SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY

SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Bagaimana caranya..? Gabung di FB: komunitas ayah edy, download talkshow di www.ayahedy.tk

Sunday, April 14, 2013

PIDATO ANAK SMA YG MENGGETARKAN DUNIA



SEANDAINYA ....

ya seandainya saja sistem pendidikan kita di Indonesia bisa mencetak lulusan SMA yg bisa berpikir seperti ini; berpidato seperti anak ini dan bukan seperti di gambar ini sebagai perayaan bagi kelulusannya...


Mungkin negeri ini bisa segera sembuh dari penyakitnya....

BERIKUT PIDATO ANAK SMA YANG GETARKAN DUNIA ITU DALAM ACARA KELULUSANNYA



Pidato Kelulusan Pelajar SMA yang menggetarkan dan menggugat kesadaran kita atas makna sistem pendidikan, pidato ini diucapkan oleh Erica Goldson, pelajar di Coxsackie-Athens High School, New York, tahun 2010.

“Saya lulus, Seharusnya saya menganggapnya sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan, terutama karena saya adalah lulusan terbaik di kelas saya.

Namun, setelah direnungkan, saya tidak bisa mengatakan kalau saya memang lebih pintar dibandingkan dengan teman-teman saya.

Yang bisa saya katakan adalah kalau saya memang adalah yang terbaik dalam MELAKUKAN APA YG DIPERINTAHKAN GURU kepada saya dan juga dalam hal MENGIKUTI SISTEM YANG ADA.

Di sini saya berdiri, dan seharusnya bangga bahwa saya telah selesai mengikuti periode indoktrinasi ini.

Saya akan pergi, di musim dingin ini dan menuju tahap rencana berikut yang akan datang kepada saya, setelah mendapatkan sebuah dokumen kertas yang mensertifikasikan bahwa saya telah sanggup bekerja.

Tetapi saya adalah seorang manusia, seorang pemikir, pencari pengalaman hidup – BUKAN SEORANG PEKERJA. Pekerja adalah orang yang terjebak dalam pengulangan, seorang budak di dalam sistem yang mengurung dirinya.

Sekarang, saya telah berhasil menunjukkan kalau saya adalah budak terpintar. Saya melakukan apa yang disuruh kepadaku secara sangat baik.

Di saat orang lain duduk melamun di kelas dan kemudian menjadi seniman yang hebat, saya duduk di dalam kelas rajin membuat catatan dan menjadi pengikut ujian yang terhebat.

Saat anak-anak lain masuk ke kelas lupa mengerjakan PR mereka karena asyik membaca hobi-hobi mereka, saya sendiri tidak pernah lalai untuk selalu mengerjakan PR saya. Saat yang lain menciptakan musik dan lirik, saya justru mengambil ekstra SKS, walaupun saya tidak membutuhkan itu.

Jadi, saya penasaran, apakah benar saya ingin menjadi lulusan terbaik? Tentu, saya pantas menerimanya, saya telah bekerja keras untuk mendapatkannya, tetapi apa yang akan saya terima nantinya? Saat saya meninggalkan institusi pendidikan, akankah saya menjadi sukses atau saya akan tersesat dalam kehidupan saya?

Saya tidak tahu apa yang saya inginkan dalam hidup ini. Saya tidak memiliki hobi dan tujuan yg jelas, karena semua mata pelajaran hanyalah sebuah pekerjaan dan kewajiban untuk belajar, dan saya lulus dengan nilai terbaik di setiap subjek hanya demi untuk lulus, memenuhi keinginan orang lain, sekolah dan mungkin orang tua saya, bukan untuk belajar dalam arti yg sesungguhnya.

Dan jujur saja, sekarang saya mulai ketakutan…….”

Tayangan Video Pidato tersebut dapat juga di lihat di sini : http://americaviaerica.blogspot.com/p/speech.html

6 comments:

  1. Luar biasa.... Namun bagaimana seharusnya kita bertindak ayah? Dirumah punya kebebasan berkarya, disekolah dianggap bandel karena karyanya tidak sesuai keinginan guru.
    Sebenarnya guru mengajar atau "mencetak robot" yang mau di perintah?

    ReplyDelete
  2. Di sekolah rumahkan saja, mengapa tidak ? kami telah melakukannya bagi kedua putera kami, hasilnya bagus sekali tentunya menurut ukuran prestasi standar Finlandia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seperti apakah ukuran prestasi Finlandia, ayah? Bagaimana menerapkannya?

      Delete
  3. izin share di blog saya ya Ayah

    ReplyDelete
  4. Ayah, saya baru membaca ttg erica ini ayah...rasanya, saya seperti bercermin dgn diri saya sendiri...menyelesaikan pendidikan saya sampai ke jenjang kuliah dgn baik (bisa dikatakan sangat baik), tetapi setelah lulus, saya menjadi manusia yg bingung harus kemana, krn saya sendiri menjalaninya bukan krn kesenangan saya, melainkan karena adanya rasa tidak sanggup dan tidak tega menyakiti orangtua saya sendiri.
    Bahkan sampai skrg pun ayah, setelah memiliki 2 org putra, saya tetap tidak tahu sbnrnya dulu saya menjalani semua pendidikan itu utk apa.

    Nilai bagus yg saya peroleh ternyata tidak begitu berguna di kehidupan nyata saya.

    Terima kasih karena saya sudah diberi Tuhan kesempatan utk mengenal seorg Ayah Edy, sehingga apa yg dulu sudah ditanamkan org tua saya thd saya, tidak akan saya tanamkan pada anak2 saya.

    Saat ini saya sedang berjuang untuk mengenali sifat, karakter, dan tipe belajar yg spt apa anak2 saya, shg sangat saya harapkan, saya bs menggali potensi emas yg ada pada anak2 saya.

    Terima kasih ya ayah...semoga ayah bs hadir kembali di kota Medan...

    ReplyDelete