SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY

SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Bagaimana caranya..? Gabung di FB: komunitas ayah edy, download talkshow di www.ayahedy.tk

Thursday, May 31, 2018

TOM PETER - BANGSA YANG HEBAT


JADILAH ANAK BANGSA YANG IKUT MEMPERBAIKI NEGERI INI...

Tom Peters.... adalah seorang Konsultant Bisnis terkemuka dunia dan sangat dihormati karena pemikiran-pemikirannya yang luar biasa briliant.

Suatu ketika ia pernah melakukan penelitian, begini katanya....Saya selalu sangat tertarik untuk mengetahui mengapa beberapa perusahaan bisa menjadi yang terbaik dan unggul dalam persaingan bisnis yang begitu keras, semantara beberapa lainnya malah terpuruk dan bangkrut.

Ada satu temuan menarik; ternyata dalam setiap perusahaan yang unggul; saya selalu menemukan ciri-ciri yang sama bahwa para pegawainya yang biasa-biasa saja, dengan jabatan dan gaji yang biasa-biasa pula tapi justru melakukan hal-hal yang luar biasa untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan dan pelanggannya.

Dan selanjutnya saya juga mendapati hal yang sama pada negara-negara yang unggul dalam persaingan seperti Jepang misalnya; pada saat saya disana saya banyak mendapati penduduk Jepang yang biasa-biasa saja yang merupakan rakyat kecil biasa; tapi justru melakukan hal-hal yang luar biasa bagi bangsa dan negaranya.

Wahai para orang tua dan guru.... yang selama ini anda merasa sebagai orang yang biasa-biasa saja, dari keluarga yang biasa-biasa saja pula; marilah kita bersama-sama untuk melakukan hal-hal yang luar biasa bagi bangsa dan negara kita..... juga bagi anak-anak kita....

Karena ternyata Negara yang Hebat itu dibangun oleh penduduknya yang biasa-biasa saja....tapi mau melakukan hal-hal yang luar biasa bagi bangsanya. Bukan oleh orang yang merasa dirinya luar biasa tapi justru sebenarnya hanya bisa melakukan hal-hal yang biasa-biasa saja.

Wahai para orang tua dan guru diseluruh pelosok tanah air tercinta, yang merasa orang biasa-biasa saja....

Mulai hari ini...., Mari kita mulai melakukan hal-hal yang luar biasa dengan mendidik anak-anak kita secara tepat, agar bangsa kita menjadi Bangsa yang Luar Biasa !

Mari kita mulai segalanya dari KELUARGA !
Let's make Indonesian Strong from Home..!

KITA PASTI BISA !
Salam Hangat,
ayah edy

Wednesday, May 16, 2018

HIDUP INI PILIHAN

AKAN SELALU ADA ORANG YANG MEMBENCIMU

Ketika kita memilih jadi orang BAIK, maka ORANG-ORANG JAHAT akan MEMBENCIMU.

Ketika kita memilih jadi orang JAHAT, maka giliran ORANG-ORANG BAIKLAH yang akan MEMBENCIMU.

Jadi tentukanlah pilihanmu, pastikanlah peranmu, agar kamu tahu orang-orang seperti apa yang membencimu.

Tapi yakinlah jika kamu jadi orang baik, maka hidupmu akan lebih tenang, meskipun ada 1000 orang jahat yang membencimu.

Karena kebaikan akan selalu membawa kedamaian dihatimu.

Mari kita simak sebuah pengalaman pribadi yang terjadi pada saya tentang pilihan peran di kehidupan ini;

teruslah membaca jika ingin mendapat manfaatnya bagi hidup kita.....

*****
Suatu hari kami berkesempatan berbincang2 dengan Sang Guru Compassion, di acara talkshow penutup kami di Radio Smart fm.

Sambil menunggu waktu kami duduk bersebelahan agar saya bisa belajar dari Sang Guru mumpung beliau ada disini.

Kebetulan kami berdua saat itu menghadap televisi yang sedang menyiarkan berita demi berita nasional.

Lalu saya mulai terpancing untuk mengomentari tayangan demi tayangan yang disajikan yang isinya tentang hujat menghujat dan perbuatan keji yang tidak pantas dilakukan oleh makhluk Tuhan yang bernama manusia.

Mulailah sy terpancing emosi dan mengeluarkan komentar-komentar pedas, lalu saya mencoba menengok pada wajah teduh sang Guru dan menanyakan apa komentar beliau menanggapi isu ini.

Beliau hanya tersenyum..., dengan wajah damainya beliau hanya berkata,

“ Ya, ini semua sudah sempurna sebagaimana adanya.”

*****
Tak lama setelah itu muncul berita berikutnya yang tak kalah hebohnya, kembali saya terpancing lagi untuk memberikan komentar pedas dan agak keras.

Ketika saya menengok padanya, beliau kembali tersenyum dengan wajah tenangnya berkata pelan;

“ Tidak apa, tidak ada yang salah, semua ini sudah sempurna seperti apa adanya.”

Berkali-kali mendapat jawaban yang sama dan tidak memuaskan hati saya, karena beliau tidak ikut berkomentar sebagai mana pada umumnya orang segera ikutan berkomentar pedas seperti saya, maka saya yang awam ini jadi penasaran, apa sih maksudnya ?
Apanya yang sempurna..?
Wong yang seperti ini kok malah dibilang sempurna ?
Gimana sih..?

*****
Bertanyalah saya pada Sang Guru, apa maksud dari kata2 beliau tadi;

Lalu dengan wajah teduh dan damainya beliau mulai membuka kata demi kata;

"Ya kesempurnaan itu terjadi apa bisa ada "dualitas", ada keduanya; ada jahat ada baik, ada suka ada benci, ada siang dan ada malam, ada hitam dan ada putih, ada api dan ada air, ada sehat dan ada sakit, ada kuat ada lemah, ada lapar ada juga kenyang, ada kita di sini dan ada mereka di sana"

“Mana yang lebih baik Api atau Air ?”
beliau tiba2 bertanya pada saya.

Lalu saya berkata; “Tentu saja menurut saya air lebih baik dari pada api, air menyejukkan mendinginkan.”

"Nah disitulah apa bila kita belum memahami dualitas”.

”Ambil contoh Air, air itu dibutuhkan ketika api ada, "Menyejukan" itu dibutuhkan ketika ada panas.

Nah apakah orang2 di kutub utara lebih menyukai air yang dingin atau api yang hangat?.”

”Begitu pula malam datang meneduhkan dan mendinginkan bumi dan siang datang untuk menghidupkan bumi dengan panasnya matahari.

Kebaikan itu baru kelihatan dan dibutuhkan jika ada kejahatan. Seperti polisi juga dibutuhkan jika ada penjahat., KPK eksis karena ada para koruptor dst.”

“Itulah artinya semuanya sudah sempurna berada di perannya masing2, tinggal kita sebagai manusia yang diberi kuasa oleh Tuhan untuk memilih peran, maka silahkan tentukan kita mau mengambil peran apa?; apakah peran Api atau air, peran jahat atau baik.?”

Coba kamu tanya pada dirimu sendiri, peran apakah yang membuatmu bahagia..? Apakah peran Antagonis "Kejahatan" atau Peran Kebaikan..?

"Justru jika tidak ada salah satunya maka peran lawannya menjadi tidak lagi dibutuhkan dan berguna.”

*****
Lalu saya bertanya lagi “ lalu bagaimana jika peran kejahatan ternyata jauh lebih banyak dari peran kebaikan, orang jahat jadi lebih banyak dari orang baik, seperti yang baru saja kita saksikan melalu layar tv tersebut...?”

“Ya tentu saja jika itu terjadi kita harus segera menambah jumlah dan kualitas orang2 yang memainkan peran kebaikan.”

“Nah begitulah juga peran anda dan kita disini, kita ada karena ada mereka disana yang merupakan kebalikan dari peran kita bukan? “

“Semakin banyak peran yang bukan kita maka semakin dibutuhkanlah keberadaan kita”

“Itulah mengapa kita tidak perlu lagi menghujat malainkan bersyukur, karena merekalah maka peran kita menjadi begitu berarti di tengah orang banyak.”

"Jadi barhentilah menghujat, tapi belajarlah melampaui dualitas tadi."

******
Sadarilah sebenarnya jauh lebih mudah mengambil peran sebagai kita yang ada disini ketimbang mereka yang sedang memainkan peran itu disana lho.. (menunjuk ke televisi)

Maksudnya seperti apa ? tanya saya lagi

”Oh Iya dengan memainkan peran kita ini kan, kita cenderung menjadi orang yang lebih banyak menuai pujian, meskipun akan selalu ada sekali2 cemoohan (kembali lagi itulah dualitas);

Tapi coba bayangkan jika kitalah yang sedang menjalankan peran mereka disana ?" Apa yang akan mereka terima dari masyarakat, pujian, hujatan atau kutukan...?

******
”Jadi bagaimana agar saya bisa menuju kesana, menjadi lebih memahami dualitas kehidupan ini ? dan saya bisa tetap memilih peran yang menurut saya baik..?
Tanya saya pada sang Guru.

”Jika kita ingin melampaui dualitas, baik dan buruk dan tidak ingin lagi sering menghujat orang lain, maka belajarlah merasakan lapar sebelum merasakan kenyang, belajarlah di hujat sebelum di puji, cintailah siang jangan membenci malam, pahamilah dan terimalah peran mereka masing2 sebagaimana kita menerima peran kita sendiri.”

”Karena sesungguhnya mereka adalah guru-guru kehidupan bagi kita yang sedang mengajarkan kita untuk bisa merasakan apa arti dihujat, apa arti bersabar, dan APA ARTI KEBAIKAN..."

"Ya memahami kehidupan ini secara utuh bukan hanya separonya saja.”

Yang ke-2

”Ingat sering2 lah melatih diri dan belajar dan merasakan menjadi orang yang di hujat dan di cemooh agar kamu bisa tidak ikut-ikutan menghujat."

" Persis sebagaimana para nabi dan guru besar dunia dari timur dulu"

" Bacalah kisah sejarahnya bagaimana para guru ini dulu di hujat tanpa balas menghujat, dihina tanpa balik menghina, diludahi tanpa balik meludahi, dibilang gila tanpa harus membalas memaki, di tampar pipi kirinya malah juga diberikan pipi kanannya"

"Hingga pada akhirnya para guru besar ini mamahami apa hakikat hidup yang sesungguhnya. ”

*******
"Lalu bagaimana caranya ?" tanya saya pada sang guru.

” Caranya bisa bermacam-macam, tapi yang paling mudah cobalah melontarkan sesuatu yang memungkinkan orang lain untuk menghujatmu, menghakimi mu, tapi sadarilah bahwa ini bukanlah dirimu yang sesungguhnya, melainkan hanya bersandiwara untuk melatih diri melepaskan dari penghakiman karena dualitas kehidupan ini.” Jawab sang guru dengan lembut.

"Wah berat juga ya pikir saya dalam batin, apa yang saya bisa berpura-pura seperti ini...?"

******
”Setelah itu apa yang dilakukan ? bagaimana kita bisa kuat menghadapi cemoohan, hinaan, hujatan dan hal-hal yang tidak biasa kita terima ?” tanya saya lagi pada Guru.

Sejenak beliau mulai terdiam, dan berkata

"Jika kamu nanti dihujat coba lakukan seperti ini", katanya sambil mencontohkannya pada saya.

******
"Coba atur nafas... rileks... rileks...dan semakin rileks, lalu bayangkan kamu sedang di hakimi...."

Lalu....
....terima....terima....terima... karena dengan menerima ia akan berproses

....rasakan...rasakan...rasakan.. karena dengan merasakan kamu akan mengerti berada di posisi ini

.... lepaskan..lepaskan...lepaskan..” karena dengan melepaskan semua perasaan yang menyakitkan akan pergi "

”Lakukan ini berulang-ulang hingga kamu terbiasa..“
Dan semua perasaan negatif itu lepas dan sirna satu demi satu." begitu kata beliau.

******
"Wah... sepertinya sulit betul ya, untuk bisa menjadi teduh, damai dan bijaksana seperti guru ?" , kata saya.

”Pada awalnya mungkin terasa sulit tapi jika sudah di latih dan di latih lagi maka lama kelamaan akan menjadi lebih mudah karena terbiasa."

"Jadi latihlah dirimu dan sering2lah merasakan atau berada di posisi lawan dari peranmu yg sekarang ini, agar kita benar2 terlatih untuk tidak lagi mudah terpancing dan TERUSIK oleh isu apapun dan ikut2an menghakimi orang lain."

"Melainkan dan MEMPERKUAT PERANMU SENDIRI untuk menjadi apa, siapa dan melakukan apa di bumi ini..?"

"FOKUSLAH selalu untuk selalu bertanya pada DIRIMU SENDIRI INGIN MENGAMBIL PERAN APA dalam setiap kejadian yang ada..?"

"Apakah kita ingin menjadi orang BAIK ATAU ORANG JAHAT..?

"Apakah ingin menjadi ORANG-ORANG YANG MERUSAK DAN MENGHANCURKAN ATAU orang-orang yang memperbaiki hidup dan kehidupan ini...?"

"Itu adalah pilihan pribadi kita sendiri berikut konsekuensinya masing-masing".

"Ingatlah selalu bahwa setiap pilihan akan menghasilkan konsekuensinya masing-masing."

"Hidup ini hanya ada hukum aksi reaksi, sebab akibat atau tabur tuai.."

"Pikirkalah SECARA SADAR konsekuensi apa yang akan kamu akan terima SEBELUM kamu melakukan sebuah tindakan"

”Jadi jika kamu bisa melakukan itu secara spontan, maka damailah di hati dan damailah di bumi.”
Beliau menyudahi penuturannya.



********
Ya Tuhan...!

Mendengarkan penuturan ini rasanya diri saya masih terasa jauh sekali dari samudera keteduhan batin dan jiwa.

Rupanya saya masih harus mendaki jauh sekali menuju ke puncak kebijaksanaan tertinggi sebagaimana yang dituturkan Sang Guru Compassion.

Semoga Tuhan membimbing setiap langkah ku untuk mendaki satu demi satu anak tangga pelajaran menuju tataran Guru Compassion (Guru yang penuh cinta kasih)

PS****

Jika kamu kebetulan membaca sampai habis artikel ini,
Maukah kamu berperan untuk menshare kisah ini untuk Indonesia yang lebih rukun, tentram dan damai...?

Salam syukur penuh berkah.
by Ayah Edy
www.ayahkita.blogspot.co.id


Monday, May 14, 2018

ACARA SEKOLAH HIGH SCOPE



TALK SHOW ASYIK BARENG AYAH EDY dan Youtuber.. Yudist Ardhana.

Kira-kira satu tahun yang lalu saya pernah menawari workshop tentang PACARAN SEHAT

Respon orang tua malah khawatir dan ketakutan...
Anak kok diajari Pacaran.....?

Nah itu dia masalahnya kalau bukan kita yang mengajari cara pacaran yang sehat, lantas siapa yang akan mengajarinya...?

SINETRON..?
atau Teman-temannya...?
Malah semakin gak jelaskan.... apa yang diajarinya?

========================================

* Akhirnya hanya sedikit anak yang ikut dari para orang tua yang pikiranya sudah terbuka dan percaya penuh pada apa yang saya lakukan.

Jadilah saya memberikan bimbingan pada anak2 ABG yang kebetulan bersekolah di HIGH SCOPE BALI

* Setelah acara itu para orang tua melihat langsung hasilnya, ada anak mereka yang malah memutuskan pacarnya, karena sudah tahu konsep yang benar dan pacarnya itu GAK BENER !


*
Banyak yang berganti fokus, waktunya tidak lagi diisi dengan PACARAN tapi diisi dengan memetakan potensi emas dirinya dan menyusun langkah-langkah pencapainya.

*
Ada yang belum punya pacar tidak lagi minder jika di ejek, tapi malah menantang berargumen apa itu pacaran dan konsep pacaran yang benar.

*
Ada yang sudah punya pacar dan keduanya fokus bukan untuk PACARAN yang asal pergi sana-sini dan pegang2 tangan, tapi lebih fokus bekerjasama memetakan potensi emasnya dan berdua bekerjasama untuk menyusun langkah pencapaiannya.

DAN YANG TERAKHIR adalah.....

Cinta....nama seorang remaja puteri alumnus sekolah High Scope Bali.

Ingin berbagi sukses, pada teman-temannya dengan MENYELENGGARAKAN WORKSHOP di Sekolah High Scope Bali tentang bagaimana kita bisa punya KONSEP MEMILIH PASANGAN YANG TEPAT, menemukan SOULMATE sejati kita

Agar seperti Cinta saat ini, waktunya fokus untuk menciptakan EVEN-EVEN workshop, seminar, motivational building bagi para remaja...

Tidak hanya memberi manfaat besar tapi juga manfaat financial...

Siapa mau anak ABG dan remajanya seperti Cinta?

Yuk gabung diacara ini ni.... lihat brosur2 terlampir ya.....








HOAX DAN EDUKASI PARENTING


AYAH EDY FOKUS SAJA PADA PARENTING

KOMEN:
Dear ayah edy...mohon untuk fokus saja dengan dunia anak dan psikologis anak...harapan saya ayah edy ga nyrempet2 ke perpolitikan...saya sangat senang dengan postingan2 ayah tentang dunia anak...saran saya jika ingin menunjukan aspirasi politik, menggunakan akun lain, bukan akun ini...
Mohon maaf jika kurang berkenan..

Salam hormat..

Terimakasih

JAWAB:

Bagaimana cara orang Indonesia berpolitik sekarang ini disebabkan dulu waktu kecil tidak dididik berpolitik yang bermartabat oleh orang tua atau sekolahnya

Pak Harto dulu sering bilang seperti yg bapak katakan jangan berpolitik. Bakan siapa yang berani berpolitik dilenyapkan (dulu ada mahasiswa yang diculik dan hilang tidak pernah kembali)

Jadi sekarang kita menuai hasilnya. Orang semua ikut2an berpolitik tanpa paham apa itu politik dan akhlak dalam berpolitik.

Parenting itu adalah cara mendidik anak agar kelak ketika dewasa mereka bisa memiliki karakter sesuai yang kita inginkan. Dan berkarakter atau berahlak itu meliputi semua bidang termasuk berpolitik.

Saya tidak ingin generasi mendatang mewarisi cara2 berpolitik yang kita lihat sekarang. Karena waktu kecil mereka tidak pernah diajari politik sehat dan bermartabat.

Jadi bagaimana caranya, ya ajari anak kita akhlak yang baik termasuk dalam berpolitik. Jangan pernah menyebar fitnah dan kebencian. Tunjukkan prestasi diri.

Mulai dari mana, mulai dari diri sendiri dan kita selaku orang tua.

Sadarilah bahwa dunia parenting itu luas sekali, mengajarkan anak untuk menjadi manusia berakhlak disemua bidang termasuk dalam berpolitik bukan hanya sekedar mengajari anak menangis supaya berhenti menangis.

Mari jangan lagi seperti Pak Harto dulu, orang boleh melakukan apa saja kecuali berpolitik. Apa tujuannya, agar beliau tidak di utak-atik dan bisa berkuasa selamanya di negeri kita.

Mari kita ajarkan cara berpolitik yang berkahlak dan bermartabat, dan bukan menebar fitnah SARA dan kebencian.

Salam hormat kembali pak

Terimakasih

Saturday, May 12, 2018

AGAR ANAK GEMAR MAKAN YG SEHAT


TIPS PARENTING AYAH EDY SETIAP HARI

Bagaimana membiasakan anak makan dengan teratur, normal, dan mau menyantap jenis makanan yang bervariasi?

Setiap jam makan, Ningrum pasti merasa cemas. Sebab Aya, putrinya agak susah makan. Sekalinya mau makan, lamaaaaa sekali, soalnya selalu diemut dalam mulutnya. Bisa selesai dalam waktu 1,5 jam! Selain itu Aya hanya mau lauk itu-itu saja. Ningrum khawatir anaknya itu tidak mendapatkan gizi yang layak.

Beberapa kali Ningrum lepas kendali, ia pukul dengan pelan pipi anaknya ketika kebiasaan mengemutnya kambuh. Pukulannya sih, nggak sakit, tapi karena kurang sabar, Ningrum kadang berkata dengan nada keras dan membuat Aya menangis. Kalau sudah begitu, Aya tak mau melanjutkan makannya.
“Yang sabar, dong sama anak,” giliran Ningrum kena marah oleh ibunya.

“Eyaaangg...” jerit Aya sambil menghambur dalam pelukan Eyang putrinya. Ningrum hanya bisa manatap pasrah mereka berdua.

Duh, bagaimana ya membuat Aya senang makan dan mau menyantap makanan yang berbeda?

Jawaban Ayah Edy:

Ayah dan Bunda yang selalu semangat, ada beberapa faktor yang perlu kita ketahui jika anak tidak mau atau susah makan.
Pertama, faktor fisik.

Amati apakah anak mengalami gangguan mulut atau pencernaan. Di usia ini, anak biasanya belum bisa mengungkapkan dengan baik apakah giginya sakit, bolong, sakit tenggorokan, atau mengalami sariawan. Selain itu mungkin sistem percernaannya terganggu, misalnya ia merasa perutnya kembung, mual, atau sakit.

Anak yang makannya diemut juga dapat disebabkan oleh sifat naluriah anak yang pencernaannya masih lemah (terjadi di usia 1-3 tahun).

Sebetulnya, kalau kita lihat dari faktor kesehatan, semakin lumat makanan yang ditelan, semakin baik bagi pencernaan. Makanan yang lembut tentu makin siap dicerna sehingga meringankan beban lambung anak.

Ayah dan Bunda tidak perlu merasa cemas jika anak makannya lambat selama ia masih mengunyahnya. Sayangnya, cepat atau lambatnya anak makan, seringkali dibandingkan oleh cara orang dewasa makan.

Padahal kalau diperhatikan, kebanyakan orang dewasa memiliki pola makan yang kurang sehat, lho. Mereka seringkali makan terburu-buru, apalagi kalau mau berangkat kerja; makanan baru dikunyah sebentar sudah ditelan, lalu didorong oleh air. Minumnya pun teh, bahkan soda. Profesor, Dr Soetaryo, seorang guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada mengatakan, minum teh setelah makan dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh hingga 80 persen.

Padahal zat besi amat berguna bagi tubuh manusia, karena membantu pertumbuhan sel. Kekurangan zat besi, terutama pada anak dapat menyebabkan anak cemas, depresi, dan gangguan perhatian.

Maka, Ayah dan Bunda jangan membarengi anak-anak minum teh sambil makan ya. Kalau anak ingin minum teh, berikan jarak dua jam setelah makan.

Selain itu, cara makan yang sehat ialah, harus dikunyah hingga lembut sebelum ditelan. Proses pengunyahan merupakan percampuran makanan dengan air liur yang mengandung enzim untuk memecah ikatan kimia dalam makanan menjadi sederhana. Sehingga makanan lebih mudah ditelan dan dicerna dalam lambung.

Proses pengunyahan yang sempurna membuat kita bisa menikmati makanan dengan baik, bahkan peka terhadap berbagai rasa yang ada dalam makanan tersebut, dan mampu mencegah obesitas. Sebab, tubuh akan memberikan sinyal ke otak, bahwa makanan yang masuk sudah cukup. Ini menghindarkan kita dari makan berlebihan.

Kedua, faktor kebiasan. Kalau makannya disambi dengan menonton TV atau bermain, bisa jadi anak malah asyik dengan aktivitas sampingannya, ketimbang makan. Kalau sudah begini, makanan bisa diemut dan lupa menelannya.

Yang ada anak menjadi enek dan mengeluarkan makanannya. Ayah dan Bunda sebaiknya membiasakan anak makan dengan fokus, tidak disambi aktivitas lainnya, seperti nonton TV atau main game.

Ketiga, sesuai tipologi. Kalau tipe anak visual dan melankolis, ciri-cirinya dapat diketahui dari badannya kecil, pendiam, sensitif, atau mudah menangis. Umumnya mereka makan sambil mengemut.

Sebaliknya, untuk anak yang tipenya auditori, tidak demikian. Malah mungkin kita kesulitan menahannya untuk tidak makan. Jadi Ayah dan Bunda perlu mengenali dulu tipe dan karakter anak, supaya mudah mencari metode pendekatannya.

Keempat, bosan dengan menunya. Kadang orangtua lupa, kalau anak secara mental sama dengan orang dewasa. Mereka sama-sama memiliki rasa bosan terhadap makanan yang itu-itu terus.

Coba Ayah-Bunda perhatikan, apakah menunya seringkali sama atau diulang-ulang?

Kalau tidak nasi telur atau nasi dengan nugget, sehingga anak bosan. Hanya saja anak tidak tahu bagaimana menyebut perasaan yang ia rasakan itu. Kalau menunya itu-itu saja, jangankan anak, orang dewasa pun juga bosan, kan? Jadi buatlah variasi, persis seperti yang dilakukan perusahaan katering.

Ini akan membantu anak merasakan menu yang berbeda-beda setiap harinya. Jangan lupa biasakan buah hati mengkonsumsi sayur dan buah, agar cukup serat dan memudahkan proses pembuangan. Kalau dibiasakan sejak kecil, tidak sulit meminta mereka makan sayur dan buah.

Namun kalau susah, Bunda sebaiknya kreatif, dengan menyelipkan sayuran di menu keseharian. Misalnya Bunda membuat nugget sendiri, campurkan wortel atau bayam di dalamnya, atau membuat kue risol, bisa diselipkan sayuran di dalamnya. Jadi kebutuhan serat anak Ayah dan Bunda terpenuhi.

Kelima, cara memberi makan; apakah sambil bermain atau serius. Ayah-Bunda, yang ada di pikiran anak-anak adalah bermain. Makan pun, harus ada unsur bermainnya. Tapi sayangnya, orang dewasa—baik itu orangtua atau pengasuhnya— seringkali memberi makan dengan cara yang serius. Misalnya seperti ini. “Makan! Ayo A’.. buka mulutnya… A’...”

 Nah, ini tentunya bertolak belakang dengan cara kerja dan pertumbuhan saraf-saraf otak anak yang lebih suka bermain. Padahal, ada banyak cara yang bisa dilakukan terkait memberi makan dengan cara bermain. Misalnya, dengan mengibaratkan mulut anak sebagai terowongan dan sendok adalah kereta apinya. “Waah kereta apinya mau masuk terongan.. Aaaa’ .. tut.. tuuutt…”

Dengan cara demikian anak akan bersemangat untuk menghabiskan makanannya.

Keenam, bosan tempat dan suasananya.  Itulah mengapa ada anak yang kalau diajak jalan-jalan ke pantai makannya lebih cepat dibandingkan di rumah. Atau orangtua atau pengasuh kerap membawa anak makan di taman kompleks perumahan, saat waktu makan.

Agar di sana anak dapat berkumpul dengan teman sebayanya, bermain bersama mereka dan mau menghabiskan makanannya. Kalau melihat ada anak lain yang makannya lahap, si anak bisa jadi tergerak melakukan hal yang sama.

Sama seperti orang dewasa, anak pun suka mengalami kebosanan dengan tempat dan suasana. Kita saja kalau bosan makan di rumah, akan mencari suasana dan makanan lain kan? Misalnya ke restoran, atau piknik.

Sepintar-pintarnya seseorang memasak, tak menghalanginya untuk mencicipi masakan karya orang lain. Sebab ini bukan sekadar kebutuhan perut, tetapi juga kebutuhan mental.

Ketujuh, faktor susu atau suplemen makanan. Sangat dimaklumi kalau Ayah dan Bunda ingin selalu memberikan yang terbaik untuk buah hati tercinta. Kendati makanan di rumah sudah cukup, tapi tetap membiarkannya minum banyak susu atau memberikan suplemen sejenis susu.

Namun ini justru membuat anak menjadi lekas kenyang dan susah makan dengan wajar. Jika ingin memberikan suplemen, berikanlah minyak ikan. Saya mencobanya secara rutin terhadap anak-anak di rumah. Efeknya bagus, mereka menjadi suka makan.

Nah, sekarang marilah kembali ke masalah anak yang makannya suka diemut. Biasanya ini terjadi pada anak di rentang usia 1 hingga 3 tahun.

Lantas bagaimana kalau usianya di atas 3 tahun tapi masih mengemut makanannya?

Yang perlu dilakukan orangtua adalah mencari sebab fisiknya. Lalu, lihat kebiasaan makannya. Apakah makannya sambil menonton TV? Jika ya, ubah kebiasaannya tadi dengan makan tanpa melakukan aktivitas lain sehingga ia fokus.

Intinya, Ayah-Bunda, kalaupun anak susah makan, syukuri saja. Dengan bersyukur kita lebih rileks, anak lebih enjoy dan Ayah-Bunda pun bisa berpikir lebih jernih dalam mencari penyebab dan solusinya.

Sebab saya menemukan banyak orangtua yang stres melihat anaknya yang terus makan sepanjang hari, hingga tubuhnya mengalami obesitas. 

Jadi yang terpenting adalah menjaga agar asupan gizi yang dibutuhkan tetap terpenuhi

Selamat mencoba, semoga berhasil.

Salam Indonesian Strong from Home !
Ayah Edy
Guru Parenting Indonesia
www.ayahkita.blogspot.co.id

MAKANAN INSTAN


TIPS PARENTING AYAH EDY SETIAP HARI

Bagaimana mencegah anak ketagihan makanan instan?
Lana uring-uringan melihat Fari, putranya ketagihan mie instan. Awalnya sih, ia memberikan mie instan ke Fari, karena terburu-buru, akibat bangun kesiangan.

“Daripada anak saya nggak makan, terpaksa saya kasih mie instan.” Ucap Lana sendu.

Yang tak disangkanya, sejak itu Fari ketagihan makan mie instan. Hampir tiap hari minta dibuatkan mie instan. Padahal makanan itu tidak baik jika dikonsumsi terus-menerus, kan? Lana khawatir sekali dengan kesehatan Fari

 “Apalagi kalau melihat kandungan mie instan yang banyak MSG dan bahan pengawetnya. Bahkan dari informasi yang saya tahu, mie itu dilapisi semacam lilin.”

Semakin hari Fari tak mau makan kalau tidak dibuatkan mie. Lana semakin cemas dibuatnya. Apa yang harus dilakukannya untuk memperbaiki pola makan anaknya?

Jawaban Ayah Edy:

Ayah-Bunda, saat dilahirkan lidah anak kita tidak memiliki pengalaman rasa atau flat.

Orangtuanyalah yang melatihnya sehingga ia tahu rasa gurih, manis, asin, enak, dan tidak enak. Itu sebabnya, untuk anak balita dianjurkan makan yang rasanya flat.

Dengan memperkenalkan makanan yang tidak mengandung rasa terlalu kuat, anak juga tidak akan menolak makanan tertentu.

Masalahnya, sekali anak sudah merasakan makanan instan yang mengandung penguat rasa dan zat adiktif MSG, ia akan terus menagih. Ini yang berbahaya, karena lidah anak yang awalnya flat, tiba-tiba mendapatkan makanan yang sangat gurih. Bagaimana tidak ketagihan?

Kalau dalam ilmu psikologi, jika anak dikelilingi rasa joyful, ia tidak memikirkan apakah makanan yang dimakan mengandung vitamin dan bergizi. Yang penting ia merasa enak. Jadi kalau anak dibiasakan makan mie instan, nugget, atau makanan ringan yang banyak mengandung MSG, dipastikan anak akan menagihnya terus. Oleh karena itu, sebaiknya orangtua tidak malas untuk berkreasi sehingga anak tidak diberikan makanan instan atau makanan kaleng.

Bagaimana kalau sudah telanjur?

Bunda bisa memodifikasi, misalnya dengan membuat mie dicampur udang atau macaroni. Mienya pun jangan mie instan. Lalu setelah direbus, ditiriskan sehingga lilin yang terkandung dalam mie bisa ikut terbuang.

Dengan sering membuat modifikasi masakan, lama-lama anak akan mengalami deviasi rasa dan tidak sering-sering meminta mie instan lagi. Jika anak terlanjur menyukai rasa gurih, maka substitusikan rasa gurih MSG dengan keju, atau mencampurnya dengan susu. Lebih bergizi dan enak.

Anak kami saat ini sudah berhenti sama sekali makan mie instant dan makanan instant lainnya yang banyak mengandung MSG.

Selamat mencoba, semoga berhasil.

Kuncinya sabar, tegas dan konsisten tidak perlu malu dilihat orang lain atau tetangga (yang sebenarnya punya masalah yg sama tapi tidak tahu cara mengatasinya)

Salam Indonesian Strong from Home !
Ayah Edy
Guru Parenting Indonesia
www.ayahkita.blogspot.co.id

ANAK INGIN IKUT KE KANTOR


TIPS PARENTING AYAH EDY SETIAP HARI

Bagaimana cara mengatasi anak yang menangis ketika ditinggal orangtuanya bekerja?

Kembali ritual yang sama terulang pagi itu. Lana merengek dan menangis kencang dalam gendongan pengasuhnya.

“Mamaaaa.....” teriaknya nyaring dan meronta dengan gesit. Hampir saja pelukan pengasuhnya melonggar akibat aksi Lana yang lasak dan tak mau mengalah.

Wajahnya sudah bersimbah air mata dan sungguh, sebagai ibu, Vina tak tega melihatnya.

Kembali ia harus mencari strategi membujuk Lana agar mau ditinggal bekerja. Cara yang ia lakukan sebelumnya sudah tidak manjur lagi. Biasanya, ibu muda ini meminta pengasuh Lana untuk mengajaknya pergi ke taman depan kompleks, sehingga Vina bisa berangkat kerja secara diam-diam.

Namun teknik itu sudah dihafal Lana.

Beberapa hari belakangan, anak itu menolak diajak ke taman, karena ia tahu itu taktik ibunya untuk pergi bekerja tanpa sepengetahuannya.

Kini tinggallah Vina kelimpungan. Kepalanya sampai berdenyut nyeri dan emosinya menaik ke ubun-ubun. ia takut terlambat dan ditegur atasannya.

Bagaimana ini?
Padahal usia Lana sudah tiga tahun, tapi masih saja menangis jika ditinggal bekerja. Lelah juga Vina harus kucing-kucingan dengan Lana setiap pagi. Ritual yang amat menguras energinya.

“Apa yang harus saya lakukan agar Lana mengerti bahwa saya pergi untuk bekerja, bukan mengabaikannya?” Tanya Vina setengah putus asa.

Jawaban Ayah Edy

Ayah-Bunda yang berbahagia, memang sedih rasanya kalau buah hati di rumah kurang mengizinkan kita pergi mencari nafkah.

Tetapi, bukan berarti kita harus selalu bermain kucing-kucingan atau berbohong supaya mereka tidak menangis. Itu bukanlah tindakan yang ideal, karena malah mengajarkan mereka berbohong dalam bertindak.

Meskipun terasa berat dan tidak tega, Ayah-Bunda tetap perlu memberi pemahaman kepada anak, bahwa ada hari-hari Anda harus bekerja dan tidak bisa mengajak mereka.

Bunda bisa mengatakan, “Kakak yang baik, Bunda mau berangkat kerja dulu ya, sayang. Kalau Bunda kerja, Kakak nggak bisa ikut.Tapi kalau nanti Bunda dan Ayah mau jalan-jalan, Kakak boleh ikut.”

Sadarilah anak-anak itu tidak paham arti orang tua bekerja dan untuk apa orang tuanya bekerja, tapi coba perlahan-lahan jelaskan dan beri pengertian hingga ia paham apa itu bekerja dan jalan-jalan bersama.

Mungkin anak Anda akan menangis atau marah setelah mendengar penjelasan tersebut. Tidak mengapa, tetaplah tenang dan janganlah panik.

Sebab, kepanikan bisa membuat Anda bertindak gegabah. Tangisan atau kemarahan itu adalah sebuah proses yang harus dijalani.

Biasanya para orangtua tidak tega melihat anaknya menangis kencang atau malu pada tetangga saat anak terlihat mengamuk. Itu sebuah kekhawatiran yang wajar, namun berusahalah konsisten. Katakan pada anak,”Kakak boleh marah dan boleh menangis, tapi Bunda tetap harus berangkat kerja, kalau tidak nanti Bunda dan Ayah terlambat. 

Maaf, ya, Nak. Daaaaag Kakak....” lalu berilah kecupan pada dahi atau pipinya, sebagai tanda Anda tetap menyayanginya walaupun harus meninggalkannya di rumah.

Tetapi ingatlah, di waktu yang telah disepakati, Ayah dan Bunda harus memenuhi janji mengajak anak-anak jalan-jalan.

“Hayooo Kakak...ini kan hari Minggu. Ayah dan Bunda libur, maka kita akan pergi jalan-jalan... yuuukk,”

“Horeee...” lonjak anak Anda kegirangan karena merasa diperhatikan dan disayang.

“Mari kita siap-siap sayang, bawa jaketnya yaaa karena kita akan ke Puncak dan di sana dingin.”

Dengan mengajarinya seperti ini, perlahan-lahan tapi pasti, anak akan memahami kapan Ayah-Bundanya bekerja dan kapan hari libur. Mereka juga akan mengerti bahwa ada waktunya mereka bisa ikut orangtuanya pergi, dan kapan tidak.

Untuk mencapai tahap ini tentu diperlukan proses berlatih dan kesabaran.

Ayah dan Bunda yang budiman, hindarilah menggunakan taktik berbohong jika ingin berangkat kerja. “Dek, ballpoint Ayah ketinggalan di dalam.

Boleh minta tolong diambilkan, nggak?”
Saat anaknya masuk rumah, sang Ayah langsung cepat-cepat berangkat.

Atau, “Mama cuma pergi sebentar kok. ..” Padahal pergi bekerja tidak bisa satu-dua jam kan ya, Bunda?

Berbohong seperti ini tentu tidak akan menyelesaikan masalah. Selain anak tidak belajar kapan ia boleh atau tidak ikut ke tempat tertentu, ini akan membuat orangtua lelah karena harus mencari kebohongan lain.

Lebih berbahaya lagi karena itu berarti Ayah dan Bunda telah mengajarkan anak untuk berbohong.

Maka, janganlah kaget kalau Ayah dan Bunda suatu ketika mendapati anak berbohong untuk mencapai keinginannya. Usah keburu marah padanya.

Instropeksilah ke dalam, karena perilaku anak sebagian besar adalah meniru perilaku orangtuanya.

Jadi kalau anak kedapatan berbohong, tanyakan pada diri Ayah dan Bunda terlebih dahulu, apakah telah mengajarkan kebohongan kepada mereka dalam tindakan keseharian?

Selamat mencoba, semoga berhasil.

Kuncinya sabar, tegas dan konsisten tidak perlu malu dilihat orang lain atau tetangga (yang sebenarnya punya masalah yg sama tapi tidak tahu cara mengatasinya)

Salam Indonesian Strong from Home !
Ayah Edy
Guru Parenting Indonesia
www.ayahkita.blogspot.co.id

PEMETAAN POTENSI EMAS ANAK



PEMETAAN POTENSI EMAS ANAK KITA
Seberapa besar manfaatnya ?
Sudahkah kita tahu caranya?
Sudahkah kita melakukanya?

Tanpa Pemetaan dan perencanaan yang jelas potensi dan profesi masa depan anak, kemungkinan besar sekolah yang dipilihnya hanyalah akan menjadi Expenses atau buang-buang biaya.
-ayah edy-

Silahkan dibaca hingga akhir paragraf......

Ayah Bunda terkasih,

Mengapa kerumitan ini bisa terjadi?
Jawaban satu-satunya adalah karena kita luput atau abai mengenali dan memetakan potensi terunggul anak-anak kita.

Perilaku anak sehari-hari sesungguhnya adalah petunjuk awal tentang potensinya. Tapi orang tua terkadang lebih sibuk mengkursuskan anak ini itu atau bertanya ‘ada PR atau nggak’, ‘ujian sudah siap atau belum?’. Ketimbang belajar membaca petunjuk potensi unggul anak yang diberikan oleh Tuhannya.

Padahal setiap anak terlahir sesuai fitrahnya. Masing-masing anak membawa potensi unggul bawaan lahir yang bila dikembangkan akan menjadi penghidupan sekaligus kehidupan yang ia jalani kelak dengan BAHAGIA DAN BERKELIMPAHAN.

Berapa banyak anak-anak yang hanya sibuk sekolah dan mengejar nilai, tanpa tahu apa minat dan cita-citanya serta tak tahu harus kuliah di bidang apa? Lalu ketika ia bingung, orang tua hanya menasehati agar ia mengambil bidang favorit sehingga kelak mudah mencari pekerjaan bergaji tinggi?

Akhirnya, tanpa mengetahui sedikit pun tentang potensi terunggul anak, kita cemplungkan anak ke dalam bidang entah apa yang kita pikir terbaik baginya. Syukur-syukur kalau si anak ternyata memang cocok dengan bidang itu. Tapi bagaimana bila tidak? Yang terjadi adalah seperti kasus di atas.

Lalu bagaimana sebaiknya?
Mudah saja. Seharusnya, proses ini dibalik. Kita cari tahu dulu minat si anak, apa potensi terunggulnya dan cita-citanya yang paling spesifik. Setelah itu, barulah bisa dicarikan sekolah atau jurusan apa yang paling tepat sesuai potensi dan cita-citanya itu.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana kita mengetahui potensi terunggul anak? Mungkin selama di sekolah, hampir semua nilai anak kita tinggi. Bahasa Inggris bagus, matematika bagus, IPA bagus, IPS bagus... Jadi yang mana potensi unggulnya? Atau sebaliknya, mungkin selama ini ia hanya anak ‘rata-rata’. Anak yang setiap tahun selalu naik kelas, nilai-nilainya tak pernah merah, tapi juga tak ada yang benar-benar menonjol.

Bingung?

Tenang saja. Ada cara yang terbukti efektif untuk mengetahui potensi buah hati kita, yaitu dengan ‘Pemetaan Potensi Unggul Anak’. (Personal Talent Mapping -- registered.

Tanpa pemetaan potensi, sedikitnya ada tiga akibat yang bisa terjadi. Antara lain, seperti digambarkan oleh kasus tadi, adalah: Sekolah menjadi expenses alias biaya. Biaya yang dimaksud salah satunya tentu bisa berarti uang. Bayangkan berapa puluh juta –atau bahkan ratusan juta—yang telah keluar untuk menyekolahkan seorang anak bertahun-tahun, mengkursuskan ini itu, belum lagi ongkos transport sehari-hari.

Lalu bagaimana kalau kasus Intan terjadi pada anak Anda? Umumnya, orang tua hanya punya satu anggaran pendidikan untuk satu anak. Ketika terjadi hal di luar dugaan seperti ini, sanggupkah Anda menganggarkan biaya pendidikan tambahan lagi untuk mengulang sekolah anak?

Syukur-syukur kalau Anda menjawab ‘sanggup’. Syukur-syukur kalau anak Anda cuma satu sehingga Anda tak perlu memikirkan biaya pendidikan adik-adiknya.

Tapi bagaimana kalau Anda tak sanggup? Apakah itu berarti Anda akan memaksa anak untuk menyelesaikan kuliahnya –walaupun itu berarti menyiksanya lebih lama lagi? Lalu setelah kelulusan yang ‘dipaksakan’, anak Anda akan kebingungan mencari pekerjaan (karena ia tak menyukai bidang studinya), lalu akhirnya terdampar dalam jenis pekerjaan lain yang jauh berbeda dari bidangnya selama ini?

Berapa banyak lulusan Teknik Arsitektur yang bekerja di media?
Berapa banyak lulusan Biologi yang bekerja di bank atau industri telekomunikasi?
Berapa banyak lulusan Pertanian/Peternakan yang bekerja sebagai Public Relation?

Atau bisa jadi, ia memilih pekerjaan sesuai bidang studinya. Tentu mungkin saja. Tapi bagaimana pun, bila bidang itu bukanlah potensi unggulnya dan ia tak menyukainya, ia hanya akan menjadi pekerja yang pas-pasan.

Intinya, bila seseorang bersekolah atau mengambil kursus sesuai potensi, biaya yang dikeluarkan akan menjadi INVESTASI, tapi bila tidak, maka akan menjadi EXPENSES.

Selain materi, expenses juga berarti waktu. Bila ditimbang-timbang, kerugian karena hilangnya waktu bertahun-tahun mungkin bahkan lebih berat daripada kehilangan uang.

Ada ungkapan, ‘It’s never too late to follow your passion’. Tak pernah terlambat untuk mengikuti passion Anda. Kita selalu bisa memulai di usia berapa pun.

Tapi bayangkan apa jadinya bila potensi terunggul dipupuk sejak kecil?
Lihat perjalanan Agnes Monica. Saya sangat mengagumi Agnes dan orang tuanya. Orang tua Agnes telah menemukan potensi unggul putrinya pada usia balita, lalu mulai mengembangkan potensi itu sejak Agnes berusia tiga tahun.

Orang tua Agnes melakukan pembimbingan yang sesuai dengan teori Multiple Intelligences bahkan sebelum mereka mengetahui apa itu Multiple Intelligences. Jadi mereka membimbing Agnes secara intuitif.
Agnes Monica pun melewati tahapan demi tahapan sehingga akhirnya menjadi penyanyi dan penari yang namanya kini semakin bergaung di luar negeri. Agnes menjadi Diva yang matang di usia yang terbilang masih sangat muda. Ia bukan tipe anak yang besar karena dikarbit oleh talent show di TV atau MENDADAK NGETOP.

Agnes Monica tentu hanya salah satu contoh. Masih banyak bintang top yang disiapkan orang tuanya sejak usia dini. Tiger Woods –pegolf kelas dunia-- mulai dipersiapkan orang tuanya sejak berusia lima tahun. Michael Schumacher mulai mulai di persiapkan orang tuanya untuk balapan sejak usia dini.

Faktor usia menjadi jauh lebih krusial dalam bidang-bidang profesi tertentu. Dua contohnya adalah penari dan atlet. Orang-orang yang bekerja di dua bidang itu berkejar-kejaran oleh waktu.

Lihat saja bintang-bintang dunia. Sebut nama siapa saja –dari Diego Maradona sampai Muhammad Ali—Anda akan menemukan kalau mereka semua telah berlatih sejak usia sangat dini. Berkat persiapan matang, mereka lalu bersinar di usia 20-an sampai awal 30-an. Lalu sekitar pertengahan atau akhir usia 30-an, ketika stamina mulai menurun, mereka siap pensiun. Bintang bulutangkis Indonesia, Susi Susanti bahkan menggantung raket pada usia sangat muda, 26 tahun.
Prinsipnya, bila Anda ingin anak sukses di usia lebih dini, Anda harus mempersiapkan mereka sedini mungkin.

Biaya dan waktu adalah dua expenses yang bisa terukur.Tapi jangan lupakan expenses lain seperti tenaga dan energi, stress, emosi dll yang telah dikeluarkan anak kita selama sekolah di bidang yang tidak tepat, bertahun-tahun lamanya. Karena itu, Pemetaan Potensi Unggul Anak sangat penting dilakukan sebelum anak memutuskan jurusan atau sekolah apa yang diambilnya.

Sumber: Buku Memetakan Potensi Unggul Anak
by Ayah Edy Wiyono​

Untuk ikut program pemetaaan Keluarga di Bali Bulan Juni mendatang, silahkan menghubungi nomer yang ada di brosur kolom komen

ANAK MANJA


TIPS PARENTING AYAH EDY SETIAP HARI

Bagaimana mendidik anak tunggal agar tidak manja?

Hari itu Billy dan istrinya menghadiri reuni SMA. Seperti biasa mereka bertemu sahabat-sahabat lama dan saling bertegur sapa.

“Anakmu sekarang berapa, Bil?”
“Masih satu..”
“Nggak mau nambah? Umurnya berapa?”
“Maunya sih. Tapi belum dikasih sama Tuhan. Sekarang umurnya hampir 8 tahun...”
“Waah, itu sih harus segera punya adik. Kalau nggak, nanti jadi manja, lho...”

Ayah Edy, apa benar jika kelamaan menjadi anak tunggal, ia akan manja? 

Lalu apa yang harus Billy lakukan supaya anak tunggalnya tidak bersikap manja?

Jawaban Ayah Edy:

Ayah-Bunda yang bersemangat, sikap manja pada anak dikarenakan beberapa faktor. 

Pertama, anak banyak ditolong atau dibantu. 

Kedua, orangtua membolehkan segalanya. Ketiga, orangtua tidak mengajarkan batas-batas atau etika. 

Ketiga hal itulah yang membuat anak manja. 

Meskipun ia anak tunggal, tetapi oleh orangtuanya diajarkan untuk melakukan sesuatu sendiri dan batasan mana yang boleh dan tidak, tentu anak tidak menjadi manja. 

Itu sebabnya, sebaiknya, sejak anak batita orangtua harus mengupayakan agar ketiga hal tersebut tidak dialami oleh anak.   

Pertanyaannya, kalau hingga usia 8 tahun, orangtua masih melakukan ketiga hal tersebut, apakah terlambat untuk mendidik anak supaya tidak manja?

Ayah-Bunda masih memiliki waktu sebelum anak menginjak usia SMP karena di usia ini anak sudah mengenal sistem program autopilot. Apalagi jika anak sudah berusia 12 tahun. 

Mereka akan menganggap running program yang sudah membentuknya sejak kecil adalah yang benar untuk dilakukan. Contohnya, mencuri. 

Seorang anak yang dibesarkan tanpa diberi pendidikan bahwa mencuri itu salah, hingga ia besar, akan menganggap bahwa mencuri itu benar. 

Selamat mencoba, semoga berhasil.

Kuncinya sabar, tegas dan konsisten tidak perlu malu dilihat orang lain atau tetangga (yang sebenarnya punya masalah yg sama tapi tidak tahu cara mengatasinya)

Salam Indonesian Strong from Home !
Ayah Edy
Guru Parenting Indonesia
www.ayahkita.blogspot.co.id



KACA MATA WARNA WARNI


ADA TIGA ORANG SAHABAT SEDANG BERTENGKAR HEBAT DI DEPAN MONAS

Mereka saling berdebat di siang bolong tentang Warna Monas
Yang satu mengatakan bahwa Monas itu berwarna Biru....
Satunya lagi mengatakan bahwa Monas itu warnanya Merah
Dan yang terakhir nggak kalah ngotot, mengatakan yang benar itu Monas Warnanya Hijau

Mareka mulai saling menggoblok-goblokkan kawannya satu sama lain.
Hampir saja mereka adu jotos, mempertahankan pendapatnya masing-masing
Persahabatan mereka yang sudah lama terjalinpun akhirnya retak dan hancur.

Melihat ada pertengkaran hebat didepan Monas, Lalu tiba-tiba datang anak muda mendekat dan bertanya apa masalahnya.

Lalu si anak muda pun paham dan berkata:
"Coba copot dulu kaca mata kalian masing-masing, dan ini pakai kaca mata saya yang BENING tanpa warna"

"Dan coba pandang apa warna Monas yang sesungguhnya !"
kata si anak muda pada 3 orang yang sedang bertengkar tadi.
Dan ketiga orang yang bertengkar itupun akhirnya menyadari dimana letek masalahnya.....

=======================
Apaka anda juga bisa menyadari letak masalah dari orang-orang yang berdebat dan bertengkar serta merasa diri paling benar...?

Kalau sudah bisa menyadarinya ya syukur Alhamdullilah !

by ayah edy
Guru Parenting Indonesia.
www.ayahkita.blogspot.co.id

BENDA KESAYANGAN ANAK


TIPS PARENTING AYAH EDY SETIAP HARI

Bagaimana melepaskan ketergantungan anak dari benda-benda kesayangannya?

“Mbak, Bantal Moo-ku mana sih?” tanya Rani pada pengasuhnya.

Rani memang tak bisa melepaskan diri dari bantal sapinya. Saat mau tidur, pasti harus bersama bantal kesayangannya itu.

Bahkan kalau pergi pun, dibawa. Sebenarnya bundanya Rani agak sedikit malu kalau bantal itu harus selalu dibawa-bawa.

Bukan apa-apa, warnanya itu, lho. Selain kusam, juga mulai sobek di beberapa sisinya.

Belum aromanya yang pesing dan apak. Malu kaaaannn....

Rani tak pernah memberi izin kalau bantal sapi itu dicuci. Pernah diam-diam bundanya mencuci bantal itu, tapi Rani mengamuk dan menangis, tidak bisa tidur semalaman.

Begitu bantalnya kering, juga tak mau disentuhnya selama beberapa saat, dan selama itu pula Rani susah tidur.

Akhirnya Rani mau juga mengeloni bantalnya itu, sampai kemudian kusam dan butek lagi. Dicuci saja tak boleh, apalagi dibuang? Bisa kiamat di rumah mereka, kali.

Duh, bagaimana ya, supaya Rani bisa lepas dari bantal kusam dan bau itu?

Jawaban Ayah Edy:

Ayah dan Bunda yang baik dan penyayang. Memang agak sulit melepaskan benda-benda kesayangan anak, karena mereka memiliki kenangan manis pada benda-benda tersebut. Biasanya anak-anak yang punya benda kesayangan, hidupnya sering dipenuhi oleh rasa cemas, kesepian, kesendirian, atau kurang kasih sayang.

Benda kesayangan—biasanya berupa dot, bantal, guling, atau boneka-- sebenarnya adalah pelarian dari rasa cemas, rasa tidak diperhatikan, kesepian, yang kemudian ia jadikan sebagai obat penenang bagi dirinya.

Bahkan ada juga orangtua yang menciptakan kondisi tersebut dengan sengaja. Misalnya, untuk menenangkan anaknya supaya tidak menangis, diberikan dot tempel atau empeng.

Pada saat ia sudah tergantung pada benda ini, otomatis sulit untuk dilepaskan. Sebaiknya jangan paksa anak untuk melepaskan benda-benda kesayangannya. 

Hanya yang harus diperhatikan adalah masalah hienitasnya. Supaya mudah mencucinya, kita bisa memberinya pilihan.
“Kakak boleh pilih, bonekanya mau dicuci dan dibersihkan, atau diganti dengan yang baru, atau dibuang?”

Biasanya anak akan memilih dibersihkan atau dicuci, karena tak mau kehilangan.

Nah, karena yang dibutuhkan anak sebenarnya adalah rasa nyaman, maka orangtua perlu memikirkan penyebab kenapa anak memiliki benda kesayangan.

Kemudian ubahlah perilaku kita yang menyebabkan timbulnya perasaan tidak nyaman pada anak itu.

Kalau ia cemas, berikan rasa aman. Kalau ia kesepian, sering-seringlah hadir untuknya.

Dongengkanlah cerita setiap hendak tidur. Peluklah kalau memang ternyata anak kurang dipeluk.

Jadi, bukan bendanya yang disalahkan, tetapi carilah dan temukan sumbernya.

Bisa jadi sumbernya adalah sikap kita sebagai orangtua yang harus disembuhkan.

Jika orangtua sudah menemukan jalan keluarnya, proses “pelepasan” dari benda-benda kesayangan tidak akan diwarnai dengan pertengkaran dan anak tidak merasa “disakiti”.

Selamat mencoba, semoga berhasil.

Kuncinya sabar, tegas dan konsisten tidak perlu malu dilihat orang lain atau tetangga (yang sebenarnya punya masalah yg sama tapi tidak tahu cara mengatasinya)

Salam Indonesian Strong from Home !
Ayah Edy
Guru Parenting Indonesia
www.ayahkita.blogspot.co.id

AYAH DARI MASA KE MASA


PENTINGNYA MENATA PIKIRAN DAN HATI

Jika hati kita tenang, pikiran kita terang, jiwa kita damai....
Maka hidup kita senantiasa akan selalu bahagia dan membawa kebahagiaan bagi orang lain.

Dan semua itu biasanya bisa tercermin dari wajah kita.....

Lalu pertanyaannya bagaimana bisa membuat hati kita damai....?

Mari kita simak caranya....

================
Sahabatku,

Bayangkanlah jika semua orang yang ada di bumi ini "ternyata" adalah GURU yang dikirim Tuhan pada kita, maka akan damailah hidup kita. Dan terbebaslah kita dari rasa marah dan sakit hati.

Orang yang suka memarahi dan menghina kita adalah Guru yang sedang di Tugasi Tuhan untuk melatih kesabaran kita agar kita menjadi rendah hati serendah-rendahnya hingga tidak ada lagi orang yang bisa merendahkan kita.

Orang yang sulit sekali meminjami kita uang sebagai guru yang dikirim Tuhan untuk melatih kita agar menjadi lebih kreatif dan mandiri untuk berusaha lebih keras mendapatkan income.

Orang yang kikirnya minta ampun adalah guru yang sedang dikirim Tuhan untuk melatih kita agar kita bisa bermurah hati pada orang lain yang membutuhkannya.

Orang yang entah kenapa benci sekali dengan kita adalah guru yang sedang dikirim Tuhan untuk mengajari kita agar kita bisa memberikan cinta pada orang lain.

Orang yang mengomel dan ngoceh terus di samping kita adalah guru yang sedang dikirim Tuhan untuk mengajari kita agar menjadi orang yang lebih mau mendengarkan dan tidak banyak bicara.

Orang yang pinjam uang dan membawa lari uang kita adalah guru yang dikirim Tuhan untuk mengajari kita tentang arti Ikhlas yang sesungguhnya dan sekaligus mengajari kita untuk selalu berhati-hati dengan orang yang baru kita kenal.

Maling yang masuk kerumah kita adalah guru yang sedang dikirim Tuhan untuk menyadarkan kita agar kita berbenah diri sebagai orang tua dalam mendidik anak-anak kita agar kelak anak kita tidak menjadi maling seperti dia.

Silahkan di lanjutkan.... dan silahkan temukan dan tulis di kolom komentar Siapakah guru-guru kita yang lainya yang berada di sekitar kehidupan kita saat ini yang mungkin belum sempat kita sadari bahwa sesungguhnya Dia adalah guru yang di kirim Tuhan untuk melatih kita agar bisa bertumbuh dan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

Nah... mari coba kita bangun kebiasaan berpikir seperti ini...., agar apapun yang terjadi pada kita akan menjadi sebuah pelajaran berharga dan siapapun yang melakukan pada kita adalah PARA GURU yang dikirim Tuhan bagi kita untuk melatih kita agar selalu bertumbuh menjadi orang yang lebih baik dan bijaksana.

Semoga Tuhan Alam Semesta selalu menuntun dan membimbing setiap langkah kita dalam menyelesaikan misi hidup kita di bumi ini dengan sebaik-baiknya.

Selamat berakhir pekan bersama keluarga tercinta

Salam syukur,
-ayah edy-
www.ayahkita.com

Silahkan Share ke sebanyak-banyaknya orang yang kita cintai jika artikel ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

KIDS ZANIA PHENOMENON


Kebetulan liburan akhir pekan lalu kami anak2 dan keluarga berkunjung ke salah satu tempat Permainan Anak yg terletak di Jantung Ibu kota Jakarta.

Kemarin selama 5 jam lebih anak kami betul2 menikmati permainan demi permainan bersama anak2 lainya dan selama 5 jam juga kami juga betul2 menikmati mengobservasi ORANG TUAnya anak2 tadi dengan berbagai macam ragam tipe dan model pola asuhnya.

Sungguh prihatin.... bahwa para orang tua ini tidak sadar bahwa dirinya telah menjadi contoh dan cermin langsung bagi anak2nya....

Dan anehnya para orang tua ini juga merasa tidak ada yg salah dengan diri mereka..dan anak2nya yg suka berebut dan menyerobot antrian bahkan ada yg malah mengajarkan pada anaknya...???

Benar2 terbukti dan saya saksikan sendiri bahwa , ternyata KELUARGA adalah potret INDONESIA dalam bentuk MINIi, dan INDONESIA adalah potret KUMPULAN KELUARGA2 INDONESIA  dalam bentuk MAKSI.

Jika ada Ratusan Sepeda untuk Sea Games yg hilang.....

itu adalah ulah para anak2 bangsa... dan susuai pribahasa di atas maka Bapak2 Bangsanya juga kemungkinan memiliki prilaku yg sama seperti anak2nya. 

Persis seperti pribahasanya Like Father Like Son dan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Itu juga yg baru saja kami alami dan saksikan dengan mata dan kepala sendiri,  saat berkunjung bersama anak2 dan keluarga ke salah satu tempat Bermain Anak di Pasific Place kawasan SCBD Sudirman.

Ada anak yg suka berteriak2, begitu sy perhatikan ternyata orang tuanya juga persis sama seperti anaknya suka berteriak2, ironisnya sepertinya orang tuanya berasal dari keluarga Berada dan Berpendidikan  "Behave & well educated" Family...?

Ada lagi anak2 yg suka menyerobot antrian,  begitu sy perhatikan lagi juga persis seperti orang tuanya, dan yg lebih memprihatinkan malah orangtuanya-lah yg mengajarkan anaknya untuk menyerobot antrian dengan alasan takut tidak kebagian dan biar tidak menunggu terlalu lama. 

Begini kata orang tua pada anaknya :  "Eh...kamu coba nyelip aja disini....ayo gak papa, cuek aja pura2 gak tau aja !!! ayo buruan !! kamu ini gimana sich..!!!  gitu aja kok takut !!! "   

Oh...my God !!!
Batin sy bergetar menyaksikannya.  Karena sudah tidak tahan... akhirnya sy pun berkata pada orang tuanya... "Bu... mari kita ajari anak kita untuk TIDAK MENYEROBOT, agar nanti jika sudah besar tidak Menyerobot uang negara dan jadi Koruptor !!",

Dengan malu2 di tariknya anaknya untuk mengantri di barisan paling belakang.

Ada anak yg berani menendang2 Para Mentor pembimbing masing2  Profesi....karena tidak mau di atur,  sy coba perhatikan siapa orang tua anak ini..?

Wah... ternyata orang tuanya juga persis seperti anaknya suka melakukan kekerasan secara fisik dan membentak2 anaknya.

Ada anak yg wajahnya "NYURENG-NYURENG" alias tidak ramah dan cemberut, begitu kedua orang tuanya datang....

Wow ! persis banget dengan orang tuanya....wajahnya ketus dan tidak ramah pada anaknya juga pada sesama pengunjung lainnya.

Ada juga anak yg sudah jelas2 ada TONG SAMPAH di depan matanya, masih meletakan sampah di bangku tunggu... ternyata orang tuanya juga begitu.... pesis..sama.... habis makan dan minum bungkusnya di letakkan di bangku tunggu

SUNGGUH TEPAT SEKALI jika ada pribahasa,  Like Father like Son,  Like Parent like Children dan Buah jatuh tidak jauh dari Pohonnya.

Tapi ternyata masih ada juga anak yg teratur, rapi... ramah...,  dan tentu saja bisa anda tebak seperti apa orang tuanya....? 

Tapi sayangnya anak2 dengan orang tua seperti ini bisa di hitung dengan jari, meskipun berada di tempat yg di jadikan Barometer Orang2 Pendidikan Kota Jakarta.

Saya benar2 prihatin dengan kondisi ini.... kita sedang berada di SCBD  lho... Jantungnya Kota Jakarta, Jantungnya Indonesia....kawasan orang2 teredukasi... dan beberapa di antara pengunjungnya adalah orang2 asing yg berdomisili di Indonesia....,  dan orang2 asing ini hanya bisa geleng2 kepala melihat kelakuan para orang tua Indonesia bertengkar berebut antrian bagi anaknya.

Saya juga merasa sangat prihatin.... anak2 yg tidak berdosa ini telah di ajarkan langsung oleh orang tuanya budaya yg tidak berbudaya....adab yg tidak beradab,    dan yg lebih menyedihkan lagi adalah, orang tuanya sungguh tidak merasa dan  menyadarinya bahwa ia sedang merusak BEHAVIOR anak2nya. 

Saya lihat dari bahasa tubuhnya sepertinya orang tuanya merasa oke2 saja terhadap apa yg di lakukan dan di contohkan pada anak2nya.

Lalu jika orang tuanya sudah seperti ini....siapa yg bisa kita harapkan untuk mengubah prilaku anaknya...? padahal anak2 ini kan kelak akan menjadi generasi PENGGANTI BANGSA, sebagian ada yg menjadi Aparat Pemerintahan, Aparat Penegak Hukum dan Keadilan, sebagian lagi ada yg menjadi PENGUSAHA sebagian lagi akan menjadi pegawai SWASTA. 

Akan seperti apakah potret Indonesia jika calon2 generasi penerus bangsanya  di didik oleh orang tuanya seperti ini...? 

Tentu saja harpan kedua  kita akan jatuh pada para guru disekolahnya anak2 ini yg kiranya dapat memberikan contoh atau membahas pelajaran yg berhubungan dengan etika budaya manusia beradab atau MANNER. 

Tapi nyatanya di sekolah kebanyakan yg ada di Indonesia para guru dan pimpinan sekolahpun hanya sibuk mengurusi masalah seputar latihan soal, ulangan, remedial, les, persiapan UAN..dan angka2 di raport semata.....? 

Lantas...pada siapa lagi kita bisa berharap sebuah perubahan bagi bangsa ini...?   

Pada Penyelenggara Negara...? bagaimana menurut anda...?

Dalam  semua kondisi yg serba memprihatinkan ini tentunya kita akan selalu masih punya harapan, Jika orang tuanya sendiri tidak bisa di harpkan, sekolah jauh dari harapan, Penyelenggara negara lebih jauh lagi dari harapan kita maka.....

Sy berpikir,  satu2nya yg masih bisa kita harapkan  adalah DIRI KITA SENDIRI...

Tentu saja pertama2 adalah dengan merubah diri kita sendiri, kemudian bersedia menjadi Agent of Change untuk mengajak berubah para tetangga, kerabat, sahabat, teman, kenalan, para gurunya anak kita dan semua orang yg kita kenal di lingkungan pergaulan kita  melalui GERAKAN MEMBANGUN INDONESIA YG KUAT DARI KELUARGA.

Kalau bukan kita yg melakukannya,  mau berharap pada siapa lagi...?

Kalau bukan sekarang saatnya, mau kapan lagi...?

Let's Make Indonesian Strong from Home !!!

Ayah Edy
Guru Parenting Indonesia
www.ayahkita.com

MENGAJARKAN SIKAT GIGI DAN LAINNYA


TIPS PARENTING AYAH EDY

Bagaimana mengajarkan anak disiplin pada kebersihan, seperti cuci tangan sebelum makan dan menggosok gigi sebelum tidur?

Untuk kesekian kalinya, Liana mendapati Nisa, putri tunggalnya sudah tidur padahal belum menggosok giginya.

“Sampai capek deh ngasih tahunya. Dikasih tahu baik-baik, sudah. Dimarahi juga sudah. Tapi tetap saja nggak mau gosok gigi sebelum tidur. Padahal tadi habis makan perman, nanti giginya cepat rusak, deh.”

Setiap ditanya keesokkan harinya kenapa Nisa tidak sikat gigi dulu, pasti dijawabnya karena lupa dan ketiduran.

“Kan Mama sudah sering bilang, sebelum naik ke tempat tidur, ke kamar mandi dulu. Pipis, cuci tangan, dan gosok gigi, jadi kalau habis itu ketiduran nggak apa-apa.”

Nisa biasanya hanya cengengesan dan berjanji malam nanti akan melakukan itu. Tetapi lebih sering lupanya, ketimbang ingatnya. Sampai berbusa mulut Liana jadinya.

Sebetulnya, bagaimana cara yang efektif agar anak disiplin menjaga kebersihan dirinya?

Jawaban Ayah Edy:

Ayah-bunda, kalau ditanya cara mendisiplinkan anak terhadap kebersihan dirinya, ada tiga jalan yang bisa ditempuh:

Pertama dengan cara membentak. Kedua, menghukum. Ketiga, memberi pengertian. Nah, mana yang mau kita pilih?

Jika memberi pengertian, Ayah-Bunda akan bergulat dengan pertanyaan “Mengapa”. Mengapa kita perlu cuci makan?

Bagaimana cara cuci tangan yang benar?
Apa yang terjadi kalau kita tidak cuci tangan?

Dengan cara ini, yang terbangun nanti adalah kesadaran mencuci tangan.

Kalau bentakan, yang dibangun adalah rasa takut. Sebelum menerapkan cara ini ke anak, mintalah pasangan untuk mendisiplinkan Anda sendiri dengan cara membentak. Apa yang kita rasakan kalau dibentak?

Sedangkan kalau dengan hukuman, anak akan merasa terhukum.

Yang dibangun bukan kesadaran tapi keterpaksaan yang akan menekan jiwa dan selanjutnya akan menekan batin. 
Jadi, mulai usia berapa anak bisa diajarkan disiplin?

Sebenarnya mulai usia satu tahun sudah bisa. Misalkan ketika anak diajarkan pipis. Kalau dari kecil kita biasakan pipis di tempat yang seharusnya, lama-lama ia akan terbiasa. Atau mengatur jam berapa saja anak harus makan.

Semakin dini orangtua mengajarkan kedisiplinan, akan semakin bagus bagi anak. Hanya tentu saja perlu diingat agar disiplin disesuaikan dengan kemampuan nalar sesuai usianya.

Selamat mencoba, semoga berhasil.

Kuncinya sabar, tegas dan konsisten

Salam Indonesian Strong from Home !
Ayah Edy
Guru Parenting Indonesia
www.ayahkita.blogspot.co.id

HOAX

Hoax itu dibuat o/ Org Pintar & Licik
Disebarkan o/ para org bayaran Jasosmed via akun palsu 
Diterima baik o/ Org Bodoh yg baik
Disebarkan o/ org Baik yg bodoh.

Korbannya biasanya justru orang-orang yang baik dan terhormat.


Friday, May 4, 2018

KAMPANYE HITAM BAGI ORANG JEPANG


Berdasarkan pengalaman pribadi berkali-kali bertemu dengan orang yang baru saya kenal atau belum lama kenal.

Saya selalu menemukan, bahwa apa yang dipercayai oleh orang Jepang itu benar adanya.

Bahwa orang yang suka menjelek-jelekkan orang lain itu, justru dialah yang sifat dan perangainya buruk.

Seperti kata pepatah, botol selalu akan mengeluarkan apa yang ada didalamnya....

Seperti kisah ini:

BOTOL HANYA BISA MENGELUARKAN APA YANG ADA DIDALAMNYA

Saya sangat suka sekali tulisan ini dan rasanya perlu di ulang-ulang bacanya biar kita bisa paham maksudnya.

Sahabatku,

Suatu hari ada seorang wanita muda yang datang kepada guru bijak dan bertanya;

Guru mengapa ya kok ada orang yang kerjanya di MEDSOS setiap hari itu menghujat orang lain dengan kata-katanya yang pedas dan kasar ya...???

Mengapa sy tidak pernah mendengar sekalipun ia memuji orang lain melalui status postingannya di fb atau twitter, kalaupun memuji itu malah bentuknya seperti sindiran yang menyakitkan.

Dengan lembut sang guru bijak berkata;

Begini ya nak, jika kamu hanya punya kecap maka yang kamu bisa berikan pada orang lain itu ya kecap yang manis....

Begitupun jika kamu cuma punya sambal, yang kamu bisa berikan pada orang lain itu ya cuma sambal yang pedas....

Jadi jika ada orang yang selalu berkata-kata pedas pada orang lain, mungkin yang dia punya ya cuma itu dalam hati dan piikirannya.

Dan tidak ada yang lainnya lagi yg bisa dia berikan pada orang lain.

Persis seperti botol ia hanya bisa mengeluarkan apa yang ada didalamnya.

Nah pertanyaannya sekarang, kamu sendiri punya apa yang ingin kamu bagi dan berikan pada orang lain...?

Kata-kata yang manis atau yang pedas ?

Karena sesungguhnya kamu tidak bisa membagi atau memberi apa yang kamu tidak miliki dalam diri dan pikiran kamu.

Wanita muda itu tiba-tiba saja terdiam dan merenungkan apa yang baru saja dia dengar dari sang guru bijak...

berusaha bertanya pada batin kecilnya, terutama pada bait:

"Nah pertanyaannya sekarang, kamu sendiri punya apa yang ingin kamu bagi dan berikan pada orang lain...?"

"Kata-kata yang manis atau yang pedas ?"

"Postingan Kebencian atau Kebaikan...?"

"Karena sesungguhnya kamu tidak bisa membagi atau memberi apa yang kamu tidak miliki dalam diri dan pikiran kamu."

www.ayahkita.blogspot.com
ayah edy
Guru Parenting Indonesia

Wednesday, May 2, 2018

JANGAN SALAH PILIH PASANGAN


Jika kebetulan kamu melihat posting ini, mungkin ini bukan kebetulan melainkan petunjuk Tuhan buat kamu.

Buku ini baik untuk kamu yang sedang bingung pilih pasangan yang pas untuk diajak serius

Buku ini akan menuntun untuk menemukan soulmate mu

Segera baca gratis di Gramedia, jika tertarik baru beli.

Atau jika tidak ada toko buku bisa pesan on line via link ini:

https://web.facebook.com/Pusat-pemesanan-buku-AYAH-EDY-1538959983042274/

CD TALKSHOW GRATIS DARI AYAH EDY


Dulu CD ini di Jual di Gramedia 1 tema/topik parenting seharga Rp. 25.000,-

Tapi kini CD senilai Rp. 600.000,- tsb di berikan secara gratis dan boleh di unduh gratis di link yang diberikan di bagian bawah posting ini,

File yang telah di unduh boleh diperbanyak dan di bagi-bagikan pada siapapun asalkan tidak boleh di perjual belikan.

33 Topik File Parenting yang ada di cd tersebut kini bisa di unduh secara gratis di:
1. www.ayahedy.tk

2. https://onedrive.live.com/?cid=3a914018e2d83d92&id=3A914018E2D83D92%21131

3. atau down load via fb:https://www.facebook.com/groups/548259441862337/files/

Membeli buku ayah edy secara on line bisa tinggal klik:
1. https://www.facebook.com/NBTravelnTour
2. klik like
3. tulis pesanan buku di inbox

JANGAN ASAL SEKOLAH


JANGAN CUMA SEKEDAR MENYEKOLAHKAN ANAK...?

Zaman sekarang semua anak sudah bersekolah, tapi apakah kelak ia akan berhasil dikehidupan atau hanya jadi pengangguran berikutnya..? 

Apa lagi sekarang mereka sudah berada di zaman persaingan pasar bebas tenaga kerja Internasional...?

INI PENTING UNTUK DIPIKIRKAN..!

dengarkan: https://www.youtube.com/watch?v=9XPQs9I2iZo

atau baca artikel berikut ini: 

Banyak anak yang seolah-olah malas atau ogah-ogahan bersekolah bukan karena ia malas tapi karena ia tidak berminat dan tidak tahu apa tujuan akhir dari sekolah yang dijalaninya.
Banyak anak yang nilai sekolahnya pas-pasan karena minat dan bakat yang dimilikinya tidak sesuai dengan jurusan sekolah yang diambilnya.

Karena sebagaian besar anak Indonesia sering bingung memilih Jurusan sekolah yang paling cocok dan sesuai dengan potensi Emasnya.
Karena sebagian besar guru juga bingung jika ditanya tentang potensi emas muridnya dan jurusan sekolah yang paling cocok bagi dirinya.

Karena orang tua pun demikian mengalami hal yang sama, jadi jangan sampai terulang lagi pada anak kita.
Karena test yang ada sering kali juga masih membuat si anak bingung untuk menentukan pilihan sekolah yang cocok bagi mimpi besar hidupnya sesuai potensi emas yang dibawanya sejak lahir.

Agar pembiayaan sekolah anak-anak kita lebih tepat guna dan sasaran, dan bukannya tersasar jurusan.
Apa akibatnya jika tidak dipetakan..?

Banyak anak yang tersasar atau keliru memilih sekolah hingga akhirnya ia merasa ogah-ogahan sekolah atau bahkan banyak yang pada akhirnya mogok kuliah.

Banyak anak yang tidak mau melanjutkan jurusan sekolahnya, dan hanya mau sekolah atau kuliah jika pindah jurusan lain (coba-coba), bayangkan efek biaya, waktu dan tenaga yang diakibatkannya.

Seperti juga kita orang tuanya yang dulu mungkin tersasar jurusan sekolah, hingga pada akhirnya kita sulit sekali mencari pekerjaan yang kita cintai, hidup asal kerja berangkat pagi pulang malam meskipun batin kita menderita dan merasa ini bukan panggilan jiwa kita.

Apa efek jika Potensi Emas seorang anak berhasil dipetakan..?

Anak akan bahagia sekali mengetahui potensi emas dirinya yang mungkin selama ini banyak orang yang menganggap dirinya penuh dengan kekurangan dan tidak punya masa depan (khususnya anak-anak yang kurang suka sekolah dan tidak suka akademis)

Anak akan semakin rajin belajar karena ia sudah tahu apa yang ingin dicapai dalam hidupnya apa lagi sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.

Anak akan terhindar dari penyimpangan perilaku remaja, yang sebagaian besar penyebabnya adalah karena “Clue Less” atau hidup tanpa tujuan hanya sekedar sekolah dan belajar terus setiap hari dari hari ke hari, bulan ke bulan dst…

Orang tua juga semakin fokus dalam mendukung potensi anaknya

Biaya pendidikan jadi tepat sasaran dan jauh lebih hemat
90% anak yang berhasil dipetakan, berhasil dalam sekolah dan berhasil dalam meraih mimpi besarnya dalam pekerjaan dan kehidupan pribadinya.

Adakah potensi Emas anak yang "tidak bisa" dipetakan..?

Pada umumnya tidak ada potensi emas anak yang tidak bisa dipetakan, karena setiap anak yang terlahir telah diberikan Berkat Bakat dan Minat oleh Tuhannya untuk bisa dipetakan. Dan tanda-tanda itu biasanya terbaca melalui bentuk tubuhnya, level suaranya, cara bergeraknya, sifatnya sehari-hari dll. Rata-rata 80-90% dari anak-anak yang mengikuti program ini bisa dipetakan.

Ada sekitar 10% dari mereka yang belum bisa dipetakan, dan berdasarkan pengalaman kami hal ini terjadi karena:
Tipe si Anak, tipe anak itu berbeda-beda satu dengan lainnya, ada anak yang sudah jelas dan tahu apa yang diinginkannya (tipe Self Started/Leader) tapi ada anak yang tidak (Tipe Follower atau Directed (terbimbing) dengan proses bimbingan biasanya lama-lama ia akan bisa menemukan potensi emasnya.

Pola Asuh orang tuanya, Semakin pola asuh orang tuanya “Demokratif” terbuka bicara dan saling menghargai maka semakin mudah dan cepat ditemukan potensi Emasnya. Dan semakin keras serta otoriter pola asuh orang tuanya, akan semakin sulit.

Perbedaan keinginan keras dari orang tua dengan minat bakat anaknya, sehingga si anak takut untuk mengungkapkannya.
Kurangnya pengetahuan akan berbagai jenis profesi yang ia ketahui (kami menyebutnya kurang stimulasi profesi). Menyebabkan si anak sulit mengungkapkan apa yang menjadi minat terbesarnya dalam hidup ini. Padahal tanda-tanda fisiknya sudah menunjukkan arah pada salah satu profesi tertentu.
Usia Berapa mulai bisa dipetakan?

Sebenarnya sejak usia dini sudah bisa dipetakan, namun jenis pemetaannya agak berbeda;

Untuk Usia dini TK-SD yang bisa dilakukan adalah potensi dasar anak, yang meliputi sifat dasar untuk kelola pola asuhnya, minat dasar untuk menguji konsistensi minatnya, tipologi anak, gaya belajar anak dsb. Ini dilakukan melalui Program Observasi Liburan Sekolah atau Holiday School Program, yang setiap liburan sekolah kami selenggarakan di Singaraja, Buleleng, Bali selama 10 hari.

Untuk Usia SMP kelas 3 ke atas bisa langsung konsultasi bersama Ayah Edy sesuai perjanjian, atau melalui Program Workshop Pemetaan Potensi Emas Anak yang diselenggarakan oleh YAYASAN AGAPES silahkan klik Pemetaan Potensi Emas Remaja dan Dewasa | AGAPES Yayasan Denpasar 2017
Bagaimana jika saya ingin memetakan Potensi Emas Anak saya..?

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan:

Membeli dan membaca buku yang kami tulis yang berjudul RAHASIA MENEMUKAN POTENSI EMAS ANAK, buku ini tersedia di Gramedia seharga 50 ribuan, atau bisa juga dipesan on line via fb. Ayah Edy on line Shopping (berhadiah 1 CD Parenting Gratis senilai Rp. 600.000)

Mengikuti program Observasi Liburan sekolah untuk anak TK dan SD di sekolah Ayah Edy di Singaraja, Buleleng, Bali setiap liburan sekolah, dan Tahun 2018 rencananya akan diselenggarakan 2 pekan.

atau bisa juga melalui, Konsultasi langsung dengan Ayah Edy di Jakarta dengan perjanjian untuk anak usia 3 SMP ke atas.

Bagaimana jika anak saya sudah remaja atau lulus kuliah, apakah masih bisa dipetakan…?

Sebaiknya pemetaan itu dilakukan jauh-jauh waktu sebelum seseorang melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi agar tidak terlambat, dan lebih tepat sasaran dan bermanfaat.

Namun ada juga yang berpikir lebih baik terlambat tapi tahu potensi emasnya dari pada sepanjang hidup tidak tahu dan terus mengeluh tentang profesinya atau malah tidak mau kerja.

Jadi banyak juga orang yang sudah selesai kuliah tapi masih bingung mengikuti P3AE ini. Ada juga yang sudah bekerja dan merasa profesinya tidak cocok juga ikut program konsultasi Pemetaan bersama Ayah Edy.

Beberapa diantaranya ada juga yang berkonsultasi untuk memilih jurusan melanjutkan S2 yang sebenarnya cocok dengan potensi emasnya.

Apakah program pemetaan potensi Emas anak ini juga bisa dilakukan secara kolektif oleh anak-anak di sekolah…?

Bisa, dulu kami beberapa kali pernah melakukan untuk anak-anak usia SMA dan salah satunya adalah sekolah Lab School Rawamangun, Jakarta dan di Denpasar Bali pun secara kolektif pada 29 Januari 2017 lalu bersama Yayasan AGAPES.

Untuk informasi lebih details mengenai Pemetaan Potensi Emas Anak di Denpasar Bali, silahkan menghubungi Yayasan AGAPES dengan no telepon 081999-483941 / 0852-434-15508  Jika telepon tidak di balas, mohon tinggalkan SMS / WA dengan format Nama spasi Info Pemetaan Anak. Maka kami akan menelepon anda kembali.

Beberapa Informasi Terkait: Pengalaman anak-anak yang pernah dipetakan potensinya:

Kisah Nia: http://ayahkita.blogspot.co.id/2014/06/ayah-edy-i-am-coming-home-sapa-nia-dari.html

Kisah anak yang mogok sekolah: http://ayahkita.blogspot.co.id/2012/07/sepenggal-kisah-anak-mogok-sekolah-dan.html

Kisah Yefta: http://ayahkita.blogspot.co.id/2017/02/kisah-si-bejo-dan-ayah-edy.html/

Kisah Audi: http://ayahkita.blogspot.co.id/2017/02/membalas-marah-dan-kebencian-dengan.html
Kisah Joe: http://ayahkita.blogspot.co.id/2012/07/my-name-is-joe.html