Indonesia pada hakikatnya merupakan kumpulan dari keluarga yg tersebar dilebih dari 12.000 pulau yg ada di Nusantara. Apabila keluarga2 ini kuat, maka Indonesia akan menjadi Bangsa & Negara yg Kuat dgn sendirinya tanpa perlu konsep yg berbelit-belit & biaya yg membebani negara. Pastikan keluarga & sanak famili kita di seluruh tanah air telah bergabung dlm GERAKAN MEMBANGUN INDONESIA YANG KUAT DARI KELUARGA. Kalau bukan kita, siapa lagi ? Kalau bukan sekarang, kapan lagi ?
SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Friday, February 23, 2018
ANAK SUSAH BELAJAR
KENAPA ANAKKU SUSAH SEKALI JIKA DIMINTA BELAJAR..?
Suatu hari seorang ibu, sebut saja namanya ibu Karina, datang kepada saya menceritakan tentang anaknya... begini kira-kira cuplikan pembicaraanya;
Ayah Edy....ini lho...saya bingung dengan anak saya yang satu ini, kok ya sepertinya dia ini gak suka yang namanya belajar.....?
Dengan maksud agar suasana lebih rilex, saya jawab ; Ah masa iya bu.... ada anak yang tidak suka belajar....?
Iya betul Ayah Edy...., dia ini kalo disuruh belajar ada saja alasannya; sudah gitu kalo dapat tugas dari sekolah kalo tidak saya paksa-paksa juga jarang dikerjakan; ...padahal tugas dari sekolahnya cukup banyak lho.....
Ayah Bunda ......Saya kira permasalahan seperti ini bukanlah hal baru.., saya yakin kasus yang serupa juga mungkin banyak dialami oleh orang tua lainnya.
Ayah Bunda ... mari kita kupas permasalah ini dari sudut pandang yang tepat;
Adalah suatu hal yang mustahil jika seorang anak tidak suka belajar... mengapa....?
Karena pada saat anak kita dilahirkan; Tuhan telah menginstall didalam diri anak kita satu software yang luar biasa yang namanya “Program untuk selalu belajar sepanjang hidupnya”. Para ahli pendidikan yang berbasiskan penelitian otak sering menyebut software ini sebagai “The Highly Order Thinking Program”
Jadi berdasarkan penelitian ilmiah; anak kita bisa dipastikan sebagai “Makhluk Pembelajar” bahkan untuk seumur hidupnya.
Nah....dimana letak permasalahannya, mengapa seorang anak yang telah diciptakan oleh Tuhannya sebagai “Mahluk Pembelajar”, kok malah berubah menjadi seorang mahluk yang tidak suka belajar.....?
Semua ini ternyata bermuara pada cara kita mengartikan kata “BELAJAR” itu sendiri.....
Ayah Bunda .... pada umumnya seperti apa kita memaknai kata BELAJAR itu.....?
Dari beberapa program parenting yang kami selenggarakan; kita bisa melihat pandangan para orang tua pada umumnya mengenai belajar.....
Berikut adalah diantaranya;
1. Belajar = Membaca Buku Wajib Sekolah..
2. Belajar itu identik dengan duduk diam dikursi sambil membaca atau menulis dimeja.
3. Belajar itu adalah mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru disekolah...
4. Belajar itu harus tekun dan serius tidak boleh sambil bercanda...
Dari pendapat-pendapat tadi; kita melihat bahwa kita terlalu sempit memaknai kata belajar....... tentu saja biasanya dengan definisi yang sangat terbatas tersebut jangankan anak kita.....kita sendiripun mungkin akan cepat jenuh dan lama-kelamaan akan menjadi anti pati.
Mari kita belajar dari Sang Jenius Leonardo Da Vinci; bagaimana ia begitu mencintai “belajar” dan menggunakan hampir seluruh hidupnya untuk belajar berbagai hal.
Melalui catatan Vasari seorang muridnya., Da Vinci pernah menceritakan bahwa dahulu kakeknya pernah mengartikan dan memaknai kata belajar padanya sehingga pada akhirnya Da Vinci menjadi seorang anak yang Jenius... Apa kata gerangan definisi yang dibuat oleh kakeknya tersebut.....
“Belajar harus dimulai dengan membangkitkan hasrat untuk mengetahui.... mencoba....dan menguasai.. sesuatu apapun yang menarik minatnya ,dengan cara-cara yang menyenangkan dan menantang.
Mari kita perhatikan satu persatu mengapa definisi ini telah menjadikan Leonardo Da Vinci menjadi manusia paling Jenius sepanjang zaman.
1. Belajar harus dimulai dengan membangkitkan Hasrat ; Jelas sekali; bahwa hasrat, minat atau ketertarikan adalah unsur utama setiap manusia untuk dapat termotivasi melakukan sesuatu.
Jadi apa yang dilakukan oleh sang kakek kepada cucunya adalah ia selalu berusaha untuk membangkitkan ketertarikan Da Vinci terhadap satu hal yang ia harapkan untuk dipelajarinya.....
Menurut ceritanya; sang kakek sering menggunakan berbagai macam cara untuk membangkitkan minat cucunya; seperti dengan bertanya mengapa sesuatu itu bisa begini atau begitu; cara lainya misalnya dengan membawanya berjalan-jalan untuk melihat-lihat apa saja yang dilaluinya sambil mencari tahu apa yang menarik bagi cucunya, ada lagi misalnya dengan mengajaknya untuk melihat para seniman yang sedang melukis, memahat dsb.
Ayah Bunda .....
Dan yang tidak pernah lupa untuk dilakukannya adalah mengajukan pertanyaan Mengapa.....? dan Bagaimana....? kepada Da Vinci kecil,
Sementara meskipun si kakek mengetahui jawabanya ia tidak pernah mau menjawabnya melainkan membiarkan Da Vinci untuk bersusah payah mencari jawabannya sendiri.
Ayah Bunda ......Coba bandingkan dengan cara-cara kita selama ini....?
2. Belajar adalah Mengetahui....Mencoba.... dan Menguasai.... ini adalah urutan alamiah yang akan dilalui oleh seorang anak dalam proses belajar tentu saja setelah minatnya terbangun.
Ayah Bunda ....sudahkan kita memberikan kesempatan hal ini terjadi secara alamiah pada anak-anak kita untuk mengetahui....mencoba dan menguasai bidang-bidang yang diminatinya...?
Tapi ingat Sang Kakek mengatakan bahwa setelah dia tertarik untuk mengetahui sesuatu, maka biarkanlah dia mencobanya sendiri, jangat pernah merusak prosesnya dengan berusaha untuk mengajari apalagi mengguruinya; beri kesempatan ia untuk berbuat salah berkali-kali sampai dia belajar sendiri dari kesalahannya. Dari proses inilah sesungguhnya dia akan menjadi orang sangat ekploratif dan gemar mempelajari apapun.
Ayah Bunda .....
Sering kali secara tidak sadar para orang tua pada umumnya selalu tidak tahan ingin segera mengajari anaknya agar cepat bisa, kita juga sering kali termasuk orang tua yang tidak sabar melihat anak kita berbuat salah dalam proses belajar.apa lagi sampai berkali-kali melakukan kesalahan.
Disekolah bahkan kita dulu pernah mengalami bersama bahwa belajar itu identik dengan tidak boleh salah dan harus selalu benar. Masih ingat jika anda menjawab keliru; maka guru akan membuat tanda silang besar-besar dengan tinta berwarna merah.
3. Belajar adalah apapun yang menarik baginya; nah ini dia
Sering kali kita memaksa anak kita belajar hal-hal tertentu yang diwajibkan sekolah saja; yang justru sering kali bukan sesuatu yang menarik minatnya.
Sistem sekolah kita juga demikian; tidak pernah berusaha untuk mencari atau menditeksi apa yang menjadi minat masing-masing anak.
Jadi bagaimana mungkin guru bisa membangkitkan hasrat dan minat seorang anak; apa bila dia tidak mengenali potensi minat masing-masing anak.
4. Belajar adalah dengan cara yang menyenangkan dan menantang....
Nah....pertanyaan buat kita....apakah dulu saat kita masih menjadi pelajar, kita merasa.. proses belajar disekolah itu menyenangkan..? apakah juga cukup menantang....? atau malah menyebalkan dan membosankan...?
Ayah Bunda ......
cara-cara belajar yang selama ini kita terapkan kepada anak kita itulah sebenarnya yang justru telah merusak software belajar yang dimilikinya.
Bahkan dengan cara-cara pembelajaran konvensional yang masih kita gunakan disekolah hingga saat ini sering kali tidak hanya merusak software anak-anak kita tapi bahkan telah menghancurkannya.
Ayah Bunda ....Kalau dulu kita saja tidak suka dengan model belajar seperti ini.... mengapa cara yang sama harus kita ulangi kembali pada anak-anak kita.....?
Mari kita gunakan cara-cara yang lebih tepat agar anak kita suka belajar dan menjadi Mahluk Pembelajar sepanjang hidupnya.
ayah edy
guru parenting Indonesia.
www.ayahkita.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment