Indonesia pada hakikatnya merupakan kumpulan dari keluarga yg tersebar dilebih dari 12.000 pulau yg ada di Nusantara. Apabila keluarga2 ini kuat, maka Indonesia akan menjadi Bangsa & Negara yg Kuat dgn sendirinya tanpa perlu konsep yg berbelit-belit & biaya yg membebani negara. Pastikan keluarga & sanak famili kita di seluruh tanah air telah bergabung dlm GERAKAN MEMBANGUN INDONESIA YANG KUAT DARI KELUARGA. Kalau bukan kita, siapa lagi ? Kalau bukan sekarang, kapan lagi ?
SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Wednesday, September 30, 2020
SIAPA INGIN KELUAR DARI MASALAH...?
Monday, September 28, 2020
Sunday, September 27, 2020
INILAH SALAH SATU SOSOK GURU & MOTIVATOR KEHIDUPAN SEJATI DALAM MEMBINA RUMAH TANGGA KELUARGA KAMI
Sosok yang sudah berhasil melalui ujian panjang kehidupan yang sangat berat dengan nilai nyaris SEMPURNA. Namun tak banyak bicara dan diketahui orang.
Saturday, September 26, 2020
Thursday, September 24, 2020
KEPOLOSAN SEORANG ANAK BALITA
Wednesday, September 23, 2020
SEPATU BEDA WARNA
Monday, September 21, 2020
JANGAN PERNAH MEREMEHKAN CITA-CITA SEORANG ANAK . Seorang pendidik pernah berkata bahwa salah satu orang yang sering menghancurkan cita-cita anak adalah orang tua sendiri - Munif Chatib- Masih banyak kita temukan orang tua atau kerabat dekat yang meremehkan cita-cita seorang anak. Konon begitu juga dulu yang pernah dialami oleh Ronaldo. Ia diremehkan oleh ayahnya juga gurunya di sekolah. Namun demikian ia masih memiliki seorang ibu yang terus mendukung cita-cita besarnya dengan segenap tenaga dan kemampuan. Hingga akhirnya ia berhasil meraih cita-cita besarnya. Mari jadilah kita para pendukung cita-cita besar anak kita di rumah ataupun di sekolah karena kita tidak pernah tahu kelak anak-anak ini akan menjadi salah satu orang hebat dunia.
ANAK HEBAT ITU BUKAN ANAK YANG JUARA KELAS TAPI ANAK YANG BERANI JUJUR DAN BERTANGGUNG JAWAB
Pada suatu hari Dr. Arun Gandhi cucu dari mendiang Mahatma Gandhi pernah menuturkan satu kisah dalam hidupnya yang sungguh mengesankan.
Kala itu usia saya kira-kira masih 16 tahun dan saya tinggal bersama kedua orang tua di sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek saya Mahatma Gandhi, Kami tinggal disebuah perkebunan tebu kira-kira 18 mil jauhnya dari kota Durban, Afrika Selatan.
Rumah kami jauh di pelosok desa terpencil sehingga hampir tidak memiliki tetangga. Oleh karena itu saya dan kedua saudara perempuan saya sangat senang sekali bila ada kesempatan untuk bisa pergi ke pusat kota, untuk sekedar mengunjungi rekan atau terkadang menonton film dibioskop.
Pada suatu hari kebetulan ayah meminta saya menemani beliau ke kota untuk menghadiri suatu konferensi selama seharian penuh. Bukan main girangnya saya saat itu. Karena ibu tahu kami hendak ke kota maka ibu menitipkan daftar panjang belajaan yang ia butuhkan, disamping itu ayah juga memberikan beberapa tugas kepada saya, termasuk salah satunya adalah memperbaiki mobil dibengkel.
Pagi itu setelah kami tiba ditempat konferensi; ayah berkata kepada saya; ” Arun; jemput ayah disini ya, nanti jam 5 sore....dan kita akan pulang bersama-sama”. Baik ayah, saya akan berada disini tepat jam 5 sore. Jawab saya dengan penuh keyakinan.
Setelah itu saya segera meluncur untuk menyelesaikan tugas yang dititipkan ayah dan ibu kepada saya satu persatu. Sampai akhirnya hanya tinggal satu pekerjaan yang tersisa yakni menunggu mobil selesai dari bengkel.
Sambil menunggu mobil diperbaiki tidak ada salahnya aku pikir untuk mengisi waktu senggangku dengan pergi ke bioskop menonton sebuah film. Saking asyiknya nonton ternyata saat saya melihat jam; waktu sudah menunjukkan pukul 17.30, sementara saya janji menjemput ayah pukul 17.00. Segera saja saya melompat dan buru-buru menuju bengkel untuk mengambil mobil, dan segera menjemput ayah yang sudah hampir satu jam menunggu. Saat saya tiba sudah hampir pukul 18.00 sore.
Dengan gelisah ayah bertanya pada saya; Arun! kenapa kamu terlambat menjemput ayah..? Saat itu saya merasa bersalah dan sangat malu untuk mengakui bahwa saya tadi keasyikan nonton film, sehingga saya terpaksa berbohong dengan mengatakan; ” Maaf Ayah” ”Tadi mobilnya belum selesai di perbaiki sehingga Arun harus menunggu.”
Ternyata tanpa sepengathuan saya , ayah sudah terlebih dahulu menelpon bengkel mobil tersebut, sehingga ayah tahu jika saya berbohong;
Lalu wajah ayah tertunduk sedih; sambil menatap saya ayah berkata; ”Arun sepertinya ada sesuatu yang salah dengan ayah dalam mendidik dan membesarkan kamu”; ”sehingga kamu tidak punya keberanian untuk berbicara jujur kepada ayah?”.
Untuk menghukum kesalahan ayah ini, biarlah ayah pulang dengan berjalan kaki; sambil merenungkan dimana letak kesalahannya.
Lalu dengan tetap masih berpakaian lengkap ayah mulai berjalan kaki menuju jalan pulang kerumah. Padahal hari sudah mulai gelap dan jalanan semakin tidak rata. Saya tidak sampai hati meninggalkan ayah sendirian seperti itu; meskipun ayah telah ditawari naik, beliau tetap berkeras untuk terus berjalan kaki, akhirnya saya mengendarai mobil pelan-pelan dibelakang beliau, dan tak terasa air mata saya menitik melihat penderiataan yang dialami beliau hanya karena kebohongan bodoh yang telah saya lakukan.
Sungguh saya begitu menyesali perbuatan saya tersebut.
Sejak saat itu seumur hidup, saya selalu berkata jujur pada siapapun.
Sering sekali saya mengenang kejadian itu dan merasa begitu terkesan; seandainya saja saat itu ayah menghukum saya sebagai mana pada umumnya orang tua menghukum anaknya yang berbuat salah; kemungkinan saya akan menderita atas hukuman itu; dan mungkin hanya sedikit saja menyadari kesalahan saya.
Tapi dengan satu tindakan mengevaluasi diri yang dilakukan ayah; meskipun tanpa kekerasan justru telah memiliki kekuatan yang luar biasa untuk bisa mengubah diri saya sepenuhnya. Saya selalu mengingat kejadian itu seolah-olah seperti baru terjadi kemarin.
Para orang tua dan guru yang berbahagia.
Ayah Dr Arun Gandi tersebut sungguh seorang ayah dan guru yang luar biasa dalam mendidik anaknya. Sebuah kisah emas untuk kita para orang tua dalam mendidik dan membesarkan anak-anak.
Kisah ini begitu menginspirasi saya secara pribadi; untuk selalu mengevaluasi diri manakala anak-anak tercinta saya mulai menunjukkan prilaku yang kurang terpuji ya, saya membiasakan diri untuk selalu bertanya;
Apa yang salah dari saya mengapa anak saya kok bisa seperti ini?
Para orang tua dan guru yang berbahagia.....
Semoga kisah ini juga bisa menginpirasi setiap orang tua; agar kita bisa mendidik anak-anak kita menjadi orang besar dan luar biasa sekaliber Mahatma Gandhi. Ya.... Mahatma Gandhi....sang pejuang dan pendidik Tanpa Kekerasan.
Mari kita renungkan sejenak saja kisah ini apakah kira-kira kita mau dan mampu melakukan hal serupa.
Selamat berakhir pekan bersama keluarga.
by AyahEdy
Buku Ayah Edy Punya Cerita
GAMBAR NENEK TUA DAN GADIS MUDA
TUHAN MENURUT ILMU FISIKA
MENJAWAB PERTANYAAN CERDAS ANAK-ANAK KITA
Tuesday, September 1, 2020
ANAK OTAK KANAN HEBAT ANAK OTAK KIRI JUGA HEBAT PADA BIDANGNYA MASING-MASING
(sebuah kisah manis untuk di kenang)
14 Tahun yang lalu ketika pada umumnya kita semua belum mengenal adanya perbedaan kemampuan antara otak kiri dan otak kanan, maka sebagian besar anak-anak dengan kemampuan otak kanan dengan ciri2 yang bisa di lihat di: http://ayahkita.blogspot.com/2009/06/mungkin-anak-kita-bukan-bodoh-atau.html
Anak-anak otak kanan sering dianggap Bodoh, Lambat Memahami, Hiperaktif, dan sederet gelar-gelar negatif lainnya.
Mengapa ? Karena memang kemampuan otak kanan itu berkebalikan dengan otak kiri. Dan sementara sistem penilian kita di sekolah juga kebanyakan terapis mengukur kesempurnaan kerja otak itu berdasarkan kemampuan otak kiri, maka tamatlah riwayat dan kesempatan bagi anak-anak kita yang terlahir membawa anugrah lebih dominan otak kanannya.
Maka sejak 14 Tahun yang lalu kami mulai meluruskan apa yang terjadi, bahwa tidak benar anak-anak yang cenderung memiliki ciri-ciri dominan otak kanan itu cenderung di anggap berkebutuhan khusus, berkelainan dan perlu di terapi; Simak kisah testimoni berikut ini: https://www.facebook.com/141694892568287/photos/a.144983902239386.35784.141694892568287/521007021303737/
Anak otak kanan adalah ISTIMEWA dan otak Kiri itu Luar Biasa; Jadi tidak perlu khawatir apakah anak kita dominan kanan atau kiri.
(berdasarkan hasil temuan Roger Speery tentang perbedaan fungsi otak kiri dan kanan, peraih nobel dibidang Neuro Science)
Mengapa karena ternyata menurut catatan sejarah sebagian besar anak-anak otak kanan itu cenderung menjadi PARA ILMUAN KELAS DUNIA ATAU JIKA TIDAK MENJADI SENIMAN HEBAT DI BERBAGAI BIDANG YANG BERKELAS DUNIA.
Sebut saja Leonardo Da Vinci, Vincent Van Goh, Raphael, Jallaludin Rumi, Ibnu Sina (Avi Senna), Ibnu Adbul Jabbar, Kahlil Gibran, Shakespeare, WS Rendra, Presiden Sukarno, Thomas Edison, Albert Einstein, Tesla, Temple Grandin, Stephen Spielberg dan banyak lagi lainnya. dan masih banyak lainnya.
Anak-anak otak kanan yang Istimewa dilahirkan untuk menjadi percipta baik karya seni ataupun karya ilmu pengetahuan sains, sementara anak-anak yang otak kiri luar biasa di lahirkan untuk menjadi para PENGELOLA, Pimpinan, Direktur, Manager yang Luar Biasa yang akan mengelola dengan baik apa yang sudah di ciptakan oleh anak-anak yang cenderung dominan otak kanannya.
Tapi tentu saja asalkan mereka dengan masing-masing kelebiahannya tersebut diberikan kesempatan yang sama dan di bimbing serta di dukung penuh untuk masing-masing kelebihannya; Note: Baca buku kami Menemukan Potensi Unggul Anak Sejak Dini.
Pada saat kami meluruskan tentang pandangan miring sebagian besar orang Indonesia tentang anak-anak yang memiliki kecenderungan otak kanan dominan; tiba-tiba datanglah para penentang yang mengatakan bahwa APA YANG SAYA LAKUKAN ADALAH KEBOHONGAN PUBLIK DAN HANYA SEKEDAR UNTUK MENGHIBUR PARA ORANG TUA SAJA..... bahkan tidak tanggung-tanggung berita ini sempat di muat di KOMPASIANA.
Lalu apakah saya cenderung terprovokasi ? terpancing untuk beradu argument ?
Oh sama sekali tidak, karena niat kami adalah mengedukasi orang tua Indonesia akan masalah ini dan bukan untuk adu hebat siapa yang paling benar. Kami lebih suka berbuat dan kemudian terbukti dari pada hanya menghabiskan waktu untuk berdebat tak berkesudahan.
Seperti kata pepatah, anjing menggonggong kafilah tetap berlalu, biarlah bukti yang berbicara. Dan akhirnya banyak bukti berdatangan berbicara. Silahkan baca kisah ini: https://www.facebook.com/141694892568287/photos/a.144983902239386.35784.141694892568287/861898687214567/?type=1&theater
Dan benar saja akhirnya gonggong keras itu samar-samar hilang bersamaan dengan munculnya para orang tua yang memberikan testimoni pada anaknya yang cenderung otak kanan baik dari sisi kemampuan juga pola asuh: baca juga testimoni ini: https://www.facebook.com/141694892568287/photos/a.144983902239386.35784.141694892568287/862920460445723/?type=1&theater
Setelah 14 tahun kemudian saya bahagia sekali, ketika mendapati usaha keras ini tidak sia-sia, artikel yang kami tulis menyebar ke seantero negeri dan banyak di jadikan referensi mendidik anak bagi orang tua dirumah dan guru di sekolah
Sujud syukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa sebagian besar para orang tua Indonesia saat ini sudah memahami masing-masing keunggulan Istimewa anaknya yang berotak kanan dan keunggulan Luar Biasa anaknya yang berotak kiri.
Komentar-komentar kebanyakan orang tua dan guru tidak lagi hanya menyudutkan anak-anak otak kanan sebagai anak yang bodoh dan lambat memahami pelajaran melainkan sudah berubah untuk lebih menggali kemampuan unggul tersembunyi di balik kelemahannya. Dan jadilah akhirnya anak-anak yang dulu di cap bermasalah kini menjadi anak yang luar biasa !
Silahkan baca kisah testimoni ini: https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=862530597151376&id=141694892568287
Sahabat ayah bunda yang baik hati,
Ini ada kisah lucu dan menarik; setelah 14 tahun kemudian ada orang tua memahami KEISTIMEWAAN ANAK OTAK KANAN, ada salah satu orang tua yang menyekolahkan anaknya di tempat kami, kebetulan anak beliau cenderung lebih dominan otak kirinya; itu artinya menyimpan kekuatan untuk menjadi PENGELOLA YANG LUAR BIASA, cuma sang Ayah sangat ingin anaknya menjadi Ilmuan atau Penemu, lalu bertanya bagaimana caranya ya Ayah agar anak saya bisa dibuat menjadi Anak yang cenderung berotak kanan ? Bisakah ??
Nah... khawatir jawabannya terlalu panjang,...baiknya sampai disini dulu ya Ayah Bunda, biar tidak capek baca, nanti jawabnnya menyusul di edisi berikutnya ya.....
Penasaran ??
Bersabar ya....
-ayah edy-
Guru Parenting Indonesia