BAYANGKAN JIKA SEKOLAH YANG KITA KELOLA DAN PIMPIN
"MAU" MENJADI PELOPOR PERUBAHAN PRILAKU DAN AHLAK ANAK DIDIK DAN
ORANG TUANYA.
(mohon baca dan pahami dulu tulisannya sampai selesai baru berkomentar, agar komentarnya bisa lebih berbobot, mendidik dan mencerahkan)
Sahabatku,
HAMPIR SEMUA ORANG BERKATA BAHWA PENANAMAN AKHLAK ITU DIHARAPKAN DI LAKUKAN OLEH ORANG TUA DIRUMAH.
Namun saya malah berpikir sebaliknya; Harusnya perubahan dan pendidikan akhlak, moral dan budi pekerti itu di mulai dari dan oleh SEKOLAH, Karena sekolah sebagai lembaga PENDIDIKAN DAN BUKAN LEMBAGA KURSUS YANG HANYA MENGAJAR.
Mungkin ada yang tidak setuju atau malah BANYAK SEKALI YANG MENENTANG IDE INI DAN MEMILIH UNTUK TERUS BERPOLEMIK DAN BERTAHAN PADA PEMIKIRAN "TANGGUNG JAWAB BERSAMA",
Steven Covey dalam bukunya bilang, jika kita berkata ini TANGGUNG JAWAB BERSAMA, maka itu artinya TIDAK ADA YANG MAU BERTANGGUNG JAWAB dan hanya akan ada saling menyalahkan.
Tapi jika kita menetapkan ini TANGGUNG JAWAB SIAPA maka yang diberikan tanggung jawab akan jelas BERTANGGUNG JAWAB DAN BEKERJA.
Mengapa banyak dari kita lebih suka dengan kata-kata INI TANGGUNG JAWAB BERSAMA?
Saya bisa memahaminya, karena kita lebih dididik untuk saling lempar tanggung jawab, ketimbang berani BERTANGGUNG JAWAB.
Menurut saya PENANAMAN AKHAK ITU HARUSNYA DI MULAI DARI SEKOLAH DAN Sekolah kemudian WAJIBKAN KEPADA PARA ORANG TUAnya. Dan bukan dari rumah, Mengapa ?
Pertama karena SEKOLAH ADALAH LEMBAGA RESMI YANG DI TUNJUK oleh UNDANG-UNDANG DASAR UNTUK MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN . Pendidikan itu akhlak dan pengajaran itu Ilmu.
Mengapa tidak dari rumah dan dari orang tua masing-masing?
Mungkin kebetulan anda termasuk yang beruntung, lahir di keluarga yang baik-baik, orang tuanya baik-baik, cara mendidiknya juga baik tapi coba bayangkan anak-anak yang memiliki orang tua dengan prilaku tidak berkahlak, tidak bermoral dan penuh dengan kekerasan semisal anak pemabuk, anak penjudi, anak pemeras, anak perampok, anak dari orang tua yang membawa tradisi kekerasan secara turun-temurun, anak koruptor atau anak yang orang tuanya PEROKOK BERAT dsb.
Tidak akan mungkin kita berharap perubahan dimulai dari orang tuanya bukan. Ini adalah fakta dilapangan selama 10 tahun menyelenggarakan SEKOLAH, dan kita punya banyak contoh keluarga2 yang seperti ini di negeri ini.
Tapi jika di mulai dari sekolah dengan mewajibkan melalui proses penekanan atau pamaksaan agar orang tuanya juga mau berubah (jika anaknya masih ingin tetap bersekolah di tempat kita) maka perlahan-lahan orang tuanyapun akan mau dan ikut mengubah prilaku buruknya berikut pola asuhnya dirumah. (berdaasarkan pengalaman kami hanya ada 10% saja orang tua yg sangat sulit dan tidak mau berubah demi anaknya dan itu kami keluarkan dari sekolah sesuai perjanjian di awal)
Itulah yang telah kami lakukan di sekolah kami, membantu anak dan orang tua berubah khususnya bagi para orang tua yang dulunya memiliki tradisi turun-temurun pola asuh yang buruk dan penuh kekerasan. Karena prilaku anak ini sebagian besar bersumber dari pola asuh dan prilaku orang tuanya lalu prilaku itu di bawanya ke sekolah dan di tularkannya pada teman-teman disekolah.
Ide ini kami dapatkan dari Sejarah Bangsa Australia, yang nenek moyangnya berasal dari buangan penjara dan tahanan kriminal di Inggris. Dimana bisa dipastikan pola asuh mereka secara turun-temurun tidak baik dan tidak bisa di harapkan lagi.
Tapi apa yang dilakukan oleh Ratu Inggris, adalah menjadikan Sekolah sebagai AGEN PERUBAHAN. Memerintahkan sekolah untuk memberikan pelajaran MANNAR (Moral, BUDI PEKERTI dan ETIKA SOPAN SANTUN). Sekolah berhak memaksa para orang tua untuk berubah dengan melakukan penekanan secara Hukum (law enforcement) bagi orang tua yang enggan berubah.
Dan lihat saja hasilnya, hanya dalam kurun waktu 100 tahun Australia telah berhasil menjadikan Negerinya sebagai salah satu dari 10 Negara Terbaik untuk tempat tinggal manusia di bumi, dengan tingkat kriminalitas terendah di dunia.
Ide inilah yang mendasari di terapkannya kebijakan ini di sekolah kami selama lebih dari 10 tahun dan alhamdullilah hasilnya luar biasa. Begitu banyak prilaku anak dan orang tua yang dari hari kehari berubah menjadi lebih baik.
Tapi tentu saja memang tidak mudah dan tingkat kesulitannyapun luar biasa, karena kami para guru harus menjadi TELADAN YANG BAIK dulu bagi para murid dan orang tua, selain itu juga karena para orang tua itu memiliki latar belakang profesi, keluarga, tradisi serta jabatan yang berbeda-beda. Tapi sepanjang kita semua mau berusaha pasti bisa.
KETIMBANG KITA TERUS BERDEBAT UNTUK SALING LEMPAR TANGGUNG JAWAB LEBIH BAIK KITA AMBIL TANGGUNG JAWAB
Kuncinya jika kita mau PASTI BISA dan bukannya jika kita bisa sich pasti mau.
Sekolah kami sudah melakukannya, bagaimana dengan sekolah anda ?
Siapa yang setuju dan mau ayooo tunjuk tangan..
Latar belakang foto: Seminar di Medan yang di selenggarakan oleh KOMUNITAS IBU MUDA SAYANG ANAK (KIMSA)
(mohon baca dan pahami dulu tulisannya sampai selesai baru berkomentar, agar komentarnya bisa lebih berbobot, mendidik dan mencerahkan)
Sahabatku,
HAMPIR SEMUA ORANG BERKATA BAHWA PENANAMAN AKHLAK ITU DIHARAPKAN DI LAKUKAN OLEH ORANG TUA DIRUMAH.
Namun saya malah berpikir sebaliknya; Harusnya perubahan dan pendidikan akhlak, moral dan budi pekerti itu di mulai dari dan oleh SEKOLAH, Karena sekolah sebagai lembaga PENDIDIKAN DAN BUKAN LEMBAGA KURSUS YANG HANYA MENGAJAR.
Mungkin ada yang tidak setuju atau malah BANYAK SEKALI YANG MENENTANG IDE INI DAN MEMILIH UNTUK TERUS BERPOLEMIK DAN BERTAHAN PADA PEMIKIRAN "TANGGUNG JAWAB BERSAMA",
Steven Covey dalam bukunya bilang, jika kita berkata ini TANGGUNG JAWAB BERSAMA, maka itu artinya TIDAK ADA YANG MAU BERTANGGUNG JAWAB dan hanya akan ada saling menyalahkan.
Tapi jika kita menetapkan ini TANGGUNG JAWAB SIAPA maka yang diberikan tanggung jawab akan jelas BERTANGGUNG JAWAB DAN BEKERJA.
Mengapa banyak dari kita lebih suka dengan kata-kata INI TANGGUNG JAWAB BERSAMA?
Saya bisa memahaminya, karena kita lebih dididik untuk saling lempar tanggung jawab, ketimbang berani BERTANGGUNG JAWAB.
Menurut saya PENANAMAN AKHAK ITU HARUSNYA DI MULAI DARI SEKOLAH DAN Sekolah kemudian WAJIBKAN KEPADA PARA ORANG TUAnya. Dan bukan dari rumah, Mengapa ?
Pertama karena SEKOLAH ADALAH LEMBAGA RESMI YANG DI TUNJUK oleh UNDANG-UNDANG DASAR UNTUK MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN . Pendidikan itu akhlak dan pengajaran itu Ilmu.
Mengapa tidak dari rumah dan dari orang tua masing-masing?
Mungkin kebetulan anda termasuk yang beruntung, lahir di keluarga yang baik-baik, orang tuanya baik-baik, cara mendidiknya juga baik tapi coba bayangkan anak-anak yang memiliki orang tua dengan prilaku tidak berkahlak, tidak bermoral dan penuh dengan kekerasan semisal anak pemabuk, anak penjudi, anak pemeras, anak perampok, anak dari orang tua yang membawa tradisi kekerasan secara turun-temurun, anak koruptor atau anak yang orang tuanya PEROKOK BERAT dsb.
Tidak akan mungkin kita berharap perubahan dimulai dari orang tuanya bukan. Ini adalah fakta dilapangan selama 10 tahun menyelenggarakan SEKOLAH, dan kita punya banyak contoh keluarga2 yang seperti ini di negeri ini.
Tapi jika di mulai dari sekolah dengan mewajibkan melalui proses penekanan atau pamaksaan agar orang tuanya juga mau berubah (jika anaknya masih ingin tetap bersekolah di tempat kita) maka perlahan-lahan orang tuanyapun akan mau dan ikut mengubah prilaku buruknya berikut pola asuhnya dirumah. (berdaasarkan pengalaman kami hanya ada 10% saja orang tua yg sangat sulit dan tidak mau berubah demi anaknya dan itu kami keluarkan dari sekolah sesuai perjanjian di awal)
Itulah yang telah kami lakukan di sekolah kami, membantu anak dan orang tua berubah khususnya bagi para orang tua yang dulunya memiliki tradisi turun-temurun pola asuh yang buruk dan penuh kekerasan. Karena prilaku anak ini sebagian besar bersumber dari pola asuh dan prilaku orang tuanya lalu prilaku itu di bawanya ke sekolah dan di tularkannya pada teman-teman disekolah.
Ide ini kami dapatkan dari Sejarah Bangsa Australia, yang nenek moyangnya berasal dari buangan penjara dan tahanan kriminal di Inggris. Dimana bisa dipastikan pola asuh mereka secara turun-temurun tidak baik dan tidak bisa di harapkan lagi.
Tapi apa yang dilakukan oleh Ratu Inggris, adalah menjadikan Sekolah sebagai AGEN PERUBAHAN. Memerintahkan sekolah untuk memberikan pelajaran MANNAR (Moral, BUDI PEKERTI dan ETIKA SOPAN SANTUN). Sekolah berhak memaksa para orang tua untuk berubah dengan melakukan penekanan secara Hukum (law enforcement) bagi orang tua yang enggan berubah.
Dan lihat saja hasilnya, hanya dalam kurun waktu 100 tahun Australia telah berhasil menjadikan Negerinya sebagai salah satu dari 10 Negara Terbaik untuk tempat tinggal manusia di bumi, dengan tingkat kriminalitas terendah di dunia.
Ide inilah yang mendasari di terapkannya kebijakan ini di sekolah kami selama lebih dari 10 tahun dan alhamdullilah hasilnya luar biasa. Begitu banyak prilaku anak dan orang tua yang dari hari kehari berubah menjadi lebih baik.
Tapi tentu saja memang tidak mudah dan tingkat kesulitannyapun luar biasa, karena kami para guru harus menjadi TELADAN YANG BAIK dulu bagi para murid dan orang tua, selain itu juga karena para orang tua itu memiliki latar belakang profesi, keluarga, tradisi serta jabatan yang berbeda-beda. Tapi sepanjang kita semua mau berusaha pasti bisa.
KETIMBANG KITA TERUS BERDEBAT UNTUK SALING LEMPAR TANGGUNG JAWAB LEBIH BAIK KITA AMBIL TANGGUNG JAWAB
Kuncinya jika kita mau PASTI BISA dan bukannya jika kita bisa sich pasti mau.
Sekolah kami sudah melakukannya, bagaimana dengan sekolah anda ?
Siapa yang setuju dan mau ayooo tunjuk tangan..
Latar belakang foto: Seminar di Medan yang di selenggarakan oleh KOMUNITAS IBU MUDA SAYANG ANAK (KIMSA)
No comments:
Post a Comment