SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY

SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Bagaimana caranya..? Gabung di FB: komunitas ayah edy, download talkshow di www.ayahedy.tk

Sunday, May 23, 2021

KISAH SI "BEJO" DAN AYAH EDY...

Kira-kira 8 tahun yang lalu datang seorang ibu bersama anaknya yang berusia kelas 6 SD.  Yang sedang mengalami berbagai masalah keluarga, terutama adalah anaknya yang SD tidak mau sekolah lagi. 

Telusur punya telusur mengapa ibu ini mencari saya, karena ternyata anaknya menemukan buku saya yang berjudul   ANAK YANG TIDAK BISA DIDIDIK ATAU ORANG TUA YANG TIDAK BISA MENDIDIK, mengapa anakku suka melawan. 

Setelah membaca buku tersebut rupanya si Ibu tersadarkan dan ingin bertemu langsung dengan penulisnya. 

Dan proses konsultasipun di mulai.......

Tugas pertama yang saya berikan adalah pada ibunya untuk mengubah semua pola asuhnya yang salah dan memperbaikinya setiap hari, melalui buku penuntun yang berjudul 37 Kebiasaan orang tua yang menghasilkan perilaku buruk anak. 

Setelah itu anaknya mulai mau bersekolah, tapi secara formal melainkan melalui Home Schooling. 

Tahap kedua yang kami lakukan adalah pemetaan potensi emas minat dan bakat anak....

Setelah melalui berbagai uji coba panjang, ketemulah minatnya adalah ingin jadi seorang peternak,  mulailah di uji dengan cara memelihara ternak, mulai dari ayam sampai sapi. 

Dan ternyata anak ini benar2 mencintai ternak dan bahkan ia bisa setiap hari di kandang ternak membersih kotoran dan merawat ternak seperti merawat seorang anak, di mandikan sapinya dan sebagainya. 

Tahap uji berikutnya adalah ia ditempatkan di sebuah KUD yang memiliki kandang Sapi Perah... dan selama praktek kerja disana anak yang baru berusia SMP awal ini tekun sekali merawat sapi2 yang ada disana, dan kebetulan saya juga mengunjinginya untuk melihat langsung bagaimana hasil uji saya pada anak ini di peternakan sapi di Boyolali. 

Tahap berikutnya anak ini mulai rajin sekolah dan belajar, karena ia bercita-cita ingin sekolah di New Zealand jurusan Peternakan dan Tenologi Pakan Ternak

Ujian berikutnya adalah saya minta ia merawat sapinya sendiri... apakah ia cukup telaten. 

Lalu ibunya membelikan seekor sapi usia 4 bulan yang diberi nama si "Bejo", sebagai tanda keberuntungan  kini ia diizinkan orang tuanya untuk belajar praktek berternak sapi

Dan mulailah ia belajar tentang merawat sapi.... dan saya datang lagi ke Boyolali untuk melihat langsung sapinya.  Wah ternyata bersih, gemuk dan Ganteng sekali....

Tahun demi tahunpun berlalu, tak terasa sudah tahun ke 4 proses pembimbingan dan konsultasi. 

Saya datang lagi ke Solo untuk memastikan rencana kerja si anak,  dan Alhamdullilah ia sekarang sangat super rajin belajar, dan bahkan ia sekarang sedang berusaha menyelesaikan studi tingkat SMAnya dalam 1 tahun kedepan dan bersiap-siap untuk mengikuti persiapan masuk sekolah Ternak di New Zealand, jurusan Animal Science.  

Dan sekarang ia sudah kuliah di kampus impian semester 2 di NZ

Dan tidak hanya itu keluarganyapun mendapatkan dampak positif yang luar biasa, adiknya ikut berhasil dipetakan pada bidang desain interior, sementara adiknya yang paling kecil terlihat arahnya pada bidang enterpreneur. 

Saya sungguh bersyukur atas segala kemurahan Tuhan dan Bimbingan Tuhan pada kami semua sehingga kisah ini bisa berakhir dengan amat sangat membahagiakan bagi kami juga bagi keluarga besar si anak dan orang tuanya. 

Salam syukur penuh berkah,

Solo 17-02-2017

ayah edy

Foto: 

Bersama "Bejo" di Kandang Boyolali

Sunday, May 9, 2021

BERHATI-HATILAH DENGAN KATA-KATA MU

Wajib diketahui semua orang yg setiap hari menggunakan kata² saat bicara

💗

Karena kebahagiaan dan rezeki kita bergantung pd kata² yg kita ucapkan setiap harinya 

💗

Kira-kira 8 tahun yang lalu saya pernah belajar ilmu Semantik atau Ilmu yang mempelajari makna kata serta efek yang ditimbulkan terhadap pikiran, perasaan dan perbuatan atau hasil.

💗

Setiap kata yang kita ucapkan itu akan memberikan efek pada pikiran, perasaan dan tindakan kita. 

💗

Ambil contoh;

💗

Ketika seseorang memilih kata Hiperaktif pada seorang anak, maka pikiran kita langsung beranggapan anak kita bermasalah, perasaan kita mungkin sedih, bingung, dan tindakan kita biasanya akan mengajak anak kita untuk di terapi. 

💗

Namun ketika kata tersebut kita ubah, dari Hiperaktif menjadi Energik dan Cekatan maka pikiran kita tidak lagi beranggapan anak kita bermasalah dan perlu terapi, melainkan kita akan memberikan banyak kegiatan untuk mengisi waktu luangnya agar ia bisa menyalurkan energinya melalui kegiatan tersebut. 

💗

Begitu juga dengan pilihan kata  "anak nakal",  yang akan berefek pada pikiran kita yang langsung menganggap anak kita bermasalah dan perasaan kita kesal, marah dan tindakan kita sering kali membentak atau menghukumnya.

💗

Lalu saya ganti kata "anak Nakal" dengan "Anak Banyak Akal",  coba rasakan perbedaan dari pikiran dan perasaan kita...., lalu apa tindakan kita selanjutnya... Marah kesal atau malah kita akan membawa anak kita untuk melakukan ekperimen membuat hal-hal kreatif dan inovatif...?

💗

Begitu pentingnya arti kata dan pemilihan kata; dan begitu nyatanya efek sebuah kata pada pikiran, perasaan dan tindakan kita. 

💗

Saya sudah terapkan dan latihkan ini pada para guru kami; agar selalu berhati-hati dalam memilih sebuah kata dan dalam berkata-kata atau berkomentar. 

💗

Nah yang menarik adalah dalam aplikasi Agama saya punya pengalaman menarik,  dulu saya sering menggunakan kata-kata "Musuh-musuh Agama saya"(seperti juga kebanyakan orang menggunakan kata-kata itu untuk menggambarkan orang yang tidak menyukai Agama saya).

💗

Dan efek dari kata itu adalah saya jadi sering merasa benci dan marah pada musuh-musuh agama saya dan hasilnya adalah saya banyak bermusuhan dengan orang lain yang saya anggap musuh agama yg saya anut.

💗

Lalu saya coba ganti kata "musuh-musuh" itu dengan 

"Orang-orang yang belum paham tentantang kebaikan ajaran agama saya"

💗

Dan sungguh hasilnya luar biasa,  sejak saat itu saya tidak lagi merasa punya musuh, dan bermusuhan dengan siapapun, melainkan lebih fokus untuk menunjukkan kebaikan demi kebaikan dari ajaran-ajaran Agama yg saya anut pada orang-orang yang belum memahaminya.  

💗

Hasilnya karena saya selalu menunjukkan kebaikan demi kebaikan pada orang yg beragama lain, maka orang yg beragama lainpun menjadi sangat baik pada saya.  Bahkan saya diterima dengan baik oleh penganut semua agama yg ada terutama ketika sy tinggal di Bali dan di LN

💗

Sampai-sampai di hampir setiap kota di Indonesia saya selalu punya teman-teman yang baiknya sudah seperti saudara sendiri.  Dan kedatangan saya selalu dinanti-nantikan di hampir setiap daerah. (bukan GR lho)

💗

Jadi mari kita coba teliti lagi kata-kata yang kita pergunakan selama ini apakah menimbulkan efek negatif pada pikiran, perasaan dan perbuatan kita..?  

💗

Jika jawabannya ya....! maka segera cari kata pengganti yang lebih baik dan memberikan efek positif pada pikiran, perasaan dan perbuatan kita.

💗

Mau coba ?  lihat deh hasilnya menakjubkan.

💗

Jika tulisan ini dirasa bermanfaat silahkan di share pada siapa saja ya ayah bunda dan sahabat ku tercinta

💗

Salam syukur sehat bahagia penuh berkah melimpah ruah

Pengalaman Pribadi

Ayah Edy Wiyono

Fb AYAH EDY PARENTING

youtube channel https://youtu.be/4MJiig8z2mw

Saturday, May 8, 2021

PADA AKHIRNYA SEMUA AKAN MERASAKAN HOME SCHOOLING JUGA (Metode Belajar Berbasis Keluarga)

Dulu kira² 15 tahun silam ketika awal kami menghomeschoolingkan kedua anak kami, home schooling masih belum dikenal

Bahkan banyak yg menganggap bahwa home schooling itu hanya untuk anak² yg dianggap "bermasalah" saja.

Sampai waktu itu banyak sekali orang yg mempertanyakan tentang hs pada saya.

Saya ingat suatu ketika pernah di tanya mengapa ayah memilih home schooling dan apa manfaatnya ?

tksh.

Saya menjawab singkat; paling tidak ada 2 manfaat besar yang akan diperoleh bersama keluarga;

1.  Anak kita terbebas dari kontaminasi penyakit sosial;  Seperti; merokok usia disini, seks usia sini, menyontek usia dini, seks matang dini, narkoba usia dini, budaya konsumtif usia dini, keranjingan game usia dini, keranjingan gadget usia dini, tawuran pelajar, kehidupan free seks remaja, budaya berkata2 kotor, mencela orang lain, berkirim ria sms or gambar2 porno, sikap tidak hormat kepada orang tua atau orang yg lebih tua, dll....masih banyak lagi yg tidak bisa disebutkan satu persatu disini.

2.  Mau tidak mau orang tuanya terdorong untuk menjadi lebih kreatif, terus belajar dan belajar terus untuk menjadi guru terbaiknya anak2 kita karena setiap hari kita terus diberondong pertanyaan2 sains seperti mengapa ini bisa begini dan mengapa itu bisa begitu.  sehingga orang tua akan punya habit baru;

-  Membaca buku2 Parenting dan Ilmu Pengetahuan.

-  Rajin mendengarkan Radio Parenting  

-  Rajin pergi ke seminar2 Parenting 

-  Rajin cari info2 acara dan pembelajaran di google

-  Rajin Membuat ide2 pembelajaran bersama anak.

-  Lebih sering berinteraksi aktif bersama anak

-  Terus belajar untuk memperbaiki diri agar prilaku kita tidak di contoh anak.

-  Lebih sering pergi dengan anak ke sarana2 pembelajaran.

-  Jalan2 keluarga menjadi ajang pembelajaran sosial bagi anak dan keluarga.

-  Makin rajin mencari info-info baru seputar edukasi dan pameran.

-  Makin merasa bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang mental dan prilaku  

    anak

-  Karena di pegang oleh orang tuanya sendiri, Insyaa Allah ortu terus berusaha memberi yang terbaik ketimbang di out sourchingkan pada orang lain. dan segudang manfaat lainnya.

Sewaktu saya ditanya apa kelemahan Home Schooling ?

Satu2nya kelemahan Home Schooling adalah jika orang tuanya tidak mau berubah menjadi teladan bagi anak-anaknya dan tidak mau belajar dan berusaha berubah menjadi lebih baik dari hari ke hari.

Bagaimana dengan kekhawtiran2 mengenai:

- Sosialisasi anak ?

- Kebosanan anak ? 

- bagaimana dengan Ijazah ?

- apa bisa melanjutkan sekolah ke Perti?

dan sebagainya...

Sangat tidak terbukti..... anak saya Dimas sangat pandai bersosialisasi dengan siapa saja dan bahkan dia yg selalu mengambil inisiatif berkenalan dengan orang2 baru, bertanya dan mengajak bermain.  Hanya sayangnya justru anak2 yg katanya bersekolah malah tidak seramah dan sepandai Dimas dalam bersosialisasi ditempat umum.  Mereka banyak yg tidak ramah, suka merebut, tidak mau antri, main dorong dan teriak2 dengan kata2 kasar.

Meskipun tidak menonton tv, Dimas dan Dido selalu bisa mengatasi kebosanan dengan menciptakan berbagai mainan dan aktivitasnya sendiri sangat kreatif menciptakan apa saja untuk dijadikan media bermain.  Bahkan bermain dan belajarnya sering kali hingga jam 12 malam tanpa ada terlihat ke habisan ide.

Kebosanan orang tua bisa diatasi dengan bermain dan beraktifitas bersama anak, atau keluar rumah beraktifitas bersama anak.

tksh.

Dimas dan Dido sudah 12 tahun ber home schooling kini usianya 17 dan 18 tahun; sungguh jika bertemu di tempat umum dengan anak2 yg ber schooling sangat terlihat jauh bedanya....  sungguh kami amat sangat puas dengan hasilnya.

Jika perlu ijasah tinggal ikut ujian penyetaraan saja di PKBM setempat atau bisa join dengan Home Schoolingnya Kak Seto.  Jika tidak perlu Ijazah yg terus berkarya saja  seperti anaknya Pak Joko Dekan UGM yg anak2nya telah menghasilkan Chip2 alat2 Kedokteran yg di patenkan di Jerman, dan orang Jerman tidak pernah mempertanyakan apakah anaknya punya Ijazah atau tidak. 

Mau melanjutkan ke Perguruan tinggi tinggal gunakan saja Ijazah yg didapat dari Home Schooling seperti Mas Andri yg mendapat bea siswa di Queensland University dengan menggunakan Ijazah Home Schoolingnya.  Nia Alvita yg sekolah di  http://www.alvinailey.org/  Sekolah Tari International Alvinailey di New York.

Bagaimana dengan sahabat komunitas lain yg menghomeschoolingkan anaknya ???

Berikut gambar Professor termuda di Harvard  hasil dari anak Home Schooling

Thursday, May 6, 2021

SULIT CARI KERJA ATAU GENGSINYA YG KELEWAT TINGGI..?

Tolong dibagikan pada anak muda yang sedang STRESS CARI KERJA gak dapet-dapet

tksh.

Sebuah keluhan dari anak muda yang stress cari kerja...

Ade I:

Waktu kecil stress ujian.

Setelah dewasa gue stres nyari kerja !

Suka · Balas · Kirim Pesan · 5 jam

AYAH EDY Parenting :

sy pernah bertemu Manager sebuah restoran yang memulai karirnya dari Pencuci Piring. Namanya mas Tono.

Dulu waktu ia pertama kerja cuma bilang boleh saya bantu cuci piring, tidak perlu dibayar, cukup saya diberi makan saja.

Akhirnya ia diterima kerja menjadi pencuci piring disebuah tempat makan.

Dan karena ia mencuci piring dengan sangat bersih tanpa ada satu piringpun yang pecah, hanya dalam waktu 1 bulan dia ditawari pekerjaan cleaning service, lalu karena hasil kerjanya bagus, mulai ia ditawari untuk belajar masak di dapur....

Hingga akhirnya ia sekarang menjadi Manager Restoran.

Sungguh orang yang hebat dan sangat tegar serta kreatif menghadapi hidup.

Dia berkata:  Kalau kita cari kerja itu, coba tawarkan diri kita bisa bekerja tanpa di bayar, pasti semua orang mau terima. 

Lalu tunjukkan kalau kita bekerja dengan sungguh2 pasti orang suka, dan buktikan bahwa pekerjaan kita yang paling baik, pasti orang gak ingin kehilangan kita dan malah menawarkan pekerjaan lain yang lebih prospek, dan tanpa dipaksa ia mulai membayar kita.

Ah tapi sayangnya anak muda sekarang, kebanyakan anak muda Sinetron, gak mau susah, ingin langsung kerja enak, gaji besar....

Mana ada yang kayak gitu, kecuali di Sinetron "Mimpi kali ye..."

Jika anda tidak punya pengalaman apa-apa dan pilih-pilih apa yang ingin anda kerjakan, apa lagi langsung minta di bayar di gaji besar,  ya jelaslah tidak ada yang mau terima, dan anda jadi stress cari kerja.   Tunjukkan dulu kehebatan kita biar orang yang menilai kita pantas dibayar berapa.

Begitu tutur Mas Tono pada saya tentang pengalamannya cari kerja dan jadi Manager.

Nah.... sekarang coba pikirkan,

Apa ide anda untuk membuat mencari kerja itu mudah dan gak stress....?

Gambar hanya ilustrasi

Monday, May 3, 2021

JANGAN CUMA BISANYA CUMA MENGHUJAT SAJA TAPI MAMPUKAH KITA MENCIPTAKAN GENERASI YG JUJUR MELALUI ANAK² KITA SENDIRI..?

💗💗💗

💗💗

💗

Koin-koin hasil jerih payah keringat anak-anakku.

Suatu ketika anak kami tiba-tiba mendapat hadiah angpau dari om-nya, ya cukup lumayan jumlahnya sy lihat ada beberapa lembar uang kertas berwarna ungu; diluar dugaan kami anak kami bukannya lantas senang dan lompat kegirangan sebagaimana kebanyakan anak-anak pada umumnya,

Melainkan ia benar2 sangat santai dan datar melihat uang tersebut, tidak seperti ayahnya dulu waktu masih jadi anak-anak menerima uang tersebut dengan penuh rasa girang dan antusias.

Saya dengar malahan Dimas langsung berkata, “ini uang untuk apa om ?”

“ Untuk hadiah Dedek Dimas” kata Omnya.

Lalu Dimas menjawab, ”maaf om Dimas nggak pernah terima uang tanpa bekerja dulu”.

Memang biasanya selama ini dirumah Dimas harus bekerja dulu baru nanti dapat imbalan koin2 dari ayah atau bundanya.

Dan saya dengar akhirnya Dimas berkata “nggak om Dimas nggak mau terima”. Sambil berbisik pada saya, nanti uangnya di kasih sama Eyang saja...”, kami memang mengajarkan tradisi pada Dimas untuk memberikan sesuatu pada Eyangnya setiap bulan sebagai tanda Rasa syukur pada Tuhan dan Rasa terimakasih Kasih pada yang orang tua yang telah bersusah payah mengasuh dan membesarkan kami dulu.

Dan akhirnya uang itupun di kembalikan, lagi pada Omnya.

Seperti juga saya, Omnya hanya bisa diam dan tertegun melihat uang pemberiannya di kembalikan lagi padanya, sambil melirik ke arah saya.

Lalu segera kami bicara dari hati ke hati kepada Omnya, bahwa memang kami melatih dan membiasakan anak2 kami tidak menerima uang apapun dari siapapun tanpa dia tahu jelas untuk apa. Anak-anak kami setiap hari di biasakan tidak menerima uang apapun tanpa ada kejelasan dan usaha atau kerja yang dilakukannya.

Jujur saja sy tertegun menyaksikan anak-anak kami yang reaksinya datar-datar saja di tawari uang oleh omnya yang berjumlah kira-kira 10 lembar uang berwarna unggu dan lebih memilih untuk mengembalikannya ketimbang menerimanya.

Karena dulu saya sendiri, sewaktu masih kecil sangat girang jika mendapat angpau dari om atau saudara lainnya, tanpa pernah menanyakan untuk alasan apa kami diberi uang dan tanpa berpikir dan bertanya atas usaha/kerja apa yang telah saya lakukan hingga saya pantas menerima uang tersebut.

Dan yang menarik adalah setelah kami kembali pulang kerumah, seperti biasa di akhir pekan itu mereka lebih tertarik dan asyik menghitung koin-koin hasil kerja dan jerih payah mereka sendiri, walaupun secara angka nilainya jauh lebih sedikit dari yang ditawarkan omnya. Tapi mereka terlihat sangat antusias dan bangga sekali menghitung keping demi keping koin yang di perolehnya dari usaha mereka selama 1 pekan.

Ya Allah sy bagitu bersyukur baru saja dapati pelajaran berhaga dari kedua orang anak kami, yang tidak terlalu "hijau" matanya melihat uang yang tidak jelas baginya.

Kami sungguh bersyukur dan sambil berdoa semoga pemikiran dan sikap ini bisa terus terjaga hingga anak-anakku dewasa kelak nanti.

Terimakasih ya nak untuk pelajaran berhargamu di akhir pekan ini....

Salam syukur penuh berkah,

ayahmu.

Sunday, May 2, 2021

PEMIKIRAN ANAK SEORANG BUDAYAWAN JAWA

Seorang Budayawan Jawa yg sangat terkenal pandai, cerdik, arif dan bijaksana...suatu malam di ajak dialog oleh anaknya, yg sedang STRESS BERAT karena hendak menghadapi UAN...(zaman itu masih ada UAN)

“Pak..pak... aku mau tanya...”, kata anaknya.   “Bapak tahu gak..., Siapa sich orang yg paling soleh dan mulia di muka bumi ini.....?"  tiba-tiba sang anak bertanya.

"Wah InsyaAllah bapakmu pasti tahu nak...., memangnya kenapa tanya2 tentang itu..?"

Anaknya kembali melanjutkan, ”Apa dulu waktu sekolah orang ini jug dapet rangking 1 atau juara kelas disekolahnya pak.?”  tanya anaknya.

"Wah... sepertinyanya tidak juga ya nak..., bahkan zaman itu belum ada sekolah, apa lagi rangking... tapi yg pasti memang akhlaknya sangat luar biasa, jujur dan bisa dipercaya, makanya bisa jadi orang yg mulia sepanjang zaman,   memangnya kenapa ...?"

Ah.... gak apa-apa... cuma ingin tahu saja....,   lalu kembali si anak membolak balik buku pelajarannya sambil membuat coretan di sana sini.

Tak lama kemudian kembali si anak bertanya lagi....

"Pak...pak... Bapak tahu gak ya....siapa sih orang yg paling kaya di dunia ini...?” 

Dengan nada bangga bapaknya menjawab.... “Oh iya pasti Bapakmu tahu nak, bapakmu inikan orang yg sangat mengikuti perkembagan zaman dan informasi..”, jawab Bapaknya...  “Memangnya ada apa..?  “

Anaknya kembali melanjutkan, ”Apa dulu waktu sekolah orang ini jug dapet rangking 1 atau juara kelas. pak.?”  tanya anaknya.

Sambil mengernyitkan dahi tanda sedang berpikir... lalu si Bapak ini menjawab... “sepertinya sih ndak juga ya... ! memangnya kenapa...? “

“Ah Enggakk apa2 pak... Cuma pingin tahu saja...”  jawab anaknya kalem, sambil kembali membolak-balik buku pelajarannya.

”Oh iya Pak... Apakah Bapak juga tahu siapa orang yg paling cepat di arena balap mobil formula dunia pak...?” kembali anaknya nyeletuk bertanya.    ”Oh tentu. Saja..... kata Bapaknya...bapak kan juga hobi nonton acara olah raga...., memangnya kenapa...? ” Kini giliran bapaknya yg penasaran.

”Apa orang ini dulunya waktu sekolah juga dapet rangking juara...ya pak....?” 

Kembali si Bapak pengeryitkan dahinya tanda berpikir lebih keras...,  lalu dengan agak kurang yakin dia menjawab,  ”sepertinya tidak juga ya nak...?  Memangnya kenapa...?” 

”ah enggak Cuma pingin tahu saja.....”  kata anaknya kalem.    

Kembali lagi si anak nyeletuk bertanya pada bapaknya,   ” Oh iya pak, apa bapak juga tahu siapa bintang sepakbola terbaik Eropa tahun ini pak...? ”

Wah kalo yg itu Bapak mu  pasti tahu nak... soalnya itu bintang kesayangan Bapak juga. nak.....”

“Apakah orang itu dulu juga saat sekolah dapet rangking di kelasnya pak.....? ”

 Wah... kali ini Bapaknya agak meng- garuk2 kepala mengingat2...

“Sepertinya enggak juga tuch nak...?   Memangnya kenapa...? “

”Ah... Enggak2 apa2 pak, Aku cuma penasaran saja ingin tahu...” jawab anaknya kalem.

”Oh iya ngomong2 apakah bapak juga tahu....Siapa sich  orang-orang yg dulunya dapet rangking juara di kelasnya terus kemudian menjadi orang2 hebat atau selebrities terkenal.... seperti Rudi Hartono, Rudi Hadi Suwarno, David Backamp, Ronaldo, Steven Spielberg, Steven Siegel, Steve Job, Michail Jordan, Michael Schumacher,  Michael J. Fox, Michael Jackson, Michael Dell, Tiger Woods, Colonel Sanders, Ray Kroc, Conrad Hilton, Hendry Ford, Thomas Edison, Soichiro Honda,  Oprah Wenfrey, Robert Kyosaki, Anthony Robin, Ronald Reagen dan orang terkenal lainnya pak...?”

”Wah....wah....wah....kok buanyak banget..?” kata bapaknya terkaget-kaget.

Setelah terdiam sejenak untuk berpikir....lalu Sang Bapak Budayawan Arif dan Bijaksana tadi menjawab,  ”Menurut biografi mereka,  yg pernah bapak baca... orang2 yg kamu sebutkan itu dulunya adalah anak yg biasa2 saja... dan sepertinya tidak ada yg pernah dapet rangking juara di kelasnya....? ”   Memangnya ada apa kamu tanya2 seperti ini.....?

”Ah enggak....., Aku heran saja pak.... kenapa sich semua orang tua terus  saja ngotot memaksa anaknya untuk selalu bisa dapet rangking atau juara di kelasnya.... lah wong jelas2 bapak sendiri juga tahu gitu lho..... kalo orang2 hebat itu dulunya juga tidak pernah mendapat rangking atau jadi juara di sekolahnya....?”  ”Jadi apa hubungannya antara Rangking Juara dengan Sukses di kehidupan ya pak...?”  Kok sepertinya aneh saja... apa ya semua orang pada gak mikir gitu lho.”   kata anaknya sambil kembali menggaruk2 kepalanya menunjukkan Stress karena harus MENGHAPALKAN SEKIAN RATUS HALAMAN DAN SOAL-SOAL UNTUK UAS BESOK.

Sang budayawan yg arif dan bijak sana ini tiba2 jadi tertegun mendengar ucapan anaknya.  Baru kali ini ada orang yg berhasil membuatnya tertegun, diam kehabisan kata2 untuk bicara alias ”Speechless”.... dan baru kali ini juga sang budayawan bijak ini tersadarkan akan apa yg selama ini dia dan sebagian besar orang tua di Indonesia tidak sadari tentang dunia pendidikan anaknya yg memang sudah sangat tidak masuk akal ini.

Tanpa sadar sang budayawan jadi terkenang pada masa2 sekolahnya dulu...dan ingat kembali bahwa dulunya ternyata  ia juga adalah murid yg biasa2 saja di kelas....dan bahkan kerap kali sering di marahi guru karena lebih gemar membuat puisi dan menggambar wayang saat belajar di kelas.  Tapi kini dia telah menjadi seorang Budayawan Terkenal yang kerap di Undang seluruh Instansi dan Televisi yang ada di Indonesia. 

Dipetik dan diolah dari buku Ayah Edy Punya Cerita, tersedia di seluruh Toko buku di Indonesia. 

"Saya masih ingat ketika guru saya dulu selalu mengatakan bahwa Bermain Bola tidak akan bisa memberi saya makan dan penghidupan"