Indonesia pada hakikatnya merupakan kumpulan dari keluarga yg tersebar dilebih dari 12.000 pulau yg ada di Nusantara. Apabila keluarga2 ini kuat, maka Indonesia akan menjadi Bangsa & Negara yg Kuat dgn sendirinya tanpa perlu konsep yg berbelit-belit & biaya yg membebani negara. Pastikan keluarga & sanak famili kita di seluruh tanah air telah bergabung dlm GERAKAN MEMBANGUN INDONESIA YANG KUAT DARI KELUARGA. Kalau bukan kita, siapa lagi ? Kalau bukan sekarang, kapan lagi ?
SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Monday, January 15, 2018
BERDEBAT DENGAN ORANG BODOH
Komentar kita itu sesungguhnya hanyalah cermin isi kepala kita, ada yang bersifat mencerahkan dan ada yang sebaliknya,
Oleh karena itu tidak semua komentar perlu ditanggapi......
Berikut penjelasannya lengkapnya....
Saya selalu berusaha menulis dan membuat postingan yang edukatif dan menginspirasi,
Namun sebarapa baiknyapun isi postingan yang kami buat selalu saja ada yang komentar negatif dan bahkan cenderung menghujat.
Dulu kami sering menanggapi komentar semacam ini dengan itikad baik untuk menjelaskan dan lebih mencerahkan.
Namun hasilnya malah menjadi semacam debat kusir, karena mungkin dari komentator tidak bisa lagi menerima pencerahan.
Namun saat ini saya tidak lagi menanggapi komentar-komentar dari orang-orang yang seperti itu dan lebih tertarik mengamatinya saja serta mengintip apa isi posting-posting yang ada di akunnya..
Hal ini terjadi ketika saya membaca sebuah kisah yang inspiratif yang terus saya ingat sampai saat ini.
Yuk mari kita baca perlahan-lahan sampai akhir ya...,
==================
Suatu hari ada seorang ahli Matematika yang terkenal bijak dan cerdas bernama Ibnu Abdul Jabbar, beliau memiliki beberapa murid yang juga cerdas dan pandai yang terkenal oleh masyarakat sekitarnya.
Suatu hari, ada salah satu muridnya bertengkar hebat dan nyaris beradu fisik pada saat ia berbelanja di pasar.
Pasalnya sang murid ingin membeli kurma, harga 1 kg kurma adalah 2 dinar dan ia ingin membeli 6 kg kurma. Sehingga iapun membayar senilai 12 Dinar. (mata uang saat itu)
Tapi kata si penjual salah, uangnya kurang, menurutnya ia harus membayar 14 Dinar.
Si penjual menjelaskan kalau 1 x 2 x 6 = 14
Dengan susah payah, si Murid menjelaskan berkali-kali pada si penjual bahwa
1 x 2 x 6 itu sama dengan 12 dan bukan 14.
Namun betapapun si murid berusaha menjelaskan, si penjual di pasar tetap ngotot bahwa jumlah yang harus di bayar adalah 14 Dinar.
Si penjual tersebut akhirnya menantang murid pandai tsb untuk meminta Ibnu Adbul Jabbar sebagai juri, untuk menentukan siapa yg benar diantara mereka.
Si penjual pasar mengatakan :
"Jika saya yg benar 1 x 2 x 6 = 14, maka engkau harus mau dicambuk 10 kali oleh Ibnu Adbul Jabbar.
Tetapi kalau kamu yg benar (1 x 2 x 6 = 12), maka saya bersedia kepala saya di penggal.
Haaaaaa...hhaa.." Demikian si penjual pasar menantang dengan sangat yakin akan pendapatnya. disaksikan oleh orang satu pasar.
"Wahai Ibu Adbul Jabbar yang bijak dan pandai tolong katakan , mana yg benar diantara kita ?" ujar si penjual pasar pada sang Ahli Matematika dengan gaya sok pintarnya.
Ternyata Ibnu Abdul Jabbar memvonis cambuk 10x bagi murid nya yang menjawab (1 x 2 x 6 = 12)
Si murid pun protes pada Sang Guru karena ia tahu jawabannyalah yang benar, dan gurunya juga tahu bahwa jawabannyalah yang benar. Tapi mengapa justru ia yang di cambuk..?
Setelah selesai mencambuk muridnya, Ibnu Abdul Jabbar pun kemudian berkata,
Ketahuilah muridku, "Hukuman ini bukan untuk hasil hitunganmu, tapi untuk KETIDAK bijakan mu yg mau-maunya berdebat dan bertengkar dengan orang bodoh yg tidak tahu kalau (1 x 2 x 6 = 12)"
Guru melanjutkan : "lebih baik aku melihatmu dicambuk dan menjadi sadar dan lebih bijak dari pada kita harus harus melihat 1 nyawa terbuang sia2 karena sebuah KEBODOHAN DARI ORANG YANG TIDAK MUNGKIN BISA DIUBAH LAGI AKAL DAN PIKIRANNYA".
Mungkin salah satu pesan moral yang bisa kita petik adalah:
Jika kita sibuk memperdebatkan sesuatu yg tidak berguna dengan orang yang tidak paham, berarti kita juga sama salahnya atau bahkan lebih salah dari pada orang yg memulai perdebatan, sebab dengan sadar kita membuang waktu & energi untuk hal yang tidak perlu...
Orang-orang semacam ini hadir dengan komentarnya bukan untuk membuat diri belajar menjadi lebih paham dan mengerti tentang kebenaran, melainkan hanya sekedar ingin Eksis dan agar terlihat pintar dan paham saja. Padahal yang terjadi justru sebaliknya, dia tidak paham itulah mengapa ia berdebat.
Ada saatnya kita diam, untuk menghindari perdebatan/pertengkaran sia-sia.
Ingat ! Diam bukan berarti kalah, bukan? Diam untuk menjadi lebih bijak dan paham.
Memang bukan hal yg mudah, tetapi jangan sekali-kali berdebat dengan orang bodoh yg tidak menguasai permasalahan…
Dan semoga kita bisa menjadi lebih bijak.
Selamat pagi dan selamat beraktivitas ..
Dari kisah inspirasi yang di share oleh seorang teman di group ya... tksh.
di tulis ulang oleh
-ayah edy-
www.ayahkita.blogspot.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment