--------------------------------------------------------------------------------
Apakah kita sering bermain saat sedang bekerja..? Mungkin karena dulu kita termasuk anak-anak yg kurang bermain karena terpaksa/dipaksa harus belajar, belajar tiada henti dan mengerjakan PR yg bertumpuk tiada habisnya. Padahal saat itu Tuhan merancang kita sebagai mahluk kecil yg tugasnya bermain.
Mengapa kita alergi melihat anak kita bermain. Yang pertama karena dulu orang tua kita juga alergi melihat kita bermain (faktor warisan orang tua). Yg kedua perngaruh lingkungan yg mengatakan bahwa jika anak rajin belajar maka jd orang sukses dan jika anak terlalu banyak bermain jadi orang gagal. Kita lupa pada fakta sejarah, seolah-olah orang-orang yg sukses saat ini dulu waktu kecilnya tidak pernah bermain dan selalu belajar.
Fakta sejarah justru menunjukkan sebaliknya; Leonardo da Vinci sang Jenius Dunia di segala bidang, dulu waktu kecilnya selalu bermain keliling kota Vinci bersama kakeknya. Thomas Edison selalu bermain di Garasinya yg dia katakan sebagai Laboratorium, Albert Einstein selalu bermain di danau bersama perahunya, saat ia tidak menyukai pelajaran di sekolahnya, dan banyak lagi tokoh sukses lainnya yang pada masa kecilnya justru sangat puas bermain. Davinci, Edison dan Einstein kecil ini tidak menyadari bahwa malalui bermain itulah justru sebenarnya mereka banyak belajar.
Itulah mengapa AS Neil mendirikan sebuah sekolah di Inggris “THE SUMMER HILL” School, yg membolehkan setiap anak untuk bermain dan memilih aktivitas harian yg ingin dipelajarinya, dan bahkan belajarpun dilakukan sambil bermain. Itulah sekolah yg sangat di sukai anak dan di cintai oleh para alumnusnya namun sekaligus di benci oleh Dewan Pendidikan Kota
Begitu pula dengan Sosaku Kobayashi di Jepang dengan sekolah Tomoegakuen, sekolah yg berhasil membuat semua dan seluruh siswanya menjadi orang sukses di dalam dan di luar negeri, menjadi Duta Kemanusiaan di PBB, menjadi Ahli Nuklir di AS, Menjadi Ahli Ruang angkasa di Nasa. Sekolah yg selalu mengajak anaknya bermain dan bermain, dan mereka menyebutnya itu adalah belajar.
Oleh karena itu jika anak anda berusia balita hingga SD ijinkanlah ia untuk bermain, karena bermain adalah bagian dari fitrah alami seorang anak. Belajarlah sambil bermain, dan mengerjakan Tugas sambil bermain. Pilihkanlah permainan yg sehat bagi mereka.
Tahukah anda bahwa mayoritas permainan tradisional Indonesia sangat sehat dan mendidik seperti Congklak (strategi, kejujuran, kesabaran, hitungan), “Yeye” Karet lompat atau Karet Putar (Motorik, konsentrasi, prestasi, euritmik), Mobil-mobilan kulit jeruk (kreativitas, inovasi, non toxic, pemanfaatan limbah, Wayang (filosofi, etika moral). dsb.
Michel Jackson adalah contoh Tragis dari seorang anak yang “di renggut” masa kanak-kanaknya oleh sebuah ambisi sukses orang tua. Anak kecil ini telah di paksa dengan kekerasan untuk melalukan latihan serius ala orang dewasa dan tidak di ijinkan untuk menikmati masa kanak-kanaknya secara alami.
Betul memang MJ secara kasat mata kelihatan sebagai orang yg sangat “SUKSES” bergelimang harta dan ketenaran, namun tahukah anda bahwa jiwanya begitu rapuh dan selalu rindu akan masa kanak-kanaknya yg hilang terampas dan tidak pernah bisa kembali lagi. Itulah mengapa dirinya juga sekaligus bergelimang masalah.
Ya...!! masalah yg berawal dari ambisi orang tua dengan alasan agar kelak anaknya menjadi orang sukses.
Mari kita renungkan bersama...
Selamat ber-akhirpekan dan selamat bermain bersama putra-putri tercinta.
Salam hangat,
ayah edy
Indonesia pada hakikatnya merupakan kumpulan dari keluarga yg tersebar dilebih dari 12.000 pulau yg ada di Nusantara. Apabila keluarga2 ini kuat, maka Indonesia akan menjadi Bangsa & Negara yg Kuat dgn sendirinya tanpa perlu konsep yg berbelit-belit & biaya yg membebani negara. Pastikan keluarga & sanak famili kita di seluruh tanah air telah bergabung dlm GERAKAN MEMBANGUN INDONESIA YANG KUAT DARI KELUARGA. Kalau bukan kita, siapa lagi ? Kalau bukan sekarang, kapan lagi ?
Yth Ayah Edy , mohon saran & solusi anda . Saya adlh ayah dari 3 org anak & masih menganggur saat ini sementara istri hanyalah seorang pegawai rendah sebuah perguruan . Biaya RT jelas adlh problem utama pemicu stres namun syukurlah ortu saya msh sanggup men-subsidi . Bantuan yg saya harapkan dari bapak adlh masalah saya menghadapi anak2 yg kerap tak mau tidur pada waktu-nya (salah satu dari mrk pasti baru tidur setelah lewat tgh malam ). Mereka bermain apa saja hingga larut malam & ketika salah satu tertidur , yg lain justru ketakutan ditinggal sendirian & suka membangunkan saya atau istri hingga terkadang kami yg jadi ga bisa tidur pulas kembali . Saya sdh coba segala cara , dari marah sampai pukul tapi besoknya tetap saja begitu . Saya benar2 stres dgn sikon seperti begini krn walaupun saya msh mengganggur tapi seharusnya saya bisa bangun pagi & membantu istri mengerjakan pkrjaan rmh dll . Tapi krn tiap malam hrs menjaga mrk agar jgn sampai istri saya yg tergganggu tidur-nya mk saya jadi sering begadang bahkan hingga dini hari . Apakah saya harus memukul mrk setiap hari ? MOHON SARAN AYAH ! Sebelum & sesudahnya , saya ucapkan bnyk terima-kasih .
ReplyDelete