nyata-nyata kontribusinya tidak besar bagi sukses kehidupan anak kelak.
  13. Mau menerima masukkan dari luar untuk proses pengembangan sistem pembelajaran.
    Jelas bahwa sekolah bukanlah institusi yang paling sempurna dalam mendidik dan mengembangkan kemampuan siswa, oleh karenanya sekolah sangat memerlukan berbagai masukan yang tepat dari berbagai pihak untuk dapat mendidik lebih baik.
  14. Anak antusias, kreatif, kritis dan senang sekali bersekolah dan diajak bicara tentang sekolahnya. Ini merupakah alat ukur yang paling mudah bagi orang tua yang ingin mengetahui apakah sekolah yang dipilihnya cocok untuk anaknya.
  15. Anak kita akan menjadi lebih baik dalam waktu 3 s/d 6 bulan.
    Sistem pendidikan yang baik tidak perlu membutuhkan waktu lama untuk mengembangkan anak didiknya, baik yang berhubungan dengan kemampuan krititis ataupun prilaku terpuji dari anak kita. Perubahan itu seharusnya akan mulai terlihat dan dirasakan oleh orang tua pada semester-semester awal dan terus berlangsung sepanjang periode pembelajaran.
Note:
Jika anda ingin mendapatkan penjelasan lebih lengkap, ikutilah program bimbingan memilih sekolah berkualitas melalui “Parenting Program” yang diselenggarakan ayah Edy di Radio Smart FM.

Home Schooling ala Thomas Alva Edison


Kali ini kita akan belajar dari sejarah Ibunda Thomas Edison dalam mencetak anaknya menjadi sang Jenius Dunia.Para orang tua dan guru yang saya cintai........Masih ingatkah anda dengan kisah Thomas Alva Edison.. Ilmuan terkemuka dunia yang di Drop Out dari sekolahnya, pada 3 bulan pertama masa pembelajarannya di Sekolah Dasar....?Para orang tua dan guru yang saya cintai.....yang jadi pertanyaan menarik buat kita adalah..... bagaimana sang ibunda Thomas bisa mencetak anaknya menjadi seorang Ilmuan yang luar biasa dengan lebih dari 1000 temuan yang dipatenkan.Para orang tua dan guru yang saya cintai..... Sayangnya...tidak banyak yang di catat sejarah tentang riwayat ibu yang luar biasa ini, dalam membimbing anaknya hingga dewasa. Tapi yang jelas Thomas telah berhasil tumbuh menjadi orang yang sangat penuh percaya diri dan pekerja keras yang selalu berpikir positif.Para orang tua dan guru yang saya cintai.......diceritakan bahwa Nancy Alliot ibunda Thomas adalah ibunda yang penuh cinta kasih....., dia bukanlah seorang psikolog apalagi pakar pendidikin, Nancy hanyalah ibu rumah tangga biasa, seperti kebanyakan ibu-ibu pada zamannya.Nancy adalah ibu yang selalu memotivasi anaknya; Dia selalu mendorong anaknya untuk melakukan apa saja yang disukainya. Setiap kali Thomas mengalami kesulitan ibunya selalu berkata; Thomas kamu anak hebat nak, kamu pasti bisa menemukan jawabannya ! Mommy percaya itu sayang..!Dan setiap kali Thomas berhasil menemukan jawaban dari masalahnya Nancy selalu dengan antusias menanggapi cerita anaknya, ia selalu berapi-api menanyakan bagaimana sampai akhirnya Thomas berhasil menemukan jawabannya.Nancy juga selalu memeluk anaknya mana kala anaknya berhasil dalam melakukan sesuatu; sambil selalu mengucapkan “Kamu memang anak kebanggaan Mommy Nak.....”Para orang tua dan guru yang saya cintai......Pernah suatu ketika Thomas sedang melakukan experiment-experiment yang dibuatnya; dan dia mengetahui jawaban dari masalahnya; lalu dia bertanya pada Mommynya; dengan jujur Mommynya berkata; Thomas sayang Mommy tidak tahu semua yang kamu tanyakan, tapi Mommy akan cari tahu siapa orang yang bisa menjelaskan semua ini pada kamu. Maka diajaklah Thomas kecil untuk menemui orang-orang ahli dikotanya.Begitulah kejadian serupa terjadi berulang-ulang; Ibunda Thomas selalu jujur mengatakan keterbatasannya; tapi dia selalu memberi jalan keluar bagi anaknya. Termasuk suatu ketika pernah pertanyaan Thomas tidak bisa dijawab oleh siapapun; maka ibunya sibuk mengantarkan Thomas untuk mencari buku/referensi yang bisa menjelaskan seluruh keingintahuan anaknya,Namun sayangnya setelah berusaha selama berbulan-bulan orang dan buku yang dicari tak juga kunjung ditemukan...., Tapi Nancy tidak pernah patah semangat melainkan justru membakar anaknya dengan kata-kata yang begitu menginspirasi; “Thomas anakku sayang... kita telah buktikan bahwa ternyata tak seorangpun kita temukan bisa menjawab semua ini dan tak satu bukupun pernah ditulis orang tentang hal ini; Thomas sayang, Kamu tahu apa artinya...nak..., Ya...itu artinya kamulah yang diminta Tuhan untuk menemukannya bagi orang lain.... Ayo nak kamu coba dan coba terus..... Mommy yakin satu saat kamu pasti berhasil......!Para orang tua dan guru yang saya cintai.......Thomas begitu terinspirasi oleh setiap ucapan ibunya..... Cara-cara mendidik inilah yang telah membuat Thomas menjadi manusia luar biasa.. dan telah saya terapkan bagi kepada anak-anak saya dirumah.Para orang tua dan guru yang saya cintai.. bayangkan....Suatu ketika Thomas berhasil menemukan lampu pijar, setelah dengan susah payah melakukan percobaan hingga 999 kali. Kabar ini segera terdengar oleh surat kabar setempat dan besoknya segera muncul di halaman depan dengan judul;“ Thomas Alva Edison, akhirnya berhasil membuat lampu pijar yang tahan selama berhari-hari, setelah ia mengalami 999 kali gagal menemukan logam yang cocok digunakan untuk lampu pijarnya.”Thomas kaget luar biasa membaca Head Line berita itu; segera saja ia datangi kantor redaksinya dan melayangkan protes atas pemberitaan yang tidak tepat.Bukan main kagetnya sang Redaktur; dimana letak kesalahan berita itu.........?Esok paginya pada surat kabar yang sama keluarlah Ralat yang berbunyi;“Thomas Alva Edison, akhirnya berhasil membuat lampu pijar yang tahan berhari-hari, setelah ia berhasil menemukan 999 logam yang tidak cocok digunakan untuk lampu pijarnya.”Para orang tua dan guru yang saya cintai...... apakah anda dapat menangkap letak perbedaannya.........?