----------------------------------------------------------------
Socrates adalah Guru besar para filusuf yg hidup 2400 tahun sebelum masehi, beliau adalah perintis sekolah pertama yg didirikan oleh Plato yg diberinama Academia di Yunani. Prinsip dasar dibuatnya sekolah pada awalnya adalah untuk mengajarkan setiap murid akan “Wisdom of Life” (kebijaksanaan hidup) karena Socrates berpendapat pada dasarnya setiap manusia cerdas sementara untuk menjadi bijaksana manusia perlu belajar sepanjang hidupnya.
Smart is a gifted of our in born but Wisdom is a need a long learning process. Kecerdasan adalah pemberian Tuhan pada setiap anak, sementara Kebijaksanaan perlu proses pembelajaran yg lama (mungkin sepanjang hayat).
Pandangan Socrates tersebut secara sains ternyata di benarkan oleh seorang Professor dari Harvard University Dr. Howard Gardner 1992, melalui bukunya The Frame of Mind yang menyatakan setiap anak adalah cerdas pada bidangnya masing2, tugas kita bukan mengajarinya melainkan mengamati, menggali dan mengembangkannya untuk mencapai tingkatan yg terbaik.
Letak kekacauan pendidikan zaman sekarang adalah bahwa kita menganggap setiap anak yg terlahir adalah tidak cerdas dan sibuk untuk mengukur dan men-tes tingkat kecerdasannya serta berlomba2 merancangkan kurikulum yg terus di rombak untuk mencerdaskannya, sementara sekoah lupa mengajarkan kebijaksanaan di sepanjang hidup anak bersekolah (lebih kurang 18 tahun)
Padahal inti dari sebuah kecerdasan itu lahir dari sebuah kebijaksanaan hidup. Plato telah membuktikan hal ini melalu muridnya yg bernama Aristoteles, melalui kebijaksanaan Plato berhasil melahirkan seorang murid yg ahli di berbagai bidang mulai filsafat, kedokteran, matematika, geologi, ilmu falak dsb. Hingga Aristoteles mendapat julukan Bapaknya Ilmu Pengetahuan.
Namun sayangnya ajaran yg luar biasa ini telah di lupakan oleh sistem pendidikan zaman sekarang, sehingga kita bisa melihat akibat yang ditimbulkannya. Anak-anak kita yang pada awalnya sangat cerdas, kreatif, exploratif dan penuh rasa ingin tahu saat mereka masih usia balita, namun semua itu sirna pada saat mereka mulai bersekolah, semakin lama bersekolah mereka semakin menjadi anak yg pasif dan tak peduli.
Satu-satunya bentuk transformasi prilaku kecilnya yg kreatif dulu adalah maraknya kekerasan di kalangan anak & ramaja, penyimpangan prilaku sexual, munculnya generasi punk anak usia dini, ini semua terjadi karena mereka tidak memiliki kebijaksanaan hidup dan tidak pernah di ajari kebijaksanaan hidup melalui kurikulum sekolahnya. Sementara di kalangan dewasa kita jelas2 menyaksikan betapa banyak orang-orang yg tidak lagi memiliki rasa kebijaksanaan, berpelesiran keluar negeri dengan uang rakyat sementara saudara-saudara mereka sedang menderita di terjang berbagaimacam bencana, dan saling berdusta untuk menyangkalnya. Lengkap sudah....
Saya teringat dulu mengapa saya berada di tempat dan profesi saya yg sekarang sebagai pendidik, yakni karena seorang profesor mangatakan bahwa akar dari semua masalah yang di hadapi oleh bangsa mu adalah PENDIDIKAN. Ya... Mereka yg ada sekarang adalah cermin bagaimana mereka dulu di didik oleh orang tua mereka dan terutama oleh sistem kurikulum di sekolah-sekolah mereka. Begitu katanya...
Jika kita ingin bangsa ini berubah, marilah kita mulai dari pendidikan dan mulai dari keluarga kita sendiri, Jika setiap keluarga Indonesia mau melakukannya maka Indonesia akan menjadi negara yg kuat dan mulia dengan sendirinya tanpa perlu “orang PINTAR yang menggonta-ganti buku dan kurikulum setiap tahun, tanpa perlu anggaran yg membebani negara serta tanpa perlu konsep yg rumit dan berbelit-belit.
Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu bangsa jika bangsa itu tidak berusaha untuk mengubahnya sendiri.
Lets make Indonesian Strong from Home !!
Indonesia pada hakikatnya merupakan kumpulan dari keluarga yg tersebar dilebih dari 12.000 pulau yg ada di Nusantara. Apabila keluarga2 ini kuat, maka Indonesia akan menjadi Bangsa & Negara yg Kuat dgn sendirinya tanpa perlu konsep yg berbelit-belit & biaya yg membebani negara. Pastikan keluarga & sanak famili kita di seluruh tanah air telah bergabung dlm GERAKAN MEMBANGUN INDONESIA YANG KUAT DARI KELUARGA. Kalau bukan kita, siapa lagi ? Kalau bukan sekarang, kapan lagi ?
SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Friday, November 26, 2010
Thursday, November 25, 2010
SEANDAINYA SEMUA GURU SEPERTI INI.....???
------------------------------------------------------
Para orang tua yang berbahagia.... Bersama seorang guru disuatu sekolah di Bogor kami biasanya sering mendiskukan berbagai macam permasalahan dan prilaku anak disekolah tersebut. Mulai dari yang ringan sampai yang terkadang agak berat.
Suatu ketika sang guru menceritakan salah seorang muridnya yang sangat sulit sekali di didik dan di ajar.... anak ini terlihat agak lambat menerima pelajaran katanya. Beberapa kali kita cobakan cara yang kira-kira tepat untuk membantu anak ini. Namun sepertinya belum membuahkan hasil yang membahagiakan.
Beberapa waktu berlalu, saya masih sering berkomunikasi, dan masih terus berusaha untuk membantu si murid agar bisa menjadi lebih baik; namun berbagai cara telah dicoba ternyata belum berhasil juga. Kali ini rupanya kami berdua sepertinya sedang di Uji oleh Tuhan.
Setelah lebih dari 1 tahun berselang kami bertemu lagi dengan guru tersebut; dengan wajah yang berbinar-binar menceritakan bahwa ia telah berhasil membuat kemajuan yang berarti bagi muridnya itu. Wah saya juga jadi ikut bahagia mendengar berita baik itu. Namun saya jadi penasaran metede apa yang telah ditemukan oleh si Guru tadi sehingga ia berhasil membuat muridnya menjadi lebih baik dan berprestasi lebih bagus....
Dengan penuh penasaran saya bertanya padanya; Ibu bagaimana caranya sampai bisa berhasil.....?
Bagini ayah.... suatu malam saat saya sedang beribadat saya teringat murid saya itu; kemudian seketika itu saya coba membayangkan wajahnya baik-baik....lalu perlahan-lahan saya mengadukan hal ini pada Tuhan; Saya berkata, "ya Tuhan....kami sudah berupaya keras untuk membuat anak ini menjadi lebih baik, kami sudah menggunakan berbagai macam cara untuk membantunya, Tapi toh kami belum berhasil juga....; Kami sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa, Ya Tuhan tolonglah kami, kami hanya ingin anak ini menjadi lebih baik.....", lalu saya bersujud sambil menitikkan air mata berharap supaya permohonan saya dikabulkan......
Lalu ibu guru itu melanjutkan, Sungguh diluar dugaan katanya; keesokan harinya mulai terjadi perubahan dan peningkatan yang sangat signifikan terhadap kemampuan belajar si anak; saya bukan main girangnya; betapa begitu banyak misteri dalam diri anak kita yang masih belum berhasil kita ketahui dan begitu banyak misteri dalam diri murid kita yang belum berhasil di kupas oleh pengetahuan. Namun ternyata tidaklah demikian bagi Tuhan; segala yang tidak mungkin bagi kita selalu mungkin bagi Tuhan.
Para orang tua.... Saya sungguh terharu mendengarkan penuturan sang ibu guru tadi; tak sadar airmata sayapun menitik membahasahi pipi; Lalu pada malam harinya dalam sujud kepada Tuhan....saya merenung ...,
.....Wahai Tuhan....Seandainya saja di negeri ini ada lebih banyak guru yang begitu mencintai muridnya; dan mau mendoakan muridnya secara sungguh-sungguh, saya yakin sebesar apapun persoalan yang kita hadapi akan mampu kita pecahkan.....
*True Story yang saya alami bersama dengan seorang guru salah satu sekolah di Bogor.
IRONI PENDIDIKAN DI NEGERI KU - Karya Agus Sardjono
==========================================================
Para orang tua yang berbahagia suatu hari saya menghadiri sebuah acara simposium pendidikan yang diselenggarakan di Jakarta, oleh Forum Pengajar, Dokter dan Psikolog bagi Ibu Pertiwi.
Acara itu sungguh luar biasa dan dihadiri oleh lebih dari 1500 orang peserta yang sebagian besar adalah pendidik dan guru. Pembicara yang hadir juga merupakan orang-orang yang luar biasa peduli di bidang pendidikan, mulai dari wakil guru yang ada di hutan rimba alias Butet Manurung, hingga wakil tokoh besar pendidikan Yayasan Perguruan Taman Siswa, Ki Hajardewantara,. Di forum ini juga tidak ketinggalah hadir Tokoh Lintas agama Bapak Anand Krishna, seniman, budayawan artis dan lain sebagainya.
Menurut saya sebenarnya simposium ini nyaris sempurna, seandainya saja waktu itu Mentri Pendidikan dan Menteri Kesehatan sebagai tokoh sentral yang di undang sempat menyaksikan langsung acara simposium ini. Tapi apa mau dikata The Show Must Go On! begitu kira-kira kata salah seorang pembicara.
Namun ada satu hal yang paling menarik bagi saya dari seluruh acara, yakni sebuah puisi yang di bacakan oleh seorang seniman, namanya Mas Agus Sarjono, yang isinya betul-betul membuat hati saya tergelitik, puisi ini merupakan sebuah kritik sosial yang dibuat sangat cantik dan mengena bagi kita semua, terutama para tokoh pendidikan yang ada di negeri ini....
Dan dengan kerendahan hati serta ijin dari Mas Agus Sarjono yang saya dapatkan melalui Pengurus Forum tersebut, saya ingin anda juga bisa mendengar dan sekaligus merenungkannya. Mari kita simak bersama isinya;
===========================================================
Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah dengan sapaan palsu. Lalu mereka pun belajar sejarah palsu dari buku-buku palsu.
Di akhir sekolah mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka yang palsu. Karena tak cukup nilai, maka berdatanganlah mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru untuk menyerahkan amplop, berisi perhatian dan rasa hormat palsu.
Sambil tersipu palsu dan membuat tolakan tolakan palsu, akhirnya pak guru dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan nilai-nilai palsu yang baru.
Masa sekolah demi masa sekolah berlalu, mereka pun lahir sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu, ahli pertanian palsu, insinyur palsu. Sebagian menjadi guru, ilmuwan atau seniman yang juga palsu.
Dengan gairah tinggi mereka menghambur ke tengah pembangunan palsu dengan ekonomi palsu sebagai panglima palsu. Mereka saksikan ramainya perniagaan palsu dengan ekspor dan impor palsu yang mengirim dan mendatangkan berbagai barang kelontong kualitas palsu.
Dan bank-bank palsu dengan giat menawarkan bonus palsu dan hadiah-hadiah palsu tapi diam-diam meminjam juga pinjaman dengan ijin dan surat palsu kepada bank negeri yang dijaga pejabat-pejabat palsu.
Masyarakat pun berniaga dengan uang palsu yang dijamin devisa palsu. Maka uang-uang asing menggertak dengan kurs palsu sehingga semua blingsatan dan terperosok krisis yang meruntuhkan pemerintahan palsu ke dalam nasib buruk palsu. Lalu orang-orang palsu meneriakkan kegembiraan palsu dan mendebatkan gagasan-gagasan palsu di tengah seminar dan dialog-dialog palsu menyambut tibanya demokrasi palsu yang berkibar-kibar begitu nyaring dan palsu.
========================================================
Para orang tua dan guru yang saya cintai dimanapun anda berada...., Demikianlah puisi yang dibuat dan dibacakan langsung oleh Mas Agus Sarjono, Pada acara simposium besar Forum Pengajar, Dokter dan Psikolog yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 Oktober 2007.
Meskipun ini hanyalah sebuah puisi, tapi paling tidak puisi ini bisa menjelaskan mengapa begitu banyak kita menemukan kepalsuan yang terjadi di negeri ini.
Mari kita renungkan bersama.......
Friday, November 19, 2010
Anda Stress.. Karena anak anda lebih suka bermain dari pada belajar...?
--------------------------------------------------------------------------------
Apakah kita sering bermain saat sedang bekerja..? Mungkin karena dulu kita termasuk anak-anak yg kurang bermain karena terpaksa/dipaksa harus belajar, belajar tiada henti dan mengerjakan PR yg bertumpuk tiada habisnya. Padahal saat itu Tuhan merancang kita sebagai mahluk kecil yg tugasnya bermain.
Mengapa kita alergi melihat anak kita bermain. Yang pertama karena dulu orang tua kita juga alergi melihat kita bermain (faktor warisan orang tua). Yg kedua perngaruh lingkungan yg mengatakan bahwa jika anak rajin belajar maka jd orang sukses dan jika anak terlalu banyak bermain jadi orang gagal. Kita lupa pada fakta sejarah, seolah-olah orang-orang yg sukses saat ini dulu waktu kecilnya tidak pernah bermain dan selalu belajar.
Fakta sejarah justru menunjukkan sebaliknya; Leonardo da Vinci sang Jenius Dunia di segala bidang, dulu waktu kecilnya selalu bermain keliling kota Vinci bersama kakeknya. Thomas Edison selalu bermain di Garasinya yg dia katakan sebagai Laboratorium, Albert Einstein selalu bermain di danau bersama perahunya, saat ia tidak menyukai pelajaran di sekolahnya, dan banyak lagi tokoh sukses lainnya yang pada masa kecilnya justru sangat puas bermain. Davinci, Edison dan Einstein kecil ini tidak menyadari bahwa malalui bermain itulah justru sebenarnya mereka banyak belajar.
Itulah mengapa AS Neil mendirikan sebuah sekolah di Inggris “THE SUMMER HILL” School, yg membolehkan setiap anak untuk bermain dan memilih aktivitas harian yg ingin dipelajarinya, dan bahkan belajarpun dilakukan sambil bermain. Itulah sekolah yg sangat di sukai anak dan di cintai oleh para alumnusnya namun sekaligus di benci oleh Dewan Pendidikan Kota
Begitu pula dengan Sosaku Kobayashi di Jepang dengan sekolah Tomoegakuen, sekolah yg berhasil membuat semua dan seluruh siswanya menjadi orang sukses di dalam dan di luar negeri, menjadi Duta Kemanusiaan di PBB, menjadi Ahli Nuklir di AS, Menjadi Ahli Ruang angkasa di Nasa. Sekolah yg selalu mengajak anaknya bermain dan bermain, dan mereka menyebutnya itu adalah belajar.
Oleh karena itu jika anak anda berusia balita hingga SD ijinkanlah ia untuk bermain, karena bermain adalah bagian dari fitrah alami seorang anak. Belajarlah sambil bermain, dan mengerjakan Tugas sambil bermain. Pilihkanlah permainan yg sehat bagi mereka.
Tahukah anda bahwa mayoritas permainan tradisional Indonesia sangat sehat dan mendidik seperti Congklak (strategi, kejujuran, kesabaran, hitungan), “Yeye” Karet lompat atau Karet Putar (Motorik, konsentrasi, prestasi, euritmik), Mobil-mobilan kulit jeruk (kreativitas, inovasi, non toxic, pemanfaatan limbah, Wayang (filosofi, etika moral). dsb.
Michel Jackson adalah contoh Tragis dari seorang anak yang “di renggut” masa kanak-kanaknya oleh sebuah ambisi sukses orang tua. Anak kecil ini telah di paksa dengan kekerasan untuk melalukan latihan serius ala orang dewasa dan tidak di ijinkan untuk menikmati masa kanak-kanaknya secara alami.
Betul memang MJ secara kasat mata kelihatan sebagai orang yg sangat “SUKSES” bergelimang harta dan ketenaran, namun tahukah anda bahwa jiwanya begitu rapuh dan selalu rindu akan masa kanak-kanaknya yg hilang terampas dan tidak pernah bisa kembali lagi. Itulah mengapa dirinya juga sekaligus bergelimang masalah.
Ya...!! masalah yg berawal dari ambisi orang tua dengan alasan agar kelak anaknya menjadi orang sukses.
Mari kita renungkan bersama...
Selamat ber-akhirpekan dan selamat bermain bersama putra-putri tercinta.
Salam hangat,
ayah edy
Apakah kita sering bermain saat sedang bekerja..? Mungkin karena dulu kita termasuk anak-anak yg kurang bermain karena terpaksa/dipaksa harus belajar, belajar tiada henti dan mengerjakan PR yg bertumpuk tiada habisnya. Padahal saat itu Tuhan merancang kita sebagai mahluk kecil yg tugasnya bermain.
Mengapa kita alergi melihat anak kita bermain. Yang pertama karena dulu orang tua kita juga alergi melihat kita bermain (faktor warisan orang tua). Yg kedua perngaruh lingkungan yg mengatakan bahwa jika anak rajin belajar maka jd orang sukses dan jika anak terlalu banyak bermain jadi orang gagal. Kita lupa pada fakta sejarah, seolah-olah orang-orang yg sukses saat ini dulu waktu kecilnya tidak pernah bermain dan selalu belajar.
Fakta sejarah justru menunjukkan sebaliknya; Leonardo da Vinci sang Jenius Dunia di segala bidang, dulu waktu kecilnya selalu bermain keliling kota Vinci bersama kakeknya. Thomas Edison selalu bermain di Garasinya yg dia katakan sebagai Laboratorium, Albert Einstein selalu bermain di danau bersama perahunya, saat ia tidak menyukai pelajaran di sekolahnya, dan banyak lagi tokoh sukses lainnya yang pada masa kecilnya justru sangat puas bermain. Davinci, Edison dan Einstein kecil ini tidak menyadari bahwa malalui bermain itulah justru sebenarnya mereka banyak belajar.
Itulah mengapa AS Neil mendirikan sebuah sekolah di Inggris “THE SUMMER HILL” School, yg membolehkan setiap anak untuk bermain dan memilih aktivitas harian yg ingin dipelajarinya, dan bahkan belajarpun dilakukan sambil bermain. Itulah sekolah yg sangat di sukai anak dan di cintai oleh para alumnusnya namun sekaligus di benci oleh Dewan Pendidikan Kota
Begitu pula dengan Sosaku Kobayashi di Jepang dengan sekolah Tomoegakuen, sekolah yg berhasil membuat semua dan seluruh siswanya menjadi orang sukses di dalam dan di luar negeri, menjadi Duta Kemanusiaan di PBB, menjadi Ahli Nuklir di AS, Menjadi Ahli Ruang angkasa di Nasa. Sekolah yg selalu mengajak anaknya bermain dan bermain, dan mereka menyebutnya itu adalah belajar.
Oleh karena itu jika anak anda berusia balita hingga SD ijinkanlah ia untuk bermain, karena bermain adalah bagian dari fitrah alami seorang anak. Belajarlah sambil bermain, dan mengerjakan Tugas sambil bermain. Pilihkanlah permainan yg sehat bagi mereka.
Tahukah anda bahwa mayoritas permainan tradisional Indonesia sangat sehat dan mendidik seperti Congklak (strategi, kejujuran, kesabaran, hitungan), “Yeye” Karet lompat atau Karet Putar (Motorik, konsentrasi, prestasi, euritmik), Mobil-mobilan kulit jeruk (kreativitas, inovasi, non toxic, pemanfaatan limbah, Wayang (filosofi, etika moral). dsb.
Michel Jackson adalah contoh Tragis dari seorang anak yang “di renggut” masa kanak-kanaknya oleh sebuah ambisi sukses orang tua. Anak kecil ini telah di paksa dengan kekerasan untuk melalukan latihan serius ala orang dewasa dan tidak di ijinkan untuk menikmati masa kanak-kanaknya secara alami.
Betul memang MJ secara kasat mata kelihatan sebagai orang yg sangat “SUKSES” bergelimang harta dan ketenaran, namun tahukah anda bahwa jiwanya begitu rapuh dan selalu rindu akan masa kanak-kanaknya yg hilang terampas dan tidak pernah bisa kembali lagi. Itulah mengapa dirinya juga sekaligus bergelimang masalah.
Ya...!! masalah yg berawal dari ambisi orang tua dengan alasan agar kelak anaknya menjadi orang sukses.
Mari kita renungkan bersama...
Selamat ber-akhirpekan dan selamat bermain bersama putra-putri tercinta.
Salam hangat,
ayah edy
Thursday, November 18, 2010
BELAJAR DARI BINATANG
Friday, November 12, 2010
Ayah saya bingung kenapa anak saya yang nomer dua tidak sepandai kakaknya ya..? padahal kami memberikan segala sesuatunya serba sama.
----------------------------------------------------------------------
Ayah, nama saya Fransisca, ibu dari 3 orang anak, nomer satu berusia 8 tahun, nomer dua berusia 5 tahun dan paling kecil baru 2 tahun. Saya bingung mengapa anak saya yang kedua ini kok sepertinya tidak sepandai kakaknya ya...? saya lihat dia sulit sekali untuk diajari sesuatu terutama mengenali huruf-huruf, maunya hanya main sendiri dan menggambar coretan-coretan saja. Padahal saya merasa sejak kecil tidak pernah membedakan satu dengan yang lain dalam berbagai hal terutama asupan gizinya.
Bu Fransisca yang baik, mulai hari ini ibu tidak usah bingung lagi, karena memang sebenarnya sangatlah alamiah jika setiap anak berbeda. Menurut pandangan Ilmu Multiple Intelligence yang di pelopori oleh Dr. Howard Gardner sesungguhnya setiap anak itu terlahir cerdas, tidak ada yang bodoh. Hanya mereka cerdas pada bidang yang berbeda-beda. Bahkan pada anak-anak yang telah di nyatakan terbatas “disable” sekalipun masih bisa digali kecerdasannya; contoh yang paling nyata dari temuan zaman ini adalah kisah He Ah Lee, The four Finger Pianist dari Korea. Pianis dengan 4 jari karena mengalmi “Sindrom Jari Capit Kepiting” plus Down Syndrome secara bersamaan, namun berkat kegigihan Ibunya akhirnya ia mampu memainkan partitur tersulit dari musik klasik dan mendapatkan pengakuan Dunia International.
Selama ini masyarakat pada umumnya telah memandang anak hanya dalam bentuk Hitam-Putih, kalau tidak pandai maka bodoh, kalo tidak bisa tenang maka hiperaktif. Padahal anak-anak kita itu sungguh berwarna-warni. Mereka semua adalah Mahakarya dari Tuhannya. Jadi sebenarnya yang kita perlu lakukan adalah membaca tanda-tanda kebesaran Tuhan dalam diri anak kita, dan bukannya memberikan label-label negatif karena ketidakmampuan kita menterjemahkan pesan-pesan Tuhan dalam diri mereka.
Menurut Howard Gardner, kekeliruan terbesar kita dalam memandang kecerdasan adalah bahwa kita telah menetapkan bahwa anak yang cerdas adalah anak-anak yang memiliki kemampuan lebih di bidang Baca Tulis dan Hitung, dan lebih mengerucut pada pemahaman anak yang unggul dalam bidang hitungan atau eksakta. Oleh karena itu setiap anak akan diukur berdasarkan barometer yang salah ini, sehingga tentu saja akan banyak anak kita yang masuk kategori tidak cerdas. Padahal menerut penelitian saya selama lebih dari 20 tahun, bekerjasama dengan para ahli syaraf (neuroscientist), ternyata kami menemukan bahwa kecerdasan itu sungguh sangat beragam dan kemampuan berhitung itu (yang di anggap sebagai satu-satunya kecerdasan saat ini) hanyalah salah satu saja dari berbagai jenis kemampuan otak manusia; yang saya menyebutnya sebagai kecerdasan Logis Matematis. Sesungguhnya Otak kita memiliki berbagai kecerdasan yang luar biasa dan tidak hanya terbatas pada kemampuan eksakta saja. Bahkan sejarah telah mencatat bahwa kemampuan kecerdasan yang paling besar pada manusia adalah “KECERDASAN BERBAHASA” yakni pada saat otak manusia mampu menciptakan bahasa beserta simbol-simbolnya, yang menyebabkan berkembang pesatnya peradaban manusia di bumi.
Bu Fransica yang baik, Sesungguhnya dalam setiap prilaku anak, merupakan petunjuk bagi kita tentang kecerdasan apa yang dimilikinya. Misalnya, anak ibu yang lebih tertarik membuat oret-oretan gambar dari pada mengenali huruf, ini menunjukkan tanda-tanda awal munculnya kecerdasan desin ruang, imajinasi gambar. Kesukaan anak ibu untuk bermain sendiri itu lebih menunjukkan bahwa ia sedang mengemambangkan kemampuan Imajinasi Cerita dan sama sekali bukan menunjukkan ia tidak pandai.
Jadi sekali lagi ibu tidak perlu khawatir, mulai hari ini mari kita berfokus untuk menggali jenis kecerdasan apa yang sesungguhnya tersimpan dalam diri anak ibu yang ke2 juga mungkin yang ke 3.
Pada edisi mendatang, kami akan lebih mengupas tentang kecerdasan-kecerdasan apa saja yang tersimpan dalam masing-masing anak beserta cara mengetahuinya, sehingga ibu dan para orang tua dapat mengasah dan mengembangkannya sejak usia dini, agar kelak anak kita bisa menjadi anak-anak yang unggul di bidangnya masing-masing dan tidak lagi terperangkap pada pandangan pintar dan bodoh terhadap anak kita.
Ayah, nama saya Fransisca, ibu dari 3 orang anak, nomer satu berusia 8 tahun, nomer dua berusia 5 tahun dan paling kecil baru 2 tahun. Saya bingung mengapa anak saya yang kedua ini kok sepertinya tidak sepandai kakaknya ya...? saya lihat dia sulit sekali untuk diajari sesuatu terutama mengenali huruf-huruf, maunya hanya main sendiri dan menggambar coretan-coretan saja. Padahal saya merasa sejak kecil tidak pernah membedakan satu dengan yang lain dalam berbagai hal terutama asupan gizinya.
Bu Fransisca yang baik, mulai hari ini ibu tidak usah bingung lagi, karena memang sebenarnya sangatlah alamiah jika setiap anak berbeda. Menurut pandangan Ilmu Multiple Intelligence yang di pelopori oleh Dr. Howard Gardner sesungguhnya setiap anak itu terlahir cerdas, tidak ada yang bodoh. Hanya mereka cerdas pada bidang yang berbeda-beda. Bahkan pada anak-anak yang telah di nyatakan terbatas “disable” sekalipun masih bisa digali kecerdasannya; contoh yang paling nyata dari temuan zaman ini adalah kisah He Ah Lee, The four Finger Pianist dari Korea. Pianis dengan 4 jari karena mengalmi “Sindrom Jari Capit Kepiting” plus Down Syndrome secara bersamaan, namun berkat kegigihan Ibunya akhirnya ia mampu memainkan partitur tersulit dari musik klasik dan mendapatkan pengakuan Dunia International.
Selama ini masyarakat pada umumnya telah memandang anak hanya dalam bentuk Hitam-Putih, kalau tidak pandai maka bodoh, kalo tidak bisa tenang maka hiperaktif. Padahal anak-anak kita itu sungguh berwarna-warni. Mereka semua adalah Mahakarya dari Tuhannya. Jadi sebenarnya yang kita perlu lakukan adalah membaca tanda-tanda kebesaran Tuhan dalam diri anak kita, dan bukannya memberikan label-label negatif karena ketidakmampuan kita menterjemahkan pesan-pesan Tuhan dalam diri mereka.
Menurut Howard Gardner, kekeliruan terbesar kita dalam memandang kecerdasan adalah bahwa kita telah menetapkan bahwa anak yang cerdas adalah anak-anak yang memiliki kemampuan lebih di bidang Baca Tulis dan Hitung, dan lebih mengerucut pada pemahaman anak yang unggul dalam bidang hitungan atau eksakta. Oleh karena itu setiap anak akan diukur berdasarkan barometer yang salah ini, sehingga tentu saja akan banyak anak kita yang masuk kategori tidak cerdas. Padahal menerut penelitian saya selama lebih dari 20 tahun, bekerjasama dengan para ahli syaraf (neuroscientist), ternyata kami menemukan bahwa kecerdasan itu sungguh sangat beragam dan kemampuan berhitung itu (yang di anggap sebagai satu-satunya kecerdasan saat ini) hanyalah salah satu saja dari berbagai jenis kemampuan otak manusia; yang saya menyebutnya sebagai kecerdasan Logis Matematis. Sesungguhnya Otak kita memiliki berbagai kecerdasan yang luar biasa dan tidak hanya terbatas pada kemampuan eksakta saja. Bahkan sejarah telah mencatat bahwa kemampuan kecerdasan yang paling besar pada manusia adalah “KECERDASAN BERBAHASA” yakni pada saat otak manusia mampu menciptakan bahasa beserta simbol-simbolnya, yang menyebabkan berkembang pesatnya peradaban manusia di bumi.
Bu Fransica yang baik, Sesungguhnya dalam setiap prilaku anak, merupakan petunjuk bagi kita tentang kecerdasan apa yang dimilikinya. Misalnya, anak ibu yang lebih tertarik membuat oret-oretan gambar dari pada mengenali huruf, ini menunjukkan tanda-tanda awal munculnya kecerdasan desin ruang, imajinasi gambar. Kesukaan anak ibu untuk bermain sendiri itu lebih menunjukkan bahwa ia sedang mengemambangkan kemampuan Imajinasi Cerita dan sama sekali bukan menunjukkan ia tidak pandai.
Jadi sekali lagi ibu tidak perlu khawatir, mulai hari ini mari kita berfokus untuk menggali jenis kecerdasan apa yang sesungguhnya tersimpan dalam diri anak ibu yang ke2 juga mungkin yang ke 3.
Pada edisi mendatang, kami akan lebih mengupas tentang kecerdasan-kecerdasan apa saja yang tersimpan dalam masing-masing anak beserta cara mengetahuinya, sehingga ibu dan para orang tua dapat mengasah dan mengembangkannya sejak usia dini, agar kelak anak kita bisa menjadi anak-anak yang unggul di bidangnya masing-masing dan tidak lagi terperangkap pada pandangan pintar dan bodoh terhadap anak kita.
Wednesday, November 3, 2010
Kado Terbaik Perkawinan, Bacaan terbaik untuk para calon Mempelai dan Ayah Bunda
Tuesday, November 2, 2010
Mendengarkan siaran ayah di Smart FM via Internet? Yook kita coba !!!
---------------------------------------------------------------------------------------
Selasa malam ini pukul 20.00-22.00 WIB, ayah akan membahas secara live di SMART FM 95.9, tentang -APAKAH ANDA TERMASUK ORANG TUA YG SUDAH TERJANGKIT PENYAKIT KOMPLEKS SINDROM"..?
Acara ini akan di siarkan ulang setiap Sabtu pukul 20-00-12.00 WIB di SMART FM Jakarta, atau waktunya disesuaikan dengan siar ulang Smart FM di kota masing-masing.
Temukan Frekwensi SMART FM dan radio yang merelaynya di kota anda di Blog ini.
Jika dilokasi anda tinggal tidak terdapat station Radio Smart fm, anda masih bisa mendengerkannya via Internet Radio Streaming dengan mengetik : http://www.smartfm.co.id/ lalu tekan tombol "PLAY" dan selamat mendengarkan.
Mari kita bangun Indonesia yang kuat dari keluarga melalui anak-anak kita tercinta !!!
Salam Hormat,
AE Mgmt
Subscribe to:
Posts (Atom)