-------------------------------------------------------------------
Para orang tua yang berbahagia Suatu ketika saya berkunjung kerumah seorang teman, kebetulan profesinya adalah seorang Therapist berbasiskan pada Neuro Language Programming atau NLP.
Dia menceritakan seuatu yang sangat menarik, betapa ternyata potensi dan jalan hidup yang di tempuh seseorang dimasa datang, ternyata bisa di prediksikan dari sugesti atau hal-hal yang dia yakininya. Dan bahkan yang menarik adalah seluruh potensi dalam tubuh manusia sampai pada level terkecil itu akan mendukung apa yang diyakini oleh seseorang. Jadi keyakinan itu bisa menjadi segala-galanya yang menentukan hidup dan masa depan seseorang.
Hal ini juga sekaligus mematahkan pandangan-pandangan kuno tentang test-test yang katanya bisa mengukur potensi kecerdasan anak dsb. kata kawan saya menambahkan.
Dia ternyata juga membuktikan bahwa telah banyak kliennya yang terdiri dari orang-orang yang test IQnya biasa-biasa saja namun setelah di berikan keyakinan-keyakinan postitif berubah menjadi orang yang luar biasa sesuai dengan keyakinan baru yang dimilkinya.
Kawan saya juga mengatakan bahwa sebagian besar keyakinan ini banyak di bentuk terutama dari kata-kata yang dia dengar sehari-hari tentang dirinya atau test-test yang mengukur tentang kemampuan dirinya . Jika kata-kata buruk yang sering dia terima tentang dirinya maka bisa dipastikan perlahan-lahan dia akan mulai berprilaku buruk, dan pada saat kata-kata yang berkesan dia bodoh, maka perlahan-lahan ia akan menjadi orang yang bodoh. Begitu juga jika hasil test yang dia terima di bahwa rata-rata maka prestasinya akan terus turun dibawah rata-rata. Jadi hati-hati dengan kata-kata dan test-test yang katanya bisa mengukur kemampuan seseorang karena hal itu akan berakibat sangat besar terhadap masa depan seorang anak. Kata kawan saya dengan nada sangat serius.
Cerita kawan saya ini jadi mengingatkan saya pada kisah Thomas Edison yang pada usia 7 tahun dinyatakan sebagai anak yang bodoh dan tidak mampu bersekolah. Namun ibunya Nancy Alliot meyakinkan Thomas bahwa dirinya adalah anak yang pandai dan luar biasa. Hingga akhirnya meskipun tidak pernah bersekolah Thomas mampu untuk menjadi salahs eorang Jenius Besar dunia dengan 1000 temuan yang di patenkan.
Taklama setelah itu tanpa sengaja saya membaca sebuah tulisan yang berjudul The Toxic Words – Kata-kata beracun, yakni sebuah hasil interview terhadap anak-anak yang di penjaara, yang isinya mengenai kata-kata apa saja yang sering mereka dengar tentang diri mereka dari lingkungannya dulu sebelum masuk penjara.
Lalu dari sana disusunlah kata-kata beracun yang telah menggiring mereka untuk mendapat tiket ke penjara.
Berikut adalah 10 kata paling sering didengar sebelum mereka masuk penjara:
1. Mengapa kamu selalu saja menyusahkan orang tua...
2. Dasar kamu anak pembawa sial.
3. Kamu memang tidak pernah bisa menjadi lebih baik.
4. Lihat saja nanti hidupmu akan berakhir di penjara.
5. Kamu memang anak terkutuk.
6. Aku menyesal melahirkan kamu..
7. Pergilah kamu ke neraka.
8. Dasar anak setan....
9. Lihat saja nanti....hidupmu pasti akan hancur..
10. Jangan pernah berharap hidupmu akan sukses...
Sungguh saya jadi merinding melihat fakta yang membuktikan betapa kuatnya hubungan antara kata-kata terhadap masa depan anak-anak kita. Segera saya jadi berpikir keras untuk mengingat-ingat kembali kata-kata yang selama ini pernah saya ucapkan pada istri dan anak-anak saya....
Ya......Tuhan.....Saya jadi menitikkan air mata...., seandainya saja bayak guru dan orang tua mengetahui hal ini... pasti mereka akan jauh lebih berhati-hati dengan kata-kata mereka.
Para orang tua dan guru yang saya cintai dimanapun anda berada....Mari kita bangun masa depan anak-anak kita melalui kata-kata yang postitif...
Indonesia pada hakikatnya merupakan kumpulan dari keluarga yg tersebar dilebih dari 12.000 pulau yg ada di Nusantara. Apabila keluarga2 ini kuat, maka Indonesia akan menjadi Bangsa & Negara yg Kuat dgn sendirinya tanpa perlu konsep yg berbelit-belit & biaya yg membebani negara. Pastikan keluarga & sanak famili kita di seluruh tanah air telah bergabung dlm GERAKAN MEMBANGUN INDONESIA YANG KUAT DARI KELUARGA. Kalau bukan kita, siapa lagi ? Kalau bukan sekarang, kapan lagi ?
SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Thursday, September 30, 2010
Wednesday, September 8, 2010
Anak yang tidak bisa di didik atau orang tua yang tidak bisa mendidik..?
---------------------------------------------------------------------
Mau jadi Pilot ada sekolahnya, Mau jadi Dokter ada sekolahnya. Kita pasti akan dilarang menerbangkan pesawat jika Tidak Lulus Ujian sebagai seorang Pilot yang “LAYAK TERBANG”. Namun jika tetap di paksakan juga Pilot yang tidak layak tadi, untuk menerbangkan pesawat , coba tebak kira-kira resiko apa yang mungkin akan terjadi.?
Tapi sayangnya untuk menjadi Orang Tua yang “LAYAK” tidak ada sekolahnya ! kita tiba-tiba saja menjadi orang tua manakala istri kita melahirkan anak kita. Pertanyaan besar buat kita semua para orang tua, apakah kita sesungguhnya sudah LAYAK untuk menjadi orang tua bagi anak-anak kita..? Kita adalah orang tua tanpa sekolah, tanpa ujian dan tiba-tiba saja di paksa harus mengelola anak kita dengan pengetahuan yang seadanya. Coba tebak resiko-resiko apa yang mungkin di alami oleh anak kita yang di didik oleh orang tua yang tidak pernah belajar menjadi orang tua dan kemungkinan besar malah “Belum Layak” menjadi orang tua?
Ya..., tentu saja akan banyak sekali masalah. Namun sayangnya pada saat masalah tersebut timbul apakah kita lantas tersadar akan ketidakmampuan kita dan minimnya pengetahuan sebagai orang tua..? Atau malah sebaliknya, kita dengan bertubi-tubi mempersalahkan anak, seperti anak yang susah di atur, anak yang keras kepala, anak yang pemalas, begini dan begitu.. dsb. Kita lupa bahwa kita adalah orang tua yang tidak pernah bersekolah untuk menjadi orang tua, Kita lupa jika kita percaya bahwa anak itu terlahir sempurna, fitrah, suci, menyerupai bentuk dan rupa Tuhan. Kita juga lupa jika sesungguhnya anak kita itu adalah Maha Karya dari Tuhannya.
Jadi apa bila terjadi konflik antara kita dan anak kita, apa yang sebenarnya sedang terjadi..? Anak yang tidak bisa didik atau kita orang tuanya yang tidak bisa mendidik..?
Kalau begitu ayo segera belajar menjadi orang tua yang “Layak” bagi anak kita, agar kita bisa mengubah konflik yang terjadi dengan anak menjadi sebuah kerjasama yang harmonis.
Kami akan jabarkan secara berseri dalam CD untuk membantu orang tua belajar menjadi orang tua yang “LAYAK”. Kita bisa dengarkan CD ini kapanpun ada waktu luang, saat kita terjebak macet di mobil atau saat sedang santai diruang tidur dsb. Segera miliki Cdnya dan segera dapatkan manfaatnya. Jadilah Orang tua yang “Layak Terbang” bagi anak-anaknya.
Mau jadi Pilot ada sekolahnya, Mau jadi Dokter ada sekolahnya. Kita pasti akan dilarang menerbangkan pesawat jika Tidak Lulus Ujian sebagai seorang Pilot yang “LAYAK TERBANG”. Namun jika tetap di paksakan juga Pilot yang tidak layak tadi, untuk menerbangkan pesawat , coba tebak kira-kira resiko apa yang mungkin akan terjadi.?
Tapi sayangnya untuk menjadi Orang Tua yang “LAYAK” tidak ada sekolahnya ! kita tiba-tiba saja menjadi orang tua manakala istri kita melahirkan anak kita. Pertanyaan besar buat kita semua para orang tua, apakah kita sesungguhnya sudah LAYAK untuk menjadi orang tua bagi anak-anak kita..? Kita adalah orang tua tanpa sekolah, tanpa ujian dan tiba-tiba saja di paksa harus mengelola anak kita dengan pengetahuan yang seadanya. Coba tebak resiko-resiko apa yang mungkin di alami oleh anak kita yang di didik oleh orang tua yang tidak pernah belajar menjadi orang tua dan kemungkinan besar malah “Belum Layak” menjadi orang tua?
Ya..., tentu saja akan banyak sekali masalah. Namun sayangnya pada saat masalah tersebut timbul apakah kita lantas tersadar akan ketidakmampuan kita dan minimnya pengetahuan sebagai orang tua..? Atau malah sebaliknya, kita dengan bertubi-tubi mempersalahkan anak, seperti anak yang susah di atur, anak yang keras kepala, anak yang pemalas, begini dan begitu.. dsb. Kita lupa bahwa kita adalah orang tua yang tidak pernah bersekolah untuk menjadi orang tua, Kita lupa jika kita percaya bahwa anak itu terlahir sempurna, fitrah, suci, menyerupai bentuk dan rupa Tuhan. Kita juga lupa jika sesungguhnya anak kita itu adalah Maha Karya dari Tuhannya.
Jadi apa bila terjadi konflik antara kita dan anak kita, apa yang sebenarnya sedang terjadi..? Anak yang tidak bisa didik atau kita orang tuanya yang tidak bisa mendidik..?
Kalau begitu ayo segera belajar menjadi orang tua yang “Layak” bagi anak kita, agar kita bisa mengubah konflik yang terjadi dengan anak menjadi sebuah kerjasama yang harmonis.
Kami akan jabarkan secara berseri dalam CD untuk membantu orang tua belajar menjadi orang tua yang “LAYAK”. Kita bisa dengarkan CD ini kapanpun ada waktu luang, saat kita terjebak macet di mobil atau saat sedang santai diruang tidur dsb. Segera miliki Cdnya dan segera dapatkan manfaatnya. Jadilah Orang tua yang “Layak Terbang” bagi anak-anaknya.
Subscribe to:
Posts (Atom)