Indonesia pada hakikatnya merupakan kumpulan dari keluarga yg tersebar dilebih dari 12.000 pulau yg ada di Nusantara. Apabila keluarga2 ini kuat, maka Indonesia akan menjadi Bangsa & Negara yg Kuat dgn sendirinya tanpa perlu konsep yg berbelit-belit & biaya yg membebani negara. Pastikan keluarga & sanak famili kita di seluruh tanah air telah bergabung dlm GERAKAN MEMBANGUN INDONESIA YANG KUAT DARI KELUARGA. Kalau bukan kita, siapa lagi ? Kalau bukan sekarang, kapan lagi ?
SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Sunday, December 3, 2017
PENTINGNYA BELAJAR PARENTING
APA SIH PENTINGNYA BELAJAR PARENTING ?
PARENTING MAMPU MEMUTUS MATA RANTAI KESALAHAN MEDIDIK YG SUDAH DILAKUKAN TURUN-TEMURUN
DARI GENERASI KE GENERASI
sahabat tercinta,
Hampir setiap minggu saya memberikan program Parenting dari kota ke kota; yakni sebuah program yang bertujuan untuk melatih para orang tua agar bisa memahami dan mendidik anaknya dengan cara yang lebih tepat sehingga kelak ia akan menjadi orang tua yang dicintai oleh anaknya; dan anaknyapun akan sukses mencapai potensi terbaik yang dimilikinya.
Dalam program parenting biasanya saya selalu manyampaikan bahwa dengan cara kita mendidik; maka kita bebas untuk menentukan apakah kita akan menjadi orang tua yang ditakuti atau menjadi orang tua yang dicintai oleh anak kita.
Secara pribadi saya katakan jika saya menjadi anak; tentunya saya mendambakan sebuah cara mendidik yang membuat saya mencintai dan hormat pada kedua orang tua saya dan bukan karena segan apa lagi takut pada orang tua sendiri.
Suatu ketika kami menyelenggarakan sebuah acara anak dalam bentuk outbound yang mewajibkan orang tuanya mengikuti program parenting bersama kami, karena ternyata dari hasil observasi kami pada anak-anak kami mendapatkan banyak sekali data dan fakta anak-anak yang "perilakunya bermasalah" itu setelah kami telusuri berasal dari cara mendidik orang tuanya yang tidak depat dan keliru.
Namun pada parenting program kali ini rupanya saya beruntung sekali mememiliki peserta yang luar biasa kritis dan berani berkata jujur; sehingga ditengah-tengah penyampaian materi saya, tiba-tiba salah seorang peserta menyela dengan sebuah komentar..
Begini katanya.....
Ayah Edy... Maaf ya.... menurut saya program ini sepertinya perlu gak perlu..., Jujur saja, orang tua saya dulu tidak pernah ikut parenting program semacam ini tapi kok ya saya juga jadi orang gitu lho.., lalu anda sendiri bagaimana apakah orang tua anda dulu juga ikut program parenting gitu lho.....?
Wah rupanya peserta saya ini selain kritis, berani, jujur dia juga ternyata cukup gaul gitu lho....!
Ya....saya katakan bahwa saya bahagia sekali dengan adanya pernyataan spontan semacam ini yang disampaikan secara terbuka didepan umum; karena selama ini sesungguhnya saya khawatir dan sudah menduga pasti ada orang tua yang berpikiran semacam ini; dan sungguh akan sangat disayangkan jika orang tersebut ternyata tidak mau menyampaikan secara terbuka, melainkan hanya disimpan di dalam hati; maka ini tentunya akan menjadi faktor penghambat terbesar bagi usahanya untuk menjadi orang tua yang lebih baik bagi anak-anaknya.
Ya.... saya katakan, saya jadi teringat bahwa salah seorang praktisi pendidikan anak pernah mengatakan; bahwa kesalahan terbesar kita para orang tua dalam mendidik anak adalah dengan selalu melihat kebelakang dan bukannya melihat kedepan. Oleh karenanya seperti orang yang berjalan; jika kita melihatnya selalu kebelakang maka anda bisa prakirakan apa akibatnya...
Menurutnya lagi; ada 2 kemungkinan besar mengapa meskipun waktu itu orang tua kita tidak mengikuti program parenting; namun anaknya tetap bisa mencapai sukses;
1. Naluri yang tepat dari orang tua
Setiap orang tua memiliki Naluri mendidik anak masing-masing; yang pada umumnya sebagian besar caranya diwarisi secara turun-temurun dari orang tuanya, yang selanjutnya akan berkombinasi dengan tipologi kepribadiannya sendiri dan lingkungan sekitar yang membentuknya.
Untuk orang tua yang mewarisi tradisi mendidik yang baik dari orang tuanya; ditambah dengan pola kepribadian yang seimbang serta lingkungan yang baik pula; maka akan melahirkan pola mendidik yang baik pada anaknya.
Namun faktanya tidak semua orang tua memiliki kepribadian yang seimbang; dan tidak semua orang mewarisi cara mendidik yang baik dari orang tuanya; itu artinya tidak semua orang tua memiliki naluri mendidik yang tepat jika hanya mengandalkan pengalaman masalalunya.
Seorang peniliti prilaku pernah melakukan penelitian terhadap beberapa pemimpin yang otoriter dan tiran seperti Hitler dan Pol pot di Vietnam;
Ia menemukan bahwa prilaku para pemimpin tiran itu ternyata adalah warisan turun-temurun dari pola didik keluarganya; artinya adalah bahwa cara mendidik yang salahpun ternyata akan berlangsung secara turun-temurun dari generasi ke generasi kecuali apa bila ada satu generasi yang mau berusaha untuk mengakhirinya.
Dan bagaimana mengakhirinya itulah mengapa program parenting diselenggarakan.
2. Kondisi Lingkungan sekarang yang sangat jauh berbeda dengan jaman kita kecil dahulu Seorang ahli pendidik mengatakan bahwa orang tua berperan 70% dalam proses membentuk pola prilaku anak; akan tetapi apa bila orang tua tidak melakukan perannya dengan baik maka lingkunganlah yang mengambil peran 70% tadi.
Jadi betapa beratnya tantangan orang tua saat ini yang harus berjuang berebut peran dengan lingkungannya.
Tentu saja dalam hal ini saya yakin kita sepakat bahwa Kondisi Lingkungan saat ini sangat jauh sekali perbedaanya dengan kondisi lingkungan 30 tahun yang lalu dimana sebagian besar para orang tua dibesarkan.
Mari kita perhatikan perbedaannya; bagaimana kita melihat sejarah bahwa kondisi lingkungan jaman Kartini dibesarkan sangat jauh berbeda dengan jaman orang tua kita dibesarkan; begitu juga kondisi lingkungan jaman kita dulu kita dibesarkan sangatlah berbeda dengan lingkungan jaman anak-anak kita kini saat ini.
Sementara menurut penelitian bahwa lingkungan merupakan faktor pembentuk terbesar ketiga terhadap pola prilaku anak setelah Orang tua dan Guru. Dan Lingkungan akan menjadi faktor pembentuk prilaku pertama mana kala orang tua dan guru tidak lagi berperan secara efektif.
Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan pergeseran yang terjadi antara generasi kita dan generasi anak kita;
Zaman kita dulu dibesarkan; ya... masih ingat, ada berapa stasion TV yang ada pada saat itu..? kemudian dari Stasion yang ada kala itu program-program seperti apa yang banyak ditayangkan dan dicontoh oleh kita jaman itu.
Bandingkan dengan jaman anak kita dibesarkan; ada berapa station TV yang ada saat ini...?; kemudian dari sekian banyak stasion yang ada; program-program macam apakah yang banyak ditayangkan dan dicontoh oleh anak-anak kita jaman ini melalui tayangan televisi kita ?
Mari kita perhatikan lagi fakta berikut ini.......,
Penyalahgunaan obat terlarang jaman kita dulu dibesarkan; baru merambah tingkatan perguruan tinggi dan remaja dengan usia rata-rata 25 tahun keatas. Namun saat ini penyalahgunaan obat-obat terlarang tersebut sudah merambah ke tingkat anak-anak usia sekolah dasar dan sudah berhasil menembus masuk kedalam sekolah pula.
Lalu perhatikan lagi saat ini betapa mudahnya anak kita membeli surat kabar dengan berita kekerasan dengan harga yang sangat murah; Betapa Video-video porno bebas beredar tempat-tempat orang berkumpul menunggu angkutan umum dan harganya terjangkau pula oleh uang jajan anak-anak kita....
Wahai para orang tua yang berbahagia......
mari sama-sama kita renungkan.... apakah kita para orang tua dan guru masih mengambil peran utama dalam membentuk prilaku anak-anak kita saat ini. Ataukah justru peran utama itu secara tidak sadar ternyata sudah diambil alih oleh Kondisi Lingkungan......
Saya jadi teringat akan sebuah pesan yang di sampaikan oleh Seorang Bijak dari negeri timur tengah....begini kira-kira isinya.....:
"Didiklah anakmu sesuai zamannya, karena mereka akan hidup pada zaman yang berbeda dengan kita."
Sungguh Luar Biasa; bahwa hal ini telah dicetuskan lebih dari 1300 tahun yang lalu, jauh sebelum para pendidik besar jaman ini memperjelas apa maksud mulia yang terkandung didalamnya.
Wahai para orang tua yang berbahagia,
Kini semuanya terpulang pada kita apakah kita ingin tetap mendidik anak-anak kita dengan berpegang pada kesuksesan masa lalu kita atau kita akan mendidiknya berdasarkan pandangan yang jauh kedepan bagi masa depannya.
Apakah ingin menjadi orang tua yang dihormati dan dicintai atau ingin menjadi orang tua yang ditakuti.
Sampai jumpa kembali diprogram parenting kita berikutnya......
Tulisan ini sy tulis kira2 7 tahun yang lalu, dan sy share kembali hari ini.
Salam syukur penuh berkah,
ayah edy
guru Parenting Indonesia
www.ayahkita.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment