Para orang tua dan guru yang berbahagia, Siapa yang tidak kenal Albert Einstain...sang jenius fisika penggagas terori relativitas, Mungkin sebagian besar kita semua belum mengetahui seperti apa Einstain kecil, dan seperti apa pada saat ia bersekolah, semoga dengan sedikit mengtahi masa kesilnya kita bisa mendapatkan pelajaran daripadanya.
Einstein seperti juga anak-anak lainnya adalah anak yang pada masa kecilnya biasa-biasa saja bahkan cerderung sebagai anak yang bermasalah dengan sekolah. Einstein adalah anak yang suka membangkang waktu bersekolah dia sering tidak mau mengikuti perintah gurunya malainkan hanya mau mengerjakan apa yang ia sukai yakni yang berhubungan dengan musik, membaca buku-buku sains, dan berlayar.
Einstain kecil tidak mau belajar apa bila ia tidak suka pelajarannya oleh karena itu ia sering bolos pada saat pelajaran bahasa, sastra dan menggambar. Ia membolos untuk melakukan aktivitas yang disukainya tadi. Sehingga pada akhirnya Einstein tidak berhasil lulus SMP, melainkan hanya mendapat keterangan pernah bersekolah SMP dari sekolahnya.
Berbekal
Setelah SMA kelakuannya masih sama saja tidak pernah berubah, ia hanya suka pelajaran Matematika dan Fisika saja, jadi Einstain masih sering membolos di pelajaran-pelajaran yang tidak dia sukai, sampai akhirnya ia kembali dinyatakan sebagai anak yang tidak tamat SMA. dan untuk kedua kalinya ia di nyatakan gagal lagi disekolah.
Namun hebatnya orang tua Einstein; tetap mendukung anaknya untuk terus berusaha melanjutkan sekolahnya; bahkan ia ikut membantu dengan berbagai hal agar anaknya bisa terus bersekolah.
Meskipun Einstein tahu ia tidak belum tamat SMA dan tidak punya pernah punya ijazah; ia tetap berani melamar ke perguruan tinggi; Nekad benar ya.... tapi kalau bukan nekad dan keras kepala bukan Einstein namanya.
Tahun 1895 ia melamar di Politeknik Federal, di Zurich Swiss tapi sayang ia gagal di ujian masuk dan menurut sekolah tsb, usianya pun masih terlalu muda. Lalu dia diminta menamatkan SMAnya terlebih dahulu, baru setelah itu ia melamar lagi dan akhirnya di terima sebagai mahasiswa di Politeknik Federal, Swiss.
Tahukah Einstain pada waktu ia ditanya Izajahnya, ia dengan tegas mengatakan bahwa saya tidak pernah punya Izajah tapi kemampuan saya boleh di uji, ya terutama di bidang Matematika dan Fisika. Saat itu kedua pelajaran itu memang sangat di perhitungkan
Kemudian setelah lulus Einstein kembali ke negara asalnya Jerman, dan setelah kembali ke
Setelah itu Enstain mencari negara netral yang memberikan kebebasan warga negaranya untuk berekspresi, akhirnya pilihannya jatuh pada Negara Swiss. Akan tetapi karena pada perang dunia kedua dia merasa terdesak oleh Nazi di Swiss, dia juga mengajukan kewarganegaraan AS. Hingga akhir hayatnya dia memiliki 2 kewarganegaraan yakni Swiss dan AS.
Kalo kita perhatikan ciri-ciri Eistein ini mirip sekali dengan anak-anak yang cenderung dominan otak kanannya. Pertama Dia tahu apa yang dia mau dan dia juga tahu apa yang dia tidak mau. Yang kedua dia hanya mau mengerjakan apa yang dia mau, dan jika dipaksa dia cenderung akan melawan atau menghindar. Dan yang ketiga dia sangat fokus untuk bisa mencapai apa yang dia mau hingga akhirnya ia menjadi Ilmuwan besar dunia di abad 20.
Apa kira-kira Hikmah dari kisah ini.....mungkin beberap diantarnya adalah;
Yang pertama; Penting bagi kita semua orang tua dan guru untuk belajar memahami potensi unggul yang dimiliki oleh masing-masing anak. Yang kedua adalah; Kita tidak bisa lagi memaksaakan anak untuk bisa disemua bidang matapelajaran, dan melupakan kemampuan unggulnya. Dan yang ketiga adalah; Anak yang gagal di ujian bukan berarti dia gagal di kehidupan. karena bisa jadi justru soal-soal ujiannyalah yang keliru untuk menilai potensi unggul anak-anak kita.
Silahkan anda temukan sendiri apa bila masih ada hikmah lain dibalik kisah ini.
terimakasih,saya terimpirasi untuk gemar membaca.ayah edi is the best lah
ReplyDeleteya..kalau einstein sekolah di indonesia, pasti langsung dikeluarkan dan di cap anak nakal plus akan sangat-sangat sulit untuk bisa di terima disekolah manapun... oh indonesia.. betapa banyak anak-anak bangsamu yang kaya akan potensi tapi terkucil karena regulasi.
ReplyDeletecara pandang ayah edy yang sangat bagus dan sangat jauh kedepan. Salut.
ReplyDeleteTapi yang perlu difikirkan adalah sarana dan prasarana untuk menunjang sistem tersebut. Seorang anak yang ternyata punya bakat luar biasa dalam berolah raga semisal basket, apakah mungkin mendapatkan kesuksesan di negara ini? mendekati kesuksesan pemain2 NBA yg hidupnya amat sangat makmur?
karena minimnya sarana penunjang dan dukungan sistem pendidikan sekarang untuk menjalani proses pembinaan sang buah hati mengasah bakatnya
wah..aku usulkan ayah edy aja yang jadi menteri pendidikan nanti.
ReplyDeletesaya yakin anak2 kita nanti bisa membuat perubahan
gimana ayah ?
Pak Asfar yang baik, Negeri ini lebih membutuhkan orang-orang yang "peduli dan berani", dan bukannya seorang Menteri.
ReplyDeleteNegeri ini lebih membutuhkan orang-orang biasa-biasa saja yang mau berbuat luar biasa bagi bangsanya ketimbang orang "Luar Biasa dengan jabatan yang luar biasa" tapi sebenarnya hanya bisa melakukan hal yang biasa-biasa saja.
Begitu yang saya pelajari dari sejarah. Sejarah itu jujur dan tak bisa di sangkal. Sayangnya kita sering kurang memperhatikan pesan-pesan Tuhan melalui sejarah.
Salam hangat,
ayah
q harus belajar d Ayahedy biar bisa jd orang cerdas yg bisa memahami n mengerti kebutuhan anakq,
ReplyDeleteagar dya jd yg terbaik yg dy mau. Love my son
Great !! Tapi bukankah orang yang suka dengan berhitung itu lebih dominan otak kiri ??
ReplyDelete-salam hangat. Natawa-id.blogspot.com
Otak kanan cenderung mengarah kemana ? Otak kiri cenderung mengarah ke mana ? Kalau otak kiri dan kanan kita fungsi kan dua* akan terjadi ilmuan macam apa ? Albert eingsten ilmuan yg cenderung dgn otak kanan!
ReplyDeleteInsyaallah hari ini saya akan menemui kepala dinas pendidikan kabupaten Pekalongan agar anak saya yang menempuh jalur pendidikan informal homeschooling bisa tetap mendapatkan NISN ssebagaimana teman-temannya yang bersekolah..mohon doanya Ayah Edi agar semuanya berjalan lancar..
ReplyDeleteTerimakasih telah membukakan mata hati saya yg mana saya adalah seorang bunda dan juga sebagai pendidik Taman kanak-kanak,.kisah tersebut sungguh inspiratif dan,kami sebagai orang tua dr (anak yg mungkin tdk sama menurut pndangan orang lain)termotivasi dengan kisah tersebut!! Terimakasih ayah edi. Kami tunggu inspiratif berikutnya
ReplyDelete