RENUNGAN BAGI KITA YANG MASIH PERCAYA BAHWA ANAK/MURID ITU
PERLU DIKERASI UNTUK BISA MENJADI LEBIH BAIK.
Para orang tua dan guru yg bijaksana,
TAFT (TANGGUH) DAN KERAS dalam mendidik adalah dua hal yg
berbeda.
Taft/Tangguh atau dalam bahasa Inggrisnya Tough adalah mendidik anak untuk bisa memiliki daya
juang, sementara keras adalah lawan kata dari lembut. Kita bisa mendidik anak
untuk memiliki daya juang yg tinggi tanpa harus dengan cara kekerasan atau
hukuman. Anak yg taft atau memiliki daya juang tinggi adalah anak yg pantang
menyerah tapi bukan tidak mau kalah.
Begitu yg pernah di ucapkan oleh Mendiang Winston Churcil
dalam Pidatonya di hadapan 5000 wisudawan Oxford University. Orang yg Taft
adalah orang yg NEVER...NEVER AND NEVER GIVE UP !!!. Winston Churcil meskipun
ia adalah salah satu contoh orang yg sangat Taft membela negaranya dari
Gempuran NAZI Jerman pada perang dunia II, namun ia memiliki pribadi yg sangat
lembut.
Kembali lagi pada Doa untuk puteraku, ini adalah sebuah doa
yg mencerminkan upaya lahir bathin dari orang tua yg TAFT/Tangguh untuk bisa
mendidik anaknya menjadi anak yg Tangguh juga, yakni anak yg memiliki DAYA
JUANG tinggi dan PANTANG MENYERAH.
Namun sayangnya yg sering kali terjadi pada sistem pendidikan
dan pola asuh orang tua adalah menyamakan arti TAFT dengan Keras. Sehingga
cara2 yg di pilih menggunakan kata2 yang keras, suara yg keras dan hukuman yg
keras baik fisik atau non fisik.
Pernah ada guru yg bercerita menghukum muridnya yg terlambat
datang dengan berdiri di depan kelas selama pelajaran berlangsung. Ada juga
guru yang memukul dengan Mistar untuk muridnya yang tidak bisa menjawab
soal-soal pelajaran.
Niat sang guru memang baik, agar anak tidak lagi mengulangi
perbuatannya, tapi caranya yg tidak tepat.
Coba perhatikan...., anak yg telat datang pasti punya
masalah....bisa berbagai kemungkinan masalah yg dialami si anak..., mungkini
rumahnya jauh, kendaraannya mogok, telat bangun karena membantu orang tuanya
buat kue hingga larut atau kemungkinan karena kurang suka dengan pelajaran dan
gurunya yg kurang ramah dan lain sebagainya....
Tugas guru sebenarnya adalah bukan untuk MENGHUKUM, melainkan
MENOLONG si anak agar esok tidak telat lagi.. karena semua masalah anak itu
mayoritas berasal dari kesalahan pola asuh orang tuanya dirumah.
Caranya adalah dengan melakukan proses telusur.. apa yg
menjadi penyebab pastinya. Kerena penyebab telat bagi anak A mungkin tidak sama
dengan penyebab telat dengan anak B.
Setelah di ketahui pasti penyebabnya coba anak di ajak dialog
kira2 apa yg bisa dilakukan bersama2 antara guru, anak dan orang tua
bekerjasama agar anak tersebut tidak telat lagi datang ke sekolah. Hingga jika
perlu membicarakan tentang konsekuensi yg di sepakati bersama. Itu yang selama
ini kami lakukan di sekolah kami. "MENOLONG ANAK UNTUK BERHENTI
BERPERILAKU BURUK DAN MAU BERBUAT BAIKI".
Namun sayangnya banyak pendidik yg tidak melakukan hal ini,
dan lebih memilih jalan pintas dengan cara menghukum dan strap berdiri di depan
kelas, atau di berikan tugas dsb, Hukuman atau tugas sering kali sama sekali
tidak nyambung dengan masalahnya juga sama sekali tidak memberikan solusi bagi
si anak.
Hingga akhirnya dengan hukuman tadi anak menjadi TAKUT
bukannya SADAR bahwa ia harus datang tepat waktu.
Maka jadilah anak2 tersebut terdidik menjadi generasi yg
HANYA TAAT JIKA ADA YG MENGAWASI... karena TAKUT TERKENA SANGSI.
Contoh yg paling mudah kita temukan adalah di lampu
merah...., orang2 melanggar lampu merah jika tidak ada yg mengawasi dan bukan
menyadari bahwa jika lampu berwarna merah artinya harus berhenti dan menunggu
giliran jalan saat lampu hijau.
Begitu pula dengan meng korup uang Rakyat dan Negara...,
selama tidak ada yg mengawasi ya sikat saja... begitu pikirnya, karena begitu
pulalah pola didik dan asuh yg di terimanya dulu semasa anak2 dan bersekolah.
Apakah anak2 kita kelak menjadi anak yg TAFT/TANGGUH atau
KERAS kita semualah (orang tua + guru) yg memutuskan melalui cara mendidik kita
dirumah dan di sekolah.
Apakah anak2 kita kelak akan menjadi anak yg TAAT hanya jika
ada yg MENGAWASI atau Sadar untuk berbuat semestinya, kita jugalah yg
memutuskan melalu cara mendidik kita di rumah dan di sekolah.
Mengutip ucapan pak Munif Chatib:
" Sesungguhnya Orang tua dan guru memiliki kemampuan yg
luar biasa untuk MEMBANGUN ATAU MALAH MENGHANCURKAN KARAKTER ANAK2 BANGSA"
Termasuk orang tua dan guru yg manakah kita...?
Mari kita renungkan....
by ayah edy
Ayah edy, saya mau berkonsultasi sama ayah soal homschooling tapi saya tidak tahu harus mengirim ke mana pertanyaan2 saya. Tolong dibantu yah supaya saya tahu harus kirim kemana. Terima kasih
ReplyDelete