SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY

SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Bagaimana caranya..? Gabung di FB: komunitas ayah edy, download talkshow di www.ayahedy.tk

Saturday, January 16, 2016

MATEMATIKA TANPA AGAMA AKAN MELAHIRKAN MANUSIA-MANUSIA KIKIR ?



Sebuah pertanyaan yang membuka kesadaran kita semua.

Liliek Damasetyawati
Sangat stuju dan benar skali Ayah.Tapi bagaimana dengan sebagian orang sebenarnya punya segalanya tetapi berlagak tidak tahu atau tidak punya/ pelit info dan tdk mau berbagi,  ada lho yg begitu Ayah..
mat pagi.....

Unlike · Reply · Message · 3 · 3 hrs

Komunitas AYAH EDY
Dulu kita di sekolah diajari matematika jika 10 - 2 = 8 dan jika 10 : 2 = 5 (lebih kecil lagi hasilnya) Jadi kita terlatih untuk takut berbagi.

Padahal Agama kita mengajari jika 1:1 = 70 kali lipat balasan kebaikan yang akan kita terima.

Tapi sayangnya kita semua lebih bangga jika anak kita lebih paham MATEMATIKA ketimbang lebih paham agama.

Mungkin ini bisa menjelaskan dan menjawab pertanyaan bunda,

Tksh byk ya bun pertanyaan bunda telah membuat sy sadar bahwa jauh lebih penting mengajarkan pendidikan akhlak dan agama kepada anak-anak dan murid-murid kita.

Like · Reply · 19 · Commented on by Ayah Edy Parenting · 3 hrs · Edited

Ayah Gimana sih agar anakku tuh gak sosmed-an terus pagi, siang sore malem....?



Shanti sedang galau. Putrinya Irsa sudah berusia 16 tahun dan sedang ‘mekar-mekarnya’. Irsa cantik dan supel. Kawannya banyak. Satu lagi, Irsa sangat eksis di sosmed (social media).

Sebut saja Facebook, Twitter, Path, Instagram, pasti ada akun Irsa. Tidak cuma sekadar punya akunnya, Irsa juga aktif membuat status, nge-tweet dan mengunduh foto-foto. Friends Irsa di Facebook atau followers-nya di Twitter bukan hanya teman atau keluarga yang dikenal Irsa, tapi juga banyak orang asing yang entah siapa. Tiada hari tanpa sosmed bagi Irsa. Tiada kegiatan yang luput diberitakan via sosmed.

“Pokoknya Kak Irsa eksis berat, deh!” kata Tita, putri kedua Shanti.
Awalnya, Shanti sama sekali tak keberatan.

Namun belakangan ini ia sering membaca berita tentang penipuan, penculikan bahkan pemerkosaan remaja yang berawal dari sosmed. Si penjahat pura-pura menjadi kawan baru yang asyik di sosmed. Ketika si remaja sudah percaya, penjahat lalu meminta nomor ponsel dan pertemanan dilanjutkan dengan saling mengirim pesan.

Langkah berikutnya, si penjahat mengajak targetnya kopi darat alias ketemuan. Saat bertemu itulah, si penjahat melancarkan rencananya. Bisa terjadi bermacam-macam kejahatan.

Shanti ngeri membayangkannya. Ingin rasanya ia menyuruh Irsa menutup semua akun sosmednya. Namun, mana mungkin Irsa mau? Kalau Irsa tak mau berhenti main sosmed, Shanti merasa perlu membuat peraturan agar putrinya tidak kebablasan.

Apa ya, rambu-rambu yang harus diberikan pada Irsa?

Jawaban Ayah Edy:

Ayah Bunda yang penuh kasih

Langkah pertama dalam membuat rambu-rambu bersosmed adalah mencari informasi seputar kasus-kasus terkait. Coba saja googling di internet. Selanjutnya, berbagilah informasi itu pada anak kita. Lakukanlah sharing, bukan briefing. Misalnya begini:
“Kak Irsa, sini deh. Lihat deh, ada kasus, nih. Seram, deh.”

“Apa sih, Ma?”
“Ini..., ada penculikan anak SMA. Si penculiknya kenal korbannya dari sosmed.”

Selanjutnya, setelah sama-sama membaca berita itu, lontarkan pertanyaan pada anak:
“Kok bisa ya, Kak? Menurut kamu, gimana?”

Pertanyaan sangat penting, karena dengan pertanyaan kita bisa tahu pikiran anak kita. Tahan mulut Anda untuk segera berkata, “Tuuuh..., makanya nggak usah main-main sosmed deh” atau “Tuuuh, makanya kalau main sosmed jangan berteman dengan orang asing.” Cukup lontarkan pertanyaan dan dengarkan apa jawaban anak kita.

Mungkin saja, dia sudah mengetahui kasus-kasus semacam ini lebih dahulu. Mungkin saja dia menjawab:
“Iya Ma, temanku juga pernah hampir jadi korban.”
“O ya? Masa sih? Ceritanya bagaimana, Kak?”

Simak cerita anak baik-baik. Orangtua sering tak tahan dan langsung menimpali (atau menasehati) panjang lebar retetetetetet bagai senapan mesin.

Atau bila ia tak bercerita apa-apa atau tak pernah mendengar kasus semacam itu, pancinglah ia dengan cerita Anda:
“Kemarin, teman Mama juga hampiiir saja...” (ssst... nggak perlu cerita asli. Sekali-kali mengarang bebas demi kebaikan anak juga boleh, kok)

“Hampir apa, Ma?”
“Yaaa... begitu deh.”
“Begitu deh apa sih Ma?”
“Ngeri deh, pokoknya!”
“Si tante itu juga hampir jadi korban...”
“Terus? Gimana ceritanya?”

Nah, inilah salah satu teknik berkomunikasi dengan anak. Jangan langsung full. Berikan ia sepotong-sepotong. Jika ia bertanya ‘terus?’, berarti ia mendengarkan dan tertarik pada cerita kita.

Selanjutnya, putar-putar terus dan akhiri kembali dengan pertanyaan:
“Menurut kamu bagaimana, Sayang?” Tanyakan juga padanya, “Lalu, supaya kejadian seperti itu tidak terjadi pada kita, harus bagaimana ya Nak?”

Mungkin dia akan menjawab: “Yaaa..., jangan mau dong kalau diajak ketemu orang asing.”

Tanyakan lagi, “Kalau Kakak di sosmed bagaimana? Berteman dengan orang yang tak dikenal, nggak?”

Bangunlah sistem self-defense anak dengan pertanyaan-pertanyaan. Dampingi anak dalam ‘menyusun’ peraturannya sendiri.

Berdiskusilah dengannya. Anak-anak kita itu pintar lho. Mereka lebih jago dan lebih gaul dari orangtuanya. Lihat saja, soal gadget atau sosmed, biasanya mereka lebih mahir.

Orangtuanya tak perlu sok pintar. Semakin kita ‘bodoh’, semakin pandai mereka. Maksudnya, daripada menasehati blablabla (yang cenderung malah diabaikan anak), bertanyalah pada mereka dan diskusikan bersama.

Dipetik dari buku ayah edy menjawab problematika orang tua ABG dan Remaja

www.ayahkita.blogspot.com

MENYIKAPI ORANG TUA YANG ANTI PERUBAHAN ?

Berikut ini ada sebuah pertanyaan dari seorang sahabat yang meminta tanggapan kami atas sebuah tulisan berikut ini.

Nisyum Spaer with Ayah Edy Wiyono.
7 hrs ·

Bagaimana tangapan Ayah Edy Wiyono tentang ibu-ibu masa kini??

artikel yang ditanyakan diatas selengkapnya bisa di baca di link ini: https://www.facebook.com/nisyum.spaer/posts/1237843182910257?pnref=story

=================================================
Dan inilah tanggapan kami,

Setidaknya ada 3 cara untuk menjadi manusia yang lebih baik,

Yang pertama belajar dari pengalaman sendiri (tapi ini bersiko dan sering kali menyakitkan, juga butuh waktu lama)

Yang kedua belajar dari pengalaman orang lain, ini lebih efektif dan lebih tidak menyakitkan.

Yang ketiga belajar dari pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain sebagai pembanding. Ini adalah jalan tengah.

Tulisan diatas bagi saya pribadi analoginya sama seperti orang yang gemar minum soft drink atau minuman bersoda, yang katanya bisa untuk mengatasi masuk angin, lalu ada info baru dan pengalaman dari orang lain  bahwa soda itu berefek pada oesteoporosis atau pengeroposan Tulang.

Lalu ada info atau ada yang mengajak atau menyarankan untuk menggunakan Air Seduhan Jahe plus Madu jika masuk angin, dengan resiko lebih kecil atau malah tanpa efek samping.

Apakah kita akan galau, atau "cuek" tetap pada kebiasaan lama kita terus gunakan softdrink?

Apakah ia tetap ingin dengan kebiasaan lamanya meminum soft drink menunggu sampai benar2 mengalami osteoporosis/pengeroposan tulang dulu baru mau ganti minum jahe?

atau segera mengambil keputusan yang lebih baik?
Nah tentu saja keputusannya terserah orang yang diberi saran tsb.

Analogi lain sama juga dengan para perokok, yang apa bila kita beri saran atau ajak berubah, pasti akan keluar sejuta alasan untuk tidak mau berubah dan tetap pada kebiasaan lamanya, apapun resikonya, itu artinya ia memilih jalan yang pertama, mengalami dulu terkena kanker baru mau berubah dan berhenti merokok.

Saya sendiri selama ini melakukan keduanya belajar dari pengalaman sendiri juga dari pengalaman orang lain,  tapi yang jauh lebih sering adalah belajar dari pengalaman orang lain sebagai referensi untuk menjadi lebih baik.  Karena menurut saya lebih efektif, efisien dan minim resiko.

Namun kita perlu juga sadari bahwa tiap orang memiliki pilihan bebas, untuk memilih cara apa yang ia ingin lakukan, tentu saja berikut resikonya.

Sy sendiri sebagai pendidik mencoba mempelajari semua hal untuk membuat kita lebih baik dengan resiko yang paling kecil, lalu kemudian membagikan pengalamannya.

Tapi sekali lagi jika tidak mau mengikuti ya itu pilihan masing-masing, tak ada kuasa bagi kita untuk mengubah orang lain atau siapapun menjadi lebih baik kecuali atas keputusan orang itu sendiri.

Bagi saya pribadi sebisa mungkin saya selalu berprinsip bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.

Belajar itu mulai dari buaian hingga liang lahat, belajar dari siapapun dan kapanpun tiada kata akhir.

Silahkan tentukan pilihan kita masing-masing dalam menjalani hidup ini dan mengasuh buah hati tercinta.

Salam hangat,
ayah edy


FENOMENA ANAK SINESTESIA ?

sy pernah memimbimbing salah satu anak yang katanya termasuk memiliki fenomena "Sinestesia".

Yang selama ini potensi emas yang dimilikinya hanyut dan hampir terpendam karena bersekolah di sistem sekolah yang terlalu banyak pelajaran, terlalu banyak tes dan ujian juga terlalu banyak PR dan Tugas harian.

Dan ketika ia kami bimbing dan pada akhirnya orang tuanya memutuskan untuk memindahkan sekolah anaknya ke sekolah yang sesuai saran kami yakni sekolah yang sedikit mata pelajaran, fokus pada potensi emas anak dengan cara belajar lebih banyak membuat project2. maka....

Luar biasa hasilnya,  ternyata ia segera berubah menjadi seorang anak yg sangat cerdas atau bahkan jenius dibidang seni.

Dalam usia yang masih SMP (sekarang sudah SMA akhir) ia sudah berhasil menciptakan karya-karya seni terbaik disekolahnya (di Indonesia) untuk di pamerkan di salah satu galery di Singapura.

Ia juga pandai mendesain Packaging Product untuk segala jenis produk termasuk makanan.  Serta menjadi murid dengan kemampuan seni terbaik di sekolahnya (padahal 70-80% siswanya adalah orang asing dan anak-anak expatriat)

Yang menariknya adalah ia mendapat penilaian terbaik dan tertinggi pada salah satu lembaga penilai karya seni di AS.

Dan kini ia sudah di terima disalah satu Perguruan Tinggi yang memiliki Jurusan Seni terbaik di dunia dan siap-siap untuk memasuki pentas dunia.

Anak Indonesia gitu lho.... !!!

Sy sejak dulu yakin sekali  jika kita tidak salah mengarahkan mereka, anak Indonesia itu sungguh luar biasa tidak hanya di negerinya sendiri bahkan untuk tingkat dunia.

Tapi sayangnya kami belum mendapat izin dari orang tuanya untuk menampilkan foto-fotonya bersama kami untuk sementara ini.

Apakah Sinestesia ?

Silahkan search di google agar para orang tua lebih banyak belajar dengan mencari informasi sendiri.....

Selamat berselancar....

Anakku selalu memaksa dan tarik-tari baju, mengamuk untuk dibelikan sesuatu di tempat umum




TANYA:

Ayah, Please Help...me...

Nama saya Indah Laksmi, bunda dari 1 orang anak laki-laki kini 18 bulan. Anak saya ini aktif sekali, benar-benar tidak bisa diam. Seringkali saya terus mengingatkan diri saya bahwa dia aktif berarti dia sehat dan cerdas, dan dia sedang proses eksplorasi.

Yang mengkhawatirkan adalah lebih ke emosinya. Ketika anak saya marah atau tidak mendapatkan apa yg dia inginkan, apakah dilarang atau dia tidak berhasil melakukan sesuatu, dia selalu berteriak-teriak. Saya masih berpikir mungkin karena dia belum bisa bicara/komunikasi, jadi dia mengekspresikannya dengan teriak-teriak.

Tapi, lama-lama mengkhawatirkan juga Ayah padahal ketika dia berteriak pun saya dan ayahnya tidak menuruti kemauannya, karena bisa lama sekali dia nangis plus teriak-teriak.

Pertanyaan saya lebih pada, apa ya yg bisa saya lakukan lagi (kegiatan/aktifitas) untuk anak saya yg aktif dan juga apa yg bisa saya lakukan agar anak saya tidak perlu berteriak-teriak ketika ngambek/marah?

Terima Kasih.
Indah Laksmi

Bu Indah yang baik hati,

Anak kita membawa kesempurnaan dari Tuhan dalam setiap prilakunya, dan sebenarnya Tuhan memberikan tanda-tanda akan potensi yang tersimpan dalam diri buah hati kita. Apa yang ibu lakukan dalam melihat prilakunya yang aktif sebagai pertanda anak ibu sehat dan cerdas sungguh sangat baik sekali, begitu juga dengan emosinya yang meledak-ledak serta suka teriak itu juga sesungguhnya sebuah pertanda bahwa anak ibu adalah tipe anak yang verbal dan memiliki tekad yang kuat sebagai sorang pemimpin yang selayaknya kita syukuri.

Namun demikian buah hati kita juga perlu kita ajari bagaimana mewujudkan prilakunya sebagai calon pemimpin masa depan dengan cara yang lebih positif.

Anak yang aktif pada dasarnya adalah anak yang memiliki energi fisik diatas anak rata-rata, yang dia butuhkan adalah bukannya larangan demi larangan dari kita orang tuanya, melainkan ide-ide kreatif untuk menyalurka energi kreatifnya tersebut, oleh karena itu mari setiap saat kita cari ide-ide kreatif apa yang cocok untuk menyalurkan energi anak kita, supaya aktifitas pembelajarannya menjadi jauh lebih positif dan sehat. Saya memberikan kesemptan kepada anak saya untuk melakukannya di rumah.

Apa yang saya lakukan dirumah adalah membuat kesepakatan bersama istri bahwa rumah kita akan kita jadikan sebagai lahan ekplorasi bagi anak-anak, dan saya juga mengajak istri untuk tidak berharap hidup “normal” seperti umumnya standar normal orang dewasa yang penuh dengan keindahan dan kerapihan hingga anak-anak berusia 8-12 tahun. Oleh karena itu kami untuk sementara ini berusaha untuk tidak memiliki barang atau pernik-pernik yang “antik” yang menyebabkan kami melarang anak-anak kami untuk memainkannya.

Benda apa saja yang tersisa dirumah adalah yang boleh untuk di eksplorasi, bahkan rumahnya pun kami pilih yang boleh di eksplorasi, kami sudah Ikhlas rumah kami di jadikan penyaluran energi kreatif anak-anak kami mulai dari bangun pagi hingga tidur malam hari.

Cara berikutnya adalah dengan membawanya ke tempat “Kids Play Ground” yang belakangan ini marak di sediakan di pusat-pusat perbelanjaan dsb.

Sedangkan masalah emosinya yang sering meledak-ledak dengan teriakan, pada dasarnya berkaitan dengan tipe sifat dasarnya yakni Verbal & Keras (Watak Seorang Pemimpin), yang biasanya diwarisi dari salah satu orang tuanya. Oleh karena itu cara kita mendidikpun harus di sesuaikan dengan tipenya yang pemimpin tsb. yakni; Bicara singkat, tidak perlu panjang lebar, gunakan metoda reward and punishment. Lebih lengkapnya ibu bisa membaca buku kami yang berjudul 37 kebiasaan ortu yang menghasilkan prilaku buruk anak, diterbitkan oleh Grasindo.

Namun demikian melihat usianya yang baru 18 bulan, sebenarnya apa yang terjadi pada buah hati ibu adalah proses yang sangat alamiah yang dialami setiap anak yang sedang berada di fase Ego Sentris, dimana dia merasa bahwa dirinya adalah pusat kehidupan sehingga orang-orang disekitarnya harus mengikutinya.

Pada fase ini anak juga belum begitu jelas memahami komunikasi, dia sedang dalam upaya mempelajari lingkungannya dan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan respon yang diterima dari lingkungannya. Oleh karena itu cara mendidik kita terhadap prilakunya akan membuat dia memilih apakah akan mengulangi lagi prilaku yang sama atau menggantinya dengan prilaku baru. Ambil contoh pada saat ia teriak-teriak akan sesuatu apakah kita segera terpancing untuk memenuhinya..? jika “Ya” maka ia akan belajar bahwa cara itu efektif dan akan diulanginya lagi.

Kemudian pada saat ia teriak-teriak sementara ibu berusaha tidak memenuhinya dengan tujuan untuk mendidiknya, namun sayangnya lama kelamaan karena tidak tega akhirnya ibu mengalah. Apa kira-kira yang di pelajarinya..... ya persis..! dia berpikir..., jadi kalo kemauanya tidak dipenuhi maka aku harus menangis dan kalo menangis juga belum di kabulkan maka aku tambah dengan berteriak-teriak yang keras. Dan bisa sampai disini ibu tidak tega dan mengalah maka ia akan berfikir bahwa cara ini ternyata sangat efektif. Tentu saja ia akan mengulanginya lagi di lebih banyak kesempatan.

Begitulah cara anak kita belajar pada fase-fase pertama kehidupannya. Jadi apa bila ibu sudah mengambil sikap untuk tidak menuritinya maka tetaplah konsisten, biarkan ia menangis hingga akhirnya berhenti sendiri dan mulai menunjukkan tanda-tanda berdamai dengan kita. Katakan padanya jika kamu seperti ini lagi kamu tidak akan mendapat apa yang kamu inginkan tapi jika kamu mau bicara baik-baik maka ibu akan pertimbangkannya. Arahkan selalu anak kita yang berteriak-teriak untuk bicara dan mau menyampaikan secara baik.

Nah jika kita tidak cepat mengetahui cara mendidik kita yang tanpa sadar ternyata keliru , maka prilaku buruk ini akan terus terbawa oleh anak hingga besar, dan semakin bertambah usianya akan semakin sulit untuk mengubahnya, untuk itulah saya menuliskan dalam buku tersebut satu persatu apa saja cara mendidik kita yang keliru dan hal-hal yang perlu kita lakukan untuk mendidik secara tepat. Mengingat banyaknya poin-poin yang perlu di pelajari, paling tidak ada 37 poin, sepertinya kami tidak mungkin menuliskannya pada kolom in satu demi satu maka kami anjurkan ibu untuk memiliki, mempelajari dan mempraktekkan apa yang ada di buku tersebut.

Banyak orang tua yang telah berhasil dalam waktu yang relatif singkat, kuncinya adalah jika kita mau pasti bisa, betapapun sulitnya ternyata mengubah prilaku kita sendiri dalam mendidik anak.

Mari kita bangun Indonesia yang Kuat dari keluarga melalui anak-anak kita tercinta !

Selamat mencoba !

Ayah Edy
www.ayahkita.blogspot.com
www.ayahedy.tk (download parenting gratis)

Parenting itu indah... ketika kita mulai melihat hasilnya...



inilah salah satu pengalaman sahabat komunitas kita

-----------------------------------------------
Afidatul Lailya to Ayah Edy Wiyono
January 14, 2014 at 9:15am ·

Slmt pagi ayah.....

Sykur alhmdllh smg smpai hr ini ayah dan slrh kluarga Indonesia sht sll amiin.

Sy mau crta sdkt ayah. Trmksh atas ilmu2 parenting yg di share ayah slma ini lambat laun trnyta bnr2 bs merubah kehdpn kluaga kami. Mulai dr sy sndiri, suami sampai anak kami akhdan yg brusia 4.5th.

Satu contoh pagi ini kebetulan hari libur dan ada temannya yg datang ingin mengajak bermain gamehouse. Tanpa sy ngomel2 seperti dulu dia sdh bisa mmbuat keputusan sndiri kapan mau bermain atau beraktifitas apapun.

Lalu sy mendengar temannya memaksa buruan dong..

Dg santai akhdan menjawab "sabarlah.. aku mau makan dan mengaji dulu. Habis itu kita main. Kalau mau bersabar nanti di sayang sama Allah".

Mendengar kalimatnya yg begitu dewasa hati sy sejuk sekali ayah.

Masih banyak contoh perubahan2 sikap dirumah kami yg membuat hari2 kami penuh hikmah.
10 Likes2 Comments

BEDA KEPALA KITA DENGAN KEPALA KOREK API ?



Jangan jadikan kepala kita seperti kepala KOREK API

Satu pohon dapat membuat jutaan batang korek api, tapi satu batang korek api juga dapat membakar jutaan pohon.

Jadi, satu pikiran negatif dapat membakar semua pikiran positif.

Korek api mempunyai kepala, tetapi tidak mempunyai otak, oleh karena itu setiap kali ada gesekan kecil, sang korek api langsung terbakar.

Kita mempunyai kepala, dan juga otak

Jadi kita tidak perlu terbakar amarah hanya karena gesekan kecil.

Ketika burung hidup, ia makan semut. Ketika burung mati, semut makan burung.

Waktu terus berputar sepanjang zaman. Siklus kehidupan terus berlanjut.

Jangan merendahkan siapapun dalam hidup, bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapa diri kita.

Kita mungkin berkuasa tapi WAKTU lebih berkuasa daripada kita.

Waktu kita sedang jaya, kita merasa banyak teman di sekeliling kita. Waktu kita jatuh, kita baru tahu siapa sesungguhnya teman kita.

Waktu kita sakit, kita juga baru tahu bahwa sehat itu sangat penting, jauh melebihi HARTA.

Ketika kita tua, kita baru tahu kalau masih banyak yang belum dikerjakan, dan setelah di ambang ajal, kita baru tahu ternyata begitu banyak waktu yang terbuang sia-sia.

Hidup tidaklah lama, sudah saatnya kita bersama-sama membuat HIDUP LEBIH BERHARGA, saling menghargai, saling membantu dan memberi, juga saling mendukung.

Jadilah teman perjalanan hidup yg tanpa pamrih dan syarat.

Believe in "Cause and Effect" Apa yang ditabur, itulah yang akan kita tuai.

Jadilah kepala manusia sebagai kepala yang bijak dan jangan pernah jadikan kepala kita sepert pentol korek api.

di share oleh Mas Gunawan P

INI CITA-CITAKU, APA CITA-CITA MU..???


Kita sering berpikir bahwa anak pintar adalah anak yang hebat, bisa menyelesaikan soal-soal yang sulit dengan rumus-rumus yang rumit.

Padahal Bapak Pemikir Kreatif Dunia dan sekaligus Konsultan Berpikir Kreatif Edward De Bono mengatakan bahwa Orang pintar adalah orang yang bisa menyelesaikan masalah yang rumit dengan cara yang "Paling" sederhana dan bukan dengan rumus yang rumit dan berbelit-belit.

Namun seringkali orang atau anak yang kreatif seperti ini di sekolah justru sering di anggap anak yang bermasalah dan tidak pintar.

================================================

Suatu ketika bu Guru di kelas sedang membawakan pelajaran dengan tema Cita-Cita

Bu guru cerita bahwa setiap anak harus punya cita-cita yang tinggi dan sehebat-hebatnya. Dan semakin pintar seorang anak maka semakin tinggi cita-citanya.

Setelah panjang lebar bercerita tiba-tiba bu guru bertanya pada Budi.

"Budi apa cita-citamu kalau kelak sudah besar nanti ?" tanya bu guru.

"Aku ingin jadi seorang Insinyur yang hebat bu guru, agar aku bisa membangun banyak perumahan, Jembatan, hotel dan gedung-gedung besar di Indonesia. Dan bisa menjadi orang yang kaya raya kayak pak Ciputra"

"Wah hebat sekali cita-citamu Budi !" seru bu guru. Dan bu gurupun bertepuk tangan tanda puas atas jawaban Budi muridnya, di ikuti oleh anak-anak satu kelas

"Wati apa cita-citamu kalau kelak sudah besar nanti?" tanya bu guru pada muridnya yang lain.

"Aku mau jadi dokter yang hebat, punya Rumah Sakit sendiri, punya rumah mewah, punya mobil bagus, kapal pesiar. Agar aku bisa membahagiakan kedua orang tua ku, juga para guruku!!" Jawab Wati dengan sangat pedenya.

"Kembali bu Guru berseru "Wah luar biasa ! mulia sekali sekali cita-citamu Wati !"

Dan bu gurupun saking kagumnya bertepuk tangan keras-keras tanda sangat puas dengan jawaban Wati, di ikuti oleh anak-anak satu kelas.

"Nah sekarang giliran Udin" kata bu guru, "Apa cita-cita mu Udin kelak kalau sudah besar nanti?" tanya bu guru lagi.

"Kalo cita-cita Udin sih biasa-biasa aja bu guru, Udin ingin tetep jadi temen deketnya Budi sampai besar nanti, trus kalo Udin sudah besar mau kawinnya sama Wati aja bu guru" Jawab si Udin gak kalah Pedenya.

Kalau anda jadi gurunya akankah bertepuk tangan atas jawaban si Udin ?

Intermzo dan ide cerita ini bersumber dari Mas Gunawan P

www.ayahkita.com

Yuk unduh talkshow parenting ayah edy 100% Gratis:

Tinggal Klik salah satu link berikut ini:
1. www.ayahedy.tk
2. https://onedrive.live.com/?cid=3a914018e2d83d92&id=3A914018E2D83D92%21131
3. via fb: https://www.facebook.com/groups/548259441862337/files/

Membeli buku ayah edy secara on line bisa tinggal klik:
1. https://www.facebook.com/NBTravelnTour
2. klik like
3. tulis pesanan buku di inbox
— with Sekolah Alam, Sekolah Star-International Cibubur, Motivatalk Suntv and 13 others.

BAGAIMANA SIKAP KITA JIKA KITA DITEGUR OLEH ANAK KARENA KESALAHAN KITA..?



Sahabatku sesama orang tua yg sedang berusaha belajar menjadi orang tua yang lebih baik dan selalu memperbaiki diri, izinkanlah kami bertutur sebuah kisah yang kami alami sendiri di rumah kami.

Semoga kisah ini bisa memberi manfaat bagi saya pribadi dan kita semua selaku orang tua.

Sahabatku,

Dido anaku yang pertama adalah anak yang berhati lembut dan sangat konsisten meskipun tidak menonjolkan berbagai kehebatan dalam hal sains dan teknologi dan nilai2 akademik, tapi ia adalah anak yang sangat jujur, berkata santun, baik hati suka menolong dan sangat koopratif serta sayang sekali pada adiknya dan orang tuanya dan kami sungguh bahagia dan bangga dengan sosok guru kecil kami ini,

saya ayahnya sedang terus berusaha memberikan contoh yang baik, namun sayangnya kerap kali tanpa sadar tidak menepati secara konsisten apa yang saya telah ajarkan pada anak saya 

saya menyadari menjadi orang tua yang baik untuk di contoh anak tidaklah mudah karena mungking saya dulu telah di didik selama bertahun-tahun di sebuah sistem pendidikan (sekolah dan rumah) yang lebih mementingkan nilai akademik dan angka2, ketimbang ahlak, etika prilaku dan karakter.

Semisal saja kami mengajarkan bahwa setiap habis memakai note book (milik Dido pribadi) perlu di tutup dengan kain (warna kuning) agar tidak kotor dan tidak masuk debu, dan mematikan mouse (wireless) agar hemat baterry.

Tapi tak ayal ketika saya meminjam note book anak saya (karena speednya jauh lebih baik) sementara note book saya adalah keluaran 10 tahun yang lalu (tapi masih layak di pakai), Saya sendiri malah sering kali lupa menutup dengan kain dan mematikan mousenya.

Satu kali, dua kali saya di tegur secara lisan dan halus oleh anak saya, dan segera saya meminta maaf, atas kesalahan ini sambil memeluk dan menciumnya dan mengucapkan terimakasih telah di ingatkan.

Namun untuk yang ketiga kali atau mungkin lebih rupanya anak saya sudah bosan mengingatkan, dan kali ini ia memiliki cara lain yang membuat saya Kagum sekaligus "tertampar". 

Ia tidak lagi mau bicara lisan kepada saya untuk mengingatkan, melainkan ia menuliskan sesuatu di atas note booknya, yang pada akhirnya membuat saya selalu sadar, terjaga dan ingat setiap kali selesai meminjam note booknya. 

Awalnya saya kaget ketika membaca tulisan ini di atas note book anak saya.... namun saya bersyukur bahwa telah memiliki seorang anak yang konsisten dan berperilaku lembut dalam mengingatkan orang tuanya yang mungkin sudah sulit sekali di ingatkan secara lisan. Iapun menitikkan air mata ketika untuk kesekian kalinya saya peluk dan cium sambil meminta maaf, dan berjanji untuk selalu menutup note book dan mematikan mousenya serta meletekkan dalam laci agar lebih rapi. 

dan akhirnya saya pun menuliskan hal ini sebagai bentuk pelajaran kehidupan dan evaluasi diri bagi saya pribadi juga mungkin untuk kita semua para orang tua. 

mari kita baca tulisan berikut ini:
Klik: https://www.facebook.com/141694892568287/photos/a.144983902239386.35784.141694892568287/782617681809335/?type=1

MENGAPA SAYA SUDAH BERPERIKU BAIK TAPI ANAK TETAP TIDAK MENGIKUTI ?

Suatu ketika kami memposting Parenting Ala Nabi Muhammad SAW

Yang intinya adalah contoh dan teladan.  Jika kita ingin anak kita berubah menjadi baik maka berikanlah contoh dan teladan langsung dari kita kepadanya.  Ubahlah perilaku kita terlebih dahulu menjadi lebih baik  maka InsyaAllah perilaku anak kita akan ikut berubah menjadi lebih baik.

Karena anak-anak itu peniru yang ulung dari contoh perilaku keseharian orang tuanya.

Lalu ada komentar menarik sebagai berikut dari sahabat relawan Indonesian Strong from Home berikut ini :

Pak Febi Eka Febriansyah:
sdh memberi contoh pun, bln tentu ditiru.
misal, ortu ny rajin tpi anak malas2an.

qra2 dmn ksalahnny y, ayah??
Unlike · Reply · 1 · 9 hrs

Ayah Edy Wiyono
Menurut pengamatan dan pengalaman kami, anak itu mencontoh dari siapa saja, apa saja dan dimana saja. Jika yang terjadi seperti ini berarti ada contoh lainnya selain kita orang tuanya; beberapa diantaranya

1. Pasangan kita
2. Acara2 di televisi
2. Perilaku teman2nya di sekolah.
3. Saudara-saudara sepupu
4. LIngkungan pergaulan Rumah

Untuk itulah kami melakukak tindakan preventif sbb:

1. Biasanya jika ada perilaku buruk anak saya bersama pasangan akan berdiskusi, apakah salah satu dari kita ada yang menjadi sumber atau contohnya?

2. Meniadakan acara tv dirumah (sudah lebih dari 5 tahun)

3. Menghomeschoolingkan anak kami atau menyekolahkan di sekolah yang benar2 peduli akhlak setiap anak

4. Memberi pengertian akan perilaku saudara sepupu yang kurang baik setelah mereka bermain bersama

5. Melakukan metode imunisasi dan sterilisasi terhadap pergaulan anak2 dilingkungan rumah.

Terimakasih banyak pak Pak Febi Eka Febriansyah pertanyaan bapak dulu pernah juga dialami oleh kedua anak kami.
Like · Reply · 2 mins · Edited

sebarkanlah jika artikel ini dirasa bermanfaat dan perlu diketahui oleh pasangan kita. tksh.


Ma... kenapa tante itu gak mau ngantri dan menyerobot antrian ?




Ada pertanyaan menarik dari seorang sahabat komunitas kita tentang orang-orang yang suka menyerobot antrian

Lana Barez

Om...kadang kita dah bagus menanamkan budaya antri ke anak, tp ketika bertemu dg lingkungan yg gak mendukung...kmdn anak kita bertanya..."mengapa mrk spt itu"... jujur sy bingung hrs jwb apa...??

Like · Reply · Message · 3 · 12 hrs

Komunitas AYAH EDY

Di dunia ini ada orang baik dan orang tidak baik, kita dan mas adalah orang baik, dan mereka itu contoh orang yang tidak baik.

Biasanya saya jelaskan itu ditempat kejadian dengan suara yang terdengar oleh anak saya dan orang yang menyerobot antrian tersebut. dan anak saya biasanya akan melihat terus orang yang menyerobot tersebut, dan sebagian dari mereka ada yang malu tapi ada juga yang tidak lagi punya malu.

Kembali lagi saya akan jelaskan pada anak saya bahwa di dunia ini selalu ada orang yang punya malu dan tidak punya malu. Kita adalah orang yang punya malu nak.

Nah mungkin bunda ada cara lainnya yang lebih baik ?

Like · Reply · Commented on by Ayah Edy Wiyono · Just now

Tuesday, January 5, 2016

RENUNGAN AWAL TAHUN UNTUK KELUARGA INDONESIA



Saat ini kita semua berada di abad milenium. di awal tahun baru 2016

Yah Kita semua.......

Kita semua adalah orang2 modern dg berbagai kemajuan yg luar biasa berhasil kita capai..

Kita sering merasa telah berhasil menciptakan peradaban yg jauh lebih baik. Tapi apa memang demikian...??

Cobalah sejenak kita renungkan, apakah benar kita berhasil atau malah gagal menciptakan peradaban yg lebih baik dari generesi penerus terdahulu kita...

Perhatikan .......

Kita telah berhasil membangun gedung2 yg lebih tinggi tapi belum berhasil membangun kesabaran yg .....................

Kita berhasil membangun jalan yg bebas hambatan yg begitu begitu panjang dan lebar. Tapi memiliki sudut pandang yg pendek dan semakin sempit.

Kita berhasil mencari uang lebih byk tapi memiliki waktu yg lebih sedikit.
Kita memiliki rumah yg lebih besar tapi keluarga yg jauh lebih kecil..

Kita memiliki rumah yg lebih banyak tapi lebih sedikit kita tinggali.
Kita memiliki lebih banyak gelar tapi logika yg makin sempit.

Kita memiliki lebih banyak pengetahuan tapi nurani yg semakin sedikit.
Lebih banyak ahli tapi jauh lebih banyak masalah.

Lebih banyak obat2an tapi kesehatan kita jauh lebih rentan.

Kita minum dan merokok terlalu banyak,meluangkan waktu dg terlalu ceroboh, tersenyum dan tertawa semakin sedikit,menyetir terlalu cepat, marah terlalu besar, tidur terlalu malam, dan bangun terlalu lelah.

Dengan teknologi yang memudahkan segalanya kita menjadi semakin malas, Membaca terlalu sedikit, menonton TV terlalu banyak dan berdoa semakin jarang.

Kita telah melipat gandakan barang dan HARTA miliki kita, tapi mengurangi harga diri kita.

Kita terlalu banyak bicara tapi terlalu jarang mendengarkan.

Kita belajar bagaimana mencari uang yg jauh lebih banyak tapi bukan mencari kehidupan lebih bahagia dan penuh arti.

Kita telah mencapai keberhasilan jauh mengunjungi bulan tapi justru tidak kenal atau tidak pernah mengunjungi tetangga di sebelah rumah kita.

Kita memiliki pendidikan yang tinggi tapi justru memiliki moral yang rendah, memiliki masalah dg menyeberangi jalan, membuang sampah dan mengantri giliran kita tanpa menyerobot hak orang lain.

Dengan akal, kita telah mengalahkan luar angkasa tapi gagal mengalahkan nafsu diri kita sendiri.

Kita telah melakukan hal2 besar tapi bukan hal2 yg mulia.
Kita telah berhasil membersihkan udara tapi telah gagal membersihkan jiwa.

Kita menulis lebih banyak tapi membaca lebih sedikit.
Kita berencana lebih banyak tapi mencapai jauh lebih sedikit.

Kita belajar untuk bisa selalu bergerak lebih cepat bukannya menjadi lebih sabar.

Kita begitu banyak menciptakan alat komunikasi namun berkomunikasi dengan keluarga semakin sedikit.

Kita begitu pandai menuntut orang lain dan anak kita untuk menjadi yang terbaik, tapi kita tidak pernah menuntut diri sendiri untuk menjadi orang tua yang terbaik bagi anak kita.

Sesungguhnya kita sedang berada dijaman semua makanan cepat disajikan namun lebih lambat dicerna oleh tubuh kita.

Banyak dilahirkan orang2 besar tapi dg karakter yg sangat kerdil dan moral yang sangat rendah.

Pendapatan yg semakin tinggi tapi hubungan yg semakin renggang.
Teknologi komunikasi semakin canggih tapi komunikasi dengan keluarga yang semakin buruk.

Inilah zaman dimana banyak negosiasi perdamaian dibuat tapi jauh lebih banyak peperangan.

Ini adalah jaman perjalanan dibuat singkat;

popok sekali pakai dibuang, moralitas yg sudah terbuang, hubungan hanya satu malam, berat badan berlebihan.

Dan pil2 yg bisa melakukan segalanya mulai dari menceriakan, menenangkan, sampai membunuh dan mematikan.

Ini adalah jaman dimana banyak barang tersedia dipasar tapi orang tidak mampu untuk membelinya.

==================================================
Ini adalah jaman dimana kemajuan teknologi dapat menyampaikan pesan ini kepada anda dimanapun berada,  tapi sekaligus jaman dimana anda dapat memilih. Apakah anda hanya mendengarkan renungan ini atau ataukah hanya berkata,... ah, ini tidak penting, tak ada waktu untuk merenung.
==================================================

Ingatlah...... Luangkanlah lebih banyak waktu untuk orang2 yg kita kasihi sekarang juga karena mereka tidak selalu ada sisi kita selamanya.

Ingatlah peristiwa dimana kita telah kehilangan satu demi satu orang yang paling kita cintai....

Ingatlah.. Ucapkanlah kata yg baik dan kalimat cinta untuk orang yang selama ini memandang anda dengan penuh ketakutan.

Ingatlah..
Berikanlah pelukan terhangat untuk orang2 terbaik disisi anda, karena itu adalah satu2nya harta yg dpt anda berikan tanpa memerlukan biaya sepeserpun.

Berikanlah waktu untuk MENCINTAI
berikanlah waktu untuk BERBICARA DARI HATI
Berikanlah waktu bersama untuk berbagi fikiran dan perasaan yg berharga dibenak anda.

Seorang anak sama sekali tidak meminta banyak harta dari orang tuanya, tapi banyak waktu yg diberikan untuk bersama.

Seorang anak tak membutuhkan orang tua yg memliki kedekatan dg seorang pejabat, pengusaha dan orang-orang terhormat, melainkan hanya kedekatan kita bersamanya.

Ingatlah selalu, hidup tak diukur dg jumlah nafas kita, tapi bagaimana kita menghabiskan nafas kita.

Mari kita renungkan, apakah kita berada dalam proses kemajuan ataukah kemunduran dari peradaban jalan yg kita sedang jalani saat ini...?

==================================================
di angkat dari tulisan George Carlin, seorang Comedian Cerdas penuh nurani.
di tulis ulang oleh ayah edy, untuk seluruh sahabatku dimanapun berada

Bagikanlah tulisan ini kepada siapa saja jika dirasa membarikan manfaat bagi kita.

Sekolah Maha Karya Gangga
Singaraja, Buleleng, Bali
Ayah edy


TIDAK ADA HAL BENAR DI MATA ORANG-ORANG YANG SALAH



Suatu hari ada seorang wanita muda yang datang kepada guru bijak dan bertanya;

Guru mengapa ya kok ada orang yang kerjanya setiap hari itu menghujat orang lain dengan kata-katanya yang pedas dan kasar ya???

Mengapa sy tidak pernah mendengar sekalipun ia memuji orang lain, kalaupun memuji itu malah bentuknya seperti sindiran yang menyakitkan.

Dengan lembut sang guru bijak berkata;

Begini ya nak, jika kamu hanya punya gula maka yang kamu bisa berikan pada orang lain itu ya gula yang manis....

Begitupun jika kamu cuma punya sambal, yang kamu bisa berikan pada orang lain itu ya cuma sambal yang pedas....

Jadi jika ada orang yang selalu berkata-kata pedas pada orang lain, mungkin yang dia punya ya cuma itu.

Dan tidak ada yang lainnya lagi yg bisa dia berikan pada orang lain.

Nah pertanyaannya, kamu sendiri sekarang punya apa yang ingin kamu bagi dan berikan pada orang lain...?
Kata-kata yang manis atau yang pedas ?

Karena sesungguhnya kamu tidak bisa membagi atau memberi apa yang kamu tidak miliki dalam diri dan pikiran kamu.

Wanita muda itu tiba-tiba saja terdiam..... dan merenungkan apa yang baru saja dia dengar dari sang guru bijak...

berusaha bertanya pada batin kecilnya, terutama pada bait:

"Nah pertanyaannya, kamu sendiri sekarang punya apa yang ingin kamu bagi dan berikan pada orang lain...?"

"Kata-kata yang manis atau yang pedas ?"

"Karena sesungguhnya kamu tidak bisa membagi atau memberi apa yang kamu tidak miliki dalam diri dan pikiran kamu."

-------------------------------------------------------------------

Mari kita sambut Tahun baru 2016 ini dengan selalu berpikir positif, agar hidup kita berubah menjadi lebih baik lagi...

Ayah Edy
www.ayahkita.com

TAHUN BARU BAGIKU ADALAH....?



Apasih sesungguhnya Tahun Baru ?

Banyak sekali versinya dan definisinya, tergantung pada latar belakang dan keyakinan masing2, juga budaya yg berkembang di keluarga dan daerah setempat.

---------------------------------------------------------------------------------------
Apapun makna yang kita berikan padanya, tapi yg pasti Tahun Baru itu sesungguhnya adalah masa yg di tempuh Bumi untuk mengedari matahari telah selesai 1 putaran.
---------------------------------------------------------------------------------------

Sebagian orang ada yg merayakannya....
Sebagian lagi ada yg hanya menontonnya....
Namun hanya sebagian kecil yg merenunginya......

Ketiga hal tersebut merupakan sebuah perjalanan evolusi kesadaran setiap insan.... dan buah karya pendidikan lingkungannya.

Kita memang jarang sekali atau mungkin malah belum pernah di ajarkan untuk melakukan perenungan terhadap kejadian demi kejadian dalam hidup kita, yg di tandai oleh peristiwa alam.

Hingga pada akhirnya pola2 kita banyak yg hanya ikut2an dan di bentuk oleh lingkungannya tanpa tahu esinsi dan maknanya; itulah saya pada zamannya.
Dimasa muda... kami melihat Tahun Baru sebagai perayaan besar...yang harus di nikmati.

Dengan ciri-ciri yg selalu berulang, mulai dari Hotel-hotel yg terbooking penuh, jalan2 yg padat merayap, tiupan terompet yg memekakkan telinga dengan tempat yg berpindah2 mulai dari Pantai di ujung pulau, Puncak yg dingin, Pusat kota yg gemuruh dengan manusia dan angkasa yg benderang karena kembang api.

Seiring dengan bertambahnya kesadaran diri, mulailah bergeser untuk lebih memilih menikmati malam tahun baru sebagai penonton peristiwa-peristiwa heboh tadi malalui media.......

Bersyukur rasanya bisa bertambah kesadaran seiring dengan bertambahnya usia, karena ternyata usia tidak selalu membuat kesadaran diri seseorang bertambah.

Dan tadi malam syukur itu makin bertambah-tambah.... mana kala mengingat masa2 lalu dimana dulu kami merasa kebahagiaan itu berada di tengah keramaian dan hingar bingar menyambut Tahun Baru yg penuh harapan, tapi tenyata kebahagiaan yg kami nikmati akhir-akhir ini adalah berkumpul bersama Istri dan kedua anakku persis di detik2 pergantian tahun, memanjatkan doa syukur bersama istri dan kedua anak kami secara hikmat dan khusyu atas segala kesehatan, kelimpahan dan kebahagiaan yg telah kami terima ditahun 2015 serta mengucapkan doa syukur bersama atas segala kebaikan, kesehatan, kelimpahan dan kebahagiaan yg akan kami terima bersama keluarga di tahun 2016
.
Semoga kebiasaan ini bisa menjadi bekal bagi kedua putera kami kelak dalam menyambut 1 putaran penuh bumi mengitari matahari, atau yg lebih di kenal dengan TAHUN BARU.

SELAMAT TAHUN BARU 2016, semoga semua cita-cita dan mimpi kita tercapai di tahun yg penuh dengan harapan dan kebahagiaan ini.

Salam hangat,
Ayah Edy Parenting
www.ayahkita.com


TIPS AMAN AMBIL GAJI VIA ATM

Hati2 kalau lagi ambil uang di atm
Pin jangan sampe ada yg melihat
Bila perlu bawa sarung
Agar orang dibelakang kita tidak bisa melihat uang yg masih tersisa di ATM

Selamat Gajian ya....


RUMAH BARU UNTUK KELUARGAKU TERCINTA



Suatu ketika saya pernah diundang oleh seorang sahabat dekat untuk acara Syukuran Rumah Barunya.

Wah rumahnya bagus sekali menurut saya, dan jika dilihat perjalanan hidupnya dulu, ia sungguh luar biasa bisa memiliki rumah sehebat ini.....

Prosesi syukuranpun segera di mulai dan kami dengan hikmat mengikutinya.

Setelah itu tibalah acara makan siang sambil bincang-bincang untuk mengenang masa-masa muda kita dulu..

Penasaran..., saya coba gali, bagaimana caranya sahabat saya ini sampai berhasil mendapatkan rumah sebagus ini (menurut ukuran saya).

Luar biasa jawabannya sungguh sangatlah sederhana, katanya begini:

"Rumah ini adalah bukti dari kekuatan doa".

Lalu saya bertanya, saya sering berdoa tapi kok sering doanya tidak di kabulkan ya...?

Lalu ia membagi pengalamannya tentang kekuatan sebuah doa begini katanya:

"Setiap malam menjelang tidur aku, istri dan anak-anak berdoa bersama agar kita bisa mendapatkan rumah yang lebih baik dalam segala hal".

"Tapi kebanyakan orang setelah berdoa akan berharap Tuhan langsung mengabulkannya tanpa usaha,  kebanyakan orang hanya mengharapkan Tuhan yang melakukannya untuk kita dan bukan kita yang melakukannya dengan restu dan dukungan dari Tuhan."

"Padahal Tuhan sendiri yang mem-firmankan, Tak akan berubah nasib kita kalau kita sendiri tidak berusaha mengubahnya"

"Jadi kuncinya adalah usaha !" katanya dengan mantap.

"Itulah mengapa banyak orang berdoa tapi tidak di kabulkan, karena tidak ada usaha untuk mewujudkan doanya." katanya menambahkan.

Saya coba dengarkan terus penuturannya tanpa berusaha menyela agar saya bisa belajar tentang hal penting ini.

"Jadi yang kami lakukan setelah berdoa malam, besok paginya kita bagi-bagi tugas, kita semua berusaha keras untuk mewujudkan doa kita bersama dengan peran masing-masing;

Aku bekerja jadi semakin giat karena ingin punya rumah, Istriku jadi semakin hemat dan efisien karena ingin punya tabungan untuk beli rumah.  Anak-anak kita libatkan untuk browsing via internet mencari rumah yang bagus dengan harga paling terjangkau"  Katanya menuturkan.

"Terus, terus....?"  tanya saya...penasaran.

"Terus ya kami tidak pernah berhenti berdoa sampai doa itu terwujud !  Bahkan juga setelah doa itu terwujud, kami terus berdoa syukur atas terwujudnya doa kami. "

"Dan tau gak.....,  setelah doa dan usaha kami terus kami lakukan. kemudian satu persatu jalannya di buka,  Aku di Kantor tiba-tiba di promosikan jabatan dan mendapatkan banyak kesempatan untuk lebih banyak mendapatkan penghasilan;"

"Tanpa terasa Istriku melaporkan tabungan kita terus meningkat dan invest kecil2an yang dilakukannya memberikan tambahan keuntungan yang signifikan setiap bulan, dan anak-anakku memberikan laporan tentang rumah-rumah bagus dan harga relatif murah dibandingkan rumah sejenis."

"Hingga akhirnya .......,  kita semua hari ini bisa berkumpul disini untuk syukuran rumah baru kami deh..."   Katanya, mengakhiri penjelasannya tentang kekuatan sebuah doa.

Wow ! mengagumkan cerita sahabat saya ini....., seketika itu juga saya berdoa syukur, dalam batin.

"Terimakasih ya Tuhan, hari ini aku mendapat ilmu baru, melalui sahabat saya ini, semoga doa dan usaha kami juga akan dibukakan jalan hingga kami mampu mewujudkan doa-doa kami melalui setiap usaha yang kami lakukan bersama keluarga"

Selamat berlibur bersama keluarga tercinta,
Sudahkah kita berdoa hari ini ?

Salam syukur penuh berkah,
ayah edy
www.ayahkita.com

BAGI YANG SAYANG DENGAN ANAKNYA TOLONG BACA DAN SEBARKAN INI.....



Saya lihat banyak sekali orang tua baik ayah ataupun bunda yang mengajari anaknya yang masih di bawah umur untuk naik motor.

Mirip seperti para orang tua yang memaksakan anak balitanya untuk bisa membaca. Mungkin bangga bila melihat anak yang belum pada waktunya ini bisa baca atau bisa naik motor.

Sadarilah bahwa semua ada waktunya, bisa naik motor lebih awal dan masih di bawah umur adalah menjerumuskan bukan sebuah kebanggaan bagi orang tua.

Mangapa ?

Beberapa waktu lalu ada anak tetangga tewas seketika bertabarakan dengan truk...


Satulagi kejadian di malam tahun baru,  anak-anak usia dini tabrakan dengan mobil dan akhirnya meninggal di rumah sakit.

Banyak lagi kejadian pelajar sekolah di bawah umur yang terenggut nyawanya...

Sudahkah anda pikirkan resikonya sebelum kita mengajari anak usia dini kita untuk naik motor ?



http://jogja.tribunnews.com/2014/11/28/guyon-saat-naik-motor-dua-bocah-smp-tewas-kecelakaan

http://pertamax7.com/2014/09/16/anak-dibawah-umur-dikasih-motor-kecelakaan-pakai-baju-sekolah-3-tewas-orang-tuanya-ngapain-aja-tuh/

Benarkah Sosialisasi di sekolah "zaman sekarang" lebih banyak memberikan manfaat dan kebaikan bagi anak kita ?



ULASAN YANG SANGAT PENTING UNTUK DI BACA DAN DIKETAHUI OLEH ORANG TUA DAN PEMERINTAH

Ulasan selengkapnya silahkan klik link berikut ini:

https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=955272924543809&id=141694892568287

APA IYA ANAK-ANAK HOME SCHOOLING BERMASALAH DENGAN SOSIALISASI..? ATAU MALAH MEMIMPIN PROSES SOSIALISASI ?


Ini jawabannya kita bisa klik di:

http://ayahkita.blogspot.co.id/2014/08/pertanyaan2-yang-paling-sering.html

Kami menghomeschoolingkan anak justru karena sangat mengkhawatirkan dampak sosialisasi para pelajar zaman sekarang

Coba deh baca ulasan selengkapnya berikut ini:  https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=955272924543809&id=141694892568287


TRADISI KESANTUNAN DI SEKOLAH INDONESIA ?



Di sekolah kami, kami membiasakan dan "memaksa" orang tua (jika perlu)  yang menyekolahkan anaknya untuk mencontohkan berbicara santun pada anaknya.

Kami juga memberikan contoh setiap hari pada anak didik kami melalui para guru kami di sekolah untuk senantiasa bicara santun dan hormat pada anak pada sesama guru, hormat  pada orang tua juga pada siapapun.

Kami menjadikan etika dan sopan santun sebagai prioritas utama tradisi para guru, orang tua dan anak-anak didik di sekolah kami.

Tradisi ini  kami bentuk sejak pertama kali orang tua dan anak murid kami menginjakkan kaki pertama kalinya di sekolah kami.

Mungkin para keluarga Indonesia yang baru saja, mengikuti program observasi di Singaraja, Buleleng, bisa melihat dan merasakan langsung suasana itu di sekolah kami.

Mohon doanya agar kami bisa selalu konsisten dan istiqomah, dalam mengembangkan tradisi ini di sekolah kami, mulai sejak TK, SD, SMP hingga SMA.

Terimakasih yang tiada terhingga untuk para ayah bunda dan kakek nenek yang telah banyak belajar dan berubah bersama kami membangun tradisi kesantunan ini bersama dari rumah dan sekolah.

Sekolah Maha Karya Gangga,
Singaraja, Buleleng, Bali
Office telp: 0362 -330-1705

fb. Maha Karya Gangga


BAGI-BAGI CD PARENTING GRATIS DI SEKOLAH MAHA KARYA GANGGA SINGARAJA BALI

CD PARENTING GRATIS DARI RELAWAN INDONESIAN STRONG FROM HOME DI JAKARTA UNTUK MASYARAKAT SINGARAJA DAN BULELENG.



Beberapa waktu lalu, Relawan kami Bunda Ida Syafrida Harahap dan Ayah Hendri orang tua dari kakak Kiran dan Adik Zita berkunjung ke sekolah kami di Singaraja dan menitipkan CD Parenting Talkshow Ayah Edy untuk di bagikan pada siapa saja yang membutuhkan di sepeanjang perjalanan darat dari Jakarta ke Singaraja.

Juga menitipkan CD tersebut ke sekolah kami untuk dibagikan secara gratis kepada Masyarakat Singaraja dan Buleleng yang membutuhkannya.

Bagi siapa saja yang membutuhkannya bisa datang langsung ke sekolah kami, Sekolah Maha Karya Gangga, Singaraja, Buleleng, Bali

Dengan terlebih dahulu menghubungi sekolah kami terlebih dahulu di nomer: 0362 -330-1705 (Selama Persediaan Masih Ada)

Mari kita belajar menjadi orang tua yang lebih baik, untuk bisa menjadikan anak-anak kita tumbuh Cerdas dan Berkarakter melalui pola asuh orang tua yang tepat.

Sekolah Maha Karya Gangga
Singaraja, Buleleng, Bali

KEBIJAKAN TIDAK ADA PEMBELAJARAN APAPUN SEBELUM AKHLAK ANAK BAIK


MENGAPA KAMI MENETAPKAN KEBIJAKAN DI SEKOLAH

Tidak ada pembelajaran apapun bagi seorang murid baru sebelum Akhlak dan Perilaku moral seorang anak menjadi baik terlebih dahulu.

Dan sekolah kami mewajibkan orang tua mau bekerjasama dengan sekolah untuk memperbaiki akhlak anaknya juga pola perilaku asuh diri kita agar bisa menjadi contoh dan teladan bagi anaknya di rumah dan di sekolah.

Kami menyelenggarakan placement test/atau uji kelayakan untuk mengetahui kelayakan pola asuh orang tua pada anaknya, agar kami lebih tahu persis bagaimana bisa membantu setiap orang tua untuk mengatasi masalah perilaku pola asuhnya juga perilaku anaknya.

Karena ternyata perilaku anak bermasalah sebagian besar di bentuk oleh orang tua di rumah.

Kami tidak ingin anak didik kami menjadi seperti yang di share oleh salah satu fb berikut ini:  Tapi tolong jika anda tidak suka atau tidak kuat jangan dilihat

Hanya bagi anda yang penasaran saja, yang ingin tahu sudah sejauh mana rusaknya perilaku pelajar di negeri ini yg boleh melihatnya:

https://www.facebook.com/100008336444494/videos/vb.100008336444494/1648311255456740/?type=2&theater


MENGAPA BANYAK PEKERJA YANG LEBIH SUKA HARI JUM'AT DARIPADA HARI SENIN ?

Ayah Bunda yang berbahagia

Tolong jawab pertanyaan ini dengan jujur: Mana hari yang lebih Anda sukai? Hari Senin atau hari Jumat?

Saya ucapkan selamat pada Anda yang menjawab Senin. Atau mungkin yang menjawab ‘keduanya sama-sama asyik’. Tapi bila Anda jauh lebih menyukai hari Jumat, berarti Anda mungkin tidak benar-benar mencintai profesi Anda sekarang (Ingat, ada perbedaan besar antara ‘mencintai’ dan ‘berusaha mencintai’).

Saya bayangkan, Anda bergelut di kantor dari Senin sampai Kamis, lalu ketika Jumat tiba, barulah Anda bisa bernapas sedikit lega: ‘Ah thank God it’s Friday!!!’  Apalagi kalau jam dinding sudah hampir menunjukkan pukul lima. Ah, weekend sudah datang! Yippiii...

Lalu Sabtu dan Minggu Anda habiskan penuh sukacita bersama keluarga. Jalan-jalan, makan bersama, piknik, nonton di bioskop...

Tapi pada Minggu malam, menjelang Senin, langkah Anda semakin terseret. Kepala mulai berat mengingat tumpukan pekerjaan yang harus dihadapi besok serta jadwal meeting yang rasanya tak berkesudahan. Hormon kortisol (hormon perusak organ tubuh) akibat stres mulai mengalir karena Anda membayangkan kemacetan parah di hari Senin pagi.

Ingat:

I DON’T LIKE MONDAY = I DON’T LIKE MY JOB = I DON’T LIKE MY LIFE !

Terus terang, saya belum pernah bertemu orang sukses yang TIDAK MENYUKAI pekerjaannya. Bahkan, syarat pertama seorang profesional adalah, dia harus mencintai bidang pekerjaannya.

Coba lihat pembalap Michael Schumacher.

Dalam satu kali pertandingan, ia harus memacu mobilnya sebanyak 32 lap. Ini masih belum seberapa dibandingkan latihannya. Satu kali latihan, ia harus ‘muter-muter’ sampai 50 lap.

Bagi Schumacher, ia tak sekadar balapan atau bekerja, tapi justru sedang mengerjakan hobinya.

Bintang basket legendaris, Michael Jordan, misalnya. Dalam setiap latihan, ia terbiasa menembakkan bola basket ke dalam ring sebanyak 5000 kali! Kira-kira kalau Michael Jordan melakukan shoot sambil terus berpikir ‘kapan ya, hari Jumat?’, apa bolanya bisa masuk ke dalam ring?

Ayah Bunda tercinta.

Apa jadinya bila Michael Jordan yang berbakat menjadi pebasket malah dipaksa menjadi bankir?

Atau bagaimana bila Schumacher yang berpotensi unggul sebagai pembalap disuruh orang tuanya menjadi dokter – hanya karena profesi dokter dan bankir adalah profesi yang dianggap menjanjikan kesuksesan finansial?

Mungkinkah keduanya berhasil menjadi bankir dan dokter? Kalaupun mereka berhasil, apakah mereka akan menjadi bankir dan dokter yang bahagia? Lebih jauh lagi, apakah mereka akan menjadi bankir dan dokter yang sukses dan passionate di bidangnya?

Sayang sekali, jawabannya tidak.

Bahkan, yang banyak terlihat sekarang bukan hanya mereka yang tidak memiliki passion di bidangnya, melainkan juga mereka yang menyalahgunakan profesi dan jabatannya demi keuntungan pribadi alias korupsi.

Merekalah para pekerja yang tidak memiliki impian apalagi idealisme, dan hanya mengincar pundi-pundi uang semata.

Sebaliknya, bila seseorang mencintai pekerjaannya karena bidang itu sesuai dengan bakat dan passion-nya, ia tentu takkan mengotori tangannya dengan korupsi. Ia akan bekerja sepenuh hati dan bukannya cuma sibuk memburu uang, justru uanglah yang akan mengejarnya.

Dan saran saya: langkah pertama untuk menemukan bidang yang sesuai dengan bakat sejati seseorang adalah dengan Pemetaan Potensi Unggul.

(Temukan di Bab III: Rumus orang sukses dan orang gagal terkait soal kebahagiaan dalam bekerja!)

Masih ingat kisah Intan di pembukaan Bab 1?

Ayah Bunda Intan kebingungan karena putri mereka yang sudah duduk di tingkat akhir Fakultas Hukum tiba-tiba mogok kuliah. Ia tak mau lagi melanjutkan karena merasa bidang Hukum ternyata tak cocok baginya.

Setelah Intan menjalani Pemetaan Potensi Unggul, saya menyimpulkan kalau ia memang benar-benar salah jurusan. Ia pemalu dan segan bertemu orang baru. Lalu bagaimana ia harus berhadapan dengan klien atau koleganya?

“Saya membayangkan, jenis-jenis pekerjaan di bidang Hukum itu benar-benar tidak saya sukai. Saya nggak suka ngobrol, saya takut pada orang,” tutur Intan pada saya.

Melalui proses sekian lama, kami akhirnya menemukan potensi terunggul Intan. Ia berbakat dan berminat pada bidang computer graphic design. Ia betah berjam-jam di depan komputer. Ia tak perlu banyak bicara dengan manusia mana pun. Ia hanya perlu berhadapan dengan layar monitor. Dan itu membuatnya bahagia.

Syukurlah, orang tua Intan akhirnya mau (dan mampu!) mengizinkan putrinya untuk memulai kuliah dari awal lagi.

Saya katakan pada mereka, “Ayah Bunda mau meninggalkan warisan kebahagiaan atau penderitaan pada Intan?” Tentu saja, setiap orang tua pasti ingin mewariskan kebahagian.

Dan untunglah, orang tua Intan punya keleluasaan hati dan materi untuk mewujudkan impian putri mereka.

Tapi bayangkan betapa besar biaya, waktu dan tenaga yang telah dikeluarkan Intan dan Ayah Bundanya selama ia kuliah di tempat yang tidak tepat. Padahal semua itu bisa dihindari seandainya orang tua Intan melakukan Pemetaan Potensi Unggul pada anaknya sejak awal.

Lalu bayangkan juga apa jadinya bila Intan yang tidak berbakat di bidang Hukum dipaksa menyelesaikan kuliahnya dan bekerja di bidang itu.

Yang akan lahir tentu saja seorang pekerja unhappy yang sehari-hari hanya menunggu hari Jumat dan hari gajian.

Dan tak akan pernah bekerja sepenuh hati untuk menjadi yang terbaik di bidangnya.

di petik dari buku RAHASIA AYAH EDY MEMETAKAN POTENSI UNGGUL ANAK, sejak dini

Tersedia di Gramedia, Gunung Agung, Toga Mas, Paper Clip dll

atau bisa di beli secara on line melalui link berikut ini:

https://www.facebook.com/Pusat-pemesanan-buku-AYAH-EDY-1538959983042274/?fref=ts


"PASAR BEBAS DUNIA" bagi Indonesia peluang atau ancaman ?



Tanpa Pemetaan Potensi Unggul Setiap Anak, Pasar Bebas adalah Ancaman ?

Saya yakin banyak Ayah Bunda yang telah mengerti soal Pasar Bebas. Tapi saya juga yakin, sebagian lagi mungkin baru sebatas mendengar tentang Pasar Bebas, tapi tak benar-benar memahami dampaknya pada diri kita atau anak-anak kita kelak.

Padahal, Pasar Bebas bukan main-main dan bukan sekadar isu yang bisa kita abaikan.

Begitu seriusnya masalah Pasar Bebas ini, sejak 2006 saya bahkan sudah mulai berkampanye soal persiapan menghadapinya.

Tanpa persiapan yang matang, anak-anak kita akan tergilas dalam persaingan ketat di era Pasar Bebas. Saya takkan heran bila banyak anak Indonesia yang akhirnya menjadi ‘budak’ di negerinya sendiri. Karena itu, ayo kita ‘melek Pasar Bebas’ sejak sekarang!

Apa sih Pasar Bebas?

Pasar Bebas adalah suatu kondisi ekonomi ketika jual beli produk antar individu atau perusahaan di beberapa negara ditentukan sepenuhnya oleh pasar. Pemerintah tidak melakukan intervensi atau membuat peraturan yang mempengaruhi perdagangan atau harga produk. Tidak ada pajak ekspor impor, bea masuk atau biaya tambahan seperti yang biasa terjadi dalam perdagangan internasional.

Memang kapan terjadinya?

Sejak 2010, ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) sudah dimulai. Sedangkan 2015 nanti, kita akan mulai bersaing dalam AEC (ASEAN Economy Community) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dengan AEC, ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan basis produksi internasional. Baik barang, jasa, investasi dan tenaga kerja bisa bebas masuk ke seluruh negara-negara ASEAN.

Lalu, mengapa kita harus peduli?

Pasar Bebas adalah soal persaingan kualitas. Di dalam Pasar Bebas, konsumen yang ingin membeli satu jenis produk akan memiliki begitu banyak pilihan dengan harga yang bersaing.

Bila ada dua produk sejenis dengan perbedaan harga yang tipis, mana yang Anda pilih? Hampir bisa dipastikan, Anda akan memilih produk dengan kualitas yang lebih baik.

Ini baru soal produk. Bagaimana soal Sumber Daya Manusia (SDM)?
Secara teroretis, AEC ‘menjanjikan’ peningkatan kesejahteraan bagi Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya. Di antaranya karena akses pasar yang lebih besar dan terbukanya peluang penyerapan tenaga kerja yang lebih luas.

Pertanyaan besarnya, apakah SDM kita sudah siap? Apa kita mampu menjadi tuan di negeri sendiri?

Coba kita pikirkan sejenak. Tahukah Ayah Bunda, berapa jumlah pengangguran di Indonesia sekarang?

Menurut data Badan Pusat Statistik, angka pengangguran di Indonesia hingga Februari 2013 lalu mencapai 7,17 juta orang. Di antara yang 7,17 juta itu, tak sedikit pengangguran yang lulusan sarjana, pandai baca tulis, punya rapor tanpa nilai merah, serta selalu lulus ujian di sekolah.

Tapi mengapa angka pengangguran tetap tinggi? Padahal sebelum 2010, para pencari kerja hanya bersaing di ‘kandang sendiri’.

Maksudnya, persaingan hanya terjadi antar anak Jakarta dengan anak Bandung, anak Yogya, anak Surabaya, anak Padang, anak Medan, anak Makassar, anak Denpasar dan sebagainya.

Tapi ketika era Pasar Bebas sudah benar-benar berlangsung, para pencari kerja akan bersaing dengan calon tenaga kerja dari Malaysia, Singapura, Fillipina, India... Siapkah anak-anak kita kelak? Jangan sampai mereka hanya menjadi kroco di negerinya sendiri.

Bagaimana agar anak kita sukses di era Pasar Bebas?

Bicara Pasar Bebas berarti bicara tentang kualitas dan spesialisasi. Orang akan bertanya, ‘Apa keahlianmu?’, ‘Apa spesialisasimu?’, serta ‘Kualitasmu di level apa?’.

Karena itu, persiapkan anak-anak kita sehingga memiliki kualitas keahlian yang spesifik. Bukan menjadi seorang yang saya istilahkan ‘generalis’.

Saya sendiri contohnya. Saya menyebut diri saya seorang ‘generalis permainan’. Maksudnya, saya bisa bermain karambol, bulutangkis, catur, biliar, pingpong dan basket. Tapi kualitas saya hanya sampai level RT. Jadi juara RT saat 17 Agustusan juga sudah bersyukur. Tak satu pun yang saya kuasai bisa membawa saya bersaing sampai tingkat nasional, apalagi internasional.

Tapi coba lihat Tiger Woods, pemain golf yang pernah menjadi pemain nomor 1 di dunia. Ia hanya menguasai golf, tapi kualitasnya world class. Kira-kira, apakah Tiger Woods bisa menjadi pegolf kelas dunia bila jadwalnya sejak kecil seperti ini?

Hari Aktivitas
Senin & Rabu          Golf
Selasa & Kamis Tenis
Jumat & Sabtu Basket

Howard Gardner, pencetus teori Multiple Intelligences yang telah melakukan riset selama 30 tahun menyimpulkan bahwa setiap anak memiliki satu kelebihan yang akan membawa dia menjadi top of the top bila kelebihan itu terus diasah dan dikembangkan.

Coba sebut satu nama orang top. Sebut nama siapa saja –dari dalam maupun luar negeri-- saya yakin orang itu adalah ‘spesialis’.
Addie MS? Orkestra, musik klasik.

Rudy Hadisuwarno? Penataan rambut.

Susi Susanti? Bulutangkis.

Jadi cukup satu bidang saja yang dibutuhkan, tapi kuasai bidang itu sampai mencapai kualitas teratas. Fokuskan anak pada satu bidang yang menjadi minat terbesar dan potensi terunggulnya, lalu asah semaksimal mungkin agar mencapai kualitas world class. Dengan begitu, ia akan mampu bersaing, tidak hanya di tingkat ASEAN, tapi di tingkat dunia.

Terus, apa sistem pendidikan kita sekarang mendukung?
Sayangnya, tidak (atau belum).

Sistem pendidikan di Indonesia mengharuskan seorang siswa mendapat nilai bagus di semua mata pelajaran. Anak dituntut untuk bisa semua. Kita pikir, jika anak dijejali banyak pelajaran, ia akan sukses.

Yang terjadi justru sebaliknya. Ketika anak dijejali terlalu banyak pelajaran, ia hanya akan menjadi orang yang berkemampuan rata-rata. Mungkin banyak hal yang ia ketahui, tapi tak satu pun yang dikuasainya secara mendalam.

Awalnya, semua negara menjalani sistem pendidikan semacam ini. Inilah level pertama sistem pendidikan: Dengan asumsi bahwa semakin banyak yang diketahui seseorang, semakin sukses dia.
Namun riset Dale Carnegie Institute menyatakan fakta-fakta ini:
Orang yang banyak tahu (tapi tidak ada yang mendalam) akan menjadi bawahan.

Di atas mereka, adalah orang-orang yang spesifik di bidangnya.
Posisi paling atas atau biasanya sang owner, adalah orang yang spesialis dan kreatif.

Jepang sudah melakukan Revolusi Pendidikan pada 1930-an dan menghasilkan anak-anak berkualitas internasional.

Negara-negara Eropa melakukan Revolusi Pendidikan pada 1980-an.
Sementara Indonesia sampai sekarang saja masih belum sadar. Anak-anak dikirim ke sekolah mahal, sekolah nasional plus atau sekolah-sekolah berkurikum sepadat mungkin.

Setiap anak dituntut mendapat nilai bagus di semua mata pelajaran. Sekolah dari pagi sampai sore. Sepulang sekolah, digempur kursus dan les sebanyak-banyaknya. Orang tua bayar mahal, dan anak-anak kelelahan fisik maupun mental. Bukankah ini yang terjadi sekarang? Tapi apa hasilnya, negara kita bukan tambah maju tapi semakin jauh tertinggal, tidak usah jauh dengan negara Korea, dengan Singapura saja kita masih tertinggal jauh.

Kita sudah ketinggalan puluhan tahun. Mampukah kita mengejarnya?
Jawaban saya: Kita pasti mampu! Jika kita mau pasti kita mampu !
Ini rumus mengejar ketertinggalan:

1. Betapa pun jauhnya kita tertinggal, yang penting KITA SADAR BAHWA KITA KETINGGALAN. Dan kita harus tahu seberapa jauh ketertinggalan kita. Misalnya, 30 tahun.

2. KAPAN MULAI MENGEJAR DAN HARUS SEBERAPA CEPAT

BERLARI. Bila kita tahu kita tertinggal sangat jauh, berarti kita harus berlari lebih kencang dan memulainya dari sekarang.

Kalau kita mau, kita pasti bisa!

Jadi, Pasar Bebas itu sebenarnya ‘peluang’ atau ‘ancaman’ sih?
Semua tergantung persiapan.

Bila Ayah Bunda mempersiapkan diri dan anak-anak sebaik mungkin, apalagi sedini mungkin, tentu tak perlu takut menghadapi era Pasar Bebas. Dengan persiapan matang, Pasar Bebas akan menjadi peluang di mana anak-anak Indonesia mempertunjukkan kebolehannya masing-masing pada dunia.

Di petik dari buku Rahasia Ayah Edy Memetakan Potensi Unggul Anak



info selengkapnya tentan buku dan harga bukunya bisa ditanyakan via link berikut ini: https://www.facebook.com/NBTravelnTour/

APAKAH MAINAN UNTUK ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN HARUS DIBEDAKAN ?




MAINAN UNTUK ANAK LAKI-LAKI VS MAINAN UNTUK ANAK PEREMPUAN ?

Banyak orang keheranan jika ternyata kami mengijinkan anak-anak laki2 kami menonton film yang menurut "Tradisi" adalah film untuk anak perempuan semisal Dora, Strawberry Short Cake, Barby dan sejenisnya.

Banyak orang keheranan ketika kami membiarkan anak kami bebas memilih mainan yang ingin di mainkannya apakah itu yang menurut "tradisi" mainan untuk anak laki2 atau mainan untuk anak perempuan, tanpa ada ketakutan apapun.

Mengapa ?

Berdasarkan pengalaman membimbing anak-anak yang suka mainan lawan jenisnya kami menemukan bahwa,

Ketakutan kita untuk melarang anak kita bermain mainan lawan jenis ini telah menyebabkan anak kita berpikir  "Oh jadi jika aku tetep berkeinginan untuk main, mainan itu berarti harus menjadi perempuan atau seperti perempuan"

dan yang menarik secara jangka panjang TRADISI inilah yang menjadi penyebab mengapa KEBANYAKAN PRIA DEWASA sangat tidak bisa memahami perasaan dan jalan pikiran para wanita.  Para ayah tidak bisa memahami perasaan dan jalan pikiran istrinya.

Secara psikologis setiap anak itu terbangun dari komposisi unsur Maskulin dan Feminin, menyatu di dalamnya. Hanya saja jika anak kita seorang laki-laki unsur maskulinya lebih dominan daripada unsur feminimnya dan sebaliknya.

Jadi sy berpikir bahwa secara alami anak sy harus memahami unsur maskulin dalam dirinya dan sekaligus unsur feminin yang juga ada dalam dirinya, agar kelak dia bisa tumbuh utuh dan seimbang.  Agar jika kelak setelah dewasa dia bisa jadi seorang ayah bisa mengerti dan memahami perasaan dan pemikiran istrinya yang didominasi unsur feminin.

Lama sudah kita memiliki tradisi memisahkan mainan anak laki-laki dan mainan anak perempuan dan melarang anak kita bermain mainan lawan jenisnya.  Dan akibatnya.....

Cukup lama sudah saya sering bertengkar dengan istri mengenai sudut pandang masing-masing yang berbeda dan sering kali bertolakbelakang,  karena memang dulu sejak kecil saya cenderung didik seperti TRADISI KITA pada umumnya.

Sejak kecil saya tidak pernah belajar memahami dunia dan cara berpikir perempuan dengan kefemininannya.  Hingga akhirnya saya menyadari bahwa ada sisi yang dulu tidak di asah sehingga sy hanya berpikir dari sisi saya sebagai Laki-laki dan lupa melihat dari sudut pandang istri sebagai seorang wanita.  Dan jadilah perbedaan cara pandang  ini sebagai menu pertengkaran kami sehari-hari.  Hingga akhirnya Tuhan menyadarkan kami berdua tentang dua dunia dan cara berpikir yang berbeda antara Maskulin dan Feminin.

Setelah saya belajar dan sharing dengan istri akhirnya menu harian kami berubah menjadi kedamaian dan saling memahami perbedaan masing-masing dan berusaha mencari titik temunya.

Lebih lengkap lagi kita bisa membaca buku2 karenya John Gray tentang dunia Mars and Venus.

Semoga ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi saya dan anak-anak saya kelak.  Bahwa laki-laki itu juga harus bisa memahami cara berpikir wanita dan sebaliknya wanita juga harus bisa memahami cara berpikir laki-laki agar tercipta titik temu yang harmonis dalam kehidupan ini.

Mari kita renungkan bersama.
-ayah edy-

TES KELAYAKAN MENJADI ORANG TUA SISWA SEKOLAH



SEKOLAH KAMI HANYA MELAKUKAN TEST BAGI ORANG TUA SISWA YANG AKAN MENYEKOLAHKAN DITEMPAT KAMI

Dan bahan-bahannya sebagian besar kami ambil dari kedua buku ini

BUKU UNTUK NGE TEST ....Prilaku anak yg bersumber dari prilaku orang tuanya.

Banyak orang tua merasa dirinya tidak pernah bersalah dan oke-oke saja, tapi menurut mereka anak-anak merekalah yang "Nakal", Iseng, ngeyel, susah diatur, nggak nurut orang tua ngomong, dan suka melawan dsb.

Ternyata setelah membaca buku ini, satu persatu sebagai "Checker" alat tes... banyak para orang tua yang baru menyadari satu persatu kesalahannya yang selama ini telah di contoh anaknya dan kemudian muncul menjadi prilaku buruk anaknya yg susah sekali untuk di ubah.

Nah selama kita sendiri belum tahu bahwa banyak sekali prilaku kita yang kurang baik dan harus segera di ubah, jika kita tidak mau berubah maka selama itu pula anak kita tidak akan mampu mengubah prilaku anak kita menjadi lebih baik.

Sudahkah anda mimilikinya ? Membacanya ? Men Chek isinya satu persatu ? dan mempraktekannya dengan konsisten dan penuh kesabaran ?

Jika belum baca mungkin bisa segera mencarinya di toko buku Gramedia dsb atau bisa pesan langsung secara on line di ayah edy on line shopping.

Caranya:
1. Klik : https://www.facebook.com/NBTravelnTour
2. Klik like (untuk bergabung di fp face book)
3. Klik gambar amplop (inbox) di sudutkanan atas)
4. Tulis buku yang di pesan dan kota tujuan, dan nanti akan di infokan harga dan ongkosnya.

Selamat belajar untuk mengikuti tes kelayakan bagi para orang tua.

JANGAN ASAL MEMILIH SEKOLAH JANGAN MEMILIH SEKOLAH ASAL



CARA SEDERHANA MEMILIH SEKOLAH YANG BAIK UNTUK ANAK KITA.

Tidak perlu banyak teori yang berbelit-belit, tidak perlu harus ada label unggulan, favorit atau akreditasi A

Tapi perhatikanlah baik-baik hal-hal sebagai berikut:

1. Perhatikan baik2 mulai kita datang dan bertanya informasi apakah disambut dengan baik, ramah, di jelaskan dengan sabar; atau malah sebaliknya tidak ada yang menyapa, tidak ramah, tidak paham info dan di pimpong kesana kemari.

Jika ke kita saja tidak ramah apa lagi nanti ke anak-anak kita ?

Itu artinya secara sistem dan kesiapan sekolah dan sumber dayanya masih berantakan dan tidak terkoordinasi dengan baik; itu akan sangat berdampak pada anak saat proses belajar mengajar berlangsung. Jika gurunya tidak ramah pada kita saat itu Bisa dipastikan banyak guru yang tidak ramah, tidak sabar pada saat mengajar anak kita di sekolah.

2. Pada saat kita bertanya tentang sekolah, apakah sekolah meminta komitmen pada orang tua, jika perlu dalam bentuk resmi di tanda tangani untuk mengajak orang tua bekerjasama dalam menyelesaikan masalah anak secara tuntas hingga ke rumah, atau lebih banyak membahas syarat-syarat administrasi pendaftaran dan biaya2 yang harus di bayarkan ?

Itu artinya sekolahnya lebih fokus pada administratif dan keuangan daripada ke anak didiknya dan proses pendidikannya.

Sekolah semacam ini biasanya terlihat mentereng dan keren tapi muridnya banyak mengalami masalah dan tertekan.

3. Apakah banyak tukang jualan makanan yang tidak jelas di depan sekolah? atau memiliki kantin sendiri atau anak malah di anjurkan membawa bekal dari rumah.

Jika sekolah membiarkan banyak tukang jualan maknan dan anak dibolehkan membelinya berarti sekolah tersebut tidak peduli pada kesehatan anak kita terutama pada makanan yang berpotensi mengandung racun atau bahkan narkoba (zaman sekarang banyak gula2 yang disisipi narkoba - seperti berita2 investigasi di tv).

4. Pergilah ke kantin sekolah tersebut saat anak2 istirahat dan makan disana; perhatikan apa obrolan mereka, apakah mereka menggunakan kata yang halus dan sopan atau sebaliknya; dan bagaimana mereka bergaul disana apakah lebih banyak memuji atau mengejek atau malah "nge gank" dan tidak membaur saat makan;

jika anak membicarakan hal-hal negatif dan melakukan hal-hal negatif itu artinya prilaku itulah yang nanti akan ditularkan pada anak kita dan dibawa pulang kerumah. Artinya sekolah kurang peduli pada perkembangan akhlak anak.

5. Pergilah ke Toiletnya setelah lihat kelasnya ; apa bila toiletnya kotor, jorok dan bau; jelas bahwa sekolah tersebut tidak peduli pada kebersihan dan kesehatan anak kita. Karena Toilet adalah ukuran kebersihan sekaligus barometer kepedulian dari pihak pengelola terhadap institusi yang dipimpinnya.

www.ayahkita.blogspot.com
by ayah edy