Indonesia pada hakikatnya merupakan kumpulan dari keluarga yg tersebar dilebih dari 12.000 pulau yg ada di Nusantara. Apabila keluarga2 ini kuat, maka Indonesia akan menjadi Bangsa & Negara yg Kuat dgn sendirinya tanpa perlu konsep yg berbelit-belit & biaya yg membebani negara. Pastikan keluarga & sanak famili kita di seluruh tanah air telah bergabung dlm GERAKAN MEMBANGUN INDONESIA YANG KUAT DARI KELUARGA. Kalau bukan kita, siapa lagi ? Kalau bukan sekarang, kapan lagi ?
SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Friday, April 21, 2017
BELAJARLAH DARI AHLINYA ATAU TUNGGU KEHANCURANNYA
Sebuah perumpamaan yang menarik
Seperti juga pisau ditangan seorang juru masak, maka akan bisa menjadi alat yang bisa menghasilkan masakan lezat dan menyehatkan tubuh
Seperti yang diilustrasikan dalam sebuah kisah berikut ini:
Sahabatku tercinta,
Saya percaya bahwa Islam itu indah, teduh, damai, penuh kasih sayang dan Rahmatan Lil alamin atau membawa berkah bagi alam semesta atau Blessing for All Universes.......
Tentu saja asalkan kita mau belajar dari orang-orang dan para guru agama Islam yang benar-benar memahami esensi dari keindahan Ajaran Islam.
Dan saya yakin jika tidak teduh, damai, indah dan tidak membawa berkah bagi semua orang dan seluruh alam kemungkinan itu bukanlah Islam yang sesungguhnya.
Itulah mengapa saya selalu memilih pada siapa saya belajar agama dan memahami ajaran Islam.
Inilah salah seorang guru yang kami maksudkan tersebut, tempat kita bs belajar tentang keindahan ajaran Islam
================================
Suatu ketika terjadi dialog antara Seorang Guru Agama dengan muridnya;
"Yang disebut agama itu sebenarnya apa, Kiai?" Tanya seorang santri kepada KH Ahmad Dahlan.
KH Ahmad Dahlan justru mengambil Biola dan memainkan tembang/lagu "Asmaradhana” hingga membuat para santrinya terbuai.
Lalu beliau bertanya, "Apa yg kalian rasakan setelah mendengar alunan musik tadi?"
"Aku rasakan keindahan, Kiai," jawab salah satu muridnya..
"Seperti mimpi rasanya" sambung Sangidu." Semua persoalan seperti mendadak hilang.
Tentram" tambah Jazuli, santri lainnya.
"Damai sekali" tukas Hisman, ucap salah santri yang berada disana..
"Nah, itulah agama" Jawab KH Ahmad Dahlan.
"Orang beragama adalah orang yg merasakan keindahan, rasa tenteram, damai karena hakikat agama itu sendiri seperti musik. Mengayomi dan menyelimuti."
Setelah itu salah seorang santri (Hisman) mencoba biola tersebut, dan menghasilkan suara “menderit” dan memekakkan telinga membuat semua orang merasa tidak nyaman dan sakit mendengarnya.
"Wah, suaranya berantakan ya kiai..?" tanya Hisman sambil tersipu malu...
"Nah, begitu juga agama. Jika Kita tak mempelajarinya dgn baik, maka agama hanya akan membuat diri sendiri dan lingkungan terganggu" jawab beliau.
"Oooo begitu….
"Jadi utk bisa beragama dgn Baik itu, kita tidak boleh ikut2-an saja, tapi harus mengerti ilmunya juga."
"Seperti tadi, hanya karena melihat Kiai bermain biola, jgn langsung berpikir bahwa kita juga pasti bisa main biola." tambah Jazuli..
"Kesimpulan yg bagus" jawab beliau..
"Ada kesimpulan lain?"
"Dalam beragama, kita tdk bisa hanya mengandalkan keinginan, hanya karena merasa bahwa keinginan itu baik dan benar menurut kita. Misalnya, tadi saya merasa punya keinginan baik utk bermain biola, tapi ternyata keinginan saya malah mengganggu saya dan orang lain" ulas Hisman.
"Kesimpulan yg jeli! Terima kasih." Puji beliau.
Semoga dgn menjalani agama yg kita imani, kita mampu menghormati orang lain dan membawa kedamaian dalam hidup bersama.
MARI BELAJAR DARI PARA GURU AGAMA YANG MENGAJARKAN KETEDUHAN, KEINDAHAN DAN KEDAMAIAN DI HATI.
Dan segera bagiknalah artikel ini pada siapapun, semoga ada lebih banyak orang yang tercerahkan dan hidup kita menjadi lebih rukun, harmonis dan damai.
a share original story from pak Pindo Bintoro Mn dari Kisah Butir-butir Mutiara dari Sang Pencerah.
MENGAPA banyak anak JUARA DISEKOLAH tapi justru GAGAL dikehidupan Nyata...?
INI MENURUT MAS KEN ROBINSON
Lantas kalau menurut pengalaman kita sendiri bagaimana....?
SUKSES MENURUT SEKOLAH ADALAH APA BILA KITA TIDAK PERNAH MELAKUKAN KESALAHAN DALAM MENJAWAB SOAL-SOAL UJIAN YANG KITA HADAPI.
SUKSES MENURUT KEHIDUPAN ADALAH APA BILA KITA BISA MEMPERBAIKI KESALAHAN DEMI KESALAHAN DARI SOAL UJIAN KEHIDUPAN YG KITA HADAPI.
GAGAL MENURUT SEKOLAH ADALAH SESUATU YG SALAH DAN MEMALUKAN.
GAGAL MENURUT KEHIDUPAN ADALAH SAHABAT PENYEMANGAT UNTUK MENCAPAI SUKSES.SEBUAH PROSES YANG MENDOROK SETIAP ORANG UNTUK MENCAPAI SUKSES.
Sekolah telah mengajarkan pada para muridnya tidak boleh gagal.
Kehidupan mengajarkan pada muridnya untuk selalu bangkit dari Kegagalan.
Itulah mungkin yg menjadi salah satu penyebab banyak anak2 yg berhasil di sekolah tapi gagal di kehidupan.
Karena sangat jauh berbeda PEMAHAMAN SUKSES DAN GAGAL antara sistem sekolah dan kehidupan.
- Sir Ken Robinson -
Prof of Art Education at University of Warwick
MENGAPA ANAKKU KOK BERBOHONG YA AYAH PADAHAL MASIH KECIL LHO.....???
TANYA:
Ayah edy saya mau sedikit cerita anak saya.....
ditempat di ngaji dia saya kasih uang jajan,terus saya tinggal kepasar saya balik jemput sikecil saya tanya uangnya buat beli apa si kecil bilang uangnya nggak ada mah....
saya butuh 1hari buat ngerayu kemana uang jajannya hilang....
kenapa anak saya bisa seperti itu padahal usianya udah 4,5th? padahal sikecil ini nggak biasa bohong....
JAWAB:
Anak berbohong dengan mencontoh orang lain, maka temukanlah siapa yang telah mencontohkannya.
Jika sudah ketemu siapa yang ia contoh maka bahaslah tentang bohon itu tidak baik, berikut konsekuensi hukuman bagi orang yang berbohong.
Jika ternyata contoh itu datangnya dari kita maka minta maaflah dan minta anak ingatkan kita ketika kita berbohong semisal jika ada tamu bilang ya mama tidak ada atau jika kita pergi lama bilangnya sebentar.
Ingatlah anak merekam semua kebohongan yang pernah ia lihat meskipun umurnya baru 4 tahun.
Anak meniru apa yang dia lihat bukan apa yang kita nasihatkan.
Semoga bisa membantu.
Tks
MARI KITA RENUNGKAN DAN PAHAMI MAKSUDNYA
Yesterday I was clever, so I wanted to change the world. Today I am wise, so I am changing myself. (Rumi)
Dulu waktu aku pikir aku pIntar aku ingin mengubah dunia, kini ketika aku telah menjadi bijaksana, aku hanya ingin mengubah diriku sendiri saja
- Jalaludin Rumi -
Share from our community Dini Annisa K
HAKIKAT KALAH MENANG DALAM HIDUP INI RENUNGAN DARI KYAI KANJENG
Kamu harus membedakan konteks perbedaan pendapat dalam politik dengan pergaulan kemanusiaan. Jangan menganggap pejabat pasti jelek dan rakyat biasa pasti baik, pandangan seperti itu tidak adil, ada urusan dan konteksnya sendiri-sendiri” (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
“Kamu punya ruang dalam hatimu untuk merasakan hati para mbambung (gelandangan), sehingga hatimu sedih, getir, terimpit seribu gunung, sementara orang-orang pandai sibuk dengan program-program dan omong besar di koran-koran. Tuhan tidak bertanya padamu apakah kamu mampu menolong mbambung atau tidak, tapi melihat apakah kamu mencintai orang lemah atau tidak” (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
“Yang lebih kalian cari bukanlah kebaikan melainkan kekayaan, yang lebih kalian buru bukanlah keluhuran melainkan kenyamanan, dan pada posisi seperti itu kalian selalu merasa lebih tinggi derajat dibanding orang kecil. Coba hitunglah kehidupan di sekitarmu, hitung pula dirimu sendiri, temukan kemuliaan di sekitarmu. Belajarlah membedakan mana kemuliaan dan mana kehinaan, amatilah mana orang yang luhur dan mana yang hina, mana yang derajatnya tinggi dan mana yang rendah. Pakailah mata Allah sebagai ukuran” (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
ada yang bilang negeri ini “negeri selembar kertas”, masyarakat kita “masyarakat selembar ijazah”. silahkan ngomel sistem pendidikan kita tidak bermutu, kesempatan berpendidikan tidak paralel dengan kesempatan memperoleh kerja, atau canangkan proyek deschooling society (masyarakat tanpa sekolah), tapi pokoknya kalau ndak punya ijazah ya nasibnya lebih ndlahom (idiot, goblok, otak tak berisi) dibanding dengan yang punya ijazah (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
agama diajarkan kepada manusia agar ia memiliki pengetahuan dan kesanggupan untuk menata hidup, menata diri dan alam, menata sejarah, kebudayaan, politik …. Tuhan mengajarkan kreatifitas terlebih dahulu (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
agama mengajarkan kepada manusia bagaimana menumbuhka iman, menyusun pola-pola pembangunan suatu negeri, mengatur politik dan ekonomi, termasuk juga mengintensifkan bidang-bidang pendidikan pada level mana pun sedemikian rupa sehingga sedikit peluang bagi anggota masyarakat untuk mengalami kekecewaan sosial ekonomi serta kebingungan psikologis (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
anak-anak muda tak bisa hanya menggantungkan diri akan jadi pegawai negeri, pembengkakan populasi penduduk akan makin berbanding terbalik dengan penyediaan lapangan kerja, jadi yang akan tegak hidupnya adalah orang-orang yang bermental wiraswasta, yang tidak priyayi, yang ulet dan bersedia bekerja keras (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
Anda tak bisa menghakimi ekspresi seseorang hanya dengan melihat bunyi kata-katanya, melainkan Anda harus perhatikan nadanya, nuansanya, letak masalahnya (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
aneh : hukum negara bertabrakan dengan hak dasar kemanusiaan, dan keduanya telah tiba pada kondisi purik (saling membenci) yang susah disembuhkan. Tetapi, jalan terang tetap terlihat, setidak-tidaknya di cakrawala pandangan setiap orang yang tak mengenal putus asa
apa gunanya ilmu kalau tidak memperluas jiwa seseorang sehingga ia berlaku seperti samudera yang menampung sampah-sampah? Apa gunanya kepandaian kalau tidak memperbesar kepribadian manusia sehingga ia makin sanggup memahami orang lain? (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
bukan agama kalau turun ke bumi hanya untuk pandai memerintah dan melarang. Sebelum Adam dilarang makan buah khuldi, dia diberi pelajaran terlebih dahulu mengenai “nama benda-benda”, mengenai segala yang mesti diketahuinya dalam kehidupan (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
bukanlah hidup kalau sekadar untuk mencari makan, bukankah sambil bekerja seseorang bisa merenungkan suatu hal, bisa berzikir dengan ucapan yang sesuai dengan tahap penghayatan atau kebutuhan hidupnya, bisa mengamati macam-macam manusia, bisa belajar kepada sebegitu banyak peristiwa… Bisa menemukan hikmah-hikmah, pelajaran dan kearifan yang membuat hidupnya semakin maju dan baik (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
dalam pengadilan di Indonesia, kadang kita harus memilih alternatif yang terbaik di antara yang terkutuk, dengan menyisakan sedikit harapan bahwa hati nurani manusia tidak semuanya terdiri atas buku (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
demokrasi itu penuh ironi dan ranjau kalau manusia tak menguasai manajemen untuk menggunakannya, demokrasi hanya bisa menjawab beberapa problem hidup, tapi problem yang lain membutuhkan nilai yang lebih tinggi daripada demokrasi (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
dunia ini masih dipimpin oleh orang yang lebih memilih kenyang meskipun dijadikan budak daripada lapar tapi bertahan harga dirinya (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
hakikat hidup bukanlah apa yang kita ketahui, bukan buku-buku yang kita baca atau kalimat-kalimat yang kita pidatokan, melainkan apa yang kita kerjakan, apa yang paling mengakar di hati, jiwa dan inti kehidupan kita (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
hidup ini sangat luas dan dimensi-dimensi persoalannya tak terhingga, untuk itu diperlukan bukan sekadar wawasan yang luas dan pengetahuan yang terus dicari melainkan juga kearifan dan sikap luhur yang konsisten dari hari ke hari (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
jiwanya seniman itu bagaikan ruang kosong, tak ada lemari atau kotak-kotak yang bisa dipakai untuk menyembunyikan sesuatu, segalanya tampak jelas dan jujur di mata (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
kalau kita jadi negara industri tidak berarti bahwa segalanya akan beres, tak berarti kita akan terbebas dari kemiskinan, kebodohan atau kekejaman kekuasaan. Industri hanyalah sebuah cara di antara kemungkinan cara-cara lain yang dianggap bisa membantu menyejahterakan masyarakat
kalau para mahasiswa bercita-cita hendak menjadi pemimpin bangsa, sejak sekarang harus berlatih menampung bermacam-macam gejala manusia, di dalam pergaulan mereka tidak boleh memakai kerangka “menang-kalah” apalagi memakai interes egonya belaka, melainkan mempertimbangkan kepentingan bersama, dan untuk itu diperlukan kesabaran dan kearifan terhadap berbagai kemungkinan yang muncul dari “rakyat” mereka, tidak boleh gemedhĂ© (merasa paling pintar, sombong) (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
kalau seseorang bersikap kreatif untuk menemukan apa saja hal baik yang bisa dikerjakan dalam hidup ini, jam-jamnya tidak akan sempat ia gunakan untuk sedih atau meratap, sebab sudah habis untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
kalau seseorang menjadi pemimpin, ia tak sekadar memimpin masyarakat manusia, tapi juga memimpin masyarakat makhluk yang luas, ia memimpin hak-hak binatang, hutan, lautan, barang tambang …. di situlah antara lain terletak kesalahan ideologi pembangunan modern yang merusak alam, bahkan merusak manusia (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
kata ahli pedang, ilmu pedang tertinggi adalah kalau sudah bisa membelah kapas yang melayang-layang tanpa mengubah arah gerak kapas itu. Aneh, ujian tertinggi bagi keahlian pedang bukanlah baja atau batu karang melainkan kapas. Kekerasan yang telah mencapai puncaknya berubah menjadi kelembutan, kelembutan tak bisa dikalahkan oleh kekerasan (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
kearifan-kearifan agama harus diterjemahkan ke dalam sistem nilai pengelolaan sejarah, kebudayaan dan peradabannya (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
kebanyakan orang tak bisa tidur, mereka hanya tertidur, karena sepanjang siang dan malam hari mereka diberati oleh dunia (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
kebersihan luas makananya, kebersihan ruang dan kampung hanyalah satu hal, hal lain adalah kebersihan jiwa manusia itu sendiri, kebersihan pergaulan antarmanusia, baikpergaulan sosial, pergaulan ekonomi, pergaulan politik dan hukum (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
keceriaan dan kenyamanan hidup tidak terlalu bergantung pada hal-hal di luar manusia melainkan bergantung pada kekayaan batin di dalam diri manusia (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
kematian terkadang merupakan kritik terhadap kehidupan, Tuhan mengambil nyawa seseorang tak semata dalam rangka menyayangi orang itu tapi juga sekaligus memberi peringatan kepada semua yang ditinggalkan oleh almarhum (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
kreatifitas berpikir orang Barat harus kita tiru,tapi ekses dari kebudayaan teknologis yang terlalumemanjakan kebinatangan, sebaiknya kita cegah sejak sekarang.Setiap badan perencanaan pembangunan harus melibatkan para agamawan, budayawan, negarawan, filosof, seniman,orang-orang kecil awam yang arif…. Kita jangan hanya dipimpin oleh tender-tender
manusia diberi-Nya kesanggupan untuk beradaptasi terhadap bermacam situasi, manusia dikasih-Nya darah, naluri dan kecerdasan agar ia tetap saja mampu menyelenggarakan kebahagiaan, meskipun dengan suku cadang yang terendah nilainya ia bisa menghasilkan ramuan kebahagiaan yang jauh melebihi taraf kebahagiaan yang dirajut dengan kemewahan (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
manusia harus jernih memandang dan menilai sesuatu, boleh pakai cara pandang kelas, boleh agak hitam-putih tentang masalah tertentu, tapi harus selalu dikembalikan pada kerangka pandang yang lebih universal, yang melihat manusia sebagai suatu keutuhan, yang memiliki kelebihan dan kekurangan, benar sekaligus salah (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
manusia jangan menunggu hancur dulu baru insaf (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
menyepi itu penting, supaya kamu benar-benar bisa mendengar apa yang menjadi isi dari keramaian
orang boleh kaya raya, persoalannya bagaimana kekayaan itu diperoleh, kemudian bagaimana sikapnya terhadap kekayaan tersebut. Juga kalau miskin! (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
orang boleh salah, agar dengan demikian ia berpeluang menemukan kebenaran dengan proses autentiknya sendiri (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
orangtua kita mengajarkan suatu nilai yang membedakan dua jenis anak, yang patuh tanpa reserve, yang pejah gesang nderek (hidup-mati ikut), disebut “anak baik-baik”, sedangkan yang mencoba rasional, memilih otoritasnya, meskipun itu justru sejalan dengan “lorong keadilan” disebut “anak nakal”
para pekerja agama tidak mengantarkan hakikat Tuhan sebagai Mahasubjek yang penuh rasa cinta, rasa sayang dan kesediaan tanpa batas untuk membahagiakan manusia (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
peraturan dan undang-undang tidak slalu sama dengan keadilan, ia bahkan bisa saja bertentangan denganprinsip keadilan. Undang-undang memiliki relativitasnya sendiri dan tidak mutlak sebagaimana firman Tuhan (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
perjuangan ialah perjuangan. Sejarah dan Tuhan tidak mencatat kemenangan atau kekalahan, tetapi yang dicatat adalah perjuangan itu sendiri (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
politik diciptakan dan dimanifestasikan berdasarkan filosofi dan tujuan untuk menyediakan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi manusia, tapi yang terjadi adalah sama sekali kebalikannya (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
secara filosofis, sesungguhnya tak ada “orang besar” dan tak ada “orang kecil” dalam takaran pemilikan ekonomi atau perbedaan status sosial budaya. Kecil dan besar hanya terjadi pada kualitas kepribadian (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
Tuhan banyak diperkenalkan oleh pemimpin-pemimpin agama sebagai “algojo” yang kejam, “polisi” yang selalu curiga atau “hantu” yang kehadirannya di hati manusia selalu menimbulkan rasa waswas, cemas, ngeri dan penuh ancaman. Agama kurang diperkenalkan sebagai berita gembira dan janji cinta, melainkan sebagai tukang cambuk, pendera dan satpam yang otoriter (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
yang menguasai dunia adalah ketelamjuran sistem-sistem internasional yang merupakan lingkaran setan yang memenjarakan manusia, terutama orang-orang kecil. Apalagi sistem-sistem besar itu tidak sungguh-sungguh untuk manusia dan kemanusiaan, tetapi untuk mitos-mitos yang bernama kemajuan, modernisasi, metropolitanisasi, yang keseluruhannya menjebak manusia dalam ketersesatan filosofi, keterjerembaban politik dan ekonomi serta kebuntuan budaya (Emha Ainun Nadjib/Cak Nun)
yang penting bukan apakah kita menang ataukalah, Tuhan tidak mewajibkan manusia untuk menang sehingga kalah pun bukan dosa, yang penting adalah apakah seseorang berjuang atau tak berjuang.
SUMBER: http://sejarahribaru.blogspot.co.id/2014/02/nasihat-emha-ainun-nadjib.html
KESALAHAN YANG DIBIARKAN AKAN MENJADI KEBENARAN
Inilah yang sedang kita alami di negeri ini.
Ada salah satu pelajaran berharga yang bisa kita petik ketika kami menuliskan dan menampilkan gambar ini. (Pada posting sebelumnya yang berjudul "ANAK KITA AKAN MENJADI APA YANG KITA AJARKAN)
Dan ada bunda yang baik hati yang dengan jujur mau mengakui dan menuliskan komentarnya seperti ini
Bunda yang baik:
Iya itu kaya saya...klo ngantar sekolah semua diangkut krn di rumah ga da yg jg anakku yg kecil...semoga bs segera ngumpul dg kluarga jd bs bagi tugas...dan tdk melanggar aturan lalu lintas...hati ini sebenarnya was2 dan khawatir tp apa boleh buat...hiks...hiks...hiks
Dan ini komentar saya:
AYAH EDY Parenting
keterpaksaan memang sering jadi semua alasan dibalik pelanggaran. Dan ketika pelangaran itu dibiarkan maka jadilah kebenaran. Itulah dibalik kejadian saat ini mengapa orang bersalah sering lebih galak dari orang yang mengingatkannya.
Padahal selalu ada jalan keluar terhadap semua masalah jika kita mau berusaha.
Sy khawatir anak kita kelak juga akan mewarisi pemikiran kita. bahkan lebih parah lag tanpa perlu terpaksa ia akan tetap melanggar.
Itulah mengapa begitu banyak koruptor, melakukan korupsi bukan karena alasan terpaksa karena ditekan ekonomi dan kemiskinan.
Yuk bun mari kita sama-sama berikan contoh lebih baik untuk anak kita sebagai calon generasi mendatang agar negeri ini bisa menjadi lebih baik.
InsyaAllah kalau kita mau pasti bisa dan bukannya kalau kita bisa sih pasti mau...
Mari berubah...
Catatan:
Sekali lagi, karena setiap orang itu adalah guru kehidupan, MENGKIN TUHAN MENGIRIM BELIAU DAN KOMENTARNYA UNTUK MENGINGATKAN KITA SEMUA.
Maka untuk itu saya ucapkan terimakasih pada bunda yang telah dengan jujur menuliskan komen ini, dan telah menjadi gur buat kita semua dan sekaligus bisa menjadi pembelajaran berharga.
MEMAKNAI KEMBALI ESENSI DARI PERJUANGAN KARTINI
Memperingati hari Kartini kali ini km & sekolah kami melakukan kunjungan Silaturahmi pada anak-anak panti asuhan yang anaknya adalah korban dr kekerasan orang tuanya atau malah ada yg dibuang orang tuanya.
Meski tidak berpakaian adat ala peringatan hari Kartini pada umumnya namun jauh lebih bermakna,karena kami pikir bahwa pesan yang dibawakan kartini adalah bukan agar kita berpakaian ala Ibu Kartini melainkan sebuah perjuangan mengentaskan kegelapan dalam berbagai hal agar kelak bisa terbitlah terang.
Bahagianya saya dan mereka bisa bertemu dan berbincang-bincang bersama, lihatlah ekspresi mereka ketjma kt berfoto bersama
PESAN PENTING UNTUK PARA KARTINI DI ABAD MILLENIUM
Keluarga Indonesia meskipun kisah ini sudah lama sekali di tulis dan di sajikan berulang-ulang, mungkin ada baiknya kita ingat kembali bagi yg pernah membacanya dan tentu saja semoga menjadi pelajaran bagi kita semua terutama yg belum pernah membacanya.
Berikut kisahnya...
Dewi (bukan nama sesungguhnya) adalah seorang mahasiswi yang berotak cemerlang dan memiliki idealisme yang tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not to be the best?,'' begitu ucapan yang kerap kali terdengar dari mulutnya, mengutip ucapan seorang mantan presiden Amerika.
Ketika Kampus, mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht-Belanda, Dewi termasuk salah satunya.
Setelah menyelesaikan kuliahnya, Dewi mendapat pendamping hidup yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi. tak lama berselang lahirlah Bayu, buah cinta mereka, anak pertamanya tersebut lahir ketika Dewi diangkat manjadi staf diplomat, bertepatan dengan suaminya meraih PhD. Maka lengkaplah sudah kebahagiaan mereka.
Ketika Bayu, berusia 6 bulan, kesibukan Dewi semakin menggila. Bak seekor burung garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain. Sebagai seorang sahabat setulusnya saya pernah bertanya padanya, "Tidakkah si Bayu masih terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal oleh ibundanya ?" Dengan sigap Dewi menjawab, "Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya dengan sempurna". "Everything is OK !, Don’t worry Everything is under control kok !" begitulah selalu ucapannya, penuh percaya diri.
Ucapannya itu memang betul-betul ia buktikan. Perawatan anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter termahal. Dewi tinggal mengontrol jadwal Bayu lewat telepon. Pada akhirnya Bayu tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas mandiri dan mudah mengerti.
Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang betapa hebatnya ibu-bapaknya. Tentang gelar Phd. dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang berlimpah. "Contohlah ayah-bundamu Bayu, kalau Bayu besar nanti jadilah seperti Bunda". Begitu selalu nenek Bayu, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.
Ketika Bayu berusia 5 tahun, neneknya menyampaikan kepada Dewi kalau Bayu minta seorang adik untuk bisa menjadi teman bermainnya dirumah apa bila ia merasa kesepian.
Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Dewi dan suaminya kembali meminta pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Bayu. Lagi-lagi bocah kecil inipun mau ''memahami'' orangtuanya.
Dengan Bangga Dewi mengatakan bahwa kamu memang anak hebat, buktinya, kata Dewi, kamu tak lagi merengek minta adik. Bayu, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek dan sangat mandiri. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Bahkan, tutur Dewi pada saya , Bayu selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Dewi sering memanggilnya malaikat kecilku. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, namun Bayu tetap tumbuh dengan penuh cinta dari orang tuanya. Diam-diam, saya jadi sangat iri pada keluarga ini.
Suatu hari, menjelang Dewi berangkat ke kantor, entah mengapa Bayu menolak dimandikan oleh baby sitternya. Bayu ingin pagi ini dimandikan oleh Bundanya," Bunda aku ingin mandi sama bunda...please...please bunda", pinta Bayu dengan mengiba-iba penuh harap.
Karuan saja Dewi, yang detik demi detik waktunya sangat diperhitungkan merasa gusar dengan permintaan anaknya. Ia dengan tegas menolak permintaan Bayu, sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Bayu agar mau mandi dengan baby sitternya. Lagi-lagi, Bayu dengan penuh pengertian mau menurutinya, meski wajahnya cemberut.
Peristiwa ini terus berulang sampai hampir sepekan. "Bunda, mandikan aku !" Ayo dong bunda mandikan aku sekali ini saja...?" kian lama suara Bayu semakin penuh tekanan. Tapi toh, Dewi dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Bayu sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Bayu bisa ditinggal juga dan mandi bersama Mbanya.
Sampai suatu sore, Dewi dikejutkan oleh telpon dari sang baby sitter, "Bu, hari ini Bayu panas tinggi dan kejang-kejang. Sekarang sedang di periksa di Ruang Emergency".
Dewi, ketika diberi tahu soal Bayu, sedang meresmikan kantor barunya di Medan. Setelah tiba di Jakarta, Dewi langsung ngebut ke UGD. Tapi sayang... terlambat sudah...Tuhan sudah punya rencana lain. Bayu, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh Tuhannya.. Terlihat Dewi mengalami shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah untuk memandikan putranya, setelah bebarapa hari lalu Bayu mulai menuntut ia untuk memandikannya, Dewi pernah berjanji pada anaknya untuk suatu saat memandikannya sendiri jika ia tidak sedang ada urusan yang sangat penting. Dan siang itu, janji Dewi akhirnya terpenuhi juga, meskipun setelah tubuh si kecil terbujur kaku.
Ditengah para tetangga yang sedang melayat, terdengar suara Dewi dengan nada yang bergetar berkata "Ini Bunda Nak...., Hari ini Bunda mandikan Bayu ya...sayang....! akhirnya Bunda penuhi juga janji Bunda ya Nak.." . Lalu segera saja satu demi satu orang-orang yang melayat dan berada di dekatnya tersebut berusaha untuk menyingkir dari sampingnya, sambil tak kuasa untuk menahan tangis mereka.
Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, para pengiring jenazah masih berdiri mematung di sisi pusara sang Malaikat Kecil. . Berkali-kali Dewi, sahabatku yang tegar itu, berkata kepada rekan-rekan disekitanya, "Inikan sudah takdir, ya kan..!" Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya di panggil, ya dia pergi juga, iya kan?". Saya yang saat itu tepat berada di sampingnya diam saja. Seolah-olah Dewi tak merasa berduka dengan kepergian anaknya dan sepertinya ia juga tidak perlu hiburan dari orang lain.
Sementara di sebelah kanannya, Suaminya berdiri mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pucat pasi dengan bibir bergetar tak kuasa menahan air mata yang mulai meleleh membasahi pipinya.
Sambil menatap pusara anaknya, terdengar lagi suara Dewi berujar, "Inilah konsekuensi sebuah pilihan!" lanjut Dewi, tetap mencoba untuk tegar dan kuat.
Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja yang menusuk hidung hingga ke tulang sumsum. Tak lama setelah itu tanpa di duga-duga tiba-tiba saja Dewi jatuh berlutut, lalu membantingkan dirinya ke tanah tepat diatas pusara anaknya sambil berteriak-teriak histeris. "Bayu maafkan Bunda ya sayaang..!!, ampuni bundamu ya nak...? serunya berulang-ulang sambil membenturkan kepalanya ketanah, dan segera terdengar tangis yang meledak-ledak dengan penuh berurai air mata membanjiri tanah pusara putra tercintanya yang kini telah pergi untuk selama-lamanya.
Sepanjang persahabatan kami, rasanya baru kali ini saya menyaksikan Dewi menangis dengan histeris seperti ini.
Lalu terdengar lagi Dewi berteriak-teriak histeris "Bangunlah Bayu sayaaangku....Bangun Bayu cintaku, ayo bangun nak.....?!?" pintanya berulang-ulang, "Bunda mau mandikan kamu sayang.... Tolong Beri kesempatan Bunda sekali saja Nak.... Sekali ini saja, Bayu.. anakku...?" Dewi merintih mengiba-iba sambil kembali membenturkan kepalanya berkali-kali ke tanah lalu ia peluki dan ciumi pusara anaknya bak orang yang sudah hilang ingatan. Air matanya mengalir semakin deras membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Bayu.
Senja semakin senyap, aroma bunga kamboja semakin tercium kuat manusuk hidung membuat seluruh bulu kuduk kami berdiri menyaksikan peristiwa yang menyayat hati ini...tapi apa hendak di kata, nasi sudah menjadi bubur, sesal kemudian tak berguna. Bayu tidak pernah mengetahui bagaimana rasanya dimandikan oleh orang tuanya karena mereka merasa bahwa banyak hal yang jauh lebih penting dari pada hanya sekedar memandikan seorang anak.
Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang tua yang sering merasa hebat dan penting dengan segala kesibukannya.
www.ayahkita.blogspot.co.id
MENGAPA DENMARK MENJADI NEGERI PALING MAKMUR DI DUNIA?
Suatu hari tanpa sengaja Tuhan, mengarahkan jari-jemari saya melalui google untuk membuka sejarah negara Denmark.
Dari info Wikipidia yang kebetulan saya baca ternyata Denmark adalah negara Paling Nyaman untuk tempat tinggal manusia di dunia, negara dengan pendapatan penduduk paling tinggi di dunia, juga menjadi negara paling makmur didunia. Meskipun kemudian tergeser oleh New Zealand, yang kemudian menempati urutan pertama negara paling Nyaman untuk tempat tinggal manusia di dunia.
Sebagai seorang pendidik, saya langsung berpikir bahwa mungkin yang menjadi penyebab Denmark dan New Zealand menjadi negara termakmur adalah karena pendidikan mereka yang sangat baik.
Ah... namun ternyata dugaan saya keliru.
Orang-orang Denmark justru percaya bahwa penyebab dari negaranya menjadi termakmur, ternyaman dan teraman adalah karena Masyarakatnya Jujur.
Orang Denmark percaya bahwa semua kebaikan yang ada di negaranya berawal dari KEJUJURAN, pada saat seorang jujur maka semua fasilitas umum untuk rakyat akan terbangun dengan baik sebagaimana mestinya, Kesehatan, Pendidikan, Kesejahteraan dll.
Masyarakat Denmark percaya bahwa ke jujuran bisa melahirkan segalanya, Mereka percaya bahwa setiap manusia itu pintar, dengan kejujuran maka setiap kepintaran manusia akan menjadi manfaat bagi sesama dan seluruh negeri.
Mereka yakin jika setiap aparat pemerintah jujur dan rakyatnya jujur maka sebuah negara bisa menjadi makmur tanpa perlu menjadi yang paling pintar dibidang pendidikan.
Ternyata memang benar, Denmark masuk dalam salah satu negara dengan tingkat korupsi NYARIS NOL, seperti juga di Finlandia dan New Zealand.
Namun demikian karena kejujuran itulah akhirnya di negara ini pendidikannya pun menjadi baik dan sangat maju.
Jadi tidak salah jika kita katakan bahwa KETIDAK JUJURAN (mental korup), akan melahirkan bencana berantai dalam sebuah negara. Mereka begitu yakinnya bahwa Kejujuran adalah awal dari semua kebaikan dan bukannya KEPINTARAN.
Dulu saat kami mendirikan sekolah, kira2 10 tahun silam, Kejujuran dan Etika Moral adalah Prioritas utama, sedangkan kepintaran itu kita kembangkan kemudian, karena kami juga yakin bahwa setiap anak terlahir pintar.
Itulah sebabnya di sekolah kami, kami tidak terlalu pusing jika seorang anak belum bisa CALISTUNG saat masuk SD atau bahkan setelah sekolah SD, tapi kami sangat peduli jika sorang anak tidak jujur dan beretika buruk.
Dan setelah membaca artikel ini sepertinya Saya di ingatkan kembali oleh Tuhan, untuk tetap mempertahankan apa yang sudah kami Yakini. Bahwa AHLAK dan KEJUJURAN adalah landasan untuk MEMBANGUN INDONESIA YANG KUAT DAN MAKMUR. Dan bukan angka2 akademik yang tertera di buku Raport.
Artikel terkait klik: https://www.facebook.com/141694892568287/photos/a.144983902239386.35784.141694892568287/1437896616281435/?type=3&theater
Terimakasih Tuhan, Engkau selalu menguatkan kami untuk selalu istiqomah pada apa yang kami yakini benar dalam sistem pendidikan anak-anak kami dan sekolah kami.
Mari kita renungkan bersama.
-ayah edy-
Pimpinan Sekolah MKG
SI UDIN GAK MAU MASUK SURGA
Pada suatu pelajaran Agama di sekolah Dasar Negeri
Pak Guru: “Anak-anak. Siapa yang mau masuk surga?”
Anak-anak: (Dengan serempak) “Sayaa!”
Udin : (Lagi duduk di belakang hanya diam saja).
Pak Guru: “Siapa yang mau masuk neraka?”
Anak-anak: “Tidak mauu!”
Udin: : (Tetap diam saja).
Pak guru: (Mendekat) “Udin, kamu mau masuk surga atau neraka?” "dari tadi kok diam saja...?", sapa pak guru degan lembut.
Udin: “Tidak kedua-duanya Pak Guru.”
Pak Guru: “lho Kenapa?”
Udin : “Habis waktu Bapak Udin mau meninggal, berpesan. Udin, apapun yang terjadi kamu harus masuk SMP NEGERI ya...
ALLAH ITU TIDAK ADIL !
Pada suatu hari yang cerah, seorang petani duduk di bawah pohon jambu air. Sambil mengamati tanaman labunya.
Ditengah-tengah lamuannya dia berfikir,
“Ah....betapa bodohnya dan tidak adil Allah itu!"
"Mengapa Allah meletakkan buah labu yang berat pada tanaman merambat yang batangnya lemah dan tidak memiliki kekuatan tapi justru menggantungkan jambu air yang kecil pada pohon yang cabang-cabangnya dapat menahan seorang manusia ?"
” Katanya kemudian, “Ah, seandainya saya jadi Allah, saya akan membuat lebih baik dan lebih adil dari itu !”
Tiba-tiba saja ia dikagetkan dengan jatuhnya buah jambu air tepat di kepalanya.
Dan seketika itu pula pikirannya berubah dan ia berkata dalam hati
"Ah betapa mudahnya kita manusia menghakimi....."
"Padahal justru saya sendirilah yang pemikirannya belum sampai kesana."
"Rupanya kebodohan kitalah yang seringkali merasa lebih pintar dari orang lain, bahkan dari Allah"
"Ternyata Tuhan itu sungguh Maha Adil"
“Coba bayangkan seandainya yang jatuh ke kepala saya adalah buah labu dan bukan buah jambu……, wah jadi apa kepala saya ?”
katanya dengan nada menyesal karena telah mencela Allah tidak adil.
Sahabatku yang masih sering berpikir tentang ada ketidakadilan terhadap peristiwa yang terjadi atau yang kita alami.... janganlah menghakimi siapapun apalagi menghakimi Allah,
Belajarlah untuk berpikir dan merenungkannya, jangan-jangan cara berpikir kita yang belum sampai untuk mencari makna keadilan dari apa yang terjadi dan kita alami saat ini.
Sekali lagi mari kita renungkan kembali kisah ini
Selamat pesta demokrasi bagi sahabat2ku yang tinggal di Jakarta.
Damailah dihati, damailah di bumi.
Salam syukur penuh berkah,
ayah edy
www.ayahkita.blogspot.com
PELAJARAN DARI ANAK KITA
HAKIKAT KEHIDUPAN YANG DIAJARKAN MELALUI ANAK KITA MELALUI PROSES MERANGKAK, BERDIRI DAN BERJALAN
Sungguh ajaib bila ada bayi manusia bisa segera berlari tidak lama setelah lahir. Sedang di alam liar sana, bayi-bayi zebra, rusa, kijang dan lainnya hanya butuh waktu beberapa jam untuk segera bisa berdiri dan berlari. Sebab mereka membutuhkan kemampuan itu demi menghindari terkaman pemangsa.
Dulu, seperti semua bayi umumnya, kita belajar merangkak, lalu perlahan mencoba berdiri hingga cukup kokoh untuk melangkah dan berlari. Kenapa Tuhan melalui Kecerdasan Semesta tidak melengkapi kita berkah keajaiban untuk bisa segera berlari setelah lahir..?
Rupanya Tuhan semesta sedang menitip pesan bagi kita lewat bahasa perkembangan bayi itu. Semesta sedang mengajarkan tentang bertumbuh ikhlas bersama proses. Menguatkan dasar ide, mengokohkan pendirian, lalu perlahan menjalaninya dengan sabar hingga akhirnya kitapun bisa berlari.
Sayangnya, kehidupan saat ini mengajarkan sebaliknya.
Segala gerak kita seakan mencoba berlomba melawan waktu dan meninggalkan kecepatan sang waktu. Terbiasa memikirkan tercapainya hasil lebih cepat dari waktu yang dibutuhkan sebuah proses, menciptakan lahirnya benih-benih kegelapan batin.
Persis seperti orang tua yang tidak sabar memaksa anak-anaknya usia dini agar bisa cepat bisa berjalan dengan alat bantu baby Walker, orang tua yang menekan anaknya agar bisa cepat membaca di usia yang masih sangat dini, memaksa anak-anaknya diusia dini agar belajar keras sementara Tuhan menghendaki fitrah seorang anak itu adalah bermain dan bermain....
Fitrah bermain ini ternyata tidak hanya dimiliki anak manusia tapi juga semua anak hewan yang ada di alam ini. .
Salah satu penyebab matinya benih-benih kesabaran orang-orang saat ini dibanding mereka yang hidup alami di masa lalu, adalah kebutuhan untuk mengalahkan waktu.
Maka setiap hambatan yang memperlambat perjalanan menuju titik tujuan, segera menciptakan semak belukar kegusaran dalam diri.
Ah, pantas saja bayi-bayi manusia diajarkan proses lama untuk bisa merangkak, berdiri kokoh, berjalan pelan hingga bisa berlari kencang, karena manusia perlu memiliki batin yang lebih sabar, mengingat "kecepatan pikiran" manusia adalah berkah alam yang melampaui kencangnya citah berlari. (90-100 km/jam)
Bila saja manusia tidak berlatih kesabaran, sungguh bencana segera mengintai di balik berkah kecepatan pikiran yang dibawanya.
Setiap keinginan yang muncul di pikiran akan menuntut untuk segera menjadi kenyataan, sementara hal itu selalu memerlukan proses. Betapa hidup akan dipenuhi kegusaran. Batin yang damai dan bahagia terasa kian jauh.
Mari coba melihat kembali semua itu dalam berbagai kenyataan hidup ini, untuk mengerti akibat dari proses alami yang diabaikan pesan pelajarannya.
dr. Mustika W
April 18 at 9:20am · Badung ·
Sungguh ajaib bila ada bayi manusia bisa segera berlari tidak lama setelah lahir. Sedang di alam liar sana, bayi-bayi zebra, rusa, kijang dan lainnya hanya butuh waktu beberapa jam untuk segera bisa berdiri dan berlari. Sebab mereka membutuhkan kemampuan itu demi menghindari terkaman pemangsa.
Dulu, seperti semua bayi umumnya, kita belajar merangkak, lalu perlahan mencoba berdiri hingga cukup kokoh untuk melangkah dan berlari. Kenapa Tuhan melalui Kecerdasan Semesta tidak melengkapi kita berkah keajaiban untuk bisa segera berlari setelah lahir..?
Rupanya Tuhan semesta sedang menitip pesan bagi kita lewat bahasa perkembangan bayi itu. Semesta sedang mengajarkan tentang bertumbuh ikhlas bersama proses. Menguatkan dasar ide, mengokohkan pendirian, lalu perlahan menjalaninya dengan sabar hingga akhirnya kitapun bisa berlari.
Sayangnya, kehidupan saat ini mengajarkan sebaliknya.
Segala gerak kita seakan mencoba berlomba melawan waktu dan meninggalkan kecepatan sang waktu. Terbiasa memikirkan tercapainya hasil lebih cepat dari waktu yang dibutuhkan sebuah proses, menciptakan lahirnya benih-benih kegelapan batin.
Persis seperti orang tua yang tidak sabar memaksa anak-anaknya usia dini agar bisa cepat bisa berjalan dengan alat bantu baby Walker, orang tua yang menekan anaknya agar bisa cepat membaca di usia yang masih sangat dini, memaksa anak-anaknya diusia dini agar belajar keras sementara Tuhan menghendaki fitrah seorang anak itu adalah bermain dan bermain....
Fitrah bermain ini ternyata tidak hanya dimiliki anak manusia tapi juga semua anak hewan yang ada di alam ini. .
Salah satu penyebab matinya benih-benih kesabaran orang-orang saat ini dibanding mereka yang hidup alami di masa lalu, adalah kebutuhan untuk mengalahkan waktu.
Maka setiap hambatan yang memperlambat perjalanan menuju titik tujuan, segera menciptakan semak belukar kegusaran dalam diri.
Ah, pantas saja bayi-bayi manusia diajarkan proses lama untuk bisa merangkak, berdiri kokoh, berjalan pelan hingga bisa berlari kencang, karena manusia perlu memiliki batin yang lebih sabar, mengingat "kecepatan pikiran" manusia adalah berkah alam yang melampaui kencangnya citah berlari. (90-100 km/jam)
Bila saja manusia tidak berlatih kesabaran, sungguh bencana segera mengintai di balik berkah kecepatan pikiran yang dibawanya.
Setiap keinginan yang muncul di pikiran akan menuntut untuk segera menjadi kenyataan, sementara hal itu selalu memerlukan proses. Betapa hidup akan dipenuhi kegusaran. Batin yang damai dan bahagia terasa kian jauh.
Mari coba melihat kembali semua itu dalam berbagai kenyataan hidup ini, untuk mengerti akibat dari proses alami yang diabaikan pesan pelajarannya.
dr. Mustika W
April 18 at 9:20am · Badung ·
Tuesday, April 18, 2017
BEREAKSI BENAR VS BEREAKSI SALAH
BEREAKSI BENAR ?
Reaksi manusia itu ditentukan cara berpikirnya.
Apa bila berpikiranya benar atau positif maka reaksi tindakan kita juga menjadi benar dan positif.
Misalnya gambar ini:
Kita akan bereaksi marah, jika kita berpikir anak ini mengganggu khusuknya sholat kita.
TAPI mungkin kita bisa beraksi biasa-biasa saja, ketika kita berpikir bahwa anak ini sedang menguji "Khusuknya sholat kita", atau guru kecil yang sedang mengji sejauh mana ke Khusukan kita.
EFEK REAKAS BENAR VS SALAH ?:
Jika kita reaksinya marah pada anak ini, maka apa kira-kira kesan yang ditangkap oleh alam bawah sadar si anak ?
Namun jika kita reaksinya tidak marah, maka apa yang akan kita lakukan untuk membuat si anak merasa tetap nyaman dan tetap mencintai ibadah..?
Contoh lain:
Saya baru saja menyaksikan film yang diambil dari kisah nyata Korban Bom Boston (BOM PANCI)
Dari semua kisahnya, Ada pelajaran berharga yang bisa saya petik dari film ini. Yakni PARA KORBAN bom yang sebagian di Amputasi kakinya karena hancur terkena bom, mereka TIDAK MAU DIANGGAP SEBAGAI KORBAN BOM BOSTON, mereka ingin disebut sebagai DUTA PERDAMAIAN DUNIA.
Contoh lain lagi
ketika Gus Mus dikomentari Sinis oleh salah satu Netizen yang bekerja di salah satu BUMN, reaksi Gus Mus justru tidak marah melainkan memaaafkan orang tersebut. Padahal Netizen lain meminta agar Gus Mus memperkarakannya. Tapi seorang Gus mus lebih memilih untuk memaafkannya. Dan kasusnya berakhir dengan damai.
Membuat saya terharu dan menitikkan air mata.
Reaksi manusia itu ditentukan cara berpikirnya.
Apa bila berpikiranya benar atau positif maka reaksi tindakan kita juga menjadi benar dan positif.
Misalnya gambar ini:
Kita akan bereaksi marah, jika kita berpikir anak ini mengganggu khusuknya sholat kita.
TAPI mungkin kita bisa beraksi biasa-biasa saja, ketika kita berpikir bahwa anak ini sedang menguji "Khusuknya sholat kita", atau guru kecil yang sedang mengji sejauh mana ke Khusukan kita.
EFEK REAKAS BENAR VS SALAH ?:
Jika kita reaksinya marah pada anak ini, maka apa kira-kira kesan yang ditangkap oleh alam bawah sadar si anak ?
Namun jika kita reaksinya tidak marah, maka apa yang akan kita lakukan untuk membuat si anak merasa tetap nyaman dan tetap mencintai ibadah..?
Contoh lain:
Saya baru saja menyaksikan film yang diambil dari kisah nyata Korban Bom Boston (BOM PANCI)
Dari semua kisahnya, Ada pelajaran berharga yang bisa saya petik dari film ini. Yakni PARA KORBAN bom yang sebagian di Amputasi kakinya karena hancur terkena bom, mereka TIDAK MAU DIANGGAP SEBAGAI KORBAN BOM BOSTON, mereka ingin disebut sebagai DUTA PERDAMAIAN DUNIA.
Contoh lain lagi
ketika Gus Mus dikomentari Sinis oleh salah satu Netizen yang bekerja di salah satu BUMN, reaksi Gus Mus justru tidak marah melainkan memaaafkan orang tersebut. Padahal Netizen lain meminta agar Gus Mus memperkarakannya. Tapi seorang Gus mus lebih memilih untuk memaafkannya. Dan kasusnya berakhir dengan damai.
Membuat saya terharu dan menitikkan air mata.
MENGAPA BANYAK ORANG TUA SUKSES TAPI ANAKNYA MALAH GAGAL..?
Menurut bebarapa pengamat paling tidak ada 2 penyebab utama orang tua yang sukses tapi anaknya gagal atau tidak sesukses orang tuanya.
Yang pertama banyak sekali orang tua yang seringkali berkata SAYA TIDAK INGIN ANAK SAYA MENGALAMI PENDERITAAN YANG SAYA ALAMI DULU.
Nah seolah-olah ini adalah bentuk pernyataan kasih sayang orang tua pada anaknya, tapi justru inilah yang sering kali menjadi penyebab anaknya gagal atau tidak sukses seperti orang tuanya.
Mengapa...?
Banyak orang berpikir bahwa penderitaan masa kecil dulu, atau berbagai kesulitan yang pernah dialami dulu sebagai penderitaan atau cobaan atau hukuman atau apalah.....
Intinya adalah semua itu penderitaan.
Padahal justru penderiataan itulah sumber kekuatan, sumber ketabahaan sumber kesabaran dan sumber motivasi serta pecut kita untuk maju dan keluar dari semua penderitaan itu.
Penderitaan memang sekilas seperti beban, tapi bukan beban yang mematikan, melainkan beban yang melatih otot-otot kita untuk menjadi lebih kuat dan lebih kuat lagi setiap harinya.
Ibarat seorang atlet angkat beban yang berlatih di gym (atau tempat olah raga). Semakin berat beban yang berhasil diangkatnya maka semakin kuat otot-ototnya, lihat saja Ade Ray.
Jadi sesungguhnya beban hidup yang dulu kita pernah alami itulah yang membuat otot-otot MENTAL kita kuat dan kokoh.
Jadi ketika orang tua berkata SAYA TIDAK INGIN ANAK SAYA MENGALAMI PENDERITAAN YANG SAYA ALAMI DULU, itu sama seperti SAYA TIDAK INGIN ANAK SAYA BERLATIH ANGKAT BEBAN.
Jadi bagaimana mungkin anak-anaknya akan jadi kuat...?
Alih-alih anaknya banyak diberi kemudahan, fasilitas, semua diperoleh dengan serba gampang tanpa adanya usaha apapun....
Lalu suatu ketika berharap anaknya akan sukses seperti dirinya....?
Atau ketika anaknya menjadi anak yang manja dan sangat tidak mandiri barulah orang tua mengeluh..., ayah Edy Kenapa ya anakku kok jadi TIDAK MANDARI KAYAK GINI...?
Sepertinya tidak sadar atau mendadak lupa kalau semua ini orang tua jugalah penyebabnya.
Beruntung dulu saya punya orang tua yang tidak pernah berkata seperti itu, Ibu saya selalu melatih saya mengerjakan banyak hal sendiri, dilatih berjualan sejak usia 7 tahun, dilatih mencuci, memasak, nyapu, ngepel, dll...., hingga pada akhirnya selalu siap menghadapi berbagai situasi dan tantangan baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Yang kedua adalah MENGAPA BANYAK ORANG TUA SUKSES TAPI ANAKNYA MALAH GAGAL?, karena ada habit orang tuanya ketika Sukses, lupa untuk memikirkan bagaimana bisa mensukseskan anaknya.
Alih-alih ingat untuk membuat anaknya sukses, ia malah lebih sibuk dengan melakukan hal-hal lain yang berhubungan dengan profesinya sendiri atau bahkan sibuk dgn kegiatan yang tidak berguna, semisal menghabiskan waktu ikut2kan kegiatan atau bicara tentang politik padahal gak ngerti politik bukan juga kuliah di jurusan SOSIAL POLITIK., atau lebih banyak membaca atau sharing artikel-artikel hoax di Internat dan hal tidak berguna lainnya hingga lupa pada anaknya.
Dan ada juga fenomena yang berkembang saat ini adalah seperti yang dituliskan oleh meme berikut ini.... sibuk mencari...
Anda atau siapapun boleh setuju atau tidak setuju tulisan ini, tapi paling tidak tulisan ini akan bisa mengajak dan memicu otak kita untuk berpikir dan merenung tentang fakta-fakta yang terjadi saat ini dan kita lihat dilapangan.
Jika anda setuju dengan tulisan ini silahkan disebarkan tapi jika tidak, ya tak usahlah diperdebatkan karena hanya akan membuang waktu kita saja.
* Aritikel ini ditulis berdasarkan berbagai kumpulan pengalaman orang lain dan pengalaman pribadi.
BIASAKAN CEK N RE CEK SEBELUM SHARE
Jika ada orang yang sibuk share berita politik, padahal POLITISI bukan, Ahli Politik juga bukan, Pernah Kuliah di jurusan Sosial Politik juga tidak, suka membaca tentang Ilmu politik dan sejarah perpolitikan? apa lagi jelas tidak suka. Jangankan baca buku, baca status saja belum sampai selesai sudah komen. Apa lagi untuk melakukan cek n re cek kebenaran beritanya.
Tapi hampir setiap hari ia rajin sekali sharing berita politik yang provokatif dan mengajak kita untuk saling bermusuhan
Apa yang sebaiknya kita lakukan ya..?
Saya jadi teringat sebuah ucapan "Apa bila segala sesuatu tidak dilakukan oleh Ahlinya maka tunggu saja kehancuranannya."
Semoga kita bukan salah satu yang memiliki kebiasaan ini....
Yuk mari kita cek n ri cek sebelum sebarkan sebuah berita.
CARA BERPIKIR YANG SALAH VS YANG BENAR
RIGHT RESPONSE - Memberikan Respon yang Benar.
Nasib seseorang itu sukses atau gagal di tentukan bagaimana ia merespon keadaan;
Orang yang sukses selalu memiliki respon yang benar pada setiap kondisi kehidupan yang dialaminya.
Contoh konkretnya begini deh...
Fakta dan Keadaan:
Bu Susi tidak sekolah tinggi bisa jadi orang sukses dan jadi menteri.
Respon orang sukses:
"Wah saya malu dong kalau saya yang berpendidikan tinggi tidak bisa sesukses atau lebih sukses dari bu Susi"
Maka respon ini akan mendorong orang tersebut terus berusaha keras paling tidak bisa sesukses bu Susi atau bahkan lebih sukses lagi. "
Response orang gagal:
Bu Susi saja tidak sekolah bisa sukses dan jadi menteri, jadi buat apa saya harus sekolah tinggi-tinggi.
Maka respon ini akan mendorong dia untuk bermalas-malasan dan menjadikan ini sebagai alasan baginya untuk tidak bersekolah.
Jadi sekali lagi tolong dicatat dan direnungkan kembali bahwa sesungguhnya nasib hidup kita saat ini itu sesungguhnya ditentukan oleh bagaimana kita memberikan respon terhadap masalah yang kita hadapi di masa lalu.
Tiap orang bebas memilih bagaimana dia merespon berikut efek dan konsekuensi bagi nasib dan kehidupannya, termasuk juga memilih respon kita terhadap tulisan ini.
Percaya atau tidak dengan tulisan ini itu adalah pilihan respon kita sendiri, yang kelak akan menentukan nasib kita dimasa depan.
Apakah sahabat keluarga Indonesia punya contoh lainnya mengenai Right Respon/Respon yang benar dalam pengalaman hidup kita sendiri ?
Silahkan di share di sini semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Selamat beraktivitas
-ayah edy-
Pendiri Gerakan Membangun Indonesia yg kuat dari keluarga-
Pimpinan Sekolah Maha Karya Gangga.
Singaraja, Buleleng, Bali.
EFEK KATA DAN KEBIASAAN PADA NASIB HIDUP KITA
Ketika saya memposting tulisan tertentu, selalu saja muncul komen-komen yang berbeda.
Yang satu bernada positif dan biasanya satunya lagi bernada negatif. Contohnya seperti ini: Klik: http://ayahkita.blogspot.co.id/2016/09/renungan-terbaik.html
Nah pertanyaannya adalah mengapa Status Posting yang sama bisa mendapat respon yang berbeda....?
Dari pada menjelaskan kenapa bisa seperti itu, saya biasanya lebih suka mempelajarainya.
Ketika ada komen negatif, biasanya saya akan intip timeline atau fb orang tersebut. Dan hampir 99% orang yang komennya negatif ternyata adalah orang-orang yang sering menshare postingan yang isinya NEGATIF, GOSIP dan bahkan FITNAH.
Dan sebaliknya, ketika saya intip fb orang yang berkomen POSITIF, 99% isi fbnya juga positif dan sering menshare hal-hal yang positif.
Ada hal yang jauh lebih menarik lagi....
Dikehidupan nyata; ternyata teman2 yang biasa sharing hal negatif di fbnya ternyata juga hidupnya penuh masalah dan boleh dikatakan kurang sukses bahkan sering sekali mengeluhkan nasibnya.
Dan sebaliknya teman-teman saya yang hidupnya sukses dan bahagia, rata-rata adalah orang yang sering share hal positif di media sosial yang dia miliki.
Jadi sekarang jika ada komen negatif yang muncul di fbnya..., saya jadi timbul rasa iba dan kasihan padanya.... ,
Karena bisa jadi ia saat ini sedang menderita, dan ia tidak sadar bahwa penderitaan panjang yang dialaminya itu adalah akibat kebiasaan hidupnya sehari-hari.
Hanya yang sampai saat ini membuat saya bingung adalah bangaimana cara menolong dan membantunya agar ia bisa menyadari hal ini dan mengubah habitnya agar penderitaan hidupnya bisa segera berakhir dan berganti menjadi kebahagiaan dan kemakmuran ?
Ada saran dari sahabat sekalian...?
-ayah edy-
www.ayahkita.blogspot.co.id
JAGA KEWARASAN BERPIKIR DAN AKAL SEHAT KITA
PENTINGNYA MENJAGA KEWARASAN BERPIKIR KITA UNTUK HIDUP YANG LEBIH BAIK
Akhir-akhir ini banyak sekali orang membuat PEMBENARAN agar seolah-olah kelihatan sebagai KEBENARAN.
Terutama melalui MEME ATAU GAMBAR.
Apa bedanya PEMBENARAN dan KEBENARAN
Pembenaran adalah bersumber dari ego kepentingan pribadi yang ingin juga disetujui oleh orang lain, untuk itu ia mencari apa saja yang bisa membenarkan ide dari ego pemikirannya.
Kebenaran adalah ketika kita menggukanan kewarasan akal sehat dan logika untuk melihatnya apakah ini KEBENARAN atau hanya untuk membenarkan pemikiran tersebut.
Misalnya: Kemalasan itu adalah tidak baik, lalu ada orang yang PEMALAS, untuk membuat orang bepikir bahwa MALAS itu benar maka ia berusaha sedemikian rupa untuk membuat PEMBENARAN melalui gambar yang seolah-olah melibatkan logika.
Bagi orang yang masih memiliki KEWARASAN BERPIKIR, maka ia tidak akan mudah terpengaruh apalagi ikut-ikutan.
Bagi orang yang masih memiliki KEWARASAN BERPIKIR, maka ia justru akan menggunakan akal pikirannya untuk meniliai apakah ini KEBENARAN atau hanya sebuah PEMBENARAN.
Tapi sayangnya di MEDIA sosial lebih banyak orang yang mulai kehilangan KEWARASAN BERPIKIRNYA hingga dengan sangat mudah menyebarkan gambar-gambar yang sifatnya hanya pembenaran dari si pembuatnya TANPA DIANALISA PAKAI AKAL SEHAT TERLEBIHDULU.
Dan ramailah jagat dunia maya dibuatnya. dan lebih buruk lagi berpecahlah hubungan persahabatan yang dulu sempat terjalin cukup baik.
Semoga kita masih tetap bisa menjaga KEWARASAN CARA BERPIKIR KITA.
Perhatikan gambar ini baik-baik sebagai contoh sederhananya.
Lihat fakta, data dan analisa dengan logika akal sehat ! Jangan cuma ikut-ikutan pendapat dari apa yang kita baca.
Banyak gambar atau meme yang menyesatkan di Media Sosial, jika kita mau gunakan logika akal sehat
by ayah edy
www.ayahkita.com
ANAK-ANAK INDONESIA YANG MENEMBUS DUNIA
Ditulis dari pengalamann ayah edy selama lebih dari 10 tahun membimbing anak-anak yg oleh sekolahnya dinyatakan bermasalah, Gagal dan Mogok sekolah, hingga berhasil menembus dunia dan mendapatkan beasiswa
Bagaimana Membimbing agar Anak Berprestasi?
Sebagai orangtua, Titin tahu ia tak boleh membanding-bandingkan putranya dengan anak lain. Tak ada orang yang suka dibanding-bandingkan, termasuk Titin.
Namun, terus terang, Titin iri melihat keponakannyaputri adiknyayang berprestasi cemerlang. Keponakannya itu kerap meraih peringkat satu di kelas. Selain itu, ia juga mengambil kursus tari daerah dan sering tampil, serta menjuarai lomba tari.
Sementara Adit, putranya sendiri, malas-malasan sekolah. Jangankan berprestasi, pergi sekolah saja masih harus “digedor-gedor” dahulu.
Kerjanya di rumah cuma tidur, makan, dan main game. Titin sedih, mungkin ia sudah salah mendidik putranya selama ini.
Sekarang, Adit sudah remaja dan Titin merasa jangan-jangan sudah terlambat untuk membimbingnya agar mau mengejar prestasi.
Jadi ... Ayah Edy, bagaimana ya caranya?
Jawaban Ayah Edy:
Ayah-Bunda yang bersemangat ....
Ingatlah satu hal: prestasi adalah efek, bukan tujuan. Bila seseorang tekun belajar, maka efeknya ia berprestasi. Begitu pula sebaliknya.
Penyebab anak malas dan mogok tentu bisa macam-macam, tetapi intinya ia tidak suka belajar. Mengapa anak tidak suka belajar? Biasanya karena dua hal:
- Prosen belajar-mengajarnya membosankan.
- Ia tidak tahu apa tujuan belajar.
Karena itu yang harus kita lakukan adalah mencari tujuannya dahulu untuk apa ia belajar.
Coba sekarang suruh anak Ayah-Bunda segera berangkat ke Bandung. Jawabannya sudah pasti, “Ngapain ke Bandung?”
Namun, coba katakan bahwa Cita, sahabat sejatinya telah menelepon dan minta dijemput jam 12 di Bandung. Saya jamin tanpa disuruh pun ia akan segera melesat ke Bandung. Kenapa? Karena ada tujuan yang jelas dan ia inginkan.
Saya pernah memiliki klien, seorang remaja putra yang mogok sekolah. Ia kira-kira kelas 3 SMP. Saya mengajaknya mengobrol seperti ini:
“Katanya kamu mogok sekolah, ya? Benar?”
“Iya.”
“Wah, bagus! Itu berarti kamu punya kejelasan. Tidak seperti anak-anak lain yang cuma nurut sekolah, tapi enggak tahu mau ngapain.”
....
Ia diam saja, mungkin bingung kenapa saya malah menyemangatinya.
“Ya sudah, mulai besok kamu enggak usah sekolah. Nanti Ayah Edy yang bilang ke orangtuamu.”
“Iya.” Katanya pelan, sambil menatap saya dengan rasa tak percaya.
“Tapi, setahun kan ada 365 hari, seminggu 7 hari, sehari 24 jam. Apa kamu enggak bosan kalau tidak sekolah?”
“Hmm, ya bosan, sih.” Ia menjawab dengan santai.
“Nah, kalau begitu ada enggak kegiatan yang kamu sukai, tapi gara-gara sekolah tidak bisa kamu lakukan?”
“Ada. Main band dan diving.” Oh, rupanya ia senang musik dan menyelam.
“Keren! Oke, kalau begitu kamu berhenti sekolah, lalu nge-band dan diving saja.”
Tiga bulan kemudian, ia kembali berkonsultasi pada saya. Ketika saya tanya, ternyata band-nya tidak ada kemajuan. Rupanya, ia mungkin bermain band supaya kelihatan keren dan mendapat perhatian, maklumlah remaja. Berarti motifnya bersumber dari luar, bukan dari dalam dirinya sendiri. Motif dari luar sangat lemah untuk membuat seorang anak konsisten dalam melakukan aktivitas.
Namun, ia semakin lihai diving. Saya pun menyuruhnya berhenti main band dan terus diving.
“Nak, di Indonesia ini segalanya harus bayar. Kalau kamu cuma menyelam dan enggak melakukan apa-apa, kelak hidupmu akan kesulitan secara finansial. Enggak mau, kan? Sekarang, cobalah bantu Ayah mencari profesi apa yang bisa dilakukan sambil diving, tetapi memberikan efek finansial yang baik.”
Setelah mencari-cari dibantu oleh ayahnya, ia menemukan cita-cita impiannya yakni menjadi Coral Reef Marine Biologist atau ahli terumbu karang. Ketika bertemu lagi dengan saya, ia sudah bisa berkata dengan tegas, “Aku tahu mau jadi apa!”
Nah, inilah kata kuncinya. Sebelum anak tahu mau jadi apa atau menemukan impian profesi hidupnya, itu ibarat orangtua meminta anaknya pergi tanpa membawa alamat. Itulah masalah terbesar anak-anak zaman sekarang. Ia tidak pernah tahu tujuan mengapa harus bersekolah, mengapa harus belajar hingga 12-15 mata pelajaran di sekolah, mengapa harus menguasai semua mata pelajaran, dan hasilnya pun harus bagus.
Untuk apa ini semua? Untuk kepentingan dirinya, orangtuanya, atau siapa? Dan, jika semua pertanyaan di kepala anak tidak mendapatkan jawaban yang jelas, motivasinya akan menurun. Akibatnya ia malas sekolah atau mogok.
Kemudian, saya memintanya mengumpulkan informasi seputar sekolah yang memiliki jurusan Coral Reef Marine Biology terbaik di seluruh dunia, dan mencari tahu apa saja tesnya, berapa biaya, dan adakah beasiswanya.
Ia kembali mencari dan menemukan di Denmark, Australia, dan Jepang. Ia juga menemukan bahwa ujian masuk jurusan itu terdiri atas beberapa bidang. Khusus untuk yang di Jepang adalah bahasa Jepang, di Australia dan Denmark itu bahasa Inggris dan tes Biologi, Fisika, dan Kimia.
“Berarti sekarang kamu sudah tahu apa yang harus kamu pelajari, Nak. Dapatkanlah nilai terbaik untuk bidang-bidang tersebut agar menembus universitas tujuanmu, kalau bisa dengan beasiswa,” pesan saya padanya.
Untuk mempermudah proses pencapaian tujuan tersebut, saya menyarankannya menempuh sekolah formal melalui jalur homeschooling.
Dan, sejak itu motivasi belajarnya meroket tajam. Jika dahulu kedua orangtuanya terus mengeluhkan anaknya yang malas sekali belajar, tetapi sekarang yang terjadi malah sebaliknya, ibunya kerap berkata, “Nak, kamu kok belajar terus? Lihat tuh sudah jam 2 pagi. Tidur dooong, nanti kelelahan dan sakit lho ... besok masih bisa dilanjutkan lagi.”
Melalui jalur pendidikan formal yang ditempuh via homeschooling, ia hanya perlu dua tahun untuk berhasil lulus UAN.
Ia juga berhasil lulus tes ujian masuk sekolah di Jepang, tetapi sayangnya ia tak berhasil dalam tahap wawancara untuk mendapatkan beasiswa ke Jepang. Namun, itu tak membuatnya putus asa. Ia kembali tes untuk jurusan yang sama di Queensland University Australia dan berhasil lulus.
Lihatlah. Prestasi hanya efek dan bukan tujuan akhir. Yang jauh lebih penting selain belajar adalah menemukan cita-cita dan tujuan profesi seorang anak.
Bantu ia menemukan tujuannya dahulu dan kita bisa menyaksikannya melesat meraih prestasi.
Penjelasan lengkap bagaimana kita bisa membantu anak menemukan cita-cita dan tujuan profesi yang dicintai, telah dibahas secara lengkap dalam buku Menemukan Potensi Unggul Anak Sejak Dini.
by ayah edy
dipetik dari buku Problematika Orang Tua ABG
KOREKSI DIRI SEBELUM KOREKSI ORANG LAIN
RENUNGAN untuk saya pribadi & siapa saja yg merasa diri belum sempurna dan ingin berubah menjadi lebih baik agar tidak TERPEROSOK PADA LUBANG YANG SAMA.
Sahabat ayah bunda yang di Rahmati Tuhan,
Daripada memperhatikan langkah orang lain,alangkah baiknya memperhatikan langkah kita sendiri,agar jangan sampai terperosok pada jurang yang ada di depan mata kita.
Karena bila kita sibuk,mengurusi urusan orang lain ,demi untuk mencari alasan untuk mencelanya,maka tanpa sadar kita tidak lagi memperhatikan langkah sendiri,
Daripada Mencela Orang,Alangkah Baiknya Bercermin Diri Cukup banyak orang yang sangat senang bisa mencela orang lain,bahkan dapat dikatakan sudah menjadi hobbi tersendiri.
Dari mulai penampilan orang lain yang tidak rapi, warna pakaian yang tidak serasi menurut pandangannya,hingga menyerempet kepada kehidupan pribadi orang . Bahkan prilaku buruk ini,terbawa bawa hingga ke dunia maya.
Setiap tulisan orang ,selalu dicecar dengan komentar negatif.Bahkan komentar yang ditujukan untuk artikel orang lainpun,tidak luput dikomentari secara negatif,
Ada banyak contoh contoh tokoh kondang,yang sebeluimnya mencela sana sini dan mencurigai orang lain melakukan korupsi,,ee tahu tahu,malah dirinya yang dicokok petugas KPK.
Berteriak teriak, say no to corruption ,tapi ternyata bungkam,ketika dirinya sendiri malah yang masuk bui Sudah Ada Contoh Pelajaran
Mengapa Tidak Kapok?
Tapi anehnya,walaupun sudah begitu banyak contoh contoh dari sikap mental dan prilaku buruk,yang berakhir mempermalukan diri sendiri,tetap saja orang tidak mau belajar memtik hikmah dari peristiwa tersebut,
Masih tetap melanjutkan hobbi mencela sana sini.Seakan sedang menerapkan :” One day one critic” Padahal dengan menengok contoh contoh,bahwa orang yang sangat proaktif mengritik dan mencela orang lain,terbukti, tidak mampu mengurus diri dan keluarganya sendiri,
Dalam kehidupan bermasyarakat,saya yakin masing masing kita pernah menyaksikan,bahwa tetangga yang sangat sibuk menggossipkan anak perempuan orang ,begini dan begitu, eee ternyata putrinya sendiri hamil,sebelum nikah..
Mencela tentang rumah orang yang brantakan,ketika kita berkunjung kerumahnya ,ternyata amburadul,malah ada kotoran anjing dibawah kursi ruang tamu,yang hingga dihinggapi lalat hijau,karena tidak dibersihkan berhari hari.
Mengingatkan dan Mencela itu Beda Total Mengingatkan anggota keluarga,maupun orang lain,tentu saja sangat baik,Karena disitulah sesungguhnya terletak harkat kita sebagai manusia.
Misalnya menengok ada anak yang lagi berlari lari di tangga eskalator yang dapat membahayakan dirinya dan orang lain. Maka ada dua cara untuk mengatakannya “Maaf,pak,bu,anaknya lari lari di tangga eskalator “ cukup sampai disana ,selanjutnya urusan dan tanggung jawab orang tua atau keluarga yang membawanya,
“Aduh,,ini anak siapa, dibiarkan berkeliaran di eskalator, sungguh tidak tahu aturan,kampungan “ Nah, gaya penyampaian kayak ginian,tentu bukanlah merupakan cara yang baik .”
Dan yakinlah ,ketika hal ini didengar oleh orang tuanya,pasti tidak akan berterima kasih kepada kita,Malahan bisa jadi balas menyerang :”Bukan urusan kamu,itu anak saya,ngerti>?!”,
Nah,apa yang kita dapat,selain dari menciptakan suasana tidak nyaman? Ada ruistsleting yang lupa terkancing dengan baik,tidak ada salahnya kita dekati dan bilang:” Maaf mbak ,resluitingnya tidak tertutup.
Daripada bisik bisik ,sambil ketawa ketawa,sama sekali tidak membantu orang ,malahan melukai perasaannya. Senang Bisa Mendapati Kesalahan Orang Lain?
Patut Diwaspadai! Senang bisa mendapatkan kesalahan orang lain ,jangan dibiarkan berlarut,Karena sudah merupakan tanda tanda timbulnya gangguan kejiwaan, Yakni senang menengok orang lain susah atau senang bila dapat menunjukkan kesalahan orang lain.
Tentu dalam hal ini,kesahalan pribadi yang sesungguhnya bukan urusan kita, Kalau menemukan praktek pungli atau korupsi,tentu kita wajib melaporkannya,seperti yang saya tuliskan tentang parkir liar di Tanah Abang. “Anaknya bu Teti ,orang terpandang ,kotbah disana sini,,ee tadi siang saya tengok putrinya keluyuran di mall pada jam sekolah” gossip seorang ibu dengan senang hati.Karena selama ini ia memang iri pada bu Teti ,yang selalu dihormati dimana mana,Maka ketika ada celah untuk menjatuhkan,ia tidak menyia nyiakan moment terbaik bagi dirinya . Senang sekali hatinya,dapat menemukan kesalahan orang lain,dalam hal ini bu Teti .
Tidak Ada Manusia Sempurna Di dunia ini tidak ada manusia yang tanpa salah.,Apakah pendeta,pastor,bhiksu ,maupun Ustazd.,tetap saja jauh dari sempurna,Karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Mahasempurna.
Saya sendiri,sering menuliskan tentang hal hal yang sifatnya motivasi,tentu bukanlah berarti seluruh rangkain hidup saya bersih dan murni.
Justru termasuk kesalahan kesalahan yang pernah saya lakukan juiga,saya tuliskan,agar bermanfaat bagi orang banyak.
Untuk memahami,bahwa jatuh bangun itu adalah manusiawi, Tapi jangan pernah menyerah.
Nah,daripada menghabiskan energi untuk mencari cari kesalahan orang lain,siapapun adanya,mengapa kita tidak berusaha menemukan kesalahan pada diri sendiri?
Alangkah baiknya kita memanfaatkan waktu yang ada untuk berkaca diri agar dengan demikian dapat memperbaiki diri kita .Hari ini lebih baik dari har kemarn dan hari esok ,lebih baik daripada hari ini.!
SUMBER : http://www.kompasiana.com/tjiptadinataeffendi21may43/daripada-mencela-orang-mengapa-tidak-berkaca-diri_585719c38523bd514a1558cemay43/daripada-mencela-orang-mengapa-tidak-berkaca-diri_585719c38523bd514a1558ce
Sahabat ayah bunda yang di Rahmati Tuhan,
Daripada memperhatikan langkah orang lain,alangkah baiknya memperhatikan langkah kita sendiri,agar jangan sampai terperosok pada jurang yang ada di depan mata kita.
Karena bila kita sibuk,mengurusi urusan orang lain ,demi untuk mencari alasan untuk mencelanya,maka tanpa sadar kita tidak lagi memperhatikan langkah sendiri,
Daripada Mencela Orang,Alangkah Baiknya Bercermin Diri Cukup banyak orang yang sangat senang bisa mencela orang lain,bahkan dapat dikatakan sudah menjadi hobbi tersendiri.
Dari mulai penampilan orang lain yang tidak rapi, warna pakaian yang tidak serasi menurut pandangannya,hingga menyerempet kepada kehidupan pribadi orang . Bahkan prilaku buruk ini,terbawa bawa hingga ke dunia maya.
Setiap tulisan orang ,selalu dicecar dengan komentar negatif.Bahkan komentar yang ditujukan untuk artikel orang lainpun,tidak luput dikomentari secara negatif,
Ada banyak contoh contoh tokoh kondang,yang sebeluimnya mencela sana sini dan mencurigai orang lain melakukan korupsi,,ee tahu tahu,malah dirinya yang dicokok petugas KPK.
Berteriak teriak, say no to corruption ,tapi ternyata bungkam,ketika dirinya sendiri malah yang masuk bui Sudah Ada Contoh Pelajaran
Mengapa Tidak Kapok?
Tapi anehnya,walaupun sudah begitu banyak contoh contoh dari sikap mental dan prilaku buruk,yang berakhir mempermalukan diri sendiri,tetap saja orang tidak mau belajar memtik hikmah dari peristiwa tersebut,
Masih tetap melanjutkan hobbi mencela sana sini.Seakan sedang menerapkan :” One day one critic” Padahal dengan menengok contoh contoh,bahwa orang yang sangat proaktif mengritik dan mencela orang lain,terbukti, tidak mampu mengurus diri dan keluarganya sendiri,
Dalam kehidupan bermasyarakat,saya yakin masing masing kita pernah menyaksikan,bahwa tetangga yang sangat sibuk menggossipkan anak perempuan orang ,begini dan begitu, eee ternyata putrinya sendiri hamil,sebelum nikah..
Mencela tentang rumah orang yang brantakan,ketika kita berkunjung kerumahnya ,ternyata amburadul,malah ada kotoran anjing dibawah kursi ruang tamu,yang hingga dihinggapi lalat hijau,karena tidak dibersihkan berhari hari.
Mengingatkan dan Mencela itu Beda Total Mengingatkan anggota keluarga,maupun orang lain,tentu saja sangat baik,Karena disitulah sesungguhnya terletak harkat kita sebagai manusia.
Misalnya menengok ada anak yang lagi berlari lari di tangga eskalator yang dapat membahayakan dirinya dan orang lain. Maka ada dua cara untuk mengatakannya “Maaf,pak,bu,anaknya lari lari di tangga eskalator “ cukup sampai disana ,selanjutnya urusan dan tanggung jawab orang tua atau keluarga yang membawanya,
“Aduh,,ini anak siapa, dibiarkan berkeliaran di eskalator, sungguh tidak tahu aturan,kampungan “ Nah, gaya penyampaian kayak ginian,tentu bukanlah merupakan cara yang baik .”
Dan yakinlah ,ketika hal ini didengar oleh orang tuanya,pasti tidak akan berterima kasih kepada kita,Malahan bisa jadi balas menyerang :”Bukan urusan kamu,itu anak saya,ngerti>?!”,
Nah,apa yang kita dapat,selain dari menciptakan suasana tidak nyaman? Ada ruistsleting yang lupa terkancing dengan baik,tidak ada salahnya kita dekati dan bilang:” Maaf mbak ,resluitingnya tidak tertutup.
Daripada bisik bisik ,sambil ketawa ketawa,sama sekali tidak membantu orang ,malahan melukai perasaannya. Senang Bisa Mendapati Kesalahan Orang Lain?
Patut Diwaspadai! Senang bisa mendapatkan kesalahan orang lain ,jangan dibiarkan berlarut,Karena sudah merupakan tanda tanda timbulnya gangguan kejiwaan, Yakni senang menengok orang lain susah atau senang bila dapat menunjukkan kesalahan orang lain.
Tentu dalam hal ini,kesahalan pribadi yang sesungguhnya bukan urusan kita, Kalau menemukan praktek pungli atau korupsi,tentu kita wajib melaporkannya,seperti yang saya tuliskan tentang parkir liar di Tanah Abang. “Anaknya bu Teti ,orang terpandang ,kotbah disana sini,,ee tadi siang saya tengok putrinya keluyuran di mall pada jam sekolah” gossip seorang ibu dengan senang hati.Karena selama ini ia memang iri pada bu Teti ,yang selalu dihormati dimana mana,Maka ketika ada celah untuk menjatuhkan,ia tidak menyia nyiakan moment terbaik bagi dirinya . Senang sekali hatinya,dapat menemukan kesalahan orang lain,dalam hal ini bu Teti .
Tidak Ada Manusia Sempurna Di dunia ini tidak ada manusia yang tanpa salah.,Apakah pendeta,pastor,bhiksu ,maupun Ustazd.,tetap saja jauh dari sempurna,Karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Mahasempurna.
Saya sendiri,sering menuliskan tentang hal hal yang sifatnya motivasi,tentu bukanlah berarti seluruh rangkain hidup saya bersih dan murni.
Justru termasuk kesalahan kesalahan yang pernah saya lakukan juiga,saya tuliskan,agar bermanfaat bagi orang banyak.
Untuk memahami,bahwa jatuh bangun itu adalah manusiawi, Tapi jangan pernah menyerah.
Nah,daripada menghabiskan energi untuk mencari cari kesalahan orang lain,siapapun adanya,mengapa kita tidak berusaha menemukan kesalahan pada diri sendiri?
Alangkah baiknya kita memanfaatkan waktu yang ada untuk berkaca diri agar dengan demikian dapat memperbaiki diri kita .Hari ini lebih baik dari har kemarn dan hari esok ,lebih baik daripada hari ini.!
SUMBER : http://www.kompasiana.com/tjiptadinataeffendi21may43/daripada-mencela-orang-mengapa-tidak-berkaca-diri_585719c38523bd514a1558cemay43/daripada-mencela-orang-mengapa-tidak-berkaca-diri_585719c38523bd514a1558ce
PRODUK NOSTALGIA KITA ?
APAKAH AYAH BUNDA PUNYA PRODUK FAVORIT SAAT MASIH KULIAH DULU....?
Ayah bunda pernah gak punya sabun atau farfum favorit waktu kuliah dulu...? kalo boleh tahu sambil "bernostalgia", apasih shampoo or sabun or parfum favoritnya ayah bunda...?
eh....Ngomong-ngomong ini ada satu cerita menarik Hasil Survey Kepuasan Pelanggan dari salah satu perusahaan besar di Indonesia terhadap anak mahasiswi ZAMAN SEKARANG mengenai produk favoritnya......
Pewawancara (PW): Mba Dewi kalo boleh tau biasanya kalo sabun pake punya siapa ?
Mahasiswi: Geovani
PW : Kalo Pasta giginya pakai punya siapa ?
Mahasiswi: Geovani juga
PW : Trus kalo sampo atau conditionernya ?
Mahasiswi : Geovani
PW: Kalo parfumnya mba suka pakai punya siapa ?
Mahasiswi : Geovani juga......
PW : Wah hebat sekali anda begitu suka sekali dengan Geovani rupanya ya...? Apa sih kelebihannya.
Mahasiswi : Iya Geovani itu apa saja punya, lengkap dan semuanya keren-keren dan mahal-mahal pula.
PW : Kalo boleh tahu Geovani itu asalnya dari mana ya mba Dewi ?
Mahasiswi: Dari Surabaya katanya sih...
PW : Wah hebat juga ya, dari Surabaya, Saya jadi penasaran, boleh saya lihat produknya...?
Mahasiswi : Oh kebetulan Geovani sedang ada kuliah pagi ini nanti sebentar lagi juga dia pulang.
PW : Lho memangnya Geovani itu apa Mba ?
Mahasiswi : Dia itu teman kost dan kebetulan satu kamar dengan saya dan dia itu anaknya orang kaya benget mba.
PIDATO LULUSAN SMA TERBAIK, YANG MENGGETARKAN DUNIA
SEANDAINYA ....
ya seandainya saja sistem pendidikan kita bisa mencetak lulusan SMA yg bisa berpikir seperti ini; berpidato seperti ini
dan bukan seperti di gambar ini sebagai perayaan bagi kelulusannya...
Mungkin negeri ini bisa segera sembuh dari penyakitnya....
BERIKUT PIDATO ANAK SMA DALAM ACARA KELULUSANNYA:
Pidato Kelulusan Pelajar SMA yang menggetarkan dan menggugat kesadaran kita atas makna sistem pendidikan, pidato ini diucapkan oleh Erica Goldson, pelajar di Coxsackie-Athens High School, New York, tahun 2010.
“Saya lulus, Seharusnya saya menganggapnya sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan, terutama karena saya adalah lulusan terbaik di kelas saya.
Namun, setelah direnungkan, saya tidak bisa mengatakan kalau saya memang lebih pintar dibandingkan dengan teman-teman saya.
Yang bisa saya katakan adalah kalau saya memang adalah yang terbaik dalam MELAKUKAN APA YG DIPERINTAHKAN GURU kepada saya dan juga dalam hal MENGIKUTI SISTEM YANG ADA.
Di sini saya berdiri, dan seharusnya bangga bahwa saya telah selesai mengikuti periode indoktrinasi ini.
Saya akan pergi, di musim dingin ini dan menuju tahap rencana berikut yang akan datang kepada saya, setelah mendapatkan sebuah dokumen kertas yang mensertifikasikan bahwa saya telah sanggup bekerja.
Tetapi saya adalah seorang manusia, seorang pemikir, pencari pengalaman hidup – BUKAN SEORANG PEKERJA. Pekerja adalah orang yang terjebak dalam pengulangan, seorang budak di dalam sistem yang mengurung dirinya.
Sekarang, saya telah berhasil menunjukkan kalau saya adalah budak terpintar. Saya melakukan apa yang disuruh kepadaku secara sangat baik.
Di saat orang lain duduk melamun di kelas dan kemudian menjadi seniman yang hebat, saya duduk di dalam kelas rajin membuat catatan dan menjadi pengikut ujian yang terhebat.
Saat anak-anak lain masuk ke kelas lupa mengerjakan PR mereka karena asyik membaca hobi-hobi mereka, saya sendiri tidak pernah lalai untuk selalu mengerjakan PR saya. Saat yang lain menciptakan musik dan lirik, saya justru mengambil ekstra SKS, walaupun saya tidak membutuhkan itu.
Jadi, saya penasaran, apakah benar saya ingin menjadi lulusan terbaik? Tentu, saya pantas menerimanya, saya telah bekerja keras untuk mendapatkannya, tetapi apa yang akan saya terima nantinya? Saat saya meninggalkan institusi pendidikan, akankah saya menjadi sukses atau saya akan tersesat dalam kehidupan saya?
Saya tidak tahu apa yang saya inginkan dalam hidup ini. Saya tidak memiliki hobi dan tujuan yg jelas, karena semua mata pelajaran hanyalah sebuah pekerjaan dan kewajiban untuk belajar, dan saya lulus dengan nilai terbaik di setiap subjek hanya demi untuk lulus, memenuhi keinginan orang lain, sekolah dan mungkin orang tua saya, bukan untuk belajar dalam arti yg sesungguhnya.
Dan jujur saja, sekarang saya mulai ketakutan…….”
sumber: http://americaviaerica.blogspot.com/p/speech.html
BERGURULAH PADA AHLINYA JIKA TIDAK TUNGGULAH SAAT KEHANCURANNYA
"AGAMA adalah sebuah KEKUATAN, yang ditangan orang tertentu bisa menjadi MEMBANGUN dan ditangan orang lain bisa MENGHANCURKAN. Masalahnya bukan terletak pada agamanya, melainkan pada orang-orang yang BICARA dengan mengatasnamakan AGAMA"
Sebuah perumpamaan yang menarik
Seperti juga pisau ditangan seorang juru masak, maka akan bisa menjadi alat yang bisa menghasilkan masakan lezat dan menyehatkan tubuh
Seperti yang diilustrasikan dalam sebuah kisah berikut ini:
Sahabatku tercinta,
Saya percaya bahwa Islam itu indah, teduh, damai, penuh kasih sayang dan Rahmatan Lil alamin atau membawa berkah bagi alam semesta atau Blessing for All Universes.......
Tentu saja asalkan kita mau belajar dari orang-orang dan para guru agama Islam yang benar-benar memahami esensi dari keindahan Ajaran Islam.
Dan saya yakin jika tidak teduh, damai, indah dan tidak membawa berkah bagi semua orang dan seluruh alam kemungkinan itu bukanlah Islam yang sesungguhnya.
Itulah mengapa saya selalu memilih pada siapa saya belajar agama dan memahami ajaran Islam.
Inilah salah seorang guru yang kami maksudkan tersebut, tempat kita bs belajar tentang keindahan ajaran Islam
================================
Suatu ketika terjadi dialog antara Seorang Guru Agama dengan muridnya;
"Yang disebut agama itu sebenarnya apa, Kiai?" Tanya seorang santri kepada KH Ahmad Dahlan.
KH Ahmad Dahlan justru mengambil Biola dan memainkan tembang/lagu "Asmaradhana” hingga membuat para santrinya terbuai.
Lalu beliau bertanya, "Apa yg kalian rasakan setelah mendengar alunan musik tadi?"
"Aku rasakan keindahan, Kiai," jawab salah satu muridnya..
"Seperti mimpi rasanya" sambung Sangidu." Semua persoalan seperti mendadak hilang.
Tentram" tambah Jazuli, santri lainnya.
"Damai sekali" tukas Hisman, ucap salah santri yang berada disana..
"Nah, itulah agama" Jawab KH Ahmad Dahlan.
"Orang beragama adalah orang yg merasakan keindahan, rasa tenteram, damai karena hakikat agama itu sendiri seperti musik. Mengayomi dan menyelimuti."
Setelah itu salah seorang santri (Hisman) mencoba biola tersebut, dan menghasilkan suara “menderit” dan memekakkan telinga membuat semua orang merasa tidak nyaman dan sakit mendengarnya.
"Wah, suaranya berantakan ya kiai..?" tanya Hisman sambil tersipu malu...
"Nah, begitu juga agama. Jika Kita tak mempelajarinya dgn baik, maka agama hanya akan membuat diri sendiri dan lingkungan terganggu" jawab beliau.
"Oooo begitu….
"Jadi utk bisa beragama dgn Baik itu, kita tidak boleh ikut2-an saja, tapi harus mengerti ilmunya juga."
"Seperti tadi, hanya karena melihat Kiai bermain biola, jgn langsung berpikir bahwa kita juga pasti bisa main biola." tambah Jazuli..
"Kesimpulan yg bagus" jawab beliau..
"Ada kesimpulan lain?"
"Dalam beragama, kita tdk bisa hanya mengandalkan keinginan, hanya karena merasa bahwa keinginan itu baik dan benar menurut kita. Misalnya, tadi saya merasa punya keinginan baik utk bermain biola, tapi ternyata keinginan saya malah mengganggu saya dan orang lain" ulas Hisman.
"Kesimpulan yg jeli! Terima kasih." Puji beliau.
Semoga dgn menjalani agama yg kita imani, kita mampu menghormati orang lain dan membawa kedamaian dalam hidup bersama.
MARI BELAJAR DARI PARA GURU AGAMA YANG MENGAJARKAN KETEDUHAN, KEINDAHAN DAN KEDAMAIAN DI HATI.
Dan segera bagiknalah link artikel ini pada siapapun, semoga ada lebih banyak orang yang tercerahkan dan hidup kita menjadi lebih rukun, harmonis dan damai.
a share original story from pak Pindo Bintoro Mn dari Kisah Butir-butir Mutiara dari Sang Pencerah.
Saturday, April 15, 2017
KOMEN NEGATIF VS KOMEN POSITIF
KOMENTAR MU MENENTUKAN NASIB MU, dan bukan nasib orang yang kamu komentari.
Ketika kita selalu berpikir positif maka hal-hal positiflah yang akan kita jumpai di sepanjang waktu kehidupan kita.
dan ketika kita selalu berpikir negatif maka hal-hal negatiflah yang akan selalu kita jumpai setiap hari.
Jadi jangan mengeluh jika kita termasuk orang-orang yang selalu merasakan pengalaman yang negatif dan tidak menyenangkan di sepanjang hidup kita.
Karena kita dan pikiran kita senidrilah penyebabnya.
Jadi mari kita ubah cara berpikir kita saat ini juga agar kita tidak lagi menjumpai pengalaman negatif dan tidak menyenangkan.
Nah sekarang mari kita cek cara berpikir kita yang tercermin dari komentar-komentar kita setiap hari :
1. Melihat rekan kerjanya naik jabatan
Orang postif : Saya akan belajar dari dia.
Orang negatif: Pasti dia pinter bgt cari muka
2. Melihat orang pergi Haji
Orang positif : Ya Allah semoga kelak aku bisa seperti dia
Orang negatif: Hajinya paling cuma buat pamer-pamer doang.
3. Membaca status di fb
Orang Positif : terimakasih untuk infonya izin share ya
Orang negatif: ah infonya basi saya sudah pernah baca kok
4. Membaca status humor di fb
Orang positif: terimakasih telah bisa membuat saya tersenyum pagi ini
Orang negatif: Garing ! gak lucu !
5. Turun Hujan
Orang Positif : Alhamdullilah udaranya jadi sejuk
Orang Negatif: Ah kalo pas lagi perlu terang malah hujan, Dasarr Sial !!
6. Dapat Gaji
Orang positif : Alhamdullilah bisa buat bayar-bayar kebutuhan
Orang Negatif: Percuma gajian juga gak cukup buat bayar2 kebutuhan
7. Punya Suami
Orang Positif : Alhamdullilah meskipun gajinya tidak besar tapi suamiku baik dan penuh perhatian.
Orang negatif : Percuma punya suami baik, kalo gak bisa cukupin kebutuhan rumah tangga.
8. Melihat orang berpakaian Sederhana
Orang positif : duh dia orang yang sederhana sekali ya meskipun pejabat.
Orang Negatif: Pejabat Tinggi tapi penampilannya kok kampungan gitu sih.
9. Punya Motor
Orang Negatif : Begini neh kalo naek motor, kalo pas ujan basah kuyup gak kayak orang yang punya mobil.
Orang Positif: Alhamdullilah punya motor, enaknya naik motor itu kalo pas panas gak kehujanan dan kalo pas hujan gak kepanasan.
10. Membaca postingan ini
Orang Positif: Terimakasih sudah diingatkan, mohon izin sharing ya biar manfaat bagi yang lain.
Orang Negatif: "Gak mau baca" karena dianggap menyindir dan menyinggung.
Yang manakah kita....? akan menentukan nasib kita.
Mau ubah nasib ? ubah cara berpikir kita dan komentar kita setiap hari.
di tulis dari pengalaman pribadi setiap hari bertemu dengan orang-orang berpikir positif dan negatif
by ayah edy
Subscribe to:
Posts (Atom)