SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY

SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Bagaimana caranya..? Gabung di FB: komunitas ayah edy, download talkshow di www.ayahedy.tk

Monday, October 23, 2017

APA BENAR ANAK SMP ITU IDENTIK DENGAN TAWURAN PELAJAR..?


TERKAGUM-KAGUM DENGAN PARA PELAJAR SMP LUBUK LINGGAU YANG LUAR BIASA.

Jika selama ini kesan kita terhadap para pelajar SMP adalah gemar tawuran, kali ini kita salah besar, ternyata sesungguhnya anak-anak pelajar kita haus sekali dengan motivasi dan diskusi tentang permasalahan mereka dan bagaimana bisa meraih cita-cita besar mereka.

Tiga hari yang lalu kami baru saja pulang dari Lubuk Linggai via Bengkulu, setelah memberikan Parenting Seminar untuk Para Pelajar SMP, Orang tua dan Guru.

Ada sekitar 30% peserta Seminar Parenting di Lubuk Linggau adalah Para Pelajar SMP. Diluar dugaan kita semua, ternyata para pelajar inilah yang jauh lebih antusias mengikuti acara Seminar ketimbang orang dewasa, meskipin para ayah bundapun tak kalah antusiasnya.

Tak kurang dari 1000 orang peserta hadir di acara ini, dan kami dan kita semua yang hadir disana sungguh sangat berterimakasih kepada Bunda Walikota Lubuk Linggau yang telah mengusulkan acara ini bagi para pelajar, guru dan orang tua di Lubuk Linggau yang hasilnya sungguh luar biasa.

Yang mengagumkan adalah bahwa di sepanjang Acara bahkan hingga usai, banyak para pelajar ini yang datang berkerumun untuk berdiskusi dan berkonsultasi seputar permasalahan mareka dan cita-cita besar mereka.

Jika biasanya diakhir acara yang menghampiri kami berkerumun lebih banyak para orang tua, namun kali ini justru para pelajarlah yang segera mendatangi kami untuk bisa berdialog langsung.

Mereka sepertinya begitu terkesan dengan acara ini, dan begitu terbangkitkan semangatnya untuk bisa menjadi generasi yang terbaik bagi bangsanya.


Berikut salah satu kesan dari pelajar SMP peserta Parenting Seminar di Lubuk Linggau, yang dikirimkan via email kepada kami


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yth. Ayah Edy

Hallo ayah, nama saya, Akram Hakim.

Saya salah satu siswa dari SMP N 1 Lubuklinggau, ayah ingat bukan kalau ayah pernah kesana untuk menghadiri seminar?

Ayah aku ingin jujur, setelah melihat ayah memotivasi kami semua di "Gedung Kesenian" aku sangat bangga masih ada orang indonesia yang mau mementingkan kehidupan anak bangsa agar menjadi aset bagi negara.

Saya sangat senang ayah edy mengahdiri seminar di Lubuklinggau, berkat ayah edy, aku jadi semangat sekali untuk membuat bangsa indonesia menjadi bangsa yang dikenal banyak orang, dikagumi banyak negara dan disegani oleh diseluruh dunia, bukan dicaci maki, dan dianggap rendah bangsa lain.

dst......

Sungguh mengagumkan mendapati kenyataan para pelajar kita sesungguhnya jika sudah kita sentuh hatinya, mereka punya pemikiran dan semangat yang luar biasa dan patriotisme yang tinggi sekali.

Doakan agar Pembangunan Sekolah Kami Maha Karya Gangga di Singaraja dapat berjalan lancar agar kami bisa melahirkan generasi Bangsa yang jauh lebih baik bagi negeri kita. Dan semoga sekolah2 di Lubuk Linggau dan daerah2 lainnya bisa melahirkan generasi bangsa yang luar biasa seperti ini.


Salam syukur penuh berkah,
ayah edy
Pimpinan Sekolah Maha Karya Gangga
Pendiri Indonesian Strong from Home
www.ayahkita.com

KETIKA KITA TIDAK PERNAH MEMBERI....


MENGAPA AKU MENJADI ORANG YANG MISKIN DAN SELALU MENGALAMI KESULITAN HIDUP..???

....... SEMENTARA ORANG LAIN TIDAK..??

Ada seorang yang miskin dan papa bertanya pada Sang guru bijak
"Mengapa aku menjadi orang yang sangat miskin dan selalu mengalami kesulitan hidup?

Sang guru menjawab;
"Karena engkau tidak pernah berusaha untuk memberi pada orang lain"

Orang Miskin:
"Tapi saya tidak punya apapun untuk di berikan pada orang lain?

Sang guru bijak;
"Sebenarnya kamu masih punya banyak untuk kamu berikan pada orang lain"

Orang Miskin:
"Apakah itu hai guru bijak ?"

Sang guru bijak:
1. Dengan mulut yg kamu punya kamu bisa berikan senyuman dan pujian

2. Dengan mata yg kamu punya kamu bisa memberikan tatapan yang lembut

3. Dengan telinga yang kamu punya kamu bisa memberikan perhatian

4. Dengan Wajah yang kamu punya kamu bisa memberikan keramahan

5. Dengan Tangan yang kamu punya kamu bisa memberikan bantuan dan pertolongan pd orang lain yang membutuhkan, dan masih banyak lagi.

"Jadi sesungguhnya kamu bukanlah miskin hanya saja tidak pernah mau memberi pada orang lain."

"Itulah yang menyebabkan orang lain dan alam semesta juga tidak pernah mau memberikan apapun pada dirimu"

"Engkau akan terus seperti ini jika engkau tidak mau memberi dan berbagi pada orang lain dan siapapun"

"Pulanglah dan berbagilah pada orang lain dari apa yang masih kamu punya agar orang lain dan alam semesta juga mau berbagi padamu."

--------------------------------------------------------------------
Jika anda tidak percaya pada nasihat di atas cobalah simak sebuah kisah nyata berikut ini:

Dulu ada sebuah kisah pelaut Indonesia yang bekerja di kapal kargo, saat kapalnya sedang bersandar di pelabuhan Jerman, ia coba berjalan-jalan di kota Jerman, sayangnya ia tersasar di tengah kota Jerman hingga ia tertinggal oleh kapal tempat dia bekerja, dan tidak punya apa-apa lagi tidak punya uang, makan, tempat berteduh dan sebagainya, tidak juga bisa bahasa Jerman, tak seorangpun dia kenal dan mengenalnya, belum ada hp seperti sekarang.

Satu2nya yang dia ingat adalah sepatah kata bahasa Jerman “Helfen” atau yang berarti bantu.

Nah singkat cerita dia cuma punya badan yang bisa dia gunakan untuk membantu orang, akhirnya setiap ada nenek2 kesusahan bawa belanjaan barang berat di datangi dan bilang Helfen...helfen...sambil memberikan senyuman ramah.

dan si nenek Jermanpun paham maksudnya, akhirnya ia di beri upah oleh si Nenek dan mulai ia bisa membeli makan untuk mengisi perutnya yang keroncongan.

Kemudian juga ada kakek dan nenek2 lainnya, dan terus itu dia lakukan hingga suatu ketika ia diminta untuk membawa barang sampai di rumah.

 mulai dari sana si Kakek meminta bantuan dia untuk mengurusi rumahnya, dan kemudian kebunnya....

dan dari sanalah semuanya bermula hingga akhirnya ia menjadi warga Jerman yang memiliki usaha di Jerman dan hidup berkecukupan.

Nasib kita itu adalah buah dari perbuatan kita sendiri.

Seandainya si pelaut ini memilih untuk terus mengeluh dan bukannya mencari akal dan terus berusaha untuk memberikan apa yang bisa ia berikan pada orang lain mungkin ia hanya akan menjadi pengemis dan peminta2 di Jerman.

Ditulis oleh KS

www.ayahkita.blogspot.com

KETIKA KITA TIDAK PERNAH BERSYUKUR


Suatu ketika seorang pria menelepon seorang Bijak dari Timur. Ia tampak sedih. Tidak ada lagi yang dimilikinya dalam hidup ini.

Orang bijak ini lalu mengundang pria itu untuk datang ke rumahnya.

"Semua yang aku punya telah hilang. Tak ada harapan lagi," kata pria itu.

"Aku sekarang hidup dalam kegelapan yang amat dalam. Aku telah kehilangan hidup ini."

Sang bijak,  tersenyum penuh simpati. "Mari kita pelajari keadaan anda," katanya dengan lembut.

Pada selembar kertas ia menggambar sebuah garis lurus dari atas ke bawah tepat di tengah-tengah halaman.

Ia menyarankan agar pada kolom kiri pria itu menuliskan apa-apa yang telah hilang dari hidupnya.

Sedangkan pada kolom kanan, ia menulis apa-apa yang masih tersisa dalam hidupnya.

"Kita tak perlu mengisi kolom sebelah kanan," kata pria itu tetap dalam kesedihan. "Aku sudah tak punya apa-apa lagi untuk di tulis disana".  Ucapnya dengan pasrah.

"Ngomong-ngomong kapan kau bercerai dari istrimu?" tanya Sang Bijak.

"Hei, apa maksudmu? Aku tidak bercerai dari istriku. Ia amat mencintaiku!"

"Kalau begitu bagus sekali," sahut Sang Bijak penuh antusias.

"Mari kita catat itu sebagai nomor satu di kolom sebelah kanan "Istri yang amat mencintai".

Nah, sekarang kapan anakmu itu masuk penjara?"

"Anda ini konyol sekali. Tak ada anakku yang masuk penjara!", "dia baik-baik saja sekarang sedang kuliah."

"Bagus! Itu nomor dua untuk kolom sebelah kanan

"Anak-anak tidak berada dalam penjara." kata Sang Bijak sambil menuliskannya di atas kertas tadi.

Setelah beberapa pertanyaan dengan nada yang serupa, akhirnya pria itu menangkap apa maksud Sang Bijak dan tertawa pada diri sendiri.

 "Menggelikan sekali ya kita ini. Betapa segala sesuatunya berubah ketika kita berpikir dengan cara seperti itu," katanya sambil tersenyum.

Ya, kata orang bijak, bagi orang yang selalu berpikir negative  maka hujan menjadi penyebab banjir dan kemarau menjadi penyebab kekeringan dan kemusnahan.

Namun bagi orang yang selalu berpikir positif keduanya hanyalah sebuah siklus alam yang membawa berkah dan pelajaran akan rasa bersyukur.

Tidak ada yang salah dengan orang lain, yang salah adalah pada cara berpikir kita sendiri tentang orang lain dan masalah yang kita hadapi.

Yuk berlatih berpikir positif agar hidup kita jauh lebih berkah dan bahagia. Mau ?

Dipetik dari buku THE POWER OF POSITIVE THINKING, BY NORMAL VINCENT PEALE

PLAN A B C


Sahabatku, apa kabarnya hari ini...?

Seandainya kamu sedang mengalami kegagalan...

Ingatlah selalu kata-kata ini;

Jika Rencana A tidak berjalan dengan baik ingatlah selalu masih ada 25 huruf lagi dalam alphabet kita.

Jadi tenang-tenang saja.

Lakukan rencana berikutnya.... hingga berhasil.



Selamat beraktivitas,
Ayah Edy
Guru Parenting Indonesia.
www.ayahkita.blogspot.com

MEMBELA KEYAKINAN VS MEMBELA KEBENARAN




Banyak orang yang merasa ia membela KEBENARAN, padahal sesungguhnya ia hanya membela keyakinannya.

Lalu bagaimana kita tahu bahwa apa yang kita yakini itu benar, sehingga kita bisa membela keyakinan yang benar. 

Inilah sebuah pelajaran penting yang tidak pernah diajarkan disekolah kita dulu...

Teruslah membaca......

Ada seorang orang tua yang sejak muda mencoba mencari dan mencari agar ia bisa mengetahui bahwa apa yang dia yakini itu benar,

Namun sayangnya hal ini tidak mudah, karena hampir semua orang yang dia ajak diskusi selalu merasa apa yang dia yakini itu benar dan dia sedang membela KEBENARAN.

Puluhan tahun menacari tak kunjung ketemu jawabannya akhirnya si anak muda ini frustasi sendiri.

Namun karena tekadnya sudah bulat untuk itu ia tidak pernah menyerah dan berhanti mencari.

Hingga satu ketika sampailah ia di puncak gunung dan bertemu pada seorangg bijak...

Lalu anak orang tua ini bertanya 

“Hai Orang Bijak, Banyak orang yang merasa ia membela KEBENARAN, padahal sesungguhnya ia hanya membela keyakinannya"

"Lalu bagaimana kita tahu bahwa apa yang kita yakini itu benar, sehingga kita bisa membela keyakinan yang benar?"

“Karena aku sudah berjuang sejak muda hingga Tua tidak juga menemukannya jawabannya, setiap orang yang aku tanya selalu merasa dirinya benar dan keyakinanya yang paling benar dan dia merasa sedang membela yang benar"  

“Ayo tunjukkanlah kepadaku apa itu membela kebenaran hai Orang bijak ?”

Dengan wajah bijak dan senyum penuh kelembutan, sang bijak pun berkata;

"Keyakinan yang benar ditunjukkan melalu cara berpikir yang benar, ucapan yang benar dan yang utama adalah PERILAKU YANG BENAR.

"KAMU AKAN TELAH MEMILIKI KEYAKINAN YANG BENAR DAN MEMBELA KEBENARAN jika......"

“kehadiran kamu selalu membuat hidup orang lain lebih baik, lebih cerah dan lebih bahagia, maka itu artinya kayakinanmu sudah benar”

“Namun jika kehadiranmu justru membawa ketakutan pada orang lain, membawa kerusakan pada alam dan lingkungan, membawa keburukan pada orang lain maka itu artinya keyakinanmu tidak benar”

“Jadi perhatikanlah setiap kehadiranmu…. dimanapun kamu berada apakah membuat semua orang bahagia atau sebaliknya?"

"Maka niscaya kamu akan tahu sendiri apakah kamu saat ini telah memiliki keyakinan yang benar atau yang tidak benar”

"Jangan ikuti orang yang teriak-teriak dirinya benar dan sedang membela kebenaran sementara orang-orang sendiri merasa takut akan kehadirannya, orang-orang merasa resah akan keberadaannya, orang-orang merasa tidak nyaman dengan kedatangan orang tersebut, dan bahkan alampun jengah dengan pikiran, ucapan dan ulahnya.”

“Ayo "Bangunlah" kesadaranmu dari keyakinan lamamu, agar kamu bisa memiliki keyakinan yang benar dan membela kebenaran sejati."

“Ayo bangunlah nak…Bangunlah anakku dari tidur panjang mu, akan keyakinan bahwa kamu sedang membela KEBENARAN jika kamu selalu berpikir jika ada orang-orang yang tidak menyukaimu mereka semua adalah musuhmu."

"Dan bukan orang yang mestinya engkau tolong dengan segenap kasih dan cintamu agar orang yang saling membenci bisa saling mengasihi."

"Karena itulah fitrah kita sebagai manusia yang mencermin sifat2 Tuhan yang Maha Penyayang.”

“Ayo bangunlah nak…

Bangunlah anakku dari tidur panjang mu, akan keyakinan bahwa KAMU SEDANG MEMBELA KEBENARAN jika kamu sendiri sesungguhnya masih terus di penuhi oleh rasa marah dan benci pada orang lain, suku lain, ras lain, bangsa lain… "

"Dan bahkan masih dipenuhi rasa marah dan banci  pada saudaramu, pasanganmu atau bahkan pada anak-anakmu sendiri”

“Karena kebenaran sejati akan selalu membawa damai, bahagia dan cinta dalam kehidupan pribadimu juga kepada orang lain terutama keluargamu. ”

Sahabatku Bacalah berulang-ulang agar kita bisa benar-benar memahami maksud dan maknanya.

– Sebuah kisah yang di petik dari pengalaman seseorang yang sepanjang hidupnya ia curahkan untuk mencari  Kebenaran yang sejati. –

Jika merasa Terinspirasi, Sebarkanlah tulisan ini pada teman, sahabat dan kerabat, agar kita benar-benar bisa menemukan kebenaran sejati.

Salam syukur penuh berkah,
ayah edy
www.ayahkita.blogspot.com


DIA YANG SUDAH SAMPAI PADA PUNCAK KESADARAN TIDAK AKAN MEMPERDEBATKANNYA



Sebenarnya pemahaman seseorang itu ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat kesadarannya.

Kesadaran adalah kondisi ketika pada akhirnya seseorang menyadari dan berkata oh... I see.....  (oh saya paham....)

Sebuah kalimat yang keluar dari orang yang baru saja menyadari....hal yang sebelumnya tidak dia sadari.

Seperti juga seorang yang sedang mendaki ke puncak gunung.
Berikut ini

Ada 5 pendaki gunung, PENDAKI A, B, C, D dan E.

Mari kita ikuti ceritanya,

Pendaki B yang berangkat dari sisi utara gunung mengatakan bahwa Matahari itu ada di sisi kirinya

Pendaki C yang berangkat dari sisi selatan gunung barkata sebaliknya Matahari itu adanya di sisi kanannya.

Pendaki D yang berangkat dari sisi Timur Gunung yakin bahwa Matahari itu ada di sisi belakangnya

Sementara Pendaki E yang mendaki dari sisi Barat Gunung berteriak; ANDA SEMUA SALAH, YANG BENAR ADALAH SAYA..!!!

DAN ANDA SEMUA PERLU TAHU BAHWA MATAHARI ITU ADA PERSIS DI HADAPAN SAYA. Bukan di belakang, dikiri atau di kanan.

Mereka terus saja berdebat...melalu Hanphone dan Black Barry mereka masing2 tentang letak Posisi Terbitnya Sinar Matahari Kebenaran karena mereka belum sampai ke puncak gunung, mereka lebih sibuk berdebat.

Akhirnya ke 4 pendaki ini tidak pernah bisa mencapai puncak tertinggi gunung untuk bisa melihat SINAR MATAHARI KEBENARAN YANG SESUNGGUHNYA.



Sementara PENDAKI A yang sudah sampai di atas puncak tertinggi gunung tersebut hanya bisa tersenyum sendiri dan memahami mengapa mereka masih saja suka berbantah-bantahan dan berdebat di kaki gunung tersebut dan masing2 yakin bahwa Dirinyalah yang PALING BENAR..

Karena mereka masih jauh berada dibawah sana hingga pandangan mereka terbatas karena terhalang oleh gunung "pengetahuan" yg sdg mereka daki.

Mari kita renungkan dan mari kita pahami maknanya.

Di tulis ulang o/ ayah edy
Guru Parenting Indonesia
www.ayahkita.blogspot.com

ADA BERAPA JENIS ORANG TUA DI INDONESIA ?

Salam dari hati....

Berkenaan maraknya kasus bullying yang sedang di bicarakan, ada satu media yang berusaha menghubungi saya dan bertanya.

Tanya:
Menurut ayah mengapa kasus ini bisa terjadi ?

Jawab:
Guru-guru kita hanya sebagian kecil saja yang menjiwai profesinya dan di tambah lagi guru-guru kita amat sangat kurang mendapat pelatihan penanganan masalah prilaku anak di sekolah/kelas, termasuk Bullyiing ini. 

Jadi sering kali juga tidak paham harus bagaimana.

Tanya:
Menurut ayah edy seperti apa potret guru-guru di Indonesia ?
Jawaban singkat saya:

Hanya ada dua jenis guru;

1. Guru yang memang mencintai dunia guru, ingin dan bercita-cita jadi guru dan sekarang jadi guru.

2. Guru yang terpaksa jadi guru karena berbagai alasan terutama pekerjaan.

Tanya
Bagaimana sebaiknya ?

Jawab:
Sebaiknya para orang tua mendukung anaknya yang mencintai dunia guru dan anaknya yang bercita-cita ingin jadi guru karena biasanya ia akan menjadi guru-guru favorit di sekolah, guru yang mencintai dan di cintai oleh anak muridnya.

Bagi guru yang terpaksa jadi guru, sebaiknya mencari profesi lain yang menjadi impiannya, agar ia tidak merasa terpaksa menjadi guru, dan mengorbankan anak muridnya karena keterpaksaannya menjalankan profesinya sebagai guru yang sering di lampiaskan dalam bentuk ketidak pedulian atau marah dan hukuman pada muridnya..

Lalu pertanyaaanya menjadi sulit untuk di jawab ketika saya ditanya,

"Ayah ada berapa jenis orang tua di Indonesia ?"

Silahkan kita jawab sendiri dalam hati kita masing-masing saja deh.....  Ada berapa jenis ya...?

Latar belakang foto:

Para Guru-guru di sekolah kami Maha Karya Gangga, Singaraja, Buleleng, Bali yang kami rekrut bukan berdasarkan prestasi di sekolah, melainkan berdasarkan kecintaannya pada anak dan dunia guru.

foto saat makan siang bersama, sebagai tradisi saling berdialog/curhat/share sambil makan siang bersama.

Salam dari hati,
ayah edy dan para guru kami
www.ayahkita.blogspot.com

Jl. Kumba Karna LC10 No.5x, Singaraja, Buleleng, Bali
Office telp: 0362 -330-1705
Hp. 0813 3936 4255, 0877 6298 5747
email : mahakarya_gangga@yahoo.com
fb. Maha Karya Gangga
Twitter: Maha Karya Gangga

BELAJAR DARI PERI MATAHARI....


WAHAI PERI MATAHARI, MATAHARI ITU JAHAT ATAU BAIK SIH...?

Seorang anak kecil bertanya pada sang Peri pada buku dongeng yang sedang dibacanya.

Kemarin matahari yang sama, telah mengumpulkan awan pekat yang menyebabkan hujan lebat dari tengah malam hingga pagi hari....

Dan terjadilah banjir..... ditempatku...

Hari ini matahari yang sama juga telah menghadirkan terang dengan sinarnya yang cerah mengeringkan air banjir yang tergenang....

Pertanyaannya adalah APAKAH MATAHARI BAIK ATAU JAHAT...?

Jawabannya tentusaja berbeda-beda tiap orang,  sesuai prasangka kita masing-masing, bagi yang biasa berprasangka buruk ia akan berpikir matahari jahat telah menyebabkan banjir.

Tapi bagi yang biasa berprasangka baik matahari baik, telah menyirami bumi dan mengisi air tanah bagi tersedianya sumur-sumur artesis yang airnya kita pakai untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Tapi coba renungkan....,  apakah matahari pernah berbuat sesuatu, selain hanya diam diposisinya dan menjadi dirinya sendiri sebagai matahari...? Sebagai pusat tata surya.

Ya begitulah matahari....., ia hanya diam diposisinya dan menjadi dirinya sendiri menjalankan fungsinya sebagai pusat tata surya yang telah ditetapkan oleh Tuhan.

Manusialah yang telah membuat prasangka-prasangka pribadi terhada si Matahari.

Begitu juga kehidupan ini......, Kita memiliki Mata Hati yang mestinya selalu bersinar memberi terang seperti matahari.

Tapi sayangnya banyak diantara kita yang menggunakan mata hati kita untuk membenci orang lain karena prasangka kita sendiri teradap orang tersebut.

Mari kita belajar dari matahari..... dan menjadi seperti matahari yang selalu bersinar setiap hari memberi terang dan kehidupan bagi semua makhluk hidup terlepas ada orang yang membenci, menghujat atau berterimakasih padanya, ia akan selalu bersinar tanpa henti sampai saatnya tiba ia tak mampu bersinar lagi.

Terimakasih matahariku yang hari ini sudah bersinar cerah, mengeringkan yang basah sehabis bajir kemarin.

-ayah edy-
www.ayahkita.blogspot.com

SERING KALI SAYA MENEMUKAN FAKTA BAHWA KEKERASAN ANAK ITU DIMULAI DARI RUMAH DAN ORANG TUANYA


Orang tua tidak selalu benar...
Anak tidak selalu salah

-ayah edy-

Jeany (bukan nama sesungguhnya) adalah seorang ibu, ia adalah kenalan baik ku dan satu ketika ia minta agar saya menolongnya menangani kasus anak gadis kecilnya yang berusia 10 tahun.

”Tolonglah, anakku ini sudah kubawa ke psikolog, tapi belum juga ada tanda2 mau berubah, dia anak yang pandai, IQ-nya 140. Tapi tingkah lakunya benar-benar memprihatinkan." katanya mengeluh.

"Tempo hari, anakku itu berada di kamar terus berhari-hari, kerjanya hanya baca komik saja... Setelah aku marahi, eh! Dia sudah tidak baca komik lagi, tapi ganti nonton TV melulu berjam-jam kayak tidak ada kerjaan lain.. Nanti kalau sudah dimarahi, baru dia belajar di meja makan." kata Jeany melanjutkan keluh kesahnya.

"Aku nggak tahu apa saja yang dikerjakannya di meja makan tersebut, kerjanya hanya mencorat-coret meja, benar-benar bikin kepalaku pusing tujuh keliling.. " ia kembali mengeluh.

"Belakangan setelah aku marahi lagi, sekarang dia jadi suka berteriak-teriak histeris, suka berbohong dan suka memukul adiknya. Aku lihat, anak ini memang aneh dan selalu bikin aku stress....!!!” ia kembali mengeluh selalu menyalahkan anakya sebagai sumber masalah.

”Nah sekarang coba jawab pertanyaanku !” Potong saya. Tampaknya, jika saya tidak memotong pembicaraanya, Teman saya ini tidak akan segera berhenti berbicara.

“Sebenarnya, apa yang harus dilakukan anak oleh anakmu supaya bisa membuat kamu senang?” Tanya saya lagi untuk lebih menegaskan.

Pertanyaan saya membuat suasana menjadi sunyi, ia sepertinya sedang berpikir keras untuk menjawab pertanyaan saya. Jika tadi tampaknya ia mau bersahabat mencurahkan isi hatinya pada saya, kini tampak raut wajahnya cemberut karena saya bertanya demikian.

“Kamu sendiri saja tidak tahu apa yang sesungguhnya kamu inginkan" sela saya di tengah keheningan.

"itulah yang membuat anakmu juga menjadi bingung. Kebingunganmu sudah sedemikian parahnya, sehingga anakmu menjadi frustrasi, itulah mengapa ia mulai melakukan hal yang tidak baik."

"Tidakkah kamu mampu melihat anakmu menuruti setiap perkataanmu, tapi akhirnya selalu kaumarahi juga? Semua yang ia lakukan, selalu salah di matamu!” saya coba menjelaskan dan menyadarkannya.

“Aku benci kehamilanku yang pertama...” Sahut kenalanku itu sambil tertunduk dan terisak. Oh...! Aku benci karena suamiku tidak ada di sampingku pada saat ia dilahirkan, aku benci suamiku tidak pernah membantuku saat ia sering menangis di tengah malam, sakit2an, saat masih bayi aku sering begadang sendirian kebingungan, aku benci...suamiku yg tak pernah peduli pada keluarganya...oh.. aku stress ia sering pulang larut dan gila kerja..!!!"

Ternyata, ada masa lalu dan masalah lain yang harus didamaikan, sesungguhnya anaknya sama sekali tidak bermasalah kata hati kecil saya.

Kisah ibu ini hanya salah satu dari sebegitu banyak kisah menyedihkan dimana anak-anak yang tidak mengerti apa-apa telah menjadi korban masalah pribadi orangtuanya.

Banyak anak-anak pandai tidak dapat mencapai hasil yang maksimal justru karena ketidakmampuan diri orangtuanya berdamai dengan masalah pribadinya, anak-anak itu dipaksa untuk merasakan kesedihan dan kemarahan orangtuanya dan menjalani rutinitas hidup yang ’sakit’ di dalam raga yang seharusnya sehat.

Menurut saya kedua orang tuanyalah yg sesungguhnya bermasalah dan lebih membutuhkan terapi.

Para orang tua yg berbahagia...
Jika ada masalah dengan anak kita mari kita sadari segera apa sesungguhnya yg sedang terjadi, Anak kita yang bermasalah atau malah justru kitalah yang sedang bermasalah..?

Semoga ini bisa menjadi bahan renungan yang baik di akhir pekan.

Sharelah posting ini ke sebanyak2nya orang tua dan guru sekolah jika dirasakan membawa manfaat dan berguna.

www.ayahkita.com untuk Web resmi
www.ayahedyguru.tk untuk Unduh gratis file parenting Talkshow
www.ayahedy.tk untuk lihat talkshow via youtube

SAAT INI KITA SEDANG MENUAI HASIL DARI SISTEM PENDIDIKAN KITA...


Sistem pendidikan itu semestinya menyeimbangkan HATI dan Pikiran.  Karena KEADILAN, KEJUJURAN, KASIH SAYANG, TOLERANSI, TANGGANG JAWAB dan sebagian besar sifat-sifat baik itu adanya di Hati bukan di Pikiran.

Masih mau mempertahankan sistem pendidikan nilai yang berdasarkan tes-tes dan nilai raport dan bukan aplikasi akhlak dalam keseharian bersekolah..?

-ayah edy-
Pimpinan Sekolah MKG
Singaraja, Buleleng, Bali.


MENGHADAPI ORANG TUA YANG SUKA PAMER KEMAMPUAN ANAKNYA PADA KITA...??


Ayah bunda yang baik hati,

FaceBook ini sungguh bisa jadi tempat pembelajaran yang banyak dan luar biasa bagi saya secara pribadi, 

Bagaimana dengan ayah bunda...?

Dari komentar yang baik hingga yang sinis sy bisa belajar tentang sifat2 manusia dan latar belakang yang membantuknya.

Dari Komentar yg masuk,  saya bisa belajar banyak tentang info-info yang belum saya tahu semisal saja nama-nama bunga yang unik dan lucu....

Bahkan dari komentar kita bisa belajar tentang kebijaksanaan dan berpikir positif yang sangat berguna secara pribadi bagi saya.

Karena sesungguhnya ketika menjawab komen saya seperti diingatkan lagi untuk belajar dan terus belajar tentang apa yang saya tuliskan....

Seperti ini contohnya....

TANYA:
Lila Ratna Ningrum

Ayah, mohon maaf kalau ini OOT.
Saya mencari postingan yg komentarnya sedikit dg harapan pertanyaan saya terbaca oleh Ayah Edy 😊

Jadi begini, perlukah kita sebagai orang tua, show off kemampuan anak kita di depan orang lain?

Saya pernah dibuat heran oleh salah satu saudara. Saat saya, suami dan anak bertamu kerumahnya, dia tak henti2nya menyuruh anaknya menunjukkan kepada anak saya bahwa anak dia bisa nyanyi ini, itu, dsb.

Anaknya diam sedikit, langsung sama mamanya disuruh lagi, sampai anak saya juga sepertinya ikutan heran karena satu lagu belum selesai sudah disuruh nyanyi yg lain. Bicara bhs inggris blm selesai sudah disuruh hafalan surat.

Hafalan surat blm selesai disuruh lagi tepuk anak soleh. (Karena anak saya tipe "suka melawan" kalau disuruh hal lain sementara pekerjaannya saat ini belum selesai. Dia tipe tuntas dan tenang)
.
Saya di satu sisi berpikir positif bahwa si ibu ini ingin melatih ke PD an anaknya.

Di pikiran negatif saya, sepertinya ibu ini ingin show off kemampuan anaknya yg sudah sekolah, di depan anak saya yg umurnya jauh dibawah dia.

Di sisi saya yg lain yg pernah jadi guru, saya merasa kasihan anak 4 tahun sudah hafal begitu banyak kata bahasa Inggris, surat2 pendek, dan berbagai pengetahuan tentang Islam sedangkan untuk makan dan duduk dg sopan saja anak itu tdk tau caranya.
.
Dari masalah ini, saya mohon nasihat Ayah Edy dalam menghadapinya. Terimakasih.

SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan · Balas · Kirim Pesan · 1 · 9 jam ·

JAWAB:
AYAH EDY Parenting

Segala sesuatu itu tergantung Niatnya bun, Innamal a'malu binniyah....

Jika Niatnya baik maka semua yang mengikutinya akan baik dan sebaliknya.

Nah jadi perhatikanlah ketika seseorang berbuat sesuatu apa kira-kira niat yang ada dibalik apa yang dilakukannya.

Seperti juga "beramal" tergantung niatnya..., apakah ia ingin menolong orang lain atau ingin dilihat olah orang lain.

Nah kita dianjurkan untuk selalu berprasangka baik pada orang lain, karena niat itu hanya diri orang tersebut dan Allah SWT yang mengetahuinya.

Saya ingat pesan seorang sahabat yang hidupnya selalu tenang damai dan bahagia....

***
Tidak usah pikirkan urusan orang lain, fokuslah pada diri sendiri saja.

Biarkanlah jika ada orang yang merendahkanmu, itu artinya kita lebih
tinggi dari dia sehingga perlu direndahkan.

Biarkan jika ada orang yang meninggikan dirinya didepan kamu, itu menunjukkan ia masih rendah dibanding kamu sehingga perlu meninggikan diri.

Belajarlah merendah sampai tidak ada lagi orang yang bisa merendahkanmu.

Belajarlah mengalah sampai tidak ada lagi orang yang bisa mengalahkanmu.

Karena hidup ini sesungguhnya adalah tentang dirimu dan kebahagiaanmu sendiri.

Dan kebahagiaanmu ada dalam cara berpikirmu, jadi izinkanlah orang-orang mengganggumu, karena itu pertanda hidupnya belum bahagia seperti dirimu.

Bersyukurlah jika hidup kita lebih bahagia darinya.
Bantulah jika bisa agar ia juga bisa hidup bahagia seperti dirimu.

Mari kita baca pesan ini berulang-ulang agar bunda dan saya selalu bahagia menjalani hidup ini....

Apakah pertanyaan bunda dan jawaban ini boleh di share....?
Barang kali saja bisa menginspirasi banyak orang.

Salam hangat,
AYAH EDY Parenting
www.ayahkita.com

GEORGE CARLIN KOMEDI KEHIDUPAN


JANGAN AJARI ANAKMU HANYA UNTUK MEMBACA...
Tapi ajarilah ia untuk BERTANYA apa yg ia baca....
Ajarilah ia untuk mempertanyakan segala hal dalam hidupnya....

-George Carlin-
Comedian

****
Ayah bunda yang di cintai Tuhan,  Apa kabarnya hari ini..?

Tanpa sengaja saya menemukan tulisan ini, lalu saya baca dan isinya membuat saya tercenung.  Karena ternyata ditulis oleh seorang Komedian....

Ya seorang yang mampu membuat seorang tertawa, mengajak kita mentertawai diri kita sendiri yang tidak jeli dalam memandang kehidupan ini.

Silahkan baca isinya menurut saya sangat baik sekali untuk di renungkan...

------------------------------------------------------------------
KITA BERADA DI ZAMAN DIMANA BANYAK SEKALI ORANG SIBUK MEMPERDEBATKAN KEBENARAN KEYAKINANNYA,

NAMUN LUPA MEMPERTANYAKAN APAKAH KEBENARAN KEYAKINAN YANG MEREKA MILIKI TELAH BISA MEMBUAT KEHIDUPAN INI MENJADI LEBIH BAIK ATAU MALAH SEBALIKNYA...?
---------------------------------------------------------------------

Di jalan raya banyak motor dan mobil saling menyalip satu sama lain.
Mengapa..?

Karena dulu sejak kecil di rumah dan di sekolah mereka dididik untuk menjadi lebih cepat dan bukan menjadi lebih sabar, mereka dididik untuk menjadi yang terdepan dan bukan yang tersopan.

Di jalanan pengendara motor lebih suka menambah kecepatannya saat ada orang yang ingin menyeberang jalan dan bukan malah mengurangi kecepatannya.

Mengapa..?
Karena dulu sejak kecil di rumah dan di sekolah anak kita setiap hari diburu dengan waktu, di bentak untuk bergerak lebih cepat dan gesit dan bukan di latih untuk mengatur waktu dengan sebaik-baiknya dan dibuat lebih sabar dan peduli.

Di hampir setiap instansi pemerintah dan swasta banyak para pekerja yang suka korupsi.

Mengapa..?
Karena dulu sejak kecil di rumah dan di sekolah anak-anak di didik untuk berpenghasilan tinggi dan hidup dengan kemewahan mulai dari pakaian hingga perlengkapan dan bukan di ajari untuk hidup lebih sederhana, ikhlas dan bangga akan kesederhanaan.

Di hampir setiap instansi sipil sampai petugas penegak hukum banyak terjadi kolusi, manipulasi proyek dan anggaran uang rakyat
Mengapa..?

Karena dulu sejak kecil di rumah dan di sekolah mereka dididik untuk menjadi lebih pintar dan bukan menjadi lebih jujur dan bangga pada kejujuran.

Di hampir setiap tempat kita mendapati orang yang mudah sekali tersinggung marah dan merasa diri paling benar sendiri.

Mengapa..?
Kerena dulu sejak kecil dirumah dan disekolah mereka sering di marahi oleh orang tua dan guru mereka dan bukannya diberi pengertian dan kasih sayang.

Di hampir setiap sudut kota kita temukan orang yang tidak lagi peduli pada lingkungan atau orang lain.

Mengapa..?
Karena dulu sejak kecil di rumah dan disekolah mereka dididik untuk saling berlomba untuk menjadi juara dan bukan saling tolong-menolong untuk membantu yang lemah.

Di hampir setiap kesempatan termasuk di media sosial ini juga selalu saja ada orang yang mengkritik, menebar isu, fitnah dan permusuhan tanpa mau melakukan koreksi diri sebelumnya.

Mengapa..?
karena dulu sejak kecil di rumah dan disekolah anak-anak biasa di kritik dan bukan di dengarkan segala keluhan dan masalahnya.

Di hampir setiap kesempatan kita sering melihat ada orang "ngotot" dan merasa paling benar sendiri dan menganggap orang lain yang tidak sepaham dengan salah semua dan layak di sakiti.

Mengapa..?
karena dulu sejak kecil di rumah dan sekolah mereka sering melihat orang tua atau gurunya "ngotot" dan merasa paling benar sendiri selalu menyelesaikan masalah dengan hukuman dan kekerasan fisik. .

Di hampir setiap lampu merah dan rumah ibadah kita banyak menemukan pengemis

Mengapa..?
Karena dulu sejak kecil di rumah dan disekolah mereka selalu diberitahu tentang kelemahan2 dan kekurangan2 mereka dan bukannya di ajari untuk mengenali kelebihan2 dan kekuatan2 mereka.

Jadi sesungguhnya potret dunia dan kehidupan yang terjadi saat ini adalah hasil dari ciptaan kita sendiri di rumah & di sekolah scr bersama-sama.

Jika kita ingin mengubah potret ini menjadi lebih baik berhentilah memberdebatkan kebenaran dan keyakinan dan mulailah mengubah cara BERPIKIR KITA dan pertanyakanlah apakah cara berpikir kita sudah membuat hidup manusia lebih baik atau malah sebaliknya...?

Karena kebenaran sebuah keyakinan ukurannnya adalah kenyataan yang kita lihat dan darasakan bukan apa yang kita perdebatkan.

Maka rasakanlah...., dan berbuatlah untuk menciptakan hidup yang lebih baik.

dari tulisan George Carlin seorang Comedian pemerhati kehidupan.

***Jika artikel ini dirasakan bermanfaat silahkan di sharing kepada siapa saja sebanyak-banyaknya.

PELAJARAN BERHARGA DARI GURU KECILKU YANG BERNAMA GANGGA


**** wajib dibaca o/ orang tua yg anaknya sering dianggap bermasalah

4 HARI BERSAMA GURU KECILKU BERNAMA GANGGA dalam sebuah program observasi khusus yang aku lakukan langsung.

*******
Sebuah renungan terbaik untuk para orang tua dan guru di Indonesia

Pertama kali aku berjumpa dengan guru kecilku ini, ketika aku sedang memberikan parenting di Kuta, Bali. Kedua orang tuanya bercerita bahwa katanya ia dinyatakan sebagai anak bermasalah, mulai dari speech delay, Asperger Syndrome dan diagnosis sejenis lainnya.

Selama satu jam lebih melalui cerita orang tuanya, aku mendengarkan guru kecilku sedang dihakimi oleh sebuah sistem yang tidak memahami bahwa setiap anak itu unik dan bahkan "sangat" unik dan tidak bisa di bandingkan antara satu anak dengan anak lainnya.

Aku bisa membayangkan betapa pedih hati orang tuanya mendapati kenyataan ini, berhadapan dengan sebuah sistem yang hanya bisa menghakimi seorang anak tanpa bisa berbuat apa-apa dan memberikan solusi.

Berapa banyak lagi anak-anak dan orang tua Indonesia yang harus mengalami pengalaman pahit ini?

Hati kecilkupun rasanya ikut menangis mendengar semua penuturan orang tuanya, betapa mudahnya kita membuat label-label bagi seorang anak, padahal setiap anak diciptakan oleh Yang Maha Sempurna dengan segala keunikan yang dimiliki masing-masing.

Saya yakin Yang Maha Sempurna jika menciptakan sesuatu pasti hasilnya juga akan Sempurna dan ada maksud baik yang terkandung didalamnya.

Saya selalu berpikir apakah bukan kita yang naif dengan segala ego kita, menganggap kita sudah cukup sempurna dan pantas untuk membuat penilaian pada seorang anak yang telah di ciptakan oleh Yang Maha Sempurna ini.

Aku sadar bahwa aku tidak punya ilmu apa-apa yang berhubungan dengan anak-anak dengan fenomena seperti Gangga.

Aku hanya ingin membantunya, ya hanya ingin membantunya agar ia bisa menjadi dirinya sendiri sesuai yang diinginkan oleh Tuhan.

Itulah mengapa ketika aku tak tahu apa-apa aku selalu datang bersujud pada Tuhan untuk memohon petunjuk, apa yang harus aku lakukan padanya, dan sering kali petunjuk itu terus berdatangan membimbingku untuk bisa memberi yang terbaik pada anak-anak dengan fenomena seperti Gangga.

Sebenarnya ini bukanlah kali pertama aku bertemu dengan anak dan orang tua yang katanya anaknya dinyatakan "spectrum autis" dan berbagai masalah lainnya. Hal ini sudah terjadi sejak lebih dari 8 tahun yang lalu. Dan ternyata ciri-ciri mereka selalu mirip dan banyak kesamaan satu sama lainnya.

Tapi selama lebih dari 8 tahun kami menemukan aduan yang seperti ini, ternyata selalu saja kami temukan bahwa anak-anak ini bukanlah Delay Speech, Diskonsentrasi/Konsentrasi rentang pendek, Learning Disability, Aspherger, apalagi Autis. Mereka sesungguhnya adalah anak-anak normal seperti anak lainnya dengan otak kanan yang lebih dominan dan berkombinasi dengan kekuatan belajar visual-kinestetik.

Meskipun ada kira-kira 2 sampai 3 dari 10 anak dengan fenomena sejenis yang benar-benar kami tidak sanggup untuk membantunya.

Banyak di antara anak-anak yang datang kepada kami ini yang sudah sempat menjalani terapi Autis atau Mendapat obat2 penenang tapi tidak banyak mengalami kemajuan melainkan hanya semakin membuat stress anak maupun orang tuanya.

Menurut kami, dari kejadian demi kejadian yg kami alami ini rupanya Tuhan ingin menunjukkan bahwa kita semua harus lebih banyak berhati-hati dan belajar,  bukannya lebih banyak “me-lebeli anak”.

Karena selama lebih dari 8 tahun kami belajar mengelola mereka ternyata anak-anak yang dilebeli semacam ini cenderung berkembang menjadi anak yang "Jenius" di satu bidang tertentu secara spesifik, tanpa perlu menggunakan Terapi Autis atau obat-obatan penenang, melainkan hanya menggunakan terapi “kasih sayang”.

(Bagaimana terapi ini dilakukan kita semua bisa melihat dalam gambar foto-foto terlampir)

Meskipun demikian selalu ada saja orang yang tidak percaya dan malah menuduh kami hanya sekedar menghibur dan menyenangkan hati orang tuanya.

Namun lucunya orang-orang yang menuduh ini malah sama sekali tidak melakukan apa-apa untuk membantunya atau bahkan sama sekali tidak memiliki pengalaman langsung terjun menangani anak-anak yang dibilang bermasalah 'Autis" yang sama sekali bukan Autis, melainkan hanya memiliki fenomena Right Brain Dominant Child with Visual Learning Style.

Anak-anak yang lebih dominan otak kanannya dengan kecenderungan indera belajar dominannya Visual.

Ada beberapa anak yang dulunya di cap seperti ini dan sekarang sudah menjadi anak yang "Menakjubkan" dengan segala kehebatannya.

Saya berdoa mudah2an jika kebetulan saja ada orang tuanya yang dulu pernah berjumpa dengan saya, dan kebetulan sedang membaca tulisan ini, kiranya mau untuk memberikan testimoni disini, agar ada lebih banyak lagi anak-anak Indonesia yang terselamatkan dari bencana ini.

Namun demikian kami tidak menyangkal bahwa ada 2-3 rata-rata dari 10 anak yang datang kepada kami memang benar-benar Autis (autis sesuai definisi yang kami pahami dari buku yang di tulis oleh Karyn Seroussi tentang Autism )

Tapi 7-8 dari mereka rata-rata adalah anak dengan Right Brain Dominant, dan hanya memerlukan sebuah Program Observasi khusus (jangka panjang dan sedang) melalui sistem Terapi KASIH SAYANG. (Holistic System Theraphy)

Sementara untuk anak-anak yang benar2 Autis secara jujur kami memang tidak bisa terlalu banyak membantu.

Dan kembali lagi untuk membuktikan semua penjelasan ini, kamipun bersepakat untuk membuat sebuah program observasi di tempat mereka berdomisili.

Dan kali ini sy sendiri memutuskan untuk terjun langsung melakukannya dan membuktikannya melalui teknik-teknik yang kami sebut terapi KASIH SAYANG.

Agar ada bukti-bukti otentik dan bisa kita pelajari bersama, maka sayapun meminta agar program ini didokumentasikan secara penuh mulai dari awal hingga akhir.

Selama 4 hari kami melakukan ini, dan hasilnya sungguh luar biasa, melalui observasi justru sayalah yang telah belajar banyak tentang :

1. Arti Ke-otentikan seorang anak (hidup tanpa kepura-puraan untuk menyenangkan orang lain)

2. Arti ke unikan seorang anak (Memiliki ketertarikan tinggi terhadap Air dan Hukum-hukum Fisika)

3. Arti Kesabaran dan Ketelitian (dalam proses pengamatan dan uji coba hukum fisika)

4. Cara seorang anak belajar dengan keunikannya masing-masing (Experimental Free Style Learning)

5. Bagaimana seorang anak membangun Kepercayaan “Trust Building” pada orang lain yang ada disekitarnya.

6. Cara seorang anak menunjukkan potensi dasarnya yang terpendam melalui setiap gerakan tubuh dan pilihan-pilihan permainannya.

7. Membaca arti dalam setiap prilaku dan gerakan seorang anak berhubungan dengan kemampuan di bidang Sains Analisis.

8. Membaca Traumatic Effect terhadap kekeliruan kita dalam melakukan penanganan anak-anak yang Righ Brain Dominan.

9. Arti dan cara membangun Engagement serta Emotional Bonding melalui cara Visual Kinestetik, Melankolis.

10. Dan kemampuan-kemapuan lain yang berada diluar nalar orang-orang awam kebanyakan.

Sungguh Ada jauh lebih banyak lagi yang kami pelajari dari yang mampu kami tuliskan disini dari seorang guru kecil kami yang bernama Gangga.

Dan selama 4 hari kami benar-benar bersyukur pada Tuhan telah diberikan waktu dan kesempatan untuk lebih banyak menimba ilmu dan pelajaran dari sang guru kecil kami yang sungguh unik dan luar biasa ini.

Kami bergitu terharu ketika suatu ketika di pagi hari kami ingin berpamitan pulang kembali ke Jakarta, tiba-tiba saja Sang Guru kecil kami menitikkan Air Matanya menangis tanpa mengeluarkan suara...., dan kami semua-pun akhirnya tak kuasa untuk menahan haru.

Dalam batin saya berujar “InsyaAllah ya Nak Ayah akan kembali lagi ke tempat ini untuk sesuatu yang lebih Besar, untuk mewujudkan sebuah mimpi besar kita bersama.”

Dan sebagai tindak lanjut kamipun bersepakat untuk melakukan sebuah LANGKAH TRANSFORMASI dengan membuat sebuah Sekolah yang bisa memetakan dan memekarkan seluruh potensi anak, agar generasi-generasi genius Indonesia bisa benar-benar tumbuh menjadi orang-orang luar biasa dan berkualitas dunia. Amiiiinnn.

Dan saat ini sekolah tersebut sudah berdiri di Singaraja, Buleleng dan sudah berjalan hampir 3 tahun.

Semoga Tuhan selalu menuntun dan membimbing setiap langkah kami untuk mewujudkan mimpi MEMBANGUN INDONESIA YANG KUAT DARI KELUARGA dan Sekolahnya.

Let’s Make Indonesian Strong from Home !
Mari kita bangun Indonesia yang kuat dari Keluarga !

Kalau bukan kita mau berharap pada siapa lagi ?
Kalau bukan sekarang mau kapan lagi ?

Salam Syukur penuh berkah,
Ayah edy
Singaraja, Buleleng, Bali
April 2014

UNDUH GRATIS CD PARENTING AYAH EDY:
Klik:  https://onedrive.live.com/?id=3A914018E2D83D92%21131&cid=3A914018E2D83D92

***Latarbelakang foto
Ayah Edy bersama kakak Gangga dalam program observasi menemukan potensi unggul anak, menerapkan terapi KASIH SAYANG terekam dalam gambar.

YUK..., GUNAKAN PULSA MALAM 4G KITA UNTUK UNDUH TALK SHOW PARENTING AYAH EDY SECARA GRATIS....


Bisa didengarkan dimana saja, kapan saja kita ada waktu luang...

Ada 33 persoalan yang dibahas melalui Radio talkshow ini, silahkan download sesuai persoalan yang sedang kita hadapi saat ini untuk bisa dapat solusi terbaiknya.


segera COPY PASTE Link berikut ini : https://onedrive.live.com/?cid=3a914018e2d83d92&id=3A914018E2D83D92%21131

🍎 MUTIARA JUM'AT



Assalamualaikum WrWb...
Selamat Pagi....

Apa kabar sahabat2ku semua..?

Bismillah....

🌷Setiap kali engkau memperbaiki niatmu, maka Allah akan memperbaiki keadaanmu

🌹Dan setiap kali engkau mengharapkan kebaika untuk orang lain, engkau akan mendapatkan kebaikan dari arah yang tidak kamu sangka.

🌸Dan saat kita hidup untuk membahagiakan orang lain, Allah akan memberikan kita orang lain yang akan membahagiakan kita.

🌼Maka berusahalah untuk MEMBERI bukan MENERIMA
karena setiap kali engkau memberi,maka engkau akan menerima tanpa meminta sekalipun 😊

🍎 Selamat berbahagia sahabat2ku semua ...

Semoga hidup kita bisa selalu membawa berkah bagi kelurga, orang lain, siapapun dan dimanapun.

Mari kita sambut hr ini dengan penuh semangat dan niat untuk senantiasa menabur dan menebar kebaikan

Selamat beristirahat,
ayah edy
Guru Parenting Indonesia

MENGAPA KITA PERLU MENGASAH RASA


Ada sebuah film yang berjudul Dead Poet Society....
Ketika manusia tidak lagi tertarik membuat PUISI......

Sebuah film yang menggambarkan suasana di Inggris tahun 60-70an...Yang berkisah tentang seorang guru dan mahasiswa......

Sang guru lebih banyak mengajarkan arti dan makna hidup kepada murid-muridnya... ketimbang hanya sekedar belajar-belajar mengerjaan soal ujian dan lulus.

Sang guru juga mengajarkan mahasiswanya untuk belajar mengolah rasa...  tidak hanya berpikir dengan logika...

Karena selama ini Manusia dididik di sekola untuk selalu mengolah Logika sehingga tidak lagi memiliki perasaan dan mulai pudarlah rasa empati, simpati dan kasih sayang.

Namun sayangnya sang guru/dosen malah mendapat teguran dari Pimpinannya...,   dan para orang tua marah melihat kenyataan anak-anaknya berbicara tentang rasa, perasaan dan kemanusiaan pada orang tuanya.

Segala sesuatu diukur dengan uang, tidak ada lagi yang namanya menolong, tidak ada lagi yang namanya tulus, iklas memberi..., berbagi...

Seperti di negeri kita tiap pertigaan/perempatan jalan selalu ada orang yang minta uang sebagai imbal jasa yang sering kali kita tidak membutuhkan jasanya......

Menyebrangkan jalan minta uang......, dorong mobil minta uang.....,   bahkan mengurus pembuatan surat-surat resmi yang sudah merupakan tugasnya dan harusnya gratis, masih juga masih minta uang.

Bahkan saya pernah berfoto dengan para ibu yang bekerja sebagai pemetik teh di perkebunan, dan saya kaget ketika usai berfoto mereka juga minta dibayar...?

Matilah sudah rasa kemanusiaan........ segalanya diukur dengan uang...uang... dan uang....

Padahal kita semua adalah manusia, dan akan marah jika di sebut sebagai bintang....

Tapi pertanyaannya benarkah kita lebih baik dari binatang...?

Kalo benar mari kita buktikan......

https://www.youtube.com/watch?v=vtQO8S_Zn0w

TEMUKAN POTENSI EMAS ANAKMU


SERINGKALI YG MENGHACUR KAN MASA DEPAN ANAK ADALAH ORANG TUANYA SENDIRI

-Munif Chatib-

*****************

Kisah mengharukan dari Seminar Memetakan Potensi Emas Anak Sejak Dini.

Foto dibawah ini adalah foto Gung Is seorang anak yang tinggal di Karang Asem Bali. Kira-kira berusia 10 tahun.

Sebelum ikut berseminar ibunya melarang Gung Is untuk belajar Tari Bali, padahal ia sangat hebat sekali saat menari, dan tidak hanya itu bahkan ia mampu merias sendiri wajahnya juga teman-temannya dengan sangat baik.

Namun apa kata para tetangga justru mengolok-olok Gung Is dengan sedemikian rupa dan sekolahnyapun tidak mendukung Gung Is.

Hingga akhirnya orang tuanya marah besar dan seluruh perangkat tari dan rias yang dibeli Gung Is dari bekerja membantu ibunya di buang dan Gung Is tidak lagi boleh menari.

Sampailah akhirnya hari ini Gung Is dan kedua orangtuanya ikut seminar yang diselenggarakan di Karang Asem Bali.

Setelah itu saya bantu petakan potensi emas yang dimiliki Gung Is, dan melakukan prediksi perjalanan kedepan tentan profesi apa yang akan menjadikan Gung Is seorang anak hebat.

Perlahan-lahan rupanya pikiran ibunya mulai terbuka dan merasa tercerahkan akan potensi emas anaknya yang terpendam.

Akhirnya diizinkanlah anaknya untuk kembali menekuni Dunia Tari dan Riasnya. Menurut perhitungan kami Gung Is kelak tidak hanya menjadi penari tapi juga pelatih tari yang hebat dan bahkan kelak akan memiliki sanggar sendiri untuk Rias dan Koreografi.

Bukan main senangnya Gung Is, ia sampai melompat-lompat kegirangan.

Dan yang mengharukan adalah Gung Is tidak mau pulang saat seminar usai. meskipun di ajak orang tuanya pulang. Ia terus menunggu saya di depan pintu keluar.

Dan katanya ingin berpelukan dan berfoto dengan saya.
Bahkan ketika kami masuk mobil Gung Is masih tetap berdiri menunggu sampai mobil kami pergi sambil melambaikan tangannya.

Saya dapat berita dari para sahabat di Karang Asem, Gung Is memajang foto kami berdua di kamarnya... untuk mengingatkan ia akan mimpi besarnya.

Dan yang membahagiakan adalah kini Gung Is merasa begitu bahagia dan menjadi lebih rajin lagi membantu orang tuanya berjualan dan bersekolah.

Inilah sesungguhnya kebahagiaan terbesar dari saya berkeliling memberikan seminar dan memotivasi orang tua untuk menemukan dan mendukung potensi emas yang terpendam dalam diri anak-anaknya.

Semoga kelak anak-anak Indonesia akan bisa menjadi anak-anak yang luar biasa di bidangnya masing-masing dan bahagia dengan profesi yang dipilihnya.

by ayah edy
www.ayahkita.com
with Yayasan Bali Kumara

SETIAP ADA MASALAH PASTI ADA SOLUSI


Sahabat ku

Percayalah setiap masalah pasti ada solusinya

Asal kita mau sedikit berpikir di luar kebiasaan dan bersabar

KEJUJURAN KUNCI KEHARMONISAN


Menjaga kejujuran dengan pasangan itu adalah kunci keharmonisan keluarga....

Banyak anak-anak bermasalah yang saya jumpai, bersumber dari hubungan yang tidak harmonis dari kedua orang tuanya yang berimbas pada anaknya.

Let's Make Indonesian Strong from our home

ayah edy

BHINNEKA TUNGGAL IKA


Kamu menyebut apa permainan-permainan di foto-foto ini,  di daerahmu...?

Beginilah saya menjelaskan tentang makna Bhinneka Tunggal Ika pada kedua anakku dan anak didikku di sekolah.



Ini foto anakku dan anak-anak lainnya dari seluruh Indonesia.

Salam Cinta Indonesia,
Ayah Edy


APA BENAR JIKA MATA PELAJARAN SEMAKIN BANYAK DAN WAKTU BELAJAR DITAMBAH AKAN BUAT ANAK KITA JD LEBIH PINTAR...?


Ditulis oleh Rhenald Kasali di koran Sindo 14 Juli 2011

Sebagian besar pembaca, mungkin dibesarkan dalam kultur ekonomi yang sulit sehingga kaya dengan berbagai peribahasa seperti: Hemat Pangkal Kaya dan Rajin Pangkal Pandai.  Kita bermain layang-layang di antara pematang sawah yang tiada batasnya, menangkap belut di antara lumpur-lumpur sungai yang airnya bening, bermain bersama anak-anak kampung dengan tiada henti canda, tawa, dan keringat.

Bagaimana anak-anak kita sekarang?  Lahan-lahan kosong telah berganti menjadi kebun sawit atau perumahan mewah. Tak ada lagi lapangan badminton, arena bermain layang-layang dan air yang mengalir bening. Pestisida dan pupuk kimia merusak tanah. Tapi anak-anak punya mainan baru, Facebook, Twitter, online games, warnet, dan bimbel.  Pergaulan fisik diganti oleh dunia maya, statistic, dan ilmu berhitung diganti kalkulator dan software.  Dulu kita hanya belajar sembilan mata pelajaran sehingga masih banyak waktu untuk bermain. Bagaimana anak-anak kita?

Bukannya dikurangi, tetapi semakin hari yang dipaksakan masuk ke dalam otak anak-anak kita semakin banyak.   Sewaktu saya menulis "Sekolah Untuk Apa?" minggu lalu, saya menyebut anak saya di kelas sepuluh diharuskan menuntaskan 16 mata pelajaran,  seorang ibu menyurati saya karena anaknya yang belajar di MI diwajibkan tuntas 23 mata pelajaran. Sementara di New Zealand dan banyak negara maju anak-anak sekolah hanya mengambil 6 mata pelajaran.  Ketika mereka menganut spirit"The Power of Simplicity", kita justru tenggelam dalam spirit benang kusut, "kalau terlalu mudah tidak akan melahirkan kehebatan".

Bukan hanya itu, di banyak negara selain dirampingkan, mata ajar wajib juga dibatasi hanya dua, selebihnya dijadikan pilihan yang dikaitkan dengan karier masa depan.  Bagaimana di sini?  Mata ajar yang banyak itu adalah mata ajar yang "sakral", wajib diambil semuanya. Kesakralan itu sesungguhnya hanya semu saja, karena mata ajar agama disamakan dengan berhitung dan sejarah ala kita, yaitu ala hafal-hafalan.  Bukan belajar dari sejarah, tetapi pengetahuan tentang sejarah. Bukan akhlak dan moral dalam beragama, melainkan hafalan ayat. Dan bukan logika matematika, melainkan bagaimana menurunkan rumus.  Lengkaplah penderitaan anak-anak kita.

Ubah Cara Pandang

Namun sewaktu saya bercerita bagaimana sekolah di Belanda, Cina, dan New Zealand, ada juga orang tua yang protes.  Mereka tak menginginkan sekolahnya dibuat lebih mudah.  “Sekolah itu memang harus sulit dan anak-anak harus berjuang,”.  Kalau dibuat mudah, bagi orang tua ini, maka sekolah tak akan menghasilkan apa-apa.  Saya dapat mengerti pandangan ini karena anaknya termasuk anak yg cerdas, tuntas semua mata pelajaran dengan nilai tinggi. Namun saya kurang mengerti bagaimana orangtua rela menyita seluruh waktu masa muda anaknya hanya untuk belajar.

Mendidik bukanlah untuk melahirkan orang-orang yang bingung, tahu semua tapi selalu bertanya "saya harus melakukan apa?" ini adalah realita, semakin banyak ditemui orang yang tak bisa bekerja dengan prioritas.  Anda mungkin pernah mendengar ucapan Stephen Covey, "Dahulukanlah Yang Utama". Atau seperti kata Maxwell, "Bekerjalah dengan prioritas karena 80% hasil yang engkau capai hanya berasal dari 20% upayamu." Orang yang ingin menuntaskan semua tugas (dan banyak) bisa bagus di ijazah tapi bisa bingung dalam kehidupan.  Kata para ulama, kesempurnaan hanyalah milik Tuhan.  Tetapi seperti Michael Jackson yang sudah sempurna, manusia selalu ingin lebih sempurna lagi, sampai akhirnya rusaklah wajah,  tubuh dan kesehatan jiwanya.

Saya juga kurang mengerti kalau pendidik kurang memahami bahwa talenta dan leadership merupakan kunci untuk mencapai keberhasilan hidup.  Untuk itulah talenta harus diasah, diberi ruang ,dan waktu agar ia tumbuh . Leadershipmaupun entrepreneurship diasah dari keseharian di luar bangku sekolah.  Diuji dalam interaksi kehidupan.
Tentu saya bertanya-tanya kalau pendidikan kita dibuat lebih ramping apakah benar menjadi lebih baik.  Saya selalu teringat masa-masa memulai karir sebagai penguji di program S3.  Saat seorang tua, kandidat doktor diuji, yang mengajukan pertanyaan ada 13 orang hebat.  Namanya juga orang hebat, pertanyaannya pasti sulit bagi seorang pemula.  Tetapi Semua penguji tidak puas, kandidat digoreng kekiri, diongseng ke kanan hingga nyaris hangus. Di ruang rapat semua menyatakan tidak puas.  Sebagai doktor muda yang baru kembali dari sekolah doktor saya tak punya suara yang berarti. Saya hanya bertanya,"beginikah cara bapak-bapak menguji seorang calon doktor?"

Semua orang terdiam, dan saya pun terkejut dengan pertanyaan saya.  Beberapa orang menatap tajam, karena mereka adalah mantan guru-guru saya dan terkenal di hadapan publik. Karena malu telah berta-kata bodoh, saya teruskan saja berkata jujur.  Saya katakan kita harus percaya diri.  Ujian dengan penguji sebanyak ini menunjukkan kita kurang pede. Lagi pula tak ada yang bisa lulus dengan ujian seperti ini.  Semua dosen hanya marah-marah karena kepintarannya tak dimengerti orang lain, dan memberi saran yang saling bertentangan.

Sayapun mengatakan andaikan saya yang diuji di sini, saya berani jamin saya pun tidak akan lulus.  Pertanyaan ujian terlalu luas.  Di Amerika Serikat, kita hanya diuji oleh empat orang pembimbing, dan bila kita bingung, kita tidak dibantai, malah dibantu. Di Indonesia, kalau kita membantu mahasiswa kita dianggap berkolusi.  Di SLTA negara-negara maju, jumlah mata ajar memang ramping, tetapi sejak remaja mereka sudah biasa membuat makalah dengan kedalaman referensi dan terbiasa bekerja dengan metode ilmiah.

Demikianlah persekolahan kita. Bukannya disederhanakan, justru dibuat menjadi lebih kompleks. Semua mata ajar kita anggap sakral. Buku ditambah. Subjek ditambah. Guru juga ditambah. Saya kadang tak habis berpikir, bagaimana kita bisa menghasilkan kehebatan dari keribetan ini.

Saya tentu tak akan protes kalau dengan sekolah yang ditempa kesulitan ini kita bisa pergi ke bulan. Fakta menunjukkan sebaliknya.  Bahkan TKW yang Sekolah Dasarnya ditempuh dengan sama beratnya dengan para dokter saja hanya berakhir di ujung kesulitan. Tidakkah kita bertanya, jangan-jangan ada yang tidak beres dengan kurikulum persekolahan kita?

Saya juga bertanya-tanya, akankah anak-anak dididik dengan baik kalau hanya belajar 6 mata pelajaran seperti  di New Zealand, Denmark atau negara-negara industri lainnya?   Namun fakta yang saya temui, ternyata pendidikan yang hanya fokus pada enam mata pelajaran itu menempatkan pendidikan New Zealand terbaik keenam di dunia.  Rasanya di sana juga tak ada siswa yang kesurupan saat ujian, apalagi contekan massal.  Perlukah kita meremajakan cara berpikir kita?

Rhenald Kasali
Ketua Program Magiter Manajemen - UI

NASIB ANAK-ANAK YANG DI BESARKAN DENGAN PENUH TEKANAN DAN KETAKUTAN


Banyak sekali saya bertemu dengan orang tua yang hidupnya penuh khawatir dan ketakutan akan masa depan anaknya. Khawatir anaknya tidak bisa hidup secara layak seperti orang tuanya.

Hingga segala cara ditempuhnya, mulai dari menyekolahkan di sekolah UNGGULAN, mengikutkan di berbagai kursus, bimbingan belajar mulai siang hingga malam hari.

Lalu setelah itu masih di tambah lagi memaksa anak untuk mengerjakan setumpuk PR malam harinya dan sebagainya.

Lalu apakah benar hasilnya anak-anak kita akan menjadi lebih baik dan pintar? Atau hanya “pintar” sesaat saja versi sekolah karena mendapat angka 10 di raportnya?

Sebuah angka yang sama sekali tidak menjamin apapun terhadap masa depan anak kita kecuali hanya untuk mendapat selembar kertas yang bernama ijazah.

Tekanan demi tekanan yang di lakukan oleh para orang tua dan sekolah dengan niat baik agar anaknya menjadi anak "Pintar" atau anak "sukses"

tapi nyatanya malah membuat anak-anak tersebut menjadi anak yang stress, anak-anak yang gampang marah, pembangkang, suka membuli dan sering kali berujung pada penyimpangan prilaku anak dan remaja.

Dan setelah itu kerja orang tua disibukkan untuk mencari dan menemui berbagai macam TERAPIS untuk "menyembuhkan" anaknya (yang dulu awalnya sehat-sehat saja dan tidak pernah bermasalah).

Itulah kerja kami selama ini membantu anak-anak yang pada akhirnya di katakan “bermasalah” oleh orang tua dan sekolahnya.

Dan mulailah kini giliran orang tuanya yang stress berat melihat tingkah laku anaknya.

Inilah yang sering kami hadapi, membantu orang tua yang anak2nya stress karena KETAKUTAN ORANG TUANYA AKAN MASA DEPAN ANAKNYA.

Memang benar kita tidak bisa melihat masa depan anak kita....,
tapi kita bisa melihat MASA KINI anak-anak kita.

Ini yang sering kali kita lupa, sering tidak kita sadari dan luput dari perhatian kita.

Apakah masa kini mereka bahagia hidup bersama kita atau tidak??

Itu sebenarnya jauh lebih penting ketimbang manakutkan masa depan yang kita semua sama-sama belum bisa kita lihat dan pastikan.

Jika mereka merasa bahagia selalu bersama orang tuanya maka sesungguhnya kita tidak perlu lagi kita mengkhawatirkan masa depannya.

Mengapa ?

Karena orang yang masa-masa kecilnya hidup bahagia (bukan bahagia karena penuh dengan kemewahan, tapi bahagia karena hidup harmonis dengan orang tuanya dan bersama dengan alam lingkungannya) maka kelak akan menjadi orang yang hidupnya bahagia pula.

Dan menurut hasil suatu penelitian bahwa sukses itu selalu diawali dengan memiliki RASA BAHAGIA DAN RASA SYUKUR dalam hidupnya.

Saya pikir agama kita pun demikian mengajarkannya pada kita.

Tahukah anda bahwa belum pernah tercatat dalam sejarah bahwa stress itu akan membuat orang menjadi sukses.

Bahkan menurut salah satu jurnal kesehatan stress itu malah membuat seseorang “penyakitan” dan lebih dekat pada ajal ketimbang lebih dekat sukses.

Yakinlah bahwa anak-anak yang masa kecilnya hidup bahagia maka kelak iapun akan terus merasa bahagia di masa depannya.

Mengapa demikian ???

Karena masa depan sesungguhnya adalah kumpulan atau akumulasi dari masa kini, nasib seseorang kelak merupakan akumulasi pikiran dan perasaan di saat ini.

Anda boleh percaya atau tidak percaya, tapi apa yang saya sampaikan ini adalah berdasarkan kumpulan pengalaman hidup saya dan orang2 yang hidupnya sukses dan bahagia di hampir seluruh dunia, sekali lagi tidak hanya sukses tapi juga BAHAGIA.

Jadi saya sendiri memilih untuk percaya. bahwa anak yang hidup bahagia kelak akan hidup bahagia dimasa dewasa.

Dan bahagia itulah yang akan menarik sukses dalam kehidupannya kelak.
Juga kehidupan saya hari ini dan kehidupan anda yang juga merasa bahagia hari ini.

Itulah mengapa pertanyaan saya setiap hari pada anak adalah "Apakah kamu bahagia nak? Apakah kamu bahagia berada di dekat ayah ?"

Anda mungkin berpikir ini berlebihan dan hiperbolis, tapi itulah sesungguhnya yang jauh lebih penting bagi saya untuk saya tanyakan pada anak saya ketimbang pertanyaan-pertanyaan lain yang berhubungan dengan “Pintar” dan “Hebat” seperti "Dapat berapa nilai matematikamu hari ini?" atau "Apakah PR sudah selesai di kerjakan?" dan sejenisnya,

Ya pertanyaan-pertanyaan yg sering membuat anak yg tadinya ceria seketika langsung berubah menjadi diam dan stress untuk menjawabnya..

Siapapun boleh tidak setuju dengan posting ini karena hidup ini adalah pilihan dan setiap kepala punya pendapat yang berbeda-beda, tapi itulah pengalaman hidup saya dan pengalaman hidup dari orang-orang sukses yang hidupnya bahagia.

Karena bagi saya kita ini baru boleh merasa sukses jika kita sudah merasa bahagia dalam menjalani hidup ini

Salam syukur penuh berkah
-ayah edy-
Guru Parenting Indonesia

MENGAPA BANYAK ANAK YANG BOSAN SEKOLAH DAN MALAS BELAJAR...?


Apakah sahabatku semua...?

Sebelum olah raga pagi yuk kita sempatkan membaca tulisan ini...., terimakasih.

Selama 14 tahun saya memimpin sekolah, saya menemukan tidak ada anak yang TIDAK SUKA BELAJAR.

Kalau yang tidak suka MENGHAPAL itu banyak.

Masalahnya di Indonesia BELAJAR itu di identikkan dengan MENGHAPAL BUKU-BUKU SEKOLAH.

Sedangkan belajar yang dimaksud sesungguhnya adalah;

MENCOBA HAL-HAL BARU, dari mulai tidak tahu menjadi tahu, dari mulai tidak bisa menjadi bisa.

Anak-anak itu fitrahnya memang paling suka mencoba hal-hal baru yang belum diketahuinya.

Jadi terjawabkan kenapa banyak anak yang tidak suka BELAJAR, selama BELAJAR itu diterjemahkan MENGHAPAL BUKU-BUKU SEKOLAH. 

Itulah mengapa cara belajar ditempat kami adalah dengan membuat alat2 pembelajaran agar anak-anak selalu bisa MENCOBA HAL-HAL BARU dan MENGETAHUI HAL-HAL BARU.

Dan terbukti tak satupun anak yang tidak suka BERSEKOLAH, kalau yang tidak mau pulang-pulang ingin terus di sekolah itu banyak.

ayah edy
PImpinan Sekolah MKG
Singaraja, Buleleng, Bali.

SETIAP ORANG TUA INGIN ANAKNYA JADI HEBAT


SETIAP ORANG TUA INGIN ANAKNYA BERUBAH JADI BAIK

Tapi mana mungkin jika Ia sendiri tidak mau berubah menjadi orang tua yang lebih baik, lalu memaksa anaknya saja yang berubah jadi baik.?

-ayah edy-

Lanjutkan membaca....

Para orang tua dan guru yang saya cintai.......ada sebuah riwayat.dari negeri timur tengah, dikisahkan bahwa pada suatu hari ada orang tua yang memiliki 5 orang anak; yang menurutnya anak-anaknya itu sungguh sulit diatur dan nakal-nakal...

Karena sudah merasa tidak bisa mengatasinya lagi dan tidak tahu apa jalan keluar baginya; maka pergilah ia untuk meminta nasihat pada Nabi Yang Agung dan Bijaksana.

Seampainya disana; dia berkata;

Wahai Nabi utusan Tuhan Yang Agung......Kami datang kesini untuk mohon nasihat dan petunjukmu; bagaimana caranya mengasuh kelima anak saya yang luar biasa sulit di atur dan nakal-nakal ini..... Tolonglah kami wahai Nabi yang bijaksana.

Sungguh diluar dugaan......Nabi yang Agung dan Bijaksana itu hanya memberikan nasihat singkat sekali....

“Wahai orang tua yang baik......mulai saat ini ubahlah satu demi satu prilakumu menjadi lebih baik; dan sekarang pulanglah; Insya Allah anak-anakmu akan berubah menjadi lebih baik”.

Sungguh sebuah cerita yang luar biasa.....!

Para orang tua dan guru yang berbahagia.......ternyata Nasihat inipun secara ilmiah dibenarkan oleh para ahli pendidik di zaman kita saat ini....

Dalam pandangan psikologi pendidikan di ketahui bahwa lebih dari 70% prilaku anak itu adalah “mirroring” atau cermin langsung dari prilaku orang tuanya; dalam keseharian mereka mendidik anak-anaknya.

Para orang tua dan guru yang berbahagia.......dalam program-program parenting yang selalu kami adakan bagi para orang tua; selalu kami sampaikan bahwa jika kita ingin mengubah prilaku anak kita maka ubahlah perlahan-lahan satu-demi-satu prilaku kita terlebih dahulu baru mereka akan berubah mengikutinya.

Bahkan kami telah mencobanya berkali-kali melalui terapi yang kami sebut sebagai Terapi Kasih Sayang...; Mana kala orang tua perlahan-lahan mulai merubah sikapnya dirumah maka perlahan-lahan pula sikap anaknya disekolah mulai berubah menjadi lebih baik dan terus membaik.

Oleh karena itu; kami sering memberikan penghargaan kepada para orang tua disekolah kami; yang kami sebut sebagai “Parent Award”. Penghargaan ini diberikan kepada orang tua yang telah berhasil membantu kami untuk bersama-sama merubah prilaku anaknya.

Para orang tua dan guru yang berbahagia........
Mengapa di sekolah, kami memberikan Awards pada para orang tua; karena kami tahu bahwa betapa sulitnya kita memiliki kemauan untuk berubah; meskipun perubahan-perubahan yang kami anjurkan dalam proses terapi kasih sayang sungguh amatlah mudah bagi para orang tua; Namun tidak semua orang tua dengan mudah bisa dan mau berubah; hal ini terjadi karena prilaku yang ada itu pada umumnya sudah terbangun dan menjadi kebiasaan selama bertahun-tahun;

Saya sangat terkesan pada sebuah tulisan yang terukir indah di Batu Nisan; mendiang Westminster Abbey, seorang jenius, dengan maha karyanya yang sangat terkenal Gereja Kathedral London.

Para orang tua dan guru yang berbahagia.. mari kita simak pesan terakhirnya yang berhasil diabadikan di atas batu nisannya.

Beginilah isinya......

***********************
Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal, aku bermimpi ingin mengubah dunia....

Lalu seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia tak kunjung berubah, Maka cita-cita itupun agak kupersempit, lalu kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku. Namun tampaknya hasrat itupun tiada hasilnya.

Ketika usiaku semakin senja, dengan semangatku yang masih tersisa, kuputuskan untuk mengubah keluargaku, orang-orang yang paling dekat denganku. Tetapi celakanya merekapun tidak mau diubah..!

Dan kini, sementara aku berbaring saat ajal menjelang, tiba-tiba kusadari; “Andai saja yang pertama-tama kuubah adalah diriku sendiri......

Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan, mungkin aku bisa mengubah keluargaku. Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negeriku; Kemudian siapa tahu aku bahkan bisa mengubah dunia

Westminster Abbey, Inggris, 1100 M
**************************************

Para orang tua dan guru yang berbahagia......mari kita renungkan bersama ....

by Ayah Edy

Dipetik dari buku Ayah Edy Punya Cerita, diterbitkan oleh Noura Book, tersedia disemua toko buku.