Indonesia pada hakikatnya merupakan kumpulan dari keluarga yg tersebar dilebih dari 12.000 pulau yg ada di Nusantara. Apabila keluarga2 ini kuat, maka Indonesia akan menjadi Bangsa & Negara yg Kuat dgn sendirinya tanpa perlu konsep yg berbelit-belit & biaya yg membebani negara. Pastikan keluarga & sanak famili kita di seluruh tanah air telah bergabung dlm GERAKAN MEMBANGUN INDONESIA YANG KUAT DARI KELUARGA. Kalau bukan kita, siapa lagi ? Kalau bukan sekarang, kapan lagi ?
SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Monday, October 23, 2017
MENGAPA ANAKKU SUKA MELAWAN DAN MEMBANGKANG....?
CIRI-CIRI DAN MAKNA PEMBANGKANGAN ANAK
Bagaimana cara anak anda membangkang......?
Perhatikan cara-cara anak pada saat membangkang; manakah yang cocok dengan anak kita...?
Apakah ia membantah dan menyerang dengan ucapan-ucapan keras ataukah ia lebih suka beradu argumentasi dengan bersahut-sahutan dengan anda..? atau malah kedua-duanya..?
Apakah ia suka membanting atau melempar barang-barang yang ada didekatnya ataukah dia lebih memilih untuk diam, menangis, masuk dan mengunci diri di kamar..?
Pernahkah anak anda tidak mau bicara dan diajak bicara selama beberapa waktu untuk menunjukkan perlawanannya..? atau dia lebih suka menyakiti diri sendiri dengan berbagai macam cara dan alat..?
Apakah ia suka pergi dari rumah tanpa pamit dan tidak ada kabar selama beberapa waktu atau anak kita lebih suka melakukan hal-hal yang anda larang atau tidak anda sukai dengan sengaja untuk menunjukkan pembangkangannya..? atau malah anak anda memiliki keunikan tersendiri dalam melakukan pembangkangannya..?
Apapun yang terjadi; jangan takut dan khawatir karena sebentar lagi kita akan mendapatkan jawaban-jawabannya.
Tahukah anda apa sesungguhnya makna dibalik semua pembangkangan tersebut..?
Secara umum pembangkangan anak merupakan ekspresi dari;
1. Bentuk Perlawanan Sosial
Pembangkangan kerap terjadi dimana-mana baik dalam skala individu maupun dalam skala yang lebih besar. Pembangkangan pada anak merupakan ekspresi perlawanan terhadap pola asuh atau pola didik yang diterapkan oleh orang tuanya. Biasanya hal ini terjadi apabila anak sudah merasa tidak mampu bertahan lagi dengan kondisi yang ada atau tidak ada harapan lagi situasi akan berubah menjadi lebih baik.
2. Reaksi Emosi yang wajar
Sebagai manusia biasa seorang anak juga mirip seperti kita orang tuanya, memiliki emosi yang selalu berubah dari waktu ke waktu. Perubahan emosi yang mengarah kepembangkangan sebenarnya jika kita jeli dapat terlihat dari bahasa tubuhnya. Pada dasarnya gejolak emosi anak merupkan hal yang alami, hal itu menandakan bahwa anak kita peka terhadap situasi atau gejala-gejala sosial yang terjadi. Kepekaan ini hendaknya diarahkan pada hal-hal yang baik seperti rasa empati, dermawan dsb.
Secara khusus pembangakangan dapat dilihat sebagai;
1. Bentuk ketidaktahuan orang tua tentang pesan-pesan yang sedang dikomunikasikan anak kepadanya
Pada saat anak membangkang sebenarnya ada pesan-pesan tersembunyi yang sedang disampaikan oleh anak kepada orang tuanya; akan tetapi karena kurangnya pengetahuan orang tua tentang psikologi komunikasi; maka seringkali pembangkangan hanya ditangkap hal-hal yang bersifat negatifnya saja.
Apa saja sih pesan-pesan yang sedang disampaikan anak melalui proses pembangkangan..?
Anak sedang mengkomunikasikan siapa dirinya.
Berdasarkan ilmu psikologi sifat-sifat dasar anak, diketahui bahwa pada saat anak melakukan pembangkangan sesungguhnya dia sedang mengkomunikasikan sifat-sifat dasar yang dia miliki yang nantinya berkaitan dengan bagaimana kita mengembangkan hubungan yang harmonis berdasarkan sifat-sifat dasarnya. Hal ini perlu dipahami dengan benar karena setiap anak akan memiliki sifat dasar yang biasanya berbeda-beda yang diwujudkan dengan pembangkangan dengan cara yang berbeda-beda pula.
Anak sedang menyampaikan pesan bahwa dirinya sangat tertekan
Perlu kita pahami benar bahwa ”Pembangkangan” adalah sebuah ”Reaksi” dan bukan aksi. Artinya apa, bahwa ada aksi-aksi sebelumnya yang dibuat oleh para orang tua yang telah menimbulkan reaksi ”pembangkangan”. Pembangkangan biasanya terjadi pada kondisi anak sangat tertekan dan tidak mampu lagi bertahan.
Anak sedang menyampaikan kebutuhan dasarnya yang tidak terpenuhi.
Sering kali para orang tua terjebak pada pemikiran bahwa dirinya hanya berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Setelah itu terpenuhi maka selesailah tugas orang tua. Namun faktanya tidak demikian, anak kita juga memerlukan kebutuhan lain yang bersifat rohani seperti rasa kasih sayang, perhatian orang tua, pelukan atau ciuman orang tuanya, komunikasi, ingin didengarkan, ingin dimotivasi dsb.
2. Bentuk ketidaktahuan orang tua tentang ciri-ciri sifat dasar manusia
Pada dasarnya setiap manusia, termasuk anak kita dan kita memiliki ciri-ciri sifat dasar yang berbeda-beda. Perbedaan ciri dasar inilah yang seringkali menimbulkan konflik antara kita dan anak atau juga dengan orang lain. Ciri-ciri ini sering kali bersifat sangat unik oleh karena itu penting sekali bagi setiap orang tua untuk belajar mengetahui ciri-ciri sifat dasar manusia ini.
Bentuk ketiadak tahuan orang tua dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yakni;
Orang tua sedang menunjukkan ketidaktahuan tentang ciri-ciri sifat dasar dirinya sendiri.
Sebagian besar orang tua jika ditanya tentang siapa dirinya, apa saja yang diketahui tentang dirinya, maka akan menjawab pada hal-hal yang bersifat jasmaniah saja seperti namanya, berat badannya, tinggi badannya dsb.
Selain hal-hal yang bersifat jasmaniah ada hal lain yang jauh lebih esensial yakni sifat dasar dirinya yang pada akhirnya teraktualisasikan melalui tingkah laku atau perilaku kesehariannya.
Sering kali kita tidak bisa menjawab mengapa gaya bicara saya seperti ini misalnya berapi-api, kok sangat berbeda dengan orang lain atau bahkan istri atau suami kita.
Mengapa kok saya ini cepat marah tapi juga cepat kembali baik, atau bahkan cepat menyesali mengapa saya tadi marah.
Orang tua sedang menunjukkan ketidakmampuan memahami ciri-ciri sifat dasar anaknya.
Seperti juga kita para orang tuanya, anak juga memiliki sifat dasar yang berbeda satu sama lain, oleh karenanya sering kita melihat perbedaan ini tapi tidak pernah bisa memahami mengapa..?
Malah yang sering terjadi kita membandingkan anak yang satu dengan anak kita yang lain. Hal ini sangatlah tidak dianjurkan dan berbahaya.
3. Bentuk ketidaktahuan orang tua tentang pola interaksi yang tepat dengan masing-masing tipologi sifat dasar.
Setiap tipologi sifat dasar anak memiliki kebutuhan interaksi yang berbeda, ada anak yang suka dengan cara berbicara/penjelasan panjang lebar tapi ada juga yang lebih suka bicara singkat ke pokok masalah.
Ada anak yang suka dengan suara yang keras dan jelas, tapi ada anak yang malah menangis jika kita bicara kepadanya dengan suara agak keras.
Jadi pola interaksi mana yang cocok yang kita pilih semua tergantung pada sifat-sifat dasar anak masing-masing yang akan dibahas lebih rinci kemudian.
Tetaplah kunjungi fp ayah edy ini
Salam Indonesian Strong from Home
ayah edy
guru parenting Indonesia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment