SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY

SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Bagaimana caranya..? Gabung di FB: komunitas ayah edy, download talkshow di www.ayahedy.tk

Sunday, February 28, 2021

ANAK² CALON ORANG HEBAT YG SERING DIANGGAP BERMASALAH OLEH SISTEM AKADEMIK SEKOLAH KITA

Banyak sudah saya membimbing anak² yg sering dianggap bermasalah dgn sekolahnya, bahkan sampai ada yg mogok sekolah atau bahkan tdk naik kelas,  tapi ternyata setelah melalui pengamatan dan bimbingan yg tepat mereka justru tumbuh menjadi anak² yg luar biasa yg berprestasi di bidang yg menjadi kehebatannya.

Beberapa diantara anak² tsb ada yg menjadi animator dan bekerja free lance untuk salah satu perusahaan animasi di Amerika Serikat, ada yg menjadi Dierector of Coreography, Ada yg menjadi Ahli Kelautan di Jepang, ada yg menjadi Ahli Biologi Moleculer, teknologi Peternakan, Desainer Bus, Dalang tingkat Nasional, Pembuat film² dokumenter, Marketing /Advertising short film desainer, Pelukis, Programer, Animator manga, pemenang lomba desain IKEA internasional termuda dll

Mereka pada umumnya waktu masih anak² memiliki beberapa ciri² kesamaan yg Unik, yg sering dianggap bermasah oleh sistem akademik sekolah kita.

Coba lihat video ini dan catat ada berapa banyak ciri² yg cocok dimiliki oleh anak kita

Klik link berikut ini 

https://youtu.be/Hucv8Lv44d8

Jika ingin anak² kita tumbuh jadi orang² hebat seperti mereka, ikuti terus video² di youtube channel ayah Edy 

Ingin berlangganan gratis, 

Tekan subscribe, tekan like dan  tanda lonceng di link video ini: https://youtu.be/Hucv8Lv44d8

Saturday, February 27, 2021

HAL YANG PALING SULIT ADALAH MENCEGAH/MALARANG ANAK KITA MAIN GAME

Bolehkah remaja bermain game? ‘Sehat’ nggak, sih?

Rana dan Ben adalah orangtua dua remaja putra: Toni, kelas 2 SMP dan Julian baru kelas 1 SMP. Rana dan Ben sama-sama bekerja. 

Pagi pukul enam mereka sudah berangkat dan pukul delapan malam baru tiba lagi di rumah. Mereka kerap dihinggapi perasaan bersalah karena kurang memperhatikan kedua putra mereka. 

Sebagai kompensasi dari rasa bersalah, Rana dan Ben menyediakan fasilitas lengkap bagi Toni dan Julian, termasuk membelikan game console.

Suatu hari Ben pulang cepat dari kantor. Saat ia masuk ke rumah, Toni dan Julian sedang asyik bermain game. Awalnya, Ben tak memperhatikan. Ia sibuk hilir mudik, berganti pakaian ke kamar dan mencari cemilan di dapur. 

Suara tembak-tembakan dan sumpah serapah (dalam Bahasa Inggris) yang keras dari game menarik perhatiannya. Ia kembali ke ruang tengah untuk melihat game seperti apa yang tengah dimainkan putra-putranya. 

Betapa terkejutnya Ben, karena mereka sedang bermain Grand Theft Auto (GTA). Ben memang tak punya waktu bermain game, tapi ia tahu game semacam apa GTA. Yang jelas, GTA sebenarnya hanya boleh dimainkan oleh orang dewasa (17 tahun ke atas), tapi fakta dilapangan justru ada banyak anak di bawah umur yang getol memainkannya.

Ben juga tahu, konten GTA menampilkan kekerasan yang brutal, sumpah serapah, penggunaan narkoba, bahkan adegan seks terbuka.

“Lho lho lho, kok kalian main GTA sih?”

“Memang kenapa Pa?” tanya si bungsu, matanya tak lepas dari layar.

“Ini kan game buat orang dewasa.”

Si sulung menoleh ke arah ayahnya. “Lah, kemarin kata Papa boleh.”

“Hah? Masa sih?”

Ben lalu teringat, akhir pekan lalu saat jalan-jalan ke mal, putra-putranya meminta izin membeli game dengan uang celengan mereka sendiri. Ben langsung mengizinkan, tanpa mengecek game apa yang mereka beli. Ia pun menepuk jidatnya.

“Nggak apa-apa kok, Pa. Gamenya tembak-tembakan doang. Game lain juga begitu kok,” ucap si bungsu lagi, santai.

Ben kembali menepuk jidat.

Ayah Edy, bolehkah remaja bermain game?

Jawaban Ayah Edy:

Ayah Bunda yang sedang ‘tepuk jidat’

Anak boleh bermain game. Game adalah alat dan alat itu netral. Yang membuat tidak netral adalah jenis dan isi dari gamenya. Jenis-jenis game yang kontennya mengandung kekerasan dan pornografi tentu perlu mendapat perhatian khusus dari kita. Salah satunya, GTA.  Grand Theft Auto

Namun bila ditanya apakah game kekerasan sama sekali tidak boleh dimainkan oleh remaja kita, saya pribadi sebenarnya menjawab tidak. Masalahnya, game –seperti juga gadget lainnya-- tidak bisa dihilangkan. Bila kita melarang mereka bermain di rumah, mereka bisa mencari sendiri di luar. Apalagi, yang kita bicarakan di sini adalah remaja.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Saran saya, bermainlah bersama mereka. Jadi orangtua tidak hanya harus "TAHU DAN UPDATE" game apa yang dimainkan anaknya, tapi juga bermain bersama agar paham betul apa konten game ini. 

Saat Ayah Bunda mendampingi anak bermain, Anda dapat menerjemahkan game itu pada anak dalam bentuk baik dan buruk. Jika anak bermain game tanpa pendampingan, ia akan memiliki respons dan pemaknaan sendiri. Namun bila kita dampingi, kita bisa mengarahkan bagaimana ia memaknai game itu.  Itu pengalaman kami bersama anak-anak berhubungan dengan game-game yang berkembang saat ini. 

Misalnya, ketika Ayah Bunda bermain game Counter Terrorist –game melawan teroris dan menyelamatkan sandera—Anda kemudian bisa berdiskusi dengan anak: Apa yang dimaksud dengan teroris, kenapa bisa ada teroris dan bagaimana pandangan kita dan ajarkan agar anak memilih pihak yang Counter Terorist dan bukan Terorisnya. Atau ketika melihat granat dan aneka senapan, kita juga bisa berdialog dengan anak soal jenis-jenis senjata dan bagaimana saja senjata itu digunakan oleh para polisi anti teror. Lalu bila anak menemukan kekerasan di kehidupan nyata, apa yang sebaiknya ia lakukan.

Dulu saya melarang anak-anak saya bermain game dengan unsur kekerasan. Namun saya pikir, kami tinggal di Indonesia, di negara nyata. Suatu saat, entah kapan, anak-anak saya pasti akan bertemu, melihat atau bahkan mengalami sendiri suatu bentuk kekerasan.  Seperti yang baru-baru ini terjadi.

Orang mungkin heran mengapa Ayah Edy memperbolehkan putranya main game perang. Namun jika anak saya benar-benar terproteksi dan steril, saya takut ia kelak akan menjadi orang yang tidak paham tentang dunia nyata. Bermain game dengan pendampingan orangtua disertai dialog akan membuat anak mendapat gambaran utuh mengenai kekerasan dalam kehidupan nyata. 

Harapan saya, kelak mereka tidak akan canggung melihat kekerasan bisa memberikan reaksi bela diri atau self defense system  namun tdak ikut-ikutan melakukan kekerasan dan yang jauh lebh penting adalah anak kita kelak mau membela yang lemah dan benar dari korban kekerasan. Karena di zaman ini kebanyakan orang cenderung takut membela yang benar yang sedang menjadi korban kekerasan di tempat umum.

Setelah bermain game bersama, langkah selanjutnya adalah mengukur dampak game itu terhadap anak. Coba lihat, apakah game itu berhasil membangun defense system (sistem bertahan/membela diri) atau justru offense system-nya (sistem menyerang)? 

Caranya mudah saja, perhatikan baik-baik apakah anak kita jadi lebih agresif, kasar atau mudah menyakiti. Bila ya, berarti game itu telah ‘mengalahkan’ anak kita.

Namun bila anak kita diganggu dan ia tak “mengkeret” dan berani membela diri, itu berarti defense system-nya yang terbentuk. Jangan remehkan kemampuan membela diri, Ayah Bunda. 

Bila anak tak punya kemampuan ini, seperti yang terjadi adalah kasus anak TK di salah satu sekolah International yang mengalami pelecehan seksual. Anak itu terlatih untuk patuh dan menurut saya ia pasti tak pernah dilatih membela diri. Berbahaya, bukan?

Ujungnya adalah bagaimana membangun respons yang tepat dalam diri anak. Jadi jangan hanya bisa mencap, tapi pikirkan bagaimana menjadikannya sebagai proses pembelajaran bagi anak.

Supaya lebih mudah, adakah daftar game yang boleh dan tidak boleh?

Saya sering sekali mendapat pertanyaan ini. Menurut saya, ini pertanyaan yang seharusnya tak terlontar. Ayah Bunda sendiri sebagai orangtua yang lebih paham mana yang sudah bisa diberikan kepada anak dan mana yang belum. Setiap anak berbeda-beda. Saya tak mungkin pukul rata pada semua anak, walaupun usia dan jenis kelaminnya sama.

Yang perlu diperhatikan: Seperti layaknya virus, kekerasan punya tingkatan. Ketika kita kena virus flu, kita santai saja karena paham daya tahan tubuh kita bisa mengalahkannya. Namun bagaimana kalau kita terjangkit HIV atau virus ebola? Dalam menentukan game mana yang sudah boleh atau belum boleh untuk anak, sesuaikanlah dengan ‘daya tahan’ tubuhnya. 

Ada remaja laki-laki 14 tahun yang mungkin sudah ‘tahan’ main game keras (tentu harus dengan pendampingan lagi karena sudah paham bahwa ia berada di pihak yang baik). Namun ada remaja lain yang seusia dan sesama lelaki yang mungkin belum bisa. Orangtualah yang punya sensitivitas untuk menentukannya.

Bagaimana bila kedua orangtua sibuk bekerja dan tak bisa mendampingi anak main game?

Tiap manusia punya waktu yang sama: 24 jam sehari. Jangan fokus pada ‘kapan tidak bisanya’, tapi fokuslah pada ‘kapan bisanya’. Tidak mungkin kalau Ayah Bunda sama sekali tak punya waktu. Bahkan orang sesibuk presiden pun punya waktu untuk keluarganya. 

Bila Ayah Bunda hanya punya waktu di akhir pekan, ya bermainlah dengan anak di saat itu. Selain akhir pekan, berarti anak tak boleh bermain game tersebut. Jadi tak ada alasan ‘tak punya waktu’, bukan?

Inti dari semuanya adalah jika kita tidak mempu menemani dan menjadikan game2 yang kurang baik sebagai pelajaran untuk membangun self defense atau pertahanan diri anak sebaiknya jangan mengijinkannya main sendirian. 

Bayangkan jika kita orang tua tidak menjadi sahabat bermain game bagi anak dan mereka mencari sendiri game2 yang "berbahaya" di warnet2 seperti ilustrasi foto di bawah ini ?

Semoga ini tidak terjadi pada anak kita dan anak-anak lainnya. 

sumber buku Ayah Edy Menjawab Problematika Orang tua ABG dan Remaja. 

Buku ini tersedia di Tokopedia, shopee dll

Friday, February 26, 2021

Anak Hiperaktif

 

Ayah please help...??? Anakku gak bisa diam, Hiperaktif dan emosian...???

Tanya:

Ayah Edi yg baik, aku punya anak usia 4 tahun, duh... gak pernah bisa diam, gerak terus setiap saat, kata orang2 Anak Hiperaktif

dah gitu anaknya cepat marah dan suka teriak2 jika sudah marah. Aku kadang sabar... tapi lama2 kepancing juga deh jadi marah akhirnya ya gitu...,

gimana ya... ngatasi anak yg seperti ini..? please help me dong ayah..?

Nita (bukan nama sebenarnya) - Surabaya

Jawab:

Bu Nita yg baik, mengapa harus diatasi?

Justru Anda harus bangga karena anak-anak seperti ini mempunyai stamina kuat, termasuk fisik dan kemampuan berpikirnya.

Kalau kita atasi, berarti kita melumpuhkan kemampuannya yang luar biasa itu.

Jadi yang tepat, bukan diatasi melainkan disalurkan.

Kalau ke pusat perbelanjaan, ajaklah anak ke arena bermain yang memungkinkannya untuk bergerak.

Begitu juga saat liburan tiba. Ajaklah ke taman, pantai, dan permainan outdoor, pasti ia akan senang sekali.

Dan ketika mencarikan sekolah untuknya, pilihlah sekolah alam karena lebih cocok dengan tipologinya.

Kelak pun ia lebih tepat berkarir di luar ruang, mengingat dirinya tidak bisa duduk diam.

Ibu juga bisa menyalurkan energi berlebihnya dengan mendaftarkan anak ikut ekstra kurikuler yang memiliki banyak kegiatan luar ruang, misalnya bela diri, renang, basket, dan sebagainya.

Atau, belikan mainan yang membuatnya aktif seperti sepeda dan bola.

Mengenai sifatnya yg pemarah, langkah pertama yang kita bisa lakukan adalah mengetahui apa yang menyebabkan anak marah.

Penyebab kemarahan anak ada bermacam-macam, di antaranya: ada hal yang tak sesuai harapannya, orangtua yang ingkar janji, cemburu karena saudaranya lebih diperhatikan oleh orangtua,

Atau mungkin dipaksa melakukan sesuatu, dan meminta perhatian mungkin tanpa sadar kita terlalu sibuk di depan layar laptop, atau tak mau mengalihkan pandangan dari Hp.

Jika sudah jelas penyebab kemarahannya, akan lebih mudah menyikapinya.

Kalau ia marah karena ada sesuatu yang tidak sesuai dengan harapannya.

Mintalah secara baik-baik agar anak melaporkan atau memberitahukan pada orangtua atau orang dewasa lain yang ada di rumah.

Anda bisa mengatakan, “Nak.... kalau nanti kereta apinya rusak, bilang sama mama, ya. Kalau kamu banting keretanya malah tambah rusak....”

Katakanlah pada orang dewasa di rumah yang membantu mengawasi anak, apakah itu pengasuh, kakek-nenek, atau kakak-adik kita, yang nantinya menjadi tempat anak mengadu permasalahannya, untuk memberikan respon positif dan cepat.

Mintalah kepada mereka untuk tidak mengeluarkan komentar negatif, seperti yang bernada merendahkan atau meremehkan, misalnya,”Masa begini saja nggak bisa,” atau “Kamu payah, ah. Begitu saja nangis!”

Tetapi tanggapilah dengan kata-kata seperti, “Bagus, kamu sudah mencobanya, sekarang kesulitannya di mana? Coba sini Kakek lihat?”

Atau,”Coba ceritakan sama Mbak, kayak apa masalahnya? Nanti Mbak coba bantu.”

Berikanlah kesempatan pada anak untuk bercerita sampai selesai, jangan dipotong, menyalahkan, apalagi menyudutkannya.

Anak bukanlah seorang terdakwa yang tengah disidang di pengadilan. ia merupakan sosok yang masih perlu belajar dan dibimbing.

Jadi wajar saja kalau masih melakukan kesalahan, atau sulit melakukan sesuatu.

Selain itu, jangan menunda memberi respon, karena menunggu satu menit saja, bagi seorang anak ibarat menunggu selama satu jam.

Lama bukan?

Anak memang bisa marah apabila ada suatu kejadian yang tidak sesuai dengan harapannya.

Jangankan anak-anak, orangtua pun bisa marah jika harapannya tidak tercapai, bukan?

Namun Bu Nita jangan lupa.

Sifat setiap anak berbeda-beda.

Ada anak yang mengekspresikan kemarahannya dengan gamblang, sehingga orang di sekitarnya tahu ia sedang marah, tetapi ada juga yang tidak bisa mengungkapkan kemarahannya itu, sehingga membuat bingung orangtua.

Kalau ini yang terjadi, bu Nita bisa ‘membaca’ kemarahan itu dari bahasa tubuh dan gerak-geriknya.

Misalnya tidak mau keluar kamar, mogok makan, selalu cemberut, atau menangis terus-terusan tanpa diketahui sebabnya.

Di sinilah ibu dituntut untuk peka dan mencari tahu secara perlahan apa penyebab tingkah aneh si anak.

Mintalah ia bercerita, apa yang dirisaukannya, atau apa yang membuatnya marah.

Kalau ia belum mau bercerita, jangan dipaksa.

Tunggu anak tenang dan mau mengungkapkan kekesalannya.

Kalau ia malah menangis, tunggulah hingga tangisannya usai, biarkan emosinya lepas dahulu, sehingga nantinya ia nyaman bercerita.

Dampingi terus anak dengan penuh kasih sayang dan tidak memaksakan kehendak.

Ada juga penyebab anak marah, karena ia belum dapat berbicara dan berbahasa secara baik, sehingga merasa kesulitan mengungkapkan apa yang dimaksudkannya.

Orangtua pun tidak memahami keinginan si anak. Kalau ini yang terjadi, mintalah anak sebisa mungkin mengadukan kesulitannya.

Kalau pun sulit bicara, mintalah ia mencontohkan, atau membimbing tangan ibu melalui gerakan.

Bagaimana pun ikatan emosional yang kuat akan memudahkan ibu memahami keinginan anak, meskipun ia memakai bahasa isyarat sekalipun.

Kunci berikutnya yang penting adalah bersabar.

Anak-anak kita sedang belajar mengembangkan sistem emosinya,

Jika ibu terbawa emosi juga, maka anak pun belajar memelihara amarahnya dari ibu, bukan mengendalikannya.

Bagaimana, Bu Nita, mudahkan ?

Yuk dicoba dulu, bersabar ya, setahap demi setahap, jangan berharap proses yg instan, karena anak kita bukan mie Instan

Ayah edy wiyono

Monday, February 22, 2021

BANYAK ORANG TUA YANG BILANG KALAU ANAK SERING DI PUJI ITU NANTINYA AKAN JADI SOMBONG, Benarkah ?



Tapi anehnya saya yang terjadi pada anak kami malah sebaliknya, mereka jadi rendah hati dan tidak hanya itu bahkan wajahnya pun menjadi jauh lebih "Tampan".


Mungkin benar apa yang pernah di sampaikan oleh Masaru Emoto sang peneliti air bahwa airpun akan berubah menjadi kristal jika di puji, dan makananpun akan cepat busuk dan rusak jika di cela.


Sy sungguh prihatin jika mendengar ada orang tua yang memanggil anaknya dengan julukan2 yang kurang baik semisal si pesek, si cungkring, si bakpau dsb.


Menurut saya jika ada anaknya yang di puji kemudian malah menjadi sombong mungkin itu disebabkan karena cara memuji kita adalah dengan sambil menyombongkan kemampuan anak kita pada orang lain atau teman-temannya dan anak kita akhirnya meniru kesombongan kita tanpa kita sadari.


Tapi jika pujian kita tulus atas perilaku baiknya Alhamdullilah anak-anak kami justru bertumbuh menjadi anak yang sangat baik, ngemong pada anak lain atau adik-adik yang lebih kecil dan ya itu tadi wajahnyapun jadi jauh lebih "Ganteng" dari hari ke hari....he..he.....


Bukan memuji anak sendiri lho... tapi ini memang kenyataan yang kami alami.


Kalo tidak percaya silahkan perhatikan foto ini dan silahkan coba buktikan sendiri pada anak-anak kita dirumah.


Latar Belakang Foto:

Dimas anak kedua kami yang dominan otak kananya, saat dulu masih usia 4 tahun dan masih sering tantrum, dan sekarang saat Dimas selalu di puji saat ia meninggalkan kebisaan buruknya semisal memukul dan melempar barang dan saat ia berbuat baik.

Sunday, February 21, 2021


 ANAK YANG DI ANGGAP SUKSES DI MATA ORANG TUA ?

Ada 6 bersaudara, yang paling tua jadi Petani, adik-adiknya ada yang jadi Dokter, Insinyur, Pilot, Bankers, Akuntan dan oleh wartawan 5 orang adiknya inilah yang dinilai sebagai anak-anak yang paling sukses dalam hidupnya oleh masyarakat.

Menurut anda siapakah diantara mereka yang paling sukses.???

Bagaimana komentar dari orang tua si anak-anak tersebut ???

-----------------------------------------------

Mari kita simak kisah selengkapnya.

Suatu ketika ada kisah nyata sepasang orang tua yang memiliki 6 orang anak dan 5 diantara mereka lulus perguruan tinggi dan menjadi orang sukses semuanya (saat di wawancarai media)

Lalu Sang Pewawancara bertanya mengapa anak yang pertama justru malah gagal ???

Lalu si orang tua tersebut menjawab:

"Oh tidak, anak saya ke enam-enamnya sukses semua, dan bahkan yang nomer 1 itulah yang paling sukses diantara yang lainnya"

"Lho bukankah anak bapak yang pertama tidak lulus SMA dan hanya menjadi Petani saja ??"

"Oh iya jawab si Bapak, karena dia memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya dan memilih jadi petani untuk membiayaai ke 5 orang adiknya untuk menjadi orang sukses !"

"Jadi sesungguhnya dialah anak saya yang hidupnya paling sukses !!!" Tanpa dia jadi Petani tidak mungkin adik-adiknya bisa menjadi Dokter, Pilot, Insinyur dll"

"Karena sejak kecil kami mengajarinya bahwa ORANG YANG SUKSES ITU ADALAH ORANG YANG MAMPU MEMBUAT ORANG LAIN SUKSES dan bukan hanya dirinya sendiri."

"Dan anak nomer satu sayalah orang yang telah membuktikannya dan mampu membuat adik-adiknya sukses sekolah dan karir"

"itulah mengapa saya katakan dia bukan orang gagal tapi justru anak saya yang paling sukses diantara saudara-saudaranya yang lain."

"Saya yakin Tuhanpun akan berpikir seperti saya" jawab orang tua tersebut mantap sambil menatap anaknya yang menjadi petani tsb.

Mari kita renungkan bersama...

Mari kita share jk dianggap perlu dibaca oleh orang tua lainnya 

Terimakasih 💗

Foto ilustrasi dr asianparent

Wednesday, February 17, 2021

SUDAHKAH KITA MENJADI AYAH YANG BISA MENJADI CONTOH TELADAN BAGI ANAK-ANAK KITA...?

 


Siapapun dan apapun jabatan kita diluar sana....

Ketika di rumah kita tetaplah seorang Ayah....

-ayah edy-

🌹🌹🌹🌹🌹

Sebagai seorang ayah sudahkah kita mendoakan putera puteri kita...?

Ada sebuah puisi dan doa yang ditulis oleh seorang ayah yang juga berprofesi sebagai Jendral Tempur, saat sedang berada di Medan Tempur Perang Dunia ke II, yang begitu menginpirasi saya....

Semoga juga bisa menginspirasi para Ayah Indonesia dan dimanapun juga. 

Berikut ini tulisannya:

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

 DOA UNTUK PUTERAKU

Tuhanku…

🌷🌷

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya dan berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan. Manusia yang sabar dan tabah dalam kekalahan.Tetap jujur dan rendah hati dalam kemenangan.

🌷🌷

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja. Seorang Putera yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.

🌷🌷

Tuhanku…

Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak. Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.

Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.

🌷🌷

Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.

🌷🌷

Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka.

Putera yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah namun tak pernah melupakan masa lampau.

🌷🌷

Dan, setelah semua menjadi miliknya…

Berikan dia cukup rasa humor sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh namun tetap mampu menikmati hidupnya.

🌷🌷

Tuhanku…

Berilah ia kerendahan hati…

Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki…

Pada sumber kearifan, kelemah-lembutan, dan kekuatan yang sempurna…

🌷🌷

Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud,

hamba, ayahnya, dengan berani berkata “hidupku tidaklah sia-sia”

di tulis oleh Jenderal Douglas Mac Arthur

Tuesday, February 16, 2021

JANGAN DIMARAHI, TAPI DIEDUKASI

🌷🌷🌷

PESAN ORANG TUA PADA ANAKNYA  TERCINTA YG MEMASUKI USIA PUBERTAS DAN REMAJA MEMBERIKAN EDUKASI SEKS YG BENAR SESUAI ETIKA MORAL DAN TUNTUNAN AGAMA

(Bacalah pesan ini baik-baik sampai akhir sebelum kita berkomentar)

🌷🌷🌷

Anakku ketahuilah bahwa Rasa sayang sesungguhnya itu bukanlah di tunjukkan dengan berhubungan seksual, Rasa sayang sesungguhnya itu adalah sebuah rasa untuk menjaga apa yang kita sayangi dengan sebaik-baiknya tanpa berusaha untuk merusaknya, ibarat kita sayang pada binatang peliharaan kita, atau bunga kesayangan kita pasti kita sudah merasa bahagia dengan memandanginya tanpa perlu memetik bunganya.

🌷🌷🌷

Tuhan telah mencontohkan dengan jelas kepada kita, bahwa rasa sayang Tuhan di tunjukkan dengan memberi planet yang terbaik untuk kita tinggali dengan berbagai pesona keindahannya, sebuah planet yang terbaik diantara planet-planet yang ada di tatasurya kita.

🌷🌷🌷

Rasa sayang dan cinta itu tidak identik dengan seks, begitu banyak orang didunia ini memberikan cinta dan kasih sayangnya tanpa perlu melakukan hubungan seks.

🌷🌷🌷

Seks itu sesungguhnya diciptakan Tuhan untuk para pasangan yang sudah menikah guna bisa melanjutkan kelangsungan hidup manusia di bumi yang Tuhan ciptakan.

🌷🌷🌷

Anakku, ketahuilah bahwa Seks itu adalah sebuah bentuk pertanggungjawaban manusia kepada Tuhan dan bukan unjuk kasih sayang dan cinta manusia pada pacarnya,  itulah mengapa Tuhan meminta kita untuk menikah terlebih dahulu sebelum melakukan hubungan seks karena Tuhan ingin kita melakukannya dengan penuh tanggung jawab, dan itu pula mengapa Tuhan menciptakan berbagai macam penyakit kelamin yang mematikan jika kita melakukannya diluar tanggungjawab dan tidak sesuai aturan yang ditetapkan Tuhan.

🌷🌷🌷

Seks yang dimintakan oleh seorang pasangan yang belum menikah, sesungguhnya bukanlah bentuk “unjuk KASIH SAYANG YANG SEJATI” melainkan hanya sebuah upaya pemuasan nafsu yang MENGATASNAMAKAN rasa sayang dan cinta. 

🌷🌷🌷

Anakku janganlah terjebak dengan permainan kata-kata ini, mengapa ? karena hanya orang yang tidak bertanggung jawablah yang akan mengatakan wahwa Seks itu adalah unjuk rasa cinta dan sayang pada pasangan pacaran mereka yang belum menikah.

🌷🌷🌷

Izinkan Ayah berpesan kepadamu anakku,  jika ada pasanganmu yang mengajak behubungan seks sebelum nikah, maka ajaklah dia untuk berkenalan telebih dahulu dengan kedua orang tua mu, maukah ia melakukannya ?  jika mau cobalah minta dia baik2 untuk menceritakan tentang rencana hubungan pacaran mereka sampai ke jenjang pernikahan, apakah dia punya?,  jika tidak kemungkinan besar ia hanya iseng-iseng saja padamu Nak.

🌷🌷🌷

Dan ingatlah selalu jika  dia ragu atau tidak mau melakukannya dengan berbagai alasan, itulah bukti bahwa sesungguhnya ajakan itu adalah atasnama Nafsu belaka dan bukan atas nama cinta dan kasih sayang pada dirimu.

🌷🌷🌷

Ingatlah Nak, jika kamu melakukan hubungan seks sebelum menikah maka kamu telah menghianati orang tuamu yang telah menjagamu sedemikian rupa sejak bayi hingga kamu sebesar ini, kamu juga telah menghianati Tuhanmu yang telah membuat parasmu sedemikian indah dan yang jauh lebih penting untuk kamu pertimbangkan adalah akankah kamu mampu meraih mimpi-mimpi besar mu jika sampai hal terburuk terjadi padamu semisal kamu hamil di luar nikah dan pasangan kamu lari bersembunyi entah kemana dan tidak mau menikahi mu.

🌷🌷🌷

Jika pasangan mu adalah cinta sejati mu maka ajaklah ia untuk menunjukkan rasa sayangnya semisal dengan cara datang berdua bersama kamu mengunjungi rumah yatim piatu untuk berbagi cinta pada anak-anak yang tidak bisa mengecap cinta dan kasih sayang dari orang tuanya.   

🌷🌷🌷

Jika ia adalah pasangan sejati mu maka pasti ia akan menyambut dengan gembira ide ini.  Jika ia menolak dengan berbagai alasan dan  malah mengajakmu ke tempat2 terentu untuk bisa bermesra-mesraan maka pertimbangkanlah dengan akal sehat mu apakah ini pasangan yang kamu idamkan?

🌷🌷🌷

Mungkin saat ini ada diantara kamu yang menertawakan pesan ini, atau berkata “ah basi” ah ‘jadul” atau ah...ah lainnya, tapi ingatlah selalu,  jika kamu mengabaikan pesan ini dan jika kelak sesuatu yang buruk terjadi padamu, maka datanglah pada ayahmu nak.

🌷🌷🌷

Ingatlah datanglah pada ayahmu nak bila suatu saat kamu menangis dan hancur karena telah mengabaikan pesan ayahmu ini.

🌷🌷🌷

Meskipun ayahmu bisa menerima dirimu apa adanya, tapi sadarilah bahwa kita tidak akan mampu mengubah apa yang sudah terjadi padamu Nak. 

🌷🌷🌷

Jagalah dirimu baik-baik nak, ingatlah pesan ayah ini selalu bahwa CINTA YANG SESUNGGUHNYA ADALAH BERUSAHA MENJAGA DAN MELINDUNGI DAN BUKAN MALAH MERUSAKNYA. 

💗💗💗

Ayah percaya bahwa kamu tidak akan menghianati Tuhan, menghianati orang tua yang telah menyayangimu tanpa syarat sejak kamu dilahirkan dan ayah yakin kamu tidak akan menghianati cita-cita besar hidupmu sendiri.

🌷🌷🌷

Jangan takut kehilangan orang yang kamu cintai jika ia hanya mengajakmu untuk melampiaskan nafsunya.  Karena Tuhan sesungguhnya telah menyiapkan pengganti terbaik bagi hidupmu orang yang sungguh tepat bagimu.

🌷🌷🌷

Percayalah pada ayah, mengabaikan pesan ini akan bisa berakibat kamu mengalami hal yang paling menyakitkan dalam hidupmu.  

🌷🌷🌷

Jadi tanamakanlah pesan ini baik-baik dalam batin bawah sadarmu agar ia bisa beraksi tepat saat kamu membutuhkannya.

🌷

Anakku jadilah anak yang paham bentul membedakan Cinta dengan Nafsu. 

🌷

Dan jangan mau dirimu menjadi korban iklan dan promo-promo dari orang-orang yang hanya ingin meningkatkan keuntungan semata melalui omzet penjualan mereka dengan menjadikan dirimu sebagai korbannya. 

🌷

Selamat beraktivitas anakku, dan hadapilah segala godaan yang datang padamu dengan akal sehat dan tegar.

🌷

Ayah percaya sekali padamu, Pasti kamu Bisa !!!

dari

Ayah dan bunda yang senantiasa mencintai dan menyayangimu

=====

Note:

Ayah Bunda terkasih,  bagi kita yang memiliki anak-anak usia yang mulai menginjak remaja dirumah dan tengah terbawa oleh arus Tren para remaja saat ini, mengapa kita tidak berinisiatif mengambil tindakan kreatif melakukan unjuk cinta dan kasih sayang kepada anak kita terlebih dahulu sebelum orang lain yang melakukannya?

Karena bisa jadi anak-anak kita terseret arus tren semacam ini karena selama ini ia tidak pernah merasakan ungkapan sayang dan cinta dari orang tuanya, hingga pada akhirnya anak kita mencari bentuk ungkapan cinta dan kasih sayang dari orang lain diluar keluarganya. 

Jika menurut anda pesan ini bagus untuk di baca oleh anak kita, maka pesan ini bisa DI CETAK ATAU DI PRINT di atas kertas yang indah dengan huruf yang cantik dan enak dibaca dan anda serahkan pada anak-anak kita dengan sebuah bingkisan indah bagi anak kita sebagai tanda bahwa kita orang tuanya adalah orang yang paling menyayangi dan mencintainya lebih dari siapapun.

Mengapa tidak kita coba?

Dari pada hanya berkomentar dan mengutuki trend remaja saat ini.

Mengapa kita tidak membuat terobosan agar anak kita punya opsi lain dalam mengungkapkan rasa kasih sayangnya. 

Salam syukur penuh berkah,

-ayah edy-

www.ayahkita.com

*** Jika pesan ini dirasa bermanfaat, segera sharelah pesan ini pada para orang tua dan guru yang memiliki anak atau murid menginjak usia remaja.

Sumber pesan dipetik dari buku ini.

Saturday, February 13, 2021

AYAH MENGAPA ANAKKU MULAI SUKA MELAWAN DAN SULIT DIATUR YA..?

Jika anak kita sudah mulai suka melawan dan sulit diatur,  sudah saatnya kita belajar mengatasinya, karena jangan-jangan kebiasaan mendidik kitalah yang jadi sumber masalahnya.

Beberapa POIN yang bisa menjadi penyebabnya adalah:

4. Bicara Tidak Tepat Sasaran

Pernahkah kita menghardik anak dengan kalimat seperti, “Papa/Mama tidak suka bila kamu begini/begitu!” atau “Papa/Mama tidak mau kamu berbuat seperti itu lagi!” 

Namun kita lupa menjelaskan secara rinci dan dengan baik, hal2 atau tindakan apa saja yang kita inginkan. Anak tidak pernah tahu apa yang diinginkan atai dibutuhkan oleh orang tuanya dalam hal berperilaku. Akibatnya anak terus mencoba sesuatu yang baru. Dari sekian banyak percobaan yang dilakukannya, ternyata selalu dikatakan salah oleh orang tuanya. 

Hal ini mengakibatkan mereka berbalik untuk dengan sengaja melakukan hal2 yang tidak disukai orang tuanya. Tujuannya untuk mrmbuat orang tuanya kesal sebagia bentuk kekesalan yang juga ia alami (tindakannya selalu salah di hadapan orang tua).

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Sampaikanlah hal2 atau tindakan2 yang kita inginkan atau butuhkan pada saat kita menegur mereka terhadap perilaku atau hal yang tidak kita sukai.

Komnikasikan secara intensif hal atau perilaku yang kita inginkan atau butuhkan. 

Dan pada waktunya, ketika mereka sudah megalami dan melakukan segala hal atau perilaku yang kita inginkan atau butuhkan , ucapkanlah terimakasih dengan tulus dan penuh kasih sayang atas segala usahanya untuk berubah.

5. Menekankan pada Hal-hal yang salah

Kebiasaan ini hampir sama dengan kebiasaan di atas. Banyak orang tua yang sering mengeluhkan tentang anak2nya tidak akur, suka bertengkar. 

Pada saat anak kita bertengkar, perhatian kita tertuju pada mereka, kita mencoba melerai atau bahkan memarahi. 

Tapi apakah kita sebagai orang tua memperhatikan mereka pada saat mereka bermain dengan akur? 

Kita seringkali menganggapnya tidak perlu menyapa mereka karena mereka sedang akur. 

Pemikiran tersebut keliru, karena hak itu akan memicu mereka untuk bertengkar agar bisa menarik perhatian orang tuanya,

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Berilah pujian setiap kali mereka bermain sengan asyik dan rukun, setiap kali mereka berbagi di antara mereka dengan kalimat sederhana dan mudah dipahami, misal: ”Nah, gitu donk kalau main. 

Yang rukun.” Peluklah mereka sebagai ungkapan senang dan sayang.

6. Merendahkan Diri Sendiri

Apa yang anda lakukan kalau melihat anak anda bermain Playstation lebih dari belajar? Mungkin yang sering kita ucapkan pada mereka, “Woy… mati in tuh PS nya, ntar dimarahin loh sama papa kalo pulang kerja!” Atau kita ungkapkan dengan pernyataan lain, namun tetap dengan figur yang mungkin ditakuti oleh anak pada saat itu. Contoh pernyataan ancaman diatas adalah ketika yang ditakuti adalah figur Papa.

Perhatikanlah kalimat ancaman tersebut. Kita tidak sadar bahwa kita telah mengajarkan pada anak bahwa yang mampu untuk menghentikan mereka maen ps adalah bapaknya, artinya figure yang hanya ditakuti adalah sang bapak. 

Maka jangan heran kalau jika anak tidak mengindahkan perkataan kita karena kita tidak mampu menghentikan mereka maen ps.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Siapkanlah aturan main sebelum kita bicara; setelah siap, dekati anak, tatap matanya, dan katakan dengan nada serius bahwa kita ingin ia berhenti main sekarang atau berikan pilihan, misal “Sayang, Papa/Mama ingin kamu mandi. Kamu mau mandi sekarang atau lima menit lagi?” bila jawabannya “lima menit lagi Pa/Ma”. 

Kita jawab kembali, “Baik, kita sepakat setelah lima menit kamu mandi ya. Tapi jika tidak berhenti setelah lima menit, dengan terpaksa papa/mama akan simpan PS nya di lemari sampai lusa”. 

Nah, persis setelah lima menit, dekati si anak, tatap matanya dan katakan sudah lima menit, tanpa tawar menawar atau kompromi lagi. Jika sang anak tidak nurut, segera laksanakan konsekuensinya.

7. Papa dan Mama Tidak Kompak

8. Campur Tangan Kakek, Nenek, Tante, atau Pihak Lain

Selengkapnya bisa di baca dalam buku ini 

atau bisa di beli on line di Toped ir Shopee

Thursday, February 11, 2021

ADAKAH MANFAAT DARI BELAJAR PARENTING..?


Sharing pengalaman hasil dan efek belajar Parenting dari salah satu orang tua Single Parent terhadap perubahan perilaku puterinya. 

🌹🌹🌹

 Ayah Edy ,  ini putriku Athariq Aleyah tsamara.., saya memanggilnya Alee.

Mungkin bila Ayah Edy ingat 5 tahun yang lalu saat Saya diundang naik ke panggung Ayah saat seminar dan Ayah minta saya untuk share problem yg dihadapi Alee. Alee anak otak kanan, dan luar biasa bandelnya.(sehingga saya pernah mengurungnya di kamar mandi karena dia tdk mau berjanji untuk tidak lagi memukul pengasuhnya).

Alee dengan kemampuan bicara nya yg juga luar biasa, selalu punya argumen utk setiap kesalahanya. 

Saat itu saya single parents dan hampir desperate/putus asa menghadapi kesulitan dlm mengasuhnya karena saya tidak bisa selalu bersama nya.

Alee terpaksa saya tinggal dirumah dengan pengasuhnya karena saya harus bekerja utk menafkahi kami berdua.

Hampir setiap bulan saya harus ganti pengasuhnya karena gak ada yang cocok dengannya, sebagian besar mereka yang gak mau kerja lagi karena gak tahan dengan kebandelan Alee.

Bayangkan betapa sulitnya saya setiap kali pengasuhnya berhenti saya harus cepat cari gantinya. Sedangkan kami merantau dan hanya hidup berdua saja tanpa satupun saudara dikota Medan ini.

Ditengah masa sulit itu saya terus berupaya mencari jalan keluarnya karena gak mungkin saya terus terusan dlm kondisi spt itu. 

Saat itulah saya mulai membaca buku2 Ayah Edi dan mengikuti seminar Ayah Edi.

Di panggung itu ketika saya diminta kedepan dan Ayah Edy mengajarkan saya bagaimana cara yg tepat menghadapi anak seperti Alee. Sejak saat itu saya menerapkan pola asuh yg Ayah Edy ajarkan.

💗💗💗

Saya mendidiknya dengan penuh cinta dan doa, selalu berusaha menjadi role model kebaikan dan kelembutan baginya. kini si Anak Otak Kanan ini baru saya merayakan Ultahnya yang ke 11 di tanggal 22 juni kemarin.. Alee juga baru saja menamatkan sekolah dasarnya..

💗💗💗

Ayah, anak bandel ini sekarang sudah menjadi anak yang luar biasa penyayang, berhati lembut dan baik serta taat ibadahnya dan mencintai saya dengan caranya yang luar biasa. Terima kasih Ayah Edy.

Neni Julistiani

Mamanya Alee

😍😍😍😍😍😍

Note:

"Wah luar biasa ya Bun.... sy sampai menitikkan air mata..., "

Terimakasih ya Bun Neni telah menjadi bunda yang luar biasa, sy bahagia sekali membaca tulisan ini, Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu mendampingi bunda untuk memberikan penguatan hingga kita bisa menunaikan tugas kita sebagai orang tua dengan sebaik,baiknya.

. Salam sayang ayah untuk Alee ya Bun semoga Alle juga masih ingat dengan ayah..

Selamat Ulang Tahun ya kakak Alee, semoga kakak bisa meraih mimpi dan kebahagian di sepanjang perjalanan hidup kakak bersama mama ya... Panjang umur, sehat dan bahagia selalu.

Bolehkah km sharing tulisan Bunda untuk bisa memberikan inspirasi dan penguatan bagi para ayah bunda lainnya yang tergabung di komunitas kita ? 

terimakasih sebelumnya ya bun.

-Ayah Edy-

🤗🤗🤗

 Ayah Edy terima kasih dari Alee atas ucapan dan doanya.. 

iya boleh disharing ayah edy.

Semoga menjadi inspirasi bagi single mommy lainnya bahwa dengan cinta dan doa kita dalam mendidik anak semua kesulitan sirna dan menjadi berkah. Sebagai tambahan Alee sempat saya pindahkan sekolah saat kelas 3. Karena disekolah yang lama, Alee tidak mau menulis, semua buku tulisnya lusuh dan penuh coretan. Nilainya pun buruk sekali, Alee sering cerita kalo gurunya gak asyik dan temannya nakal2.

Alhamdulilah.. disekolah yang baru dia mau menulis dan pelan pelan nilainya membaik. Dan hari ini kami menerima nilai ujian akhirnya dan betapa terkejutnya kami saat melihat hasilnya, terharu rasanya Alee yang dulu pernah di peringkat dua dari bawah sekarang mampu meraih nilai yg sangat baik, walaupun saya tidak mengutamakan nilai akademis tapi tetaplah menjadi haru akan prestasinya.

Sekali lagi terima kasih Ayah Edy atas edukasi parentingnya selama ini. 

Neni Julistiani

Mamanya Alee

💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗

Tuesday, February 9, 2021

BERBAGI CERITA PENGALAMAN MENGHARUKAN DARI ORANG TUA RIO

SEKELUMIT TENTANG SIAPA RIO ?

Rio adalah anak yg baik sekali, anak yg suka sekali membantu orang tuanya berdagang dan jaga toko sembako

Hanya saja ia tdk mau mau sekolah

Dia mogok sekolah, tapi oleh ibunya ditekan untuk terus bersekolah, karena tekanan omongan para tetangga.

Wal hasil di medsos dia sempat menulis, terpikir ingin mengakhiri hidupnya saja...

Sahabat ibunya mengetahui hal ini dan segera memaksa kedua orang tuanya ikut workshop ayah Edy di sekolah high scope Denpasar, Bali.

Di sana Rio dipetakan:

hasil temuannya dia berpotensi untuk bidang bisnis, dia juga suka sekali beribadah.

Diruang itu Rio menangis ingin supaya orang tuanya mau mendukungnya, dan terutama ibunya agar tidak terus memaksa dia untuk sekolah.

Ayahnya langsung tersadarkan dan siap mendukung anaknya jd pengusaha.

Akhirnya kami coba ambil jalan tengah2 Rio sekolah tapi melalui jalur home schooling, tapi fokus nya sekarang untuk jadi "toke" kata saya meminjam istilah teman2 Tionghua

Dan merekapun masing masing bisa menerima keptusan ini.

Rio dan orangtua nya merasa sedikit lebih lega.

Sejak itu fokus Rio adalah ibadah dan berlatih jadi pengusaha dan dibimbing langsung oleh ayahnya.

Tak lama setelah itu Rio dan ayahnya berhasil mendirikan Taman Wisata Kubu Hobbit di Singaraja.

Yg didalamnya ada wisata praktek bikin kue, kuliner dan cafe.

Plus Penginapan semacam resort.

Orang yg dulu memaksa ibunya ikut workshop kami di Denpasar, namanya mommy Aryati mengabari saya tentang perkembangan pesat Rio pasca mengikuti workshop tsb.  

Dan meminta saya mampir mengunjungi Rio jika sy sdg berkunjung ke Singaraja.

Dan Alhamdulillah pada akhirnya saya bisa jumpa lagi dgn Rio dalam kondisi yang sangat bahagia..

Simak vidionya di https://youtu.be/Zuhb4rZ8d0c

Semoga kita semua bisa memetik pelajaran dari kisah ini  🙏🙏

Monday, February 8, 2021

APA ARTI "MASALAH" BAGI ANDA..???


Wajib dibaca, agar masalahmu bisa segera teratasi 

Yg jadi masalah itu adalah ketika kita tdk tahu apa arti masalah..

🌷🌷🌷

Seorang pemuda yang sedang di rundung masalah pergi jauh-jauh mencari orang bijak, singkat cerita akhirnya ia tiba di sebuah negeri yang penuh kedamaian dan keharmonisan.

Si pemuda ini terkagum-kagum bagaimana mungkin orang2 disini begitu baik, ramah, santun, murah senyum, dan tampak saling menghormati dan bersahabat, hampir tak pernah ia menemukan sebuah negeri seperti ini.

Setelah bertanya kesana-sini akhirnya ia di tunjukkan pada seorang Tokoh yang dianggap paling bijak yang telah membuat negeri ini bisa seperti ini.

Saking senangnya si anak muda tak sabar ingin segera bicara memuntahkan semua uneg-uneg yang ada di pikirannya.

Anak Muda: Wahai orang bijak, aku ingin sekali berkonsultasi padamu.

Orang Bijak : Ada apa rupanya anak muda.

AM : Begini pak, saya ini lagi stress, marah, galau dan sebel kenapa sepanjang hidup saya selalu penuh dengan masalah, yang satu selesai datang lagi yang baru dan begitu seterusnya.

OB: Lantas apa reaksimu terhadap masalah tersebut?

AM: Ya... biasanya pertama kesel, trus terpancing emosi, trus menunjuk si pembuat masalah, trus Marah, trus bertengkar, trus saling menjelek-jelekkan, trus akhirnya bermusuhan, trus stess dan sebel aja.

OB: Kamu ingin semua masalah kamu bisa berhenti dan tak datang lagi ?

AM; Mau...mau sekali ! Memang bisa ya ??

OB: Tentu saja bisa, semuanya tergantung kamauan kamu.

AM : Lalu caranya gimana, tolong dong ajari aku segera caranya.

OB : Begini anak muda; sebenarnya masalah itu datang pada setiap orang tanpa terkecuali; dan bahkan mungkin hampir setiap hari. Karena ada maksud baik Tuhan di setiap datangnya masalah.

Sesungguhnya Tuhan mengirim masalah itu untuk sebuah tujuan yang sangat bagus agar kita bisa belajar dan bertumbuh menjadi lebih baik.

Lanjutkan membaca.....

Inilah maksud baik Tuhan pada kita dengan datangnya masalah:

1. Seseorang itu di beri masalah oleh Tuhan bukan untuk menjadi kesal, melainkan untuk mengambil hikmah agar masalah yang sama tidak terualang kembali.

2. Seseorang itu diberi masalah oleh Tuhan bukan untuk menjadi EMOSI melainkan untuk menjadi lebih sabar.

3. Seseorang itu diberi masalah oleh Tuhan bukan untuk mencari siapa yang salah, tapi untuk evaluasi diri jangan-jangan justru prilaku kita yang bermasalah.

4. Seseorang itu diberi masalah oleh Tuhan bukan untuk menjadi Marah melainkan untuk mencari dan menelusuri apa penyebab akar masalahnya agar masalah yang sama tidak terulang kembali.

5. Seseorang itu diberi masalah oleh Tuhan bukan untuk bertengkar melainkan agar ia belajar mencari solusi terbaik bagi semuanya.

6. Seseorang itu diberi masalah oleh Tuhan bukan untuk saling menjelek-jelekkan malainkan agar kita belajar dari kesalahan-kesalahan kita dimasa lalu.

7. .Seseorang itu diberi masalah oleh Tuhan bukan untuk saling bermusuhan, namun untuk lebih lebih memahami perbedaan cara berpikir masing-masing, agar bisa berdamai dan merasakan kedamaian di tengah berbagai perbedaan.

8. Seseorang itu diberi masalah oleh Tuhan bukan untuk menjadi lebih stress malainkan untuk menjadi lebih tabah, tegar dan bersyukur bahwa kita masih di percaya oleh Tuhan untuk bisa mengatasinya.

OB : Jika kamu menyadari ini semua satu demi satu, dan menjadikan itu sebagai reaksimu saat masalah itu datang, maka dengan sendirinya masalah itupun akan pergi dan tak pernah kau rasakan lagi kedatangannya.

Ingatlah selalu Nak, Tuhan berharap dengan diberikannya masalah kita bisa bertumbuh menjulang tinggi, berakar kokoh dan berbatang yang kuat. Tuhan hanya ingin kita semua Menjadi manusia yang lebih baik, lebih sabar dan lebih bijak dan bukan malah sebaliknya.

AM ; Baiklah pak saya akan mencatat dan merenungi semua pesan-pesan Bapak.

OB : Anak muda mencatat dan merenungi saja tidaklah cukup, kamu harus berlatih dan terus berlatih terus menerus memberikan reaksi seperti ini setiap kali masalah itu datang. Dan ingatlah selalu 8 hal tersebut dan latihlah terus reaksimu hingga menjadi sebuah kebaiasaan.

**

Karena si pemuda ini sungguh-sungguh ingin berubah menjadi orang yang lebih baik, maka iapun memutuskan untuk tinggal di negeri itu sampai ia bisa berubah.

di share oleh ayah edy untuk para keluarga Indonesia.

Sunday, February 7, 2021

Kenangan indah saat MEMETAKAN POTENSI UNGGUL ANAK SEJAK DINI


Seusai memberikan Roadshow Parenting dari desa ke desa di Bali, malamnya saya sering kelelahan.

Teman² relawan di Bali biasanya membantu mengurangi kelelahan saya dgn mendatangkan terapi pijat tradisional Bali

Kali ini sy dipijat oleh ibunya Gede

Karena beliau tahu sy adalah pembicara parenting, sambil memijat beliau berkonsultasi tentang anaknya yg bernama Gede.

Beliau frustasi karena anaknya tdk mau belajar dan sekolah, berbagai usaha sdh dicoba namun tak satupun yg berhasil, Gede tetap tdk mau belajar dan sekolah, saya harus bagaimana ayah? sy takut Gede tdk punya masa depan, tutur ibunya sambil menangis.

Lalu saya jawab coba besok pagi  Gede diajak ke sini ya, sy mau ketemu dan bicara langsung dgn Gede

Besok paginya Gede dan ibunya sdh datang menjumpai saya.

Awalnya Gede malu dan diam tdk mau bicara.., mungkin ia trauma karena sering dimarahi, dan kebanyakan orang mempersalahkannya😥

Namun setelah sy lakukan pendekatan psikologi Gede merasa nyaman dan mulai mau bicara, bahkan bicara sambil sy pangku layaknya sy bicara dgn anak saya sendiri

Ternyata dari hasil temuan kami Gede menyimpan potensi yg luar biasa dalam dunia seni tari, dia tdk hanya pandai menari, tapi dalam usianya yg baru 6 mau 7 tahun sudah pandai menciptakan tarian baru, di luar tarian Bali yg sdh ada saat ini.

Jadi Gede memiliki potensi emas untuk menjadi seorang koreografer seni tari Bali.

Dan saya sarankan agar orang tuanya fokus untuk mendukung Gede menjadi seorang Koreografer, dan berhenti memarahi anaknya karena tdk mau belajar.

Atas dukungan para relawan kami di Bali yg akan membantu Gede masuk sanggar tari di Bali akhirnya ibunya setuju.

Dan saking girangnnya ibunya janji tdk akan marah lagi, Gedepun segara memeluk ibunya, dan setelah itu Gede menghampiri saya, memeluk dan mencium pipi saya.. 💗💗

Bali my lovely place for living

Kenangan manis dari Program Banjar ke Banjar, 6 Januari 2016, Kramas, Bali 

Fasilitator konsultasi: pak Surya Guna Negara dan Memene Arrie

Fotografer : Pak Made Nuriana

Saturday, February 6, 2021


DIDIKLAH ANAKMU SESUAI ZAMANNYA

"KARENA IA AKAN HIDUP DI ZAMAN YG BERBEDA DENGAN ZAMA DULU KAMU HIDUP"

"Kita tdk akan bisa menyiapkan masa depan bagi anak kita, yg bisa kita lakukan adalah menyiapkan anak kita untuk menyambut masa depannya"

Dua quotes tokoh terkenal ini, sangat menginspurasi saya, hingga ketika anak kami belajar menulis kami lebih banyak melatihnya mengetik di keyboard komputer dengan metode blind typing

Jadi mereka sekarang sangat lancar mengetik dengan 10 jari mereka tanpa harus melihat, dan benar saja zaman ini 90% lebih tulisan itu diketik dgn tuts komputer atau hp.

Dan banyak lagi hal lain yg kami latihkan pada anak kami untuk mempersiapkan dan menyongsong zamannya,  Era Digital

Bahkan kami pun saat ini sudah pelan² mendiskusikan tentang evolusi selanjutnya dari teknologi komputer, yakni tentang AI (Artificial Intelligence)

Anak kita akan hidup dimasa depan yg semua aspek kehidupannya mungkin akan sangat berbeda dgn kehidupan kita dulu dan saat ini.

Salam Parenting 

Ayah

Friday, February 5, 2021

BENARKAH ADA KRITIK YG MEMBANGUN...?



Teman saya dulu pernah berpesan pada saya,  "jangan coba kritik orang lain, karena tdk ada kritik yg membangun dan membuat org yg dikritik jadi lebih baik"

Saya mah orang nya gak gampang percaya sama omongan orang, yg ada malah saya ingin buktikan dgn coba mengkritik orang² di sekitar saya satu demi satu..

Yg pertama Istri saya, 

hasilnya bukan membuatnya lebih baik yg ada malah membuatnya ngambek dan balas kritik saya. Dan... Duar..!! ujung²nya malah jadi bertengkar..

Yg kedua anak saya, 

hasilnya bukannya mereka menjadi lebih baik, yg ada mereka malah suka melawan atau menutup diri dan menjauh dr saya.

Sy coba kritik mertua saya, Nah ini dia..

coba anda tebak apa kira² hasilnya

Terakhir sy kritik tetangga saya... Dan hasilnya... Coba tebak sendiri deh...

Akhirnya sy belajar ilmu psikologi komunikasi dari Lesly Giblin dan saya akhirnya tersadarkan...

Sejak saat itu sy ganti dari mengkritik, menjadi berduskusi mencari solusi bersama.

Sy praktekan selama 7 tahun, dan Alhamdulillah Istri, anak mertua, tetangga semua jadi bertambah baik dan akrab

Punya pengalaman pribadi??

Kalau belum punya coba deh kritik orang yg ada di sekitarmu, atau coba baca tulisan ini...

DAHSYATNYA EFEK KRITIKAN PADA POHON

Adalah sebuah kebiasaan yang ditemukan di sekitar penduduk kepulauan Solomon, yang terletak di Pasifik Selatan. Yaitu meneriaki/mengkritik pohon.

Untuk apa mereka lakukan?

Kebiasaan ini ternyata mereka lakukan ketika mereka menemukan pohon yang sangat besar dan berakar kuat. Mereka kesulitan untuk menebang pohon tersebut dengan cara biasa.

Oleh karena itu, mereka melakukan cara yang menurut mereka tidak pernah gagal, yaitu dengan meneriaki/Mengkritik pohon tersebut.

Beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akan memanjat ke atas pohon. Kemudian mereka akan berteriak dgn berbagai makian/kritikan sekuat tenaga pada pohon itu.

Mereka lakukan berjam-jam lamanya selama berpuluh-puluh hari.

Apa hasilnya??

Sungguh mengejutkan!

Hari demi hari pohon tersebut mulai menggugurkan daun-daunnya yang kering. Merontokan ranting-ranting yang rapuh. Perlahan, pohon itu layu dan kemudian mati.

Dengan demikian, pohon itu akan mudah untuk ditumbangkan. Sungguh semudah itukah mematikan makhluk hidup yang besar itu?

Jika kita perhatikan, apa yang dilakukan oleh penduduk Solomon itu sangan aneh. Namun, dibalik keanehan itu ada satu hal yang bisa kita pelajari. Sangat berharga!!

Mereka telah membuktikan bahwa teriakan-teriakan dan Kritikan yang dilakukan terhadap suatu makhluk hidup bisa mematikan roh makhluk hidup tersebut. Dia akan mati dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Nah, sekarang apa yang bisa kita pelajari dari fenomena tersebut?

Sangat berharga sekali!!

Setiap kali kita meneriaki seseorang dengan kasar, maka setiap itu pula kita sedang mematikan rohnya.

Seringkah kita berteriak pada anak kita karena jengkel, nakal, dan susah diatur? Cepaaat! Lelet banget sih kamu! Kerjanya Cuma tidur! Disuruh begitu aja gak becus!

Seringkah kita berteriak pada orang tua kita karena kesal? 

Kenapa sih nyuruh-nyuruh terus! Cerewet banget sih!

Seringkah seorang guru berteriak pada muridnya? 

Payah banget sih soal kaya gini aja gak bisa! Kamu bodoh! Dasar lelet!

Seringkah kita berteriak pada teman kita? Dasar kurang ajar! Gak tau malu! Gaptek! Tolol! Bego!

Seringkah kita berteriak pada pasangan kita? 

Aku bener-bener nyesel nikah sama kamu! Kamu gak pernah berguna!

Disadari ataupun tidak, itulah realita yang terjadi dalam kehidupan kita.

Kawanku yang baik hatinya…

Jika rasa dan asa ingin segera melontarkan kata yang kasar dari mulut kita karena merasa kesal, terhina, marah, dan terluka… Ingatlah pada apa yang diajarkan oleh penduduk Solomon ini.

Mereka mengajari kita bahwa setiap kali kita berteriak/memaki atau mengkritik, maka setiap itu pula kita mulai mematikan roh orang-orang yang kita cintai.

Mereka akan terluka. Mereka akan layu seperti pohon. Dan perlahan mereka akan merasa kosong dan mati.

Hidup ini adalah pilihan kawan…

Jika kita ingin roh yang ada pada diri orang-orang yang kita sayangi tetap ada, janganlah meneriakinya dengan kasar.

Masih ada kesempatan untuk berbicara dengan baik-baik tentang apa yang kita harapkan.

Tapi jika sebaliknya, apabila kita ingin membunuh roh orang-orang yang kita sayangi, maka berteriaklah dan kritiklah ia sepuas hati mu.

Hidup adalah pilihan bebas… berikut akibat dan resikonya.

Setelah membaca tulisan ini...

Mau percaya boleh, tidakpun gak apa²

Coba saja buktikan.., kritiklah sebanyak² orang terutama pasangan, anak atau mertuamu

dan lihat hasilnya..

Thursday, February 4, 2021

APAKAH KITA INGIN JADI ORANG TUA YG DITAKUTI ATAU DICINTAI ANAK ?



Anak kami saat ini sdh masuk fase remaja

Kebanyakan anak remaja konon katanya akan mulai menjauh dari orang tuanya dan mendekat pada teman²nya.

Alhamdulillah fenomena tersebut tidak terjadi pada kedua anak kami.

Mereka berdua masih dekat dgn kami dan  bahkan kalau sdg jalan² olah raga pagi, kami banyak ngobrol tentang segala hal yg mereka inginkan

Kami merasa seperti sahabat satu sama lain, yg saling menghormati dan menyayangi.

Ini terjadi setelah saya menerapkan pola didik tanpa teriakan dan bentakan pada anak² saya

Dan Alhamdulillah kami sudah menuliskan pengalaman kami tersebut dalam bentuk buku

Tapi jika kita tdk sempat atau kurang gemar membaca, kami sdh menyiapkan 10 seri pendek talkshow di youtube channel kami https://youtu.be/zrPZ0yZpNvU

Yg bisa kita tonton bagian per bagian kapanpun kita sempat.

Suatu saat nanti kita semua akan masuk usia senja dan byk membutuhkan perhatian anak, saat usia semakin senja kita akan makin sensitif, dan itu pasti.

Sy sungguh sedih menyaksikan byk orang saat sdh tua dibentak² oleh anaknya..

Sy gak bisa membayangkan betapa pedih hati orang tua yg dibentak² anaknya itu. Terkadang org tuanya hanya bisa menitikkan air matanya tanpa mampu melawan, persis seperti seorang anak yg dibentak² orang tuanya yg hanya bisa menangis tanpa bisa melawan.

Namun apa mau dikata, apa yg dulu kita tanam pada anak, itulah akan kita tuai ketika kita tua.

Sy sungguh beruntung, sdh belajar parenting sejak anak saya usia balita.

Jadi Alhamdulillah anak kami sangat perhatian dan sangat santun pada kami orang tuanya.

Mari kita belajar parenting, sebelum segalanya terlambat

💗💗💗

Wednesday, February 3, 2021



PENTING BANGET UNTUK DIKETAHUI PARA ORANG TUA

PARA PEMBUAT KAMERA YG JENIUS !!!

Perhatikanlah baik-baik gambar ini;

Yang sebelah kiri adalah foto saya kira 46 tahun tahun yg lalu, foto yg diambil saat saya masih kecil dulu dan yg disebelah kanan adalah foto anak saya waktu masih balita.

💗

Dalam waktu 46 tahun banyak sekali perkembangan yg menakjubkan dari dunia kamera dan fotografi kita; begitu cerdasnya para pembuat kamera mengembangkan sistem kamera mereka.

💗

Masih ingat dulu waktu masih kecil jika kita di foto; maka juru kameranya pasti akan bilang; 

💗

“oke tenang ya..., Diam, awas ya... jangan bergerak !!, ya siaaappp” lalu Klik kamera berbunyi dan jadilah fotonya 1 minggu kemudian.

💗

Mengapa juru kameranya sampai HARUS berkata demikian???

Ya, karena kamera waktu itu masih kuno; belum bisa menangkap objek bergerak; jadi anak-anak kita yg sejatinya adalah mahluk-mahluk ekspresif yg suka bergerak; tapi mau tidak mau harus mengikuti sistem kamera yang kuno tadi, dan mau tidak mau anak-anak di paksa untuk bersikap sempurna dan diam sebelum di foto.

💗

Namun betapa cerdasnya para pembuat kamera tersebut; ternyata mereka memahami betul bahwa dunia anak adalah dunia bergerak; bebas berekspresi sesuai fitrah bawaan lahir mereka. 

💗

Dan tugas Kamera sejatinya adalah untuk bisa MENGABADIKAN momen yg sangat indah dan berharga ini yg mungkin tidak pernah bisa terulang kembali.

💗

Jadi mengapa anak-anak harus dipaksa untuk diam ?;

💗

Mengapa bukan sistem kameranya yg dibuat agar bisa membuat setiap anak bebas bergerak dan berekspresi pada saat difoto ?

💗

Dengan demikian maka akan tampak keaslian seorang anak pada saat di foto.

💗

Maka dengan sebuah upaya kerja keras akhirnya mereka berhasil menciptakan kamera otomatis yg bisa menangkap anak2 yg sedang bergerak dan berekpresi. Melalui sistem yg disebut Kids option atau Motion Picture atau anti getar dsb, tergantung jenis dan merek kamera masing2.

💗

Namun pada intinya tetap sama bahwa kamera tersebut bisa mengabadikan anak2 yg sedang bergerak dan berekspresi bebas.

💗

Para pembuat kamera ini sadar bahwa seharusnya sistem kameranyalah yg disesuaikan dengan dunia anak dan bukan anaknya yg terus menerus dipaksa untuk menyesuaikan dengan sistem kameranya.

Wow !!! What a genius way of thinking !!! (sebuah pemikiran yg sangat jenius)

💗

Bahkan tidak hanya itu; fotopun di buat berwarna; untuk menampilkan warna-warni alami dari masing-masing anak; dan bahkan sejak era foto digital, hasil jepretan kamera bisa langsung di lihat seketika tanpa perlu menunggu berhari2 dan bisa di pindahkan ke kertas foto, hp, komputer dsb.

💗

Tidak ada lagi foto hitam putih.... semuanya berwarna persis seperti berwarna-warninya dunia anak-anak kita.

💗

Sungguh kreatif luar biasa para pembuat kamera tersebut.!!!

💗

Hingga saat ini tidak pernah ada lagi orang tua yg berkata, “Hei diam ya jangan bergerak... mau difoto nich...!!!!”

💗

Jika ada orang tua yg masih memaksa anaknya diam saat difoto itu artinya kameranya sudah usang, ketinggalan zaman dan perlu segera diganti dengan yg baru.

💗

Atau kemungkinan lain orang tuanya GAPTEK (Gagap Teknologi) dan harus lebih banyak belajar.

💗💗💗💗💗

Pertanyaan besar bagi kita semua, lalu bagaimana dengan SISTEM SEKOLAH ATAU PENDIDIKAN ANAK KITA ?

💗

Apakah anak kita hingga saat ini masih saja terus dipaksa untuk menyesuaikan dengan sistem sekolah ??? harus duduk diam, tidak boleh bergerak dan berekpresi bebas.

💗

Apakah sistem sekolah kita masih menggunakan pendekatan ”HITAM-PUTIH” ??

Anak pintar-anak bodoh, anak baik-anak nakal, anak juara-anak gagal, anak rajin-anak malas dst. ???

Jika jawaban kita adalah ”Ya Masih !!”

Menurut anda apakah anaknya yg bermasalah atau sistem sekolahnya yg sudah usang dan ketinggalan zaman....?

💗

Hati-hati jangan2 selama ini kita tidak tahu dan menyadari bahwa sistem sekolah tempat anak kita bersekolah saat ini masih sama dengan Kamera yg sudah kuno dan usang tadi; yg sistem teknologinya sudah lama ditinggalkan oleh para pembuat kamera di seluruh dunia.

🌷🌷🌷

Ayo share foto anak² kita yg penuh ekspresi di sini

”Chiiiiisssss....... ayo bergerak dan berekspresi ya nak !!!”

💗💗💗

Salam hangat,

Ayah

Tuesday, February 2, 2021

MENGAPA ANAK SAYA SUKA MELAWAN DAN SULIT SEKALI DIATUR..?



7 dari 10 orang tua Indonesia mengalaminya......

Mari kita simak penyebabnya:

Apakah kita pernah melakukan kesalahan-kesalahan mendidik berikut ini.....

1. Raja yang Tak Pernah Salah

Sewaktu anak kita masih kecil dan belajar jalan tidak jarang tanpa sengaja mereka menabrak kursi atau meja. Lalu mereka menangis. Umumnya, yang dilakukan oleh orang tua supaya tangisan anak berhenti adalah dengan memukul kursi atau meja yang tanpa sengaja mereka tabrak. Sambil mengatakan, “Siapa yang nakal ya? Ini sudah Papa/Mama pukul kursi/mejanya…sudah cup….cup…diem ya..Akhirnya si anak pun terdiam.

Ketika proses pemukulan terhadap benda benda yang mereka tabrak terjadi, sebenarnya kita telah mengajarkan kepada anak kita bahwa ia tidak pernah bersalah.

Yang salah orang atau benda lain. Pemikiran ini akan terus terbawa hingga ia dewasa. Akibatnya, setiap ia mengalami suatu peristiwa dan terjadi suatu kekeliruan, maka yang keliru atau salah adalah orang lain, dan dirinya selalu benar. Akibat lebih lanjut, yang pantas untuk diberi peringatan sanksi, atau hukuman adalah orang lain yang tidak melakukan suatu kekeliruan atau kesalahan.

Kita sebagai orang tua baru menyadari hal tersebut ketika si anak sudah mulai melawan pada kita. Perilaku melawan ini terbangun sejak kecil karena tanpa sadar kita telah mengajarkan untuk tidak pernah merasa bersalah.

Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan ketika si anak yang baru berjalan menabrak sesuatu sehingga membuatnya menangis? Yang sebaiknya kita lakukan adalah ajarilah ia untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi; katakanlah padanya (sambil mengusap bagian yang menurutnya terasa sakit): ” Sayang, kamu terbentur ya. Sakit ya? Lain kali hati-hati ya, jalannya pelan-pelan saja dulu supaya tidak membentur lagi.”

2. Berbohong Kecil

Awalnya anak-anak kita adalah anak yang selalu mendengarkan kata-kata orang tuanya, Mengapa? KArena mereka percaya sepenuhnya pada orang tuanya. Namun, ketika anak beranjak besar, ia sudah tidak menuruti perkataan atau permintaan kita? Apa yang terjadi? Apakah anak kita sudah tidak percaya lagi dengan perkataan atau ucapan-ucapan kita lagi?

Tanpa sadar kita sebagai orang tua setiap hari sering membohongi anak untuk menghindari keinginannya. Salah satu contoh pada saat kita terburu-buru pergi ke kantor di pagi hari, anak kita meminta ikut atau mengajak berkeliling perumahan. Apa yang kita lakukan? Apakah kita menjelaskannya dengan kalimat yang jujur? Atau kita lebih memilih berbohong dengan mengalihkan perhatian si kecil ke tempat lain, setelah itu kita buru-buru pergi? Atau yang ekstrem kita mengatakan, “Papa/Mama hanya sebentar kok, hanya ke depan saja ya, sebentaaar saja ya, Sayang.” Tapi ternyata, kita pulang malam. Contah lain yang sering kita lakukan ketika kita sedang menyuapi makan anak kita, “Kalo maemnya susah, nanti Papa?Mama tidak ajak jalan-jalan loh.” Padahal secara logika antara jalan-jalan dan cara/pola makan anak, tidak ada hubungannya sama sekali.

Dari beberapa contah di atas, jika kita berbohong ringan atau sering kita istilahkan “bohong kecil”, dampaknya ternyata besar. Anak tidak percaya lagi dengan kita sebagai orang tua. Anak tidak dapat membedakan pernyataan kita yang bisa dipercaya atau tidak. akibat lebih lanjut, anak menganggap semua yang diucapkan oleh orang tuanya itu selalu bohong, anak mulai tidak menuruti segala perkataan kita.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Berkatalah dengan jujur kepada anak. Ungkapkan dengan penuh kasih dan pengertian:

“Sayang, Papa/Mama mau pergi ke kantor. Kamu tidak bisa ikut. Tapi kalo Papa/Mama ke kebun binatang, kamu bisa ikut.”

Kita tak perlu merasa khawatir dan menjadi terburu-buru dengan keadaan ini. Pastinya membutuhkan waktu lebih untuk memberi pengertian kepada anak karena biasanya mereka menangis. Anak menangis karena ia belum memahami keadaan mengapa orang tuanya harus selalu pergi di pagi hari. Kita harus bersabar dan lakukan pengertian kepada mereka secara terus menerus. Perlahan anak akan memahami keadaan mengapa orang tuanya selalu pergi di pagi hari dan bila pergi bekerja, anak tidak bisa ikut. Sebaliknya bila pergi ke tempat selain kantor, anak pasti diajak orang tuanya. Pastikan kita selalu jujur dalam mengatakan sesuatu. Anak akan mampu memahami dan menuruti apa yang kita katakan.

3. Banyak Mengancam

“Adik, jangan naik ke atas meja! nanti jatuh dan nggak ada yang mau menolong!”

“Jangan ganggu adik,nanti MAma/Papa marah!”

Dari sisi anak pernyataan yang sifatnya melarang atau perintah dan dilakukan dengan cara berteriak tanpa kita beranjak dari tempat duduk atau tanpa kita menghentikan suatu aktivitas, pernyataan itu sudah termasuk ancaman. Terlebih ada kalimat tambahan “….nanti Mama/Papa marah!”

Seorang anak adalah makhluk yang sangat pandai dalam mempelajari pola orang tuanya; dia tidak hanya bisa mengetahui pola orang tuanya mendidik, tapi dapat membelokkan pola atau malah mengendalikan pola orang tuanya. Hal ini terjadi bila kita sering menggunakan ancaman dengan kata-kata,namun setelah itu tidak ada tindak lanjut atau mungkin kita sudah lupa dengan ancaman-ancaman yang pernah kita ucapkan

Apa yang sebaiknya kita lakukan? .

Kita tidak perlu berteriak-teriak seperti itu. Dekati si anak, hadapkan seluruh tubuh dan perhatian kita padanya. tatap matanya dengan lembut, namum perlihatkan ekspresi kita tidak senang dengan tindakan yang mereka lakukan. Sikap itu juga dipertegas dengan kata-kata, “Sayang, Papa/Mama mohon supaya kamu boleh meminjamkan mainan ini pada adikmu. Papa/Mama akan makin sayang sama kamu.” Tidak perlu dengan ancaman atau teriaka-teriakan. Atau kita bisa juga menyatakan suatu pernyataan yang menjelaskan suatu konsekuensi, misal “Sayang, bila kamu tidak meminjamkan mainan in ke adikmu,Papa/Mama akan menyimpan mainan ini dan kalian berdua tidak bisa bermain. MAinan akan Papa/Mama keluarkan, bila kamu mau pinjamkan mainan itu ke adikmu. Tepati pernyataan kita dengan tindakan.

4. Bicara Tidak Tepat Sasaran

Pernahkah kita menghardik anak dengan kalimat seperti, “Papa/Mama tidak suka bila kamu begini/begitu!” atau “Papa/Mama tidak mau kamu berbuat seperti itu lagi!” Namun kita lupa menjelaskan secara rinci dan dengan baik, hal2 atau tindakan apa saja yang kita inginkan. Anak tidak pernah tahu apa yang diinginkan atai dibutuhkan oleh orang tuanya dalam hal berperilaku. Akibatnya anak terus mencoba sesuatu yang baru. Dari sekian banyak percobaan yang dilakukannya, ternyata selalu dikatakan salah oleh orang tuanya. Hal ini mengakibatkan mereka berbalik untuk dengan sengaja melakukan hal2 yang tidak disukai orang tuanya. Tujuannya untuk mrmbuat orang tuanya kesal sebagia bentuk kekesalan yang juga ia alami (tindakannya selalu salah di hadapan orang tua).

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Sampaikanlah hal2 atau tindakan2 yang kita inginkan atau butuhkan pada saat kita menegur mereka terhadap perilaku atau hal yang tidak kita sukai.Komnikasikan secara intensif hal atau perilaku yang kita inginkan atau butuhkan. Dan pada waktunya, ketika mereka sudah megalami dan melakukan segala hal atau perilaku yang kita inginkan atau butuhkan , ucapkanlah terimakasih dengan tulus dan penuh kasih sayang atas segala usahanya untuk berubah.

5. Menekankan pada Hal-hal yang salah

Kebiasaan ini hampir sama dengan kebiasaan di atas. Banyak orang tua yang sering mengeluhkan tentang anak2nya tidak akur, suka bertengkar. Pada saat anak kita bertengkar, perhatian kita tertuju pada mereka, kita mencoba melerai atau bahkan memarahi. Tapi apakah kita sebagai orang tua memperhatikan mereka pada saat mereka bermain dengan akur? Kita seringkali menganggapnya tidak perlu menyapa mereka karena mereka sedang akur. Pemikiran tersebut keliru, karena hak itu akan memicu mereka untuk bertengkar agar bisa menarik perhatian orang tuanya,

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Berilah pujian setiap kali mereka bermain sengan asyik dan rukun, setiap kali mereka berbagi di antara mereka dengan kalimat sederhana dan mudah dipahami, misal: ”Nah, gitu donk kalau main. Yang rukun.” Peluklah mereka sebagai ungkapan senang dan sayang.

6. Merendahkan Diri Sendiri

Apa yang anda lakukan kalau melihat anak anda bermain Playstation lebih dari belajar? Mungkin yang sering kita ucapkan pada mereka, “Woy… mati in tuh PS nya, ntar dimarahin loh sama papa kalo pulang kerja!” Atau kita ungkapkan dengan pernyataan lain, namun tetap dengan figur yang mungkin ditakuti oleh anak pada saat itu. Contoh pernyataan ancaman diatas adalah ketika yang ditakuti adalah figur Papa.

Perhatikanlah kalimat ancaman tersebut. Kita tidak sadar bahwa kita telah mengajarkan pada anak bahwa yang mampu untuk menghentikan mereka maen ps adalah bapaknya, artinya figure yang hanya ditakuti adalah sang bapak. Maka jangan heran kalau jika anak tidak mengindahkan perkataan kita karena kita tidak mampu menghentikan mereka maen ps.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Siapkanlah aturan main sebelum kita bicara; setelah siap, dekati anak, tatap matanya, dan katakan dengan nada serius bahwa kita ingin ia berhenti main sekarang atau berikan pilihan, misal “Sayang, Papa/Mama ingin kamu mandi. Kamu mau mandi sekarang atau lima menit lagi?” bila jawabannya “lima menit lagi Pa/Ma”. Kita jawab kembali, “Baik, kita sepakat setelah lima menit kamu mandi ya. Tapi jika tidak berhenti setelah lima menit, dengan terpaksa papa/mama akan simpan PS nya di lemari sampai lusa”. Nah, persis setelah lima menit, dekati si anak, tatap matanya dan katakan sudah lima menit, tanpa tawar menawar atau kompromi lagi. Jika sang anak tidak nurut, segera laksanakan konsekuensinya.

7. Papa dan Mama Tidak Kompak

Mendidik abak bukan hanya tanggung jawab para ibu atau bapak saja, tapi keduanya. Orang tua harus memiliki kata sepakat dalam mendidik anak2nya. Anak dapat dengan mudah menangkap rasa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan bagi dirinya. Misal, seorang Ibu melarang anaknya menonton TV dan memintanya untuk mengerjakan PR, namun pada saat yang bersamaan, si bapak membela si anak dengan dalih tidak mengapa nonton TV terus agar anak tidak stress. Jika hal ini terjadi, anak akan menilai ibunya jahat dan bapaknya baik, akibatnya setiap kali ibunya memberi perintah, ia akan mulai melawan dengan berlindung di balik pembelaan bapaknya. Demikian juga pada kasus sebaliknya. Oleh karena itu, orang tua harus kompak dalam mendidik anak. Di hadapan anak, jangan sampai berbeda pendapat untuk hal2 yang berhubungan langsung dengan persoalan mendidik anak. Pada saat salah satu dari kita sedang mendidik anak, maka pasangan kita harus mendukungnya. Contoh, ketika si Ibu mendidik anaknya untuk berlaku baik terhadap si Kakak, dan si Ayah mengatakan ,”Kakak juga sih yang mulai duluan buat gara2…”. Idealnya, si Ayah mendukung pernyataan, “Betul kata Mama, Dik. Kakak juga perlu kamu sayang dan hormati….”

8. Campur Tangan Kakek, Nenek, Tante, atau Pihak Lain

Pada saat kita sebagai orang tua sudah berusaha untuk kompak dan sepaham satu sama lain dalam mendidik anak-anak kita, tiba-tiba ada pihak ke-3 yang muncul dan cenderung membela si anak. Pihak ke-3 yang dimaksud seperti kakek, nenek, om, tante, atau pihak lain di luar keluarga inti.

Seperti pada kebiasaan ke-7 (Papa dan Mama tidak Kompak), dampak ke anak tetap negatif bila dalam satu rumah terdapat pihak di luar keluarga inti yang ikut mendidik pada saat keluarga inti mendidik; Anak akan cenderung berlindung di balik orang yang membelanya. Anak juga cenderung melawan orang tuanya.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Pastikan dan yakinkan kepada siapa pun yang tinggal di rumah kita untuk memiliki kesepakatan dalam mendidik dan tidak ikut campur pada saat proses pendidikan sedang dilakukan oleh kita sebagai orang tua si anak. Berikan pengertian sedemikian rupa dengan bahasa yang bisa diterima dengan baik oleh para pihak ke-3.

9. Menakuti Anak

Kebiasaan ini lazim dilakukan oleh para orang tua pada saat anak menangis dan berusaha untuk menenangkannya. Kita juga terbiasa mengancam anak untuk mengalihkan perhatiannya, “Awas ada Pak Satpam, ga boleh beli mainan itu!” Hasilnya memang anak sering kali berhenti merengek atau menangis, namun secara tidak sadar kita telah menanamkan rasa takut atau benci pada institusi atau pihak yang kita sebutkan.

Sebaiknya, berkatalah jujur dan berikan pengertian pada anak seperti kita memberi pengertian kepada orang dewasa karena sesungguhnya anak2 juga mampu berpikir dewasa. Jika anak tetap memaksa, katakanlah dengan penuh pengertian dan tataplah matanya, “Kamu boleh menangis, tapi Papa/Mama tetap tidak akan membelikan permen.” Biarkan anak kita yang memaksa tadi menangis hingga diam dengan sendirinya.

10. Ucapan dan Tindakan Tidak Sesuai

Berlaku konsisten mutlak diperlukan dalam mendidk anak. Konsisten merupakan keseuaian antara yang dinyatakan dan tidakan. Anak memiliki ingatan yang tajam terhadap suatu janji, dan ia sanga menghormati orang-orang yang menepati janji baik untuk beri hadiah atau janji untuk memberi sanksi. So, jangan pernah mengumbar janji ada anak dengan tujuan untuk merayunya, agar ia mengikuti permintaan kita seperti segera mandi, selalu belajar, tidak menonton televisi. Pikirlah terlebih dahulu sebelum berjanji apakah kita benar-benar bisa memenuhi janji tersebut. Jika ada janji yang tidak bisa terpenuhi segeralah minta maaf, berikan alasan yang jujur dan minta dia untuk menentukan apa yang kita bisa lakukan bersama anak untuk mengganti janji itu.

11. Hadiah untuk Perilaku Buruk Anak

Acapkali kita tidak konsisten dengan pernyataan yang pernah kita nyatakan. Bila hal ini terjadi, tanpa kita sadari kita telah mengajari anak untuk melawan kita. Contoh klasik dan sering terjadi adalah pada saat kita bersama anak di tempat umum, anak merengek meminta sesuatu dan rengekennya menjadi teriakan dan ada gerak perlawanan. Anak terus mencari akal agar keinginnanya dikabulkan, bahkan seringkali membuat kita sebagai orang tua malu. Pada saat inilah kita seringkali luluh karena tidak sabar lagi dengan rengekan anak kita. Akhirnya kita mengiyakan keinginan si Anak. “Ya sudah;kamu ambil satu permennya. Satu saja ya!”

Pernyataan tersebut adalah sebagai hadiah bagi perilaku buruk si Anak. Anak akan mempelajarinya dna menerapkannya pada kesempatan lain bahkan mungkin dengan cara yang lebih heboh lagi.

Menghadapi kondisi seperti ini, tetaplah konsisten; tidak perlu malu atau takut dikatakan sebagai orang tua yang kikir atau tega. Orang beefikir demikian belum membaca buku tentang ini dan mengalami masalah yang sama dengan kita. Ingatlah selalu bahwa kita sedang mendidik anak, Sekali kite konsisten anak tak akan pernah mencobanya lagi. Tetaplah KONSISTEN dan pantang menyerah! Apapun alasannya, jangang pernah memberi hadiah pada perilaku buruk si anak.

12. Merasa Bersalah Karena Tidak Bisa Memberikan yang Terbaik

Kehidupan metropolitan telah memaksa sebagian besar orang tua banyak menghabiskan waktu di kantor dan di jalan raya daripada bersama anak. Terbatasnya waktu inilah yang menyebabkan banyak orang tua merasa bersalah atas situasi ini. Akibat dari perasaan bersalah ini, kita, para orang tua menyetujui perilaku buruk anaknya dengan ungkapan yang sering dilontarkan, “Biarlah dia seperti ini mungkin akrena saya juga yang jarang bertemu dengannya…”

Semakin kita merasa bersalah terhadap keadaan, semakin banyak kita menyemai perilaku buruk anak kita. Semakin kita memaklumi perilaku buruk yang diperbuat anak, akan semakin sering ia melakukannya. Sebagian besar perilaku anak bermasalah yang pernah saya (penulis) hadapi banyak bersumber dari cara berpikir orang tuanya yang seperti ini.

Apa yang sebaiknya kita lakukan? .

Apa pun yang bisa kita berikan secara benar pada anak kita adalah hal yang terbaik. Kita tidak bisa membandingkan kondisi sosial ekonomi dan waktu kita dengan orang lain. Tiap keluarga memiliki masalah yang unik, tidak sama. Ada orang yang punya kelebihan pada sapek finansial tapi miskin waktu bertemu dengan anak, dan sebaliknya. Jangan pernah memaklumi hal yang tidak baik. Lakukanlah pendekatan kualitas jika kita hanya punya sedikit waktu; gunakan waktu yang minim itu untuk bisa berbagi rasa sepenuhnya antara sisa2 tenaga kita, memang tidak mudah. Tapi lakukanlah demi mereka dan keluarga kita, anak akan terbiasa.

Baca lanjutannya dalam buku 37 Kebiasaan orang tua yang menghasilkan perilaku buruk pada anak....

Bisa di baca gratis saat kita ke Toko Buku Gramedia atau Gunung Agung....

Bisa dibeli on line via https://www.facebook.com/Pusat-pemesanan-buku-AYAH-EDY-1538959983042274/  (gratis CD Parenting senilai Rp. 600.000,-

by ayah edy