Bacaan Khusus dan Wajib untuk para Ayah dan Suami
Seorang suami baru pulang kantor kelihatan mukanya lusuh dan badannya remuk, karena hari ini baru saja menyelesaikan deadline di kantor dan tadi siang baru dimarahi atasan gara-gara melakukan kesalahan dan ketika pulang di jalan macet total hampir 3 jam.
Sementara ketika ia pulang, melihat istrinya sedang asyik bercengkrama dengan anaknya di kamar.
Ah ini tidak adil, pikirnya.
Betapa enaknya jadi perempuan, tinggal duduk manis di rumah tidak kena marah atasan, tidak kena macet tidak di kejar-kejar Deadline di kantor, ini sungguh tidak adil.... benar-benar keterlaluan dan iapun segera pergi kekamar untuk tidur bersiap bangun pagi biar tidak kena macet ke kantor.
Ketika tengah malam tiba-tiba ia terjaga dan melihat istrinya tidur lelap disebelahnya, sementara ia gelisah tidak bisa tidur karena memikirkan kerjaaan yang belum selesai di kantornya.
Lalu ia beringsut-ingsut bangun, cuci muka dan berdoa dengan sungguh-sungguh dan penuh harap, "Ya Tuhan izinkanlah Istriku menjadi diriku dan aku menjadi dirinya agar ia bisa merasakan apa yang aku rasakan dan tahu betapa beratnya jadi seorang suami itu."
"Tolonglah Tuhan 3 hari saja, biar istriku bisa belajar dan tahu rasa betapa beratnya jadi seorang suami itu...." pintanya memelas sambil menitikkan air mata.
Dan tanpa sadar rupanya malam itu juga doanya dikabulkan, setelah usai berdoa dan ketika ia mulai tertidur pulas tiba-tiba saja Rohnya keluar dari tubuhnya dan menempati tubuh istrinya dan Roh Istrinyapun keluar ganti menempati tubuh suaminya.
Maka mulai malam itu jadilah ia bertukar peran menjadi seorang Istri sekaligus ibu bagi anak-anaknya.
Dan waktu kembali berjalan seperti biasa sampai tiba-tiba Ia kaget ketika pagi-pagi sekali pukul 04.00 tanpa sadar ia sudah terbangun, dan mulai pekerjaan pertama di dapur untuk meracik makanan, memasak untuk sarapan suami dan bekal sekolah anak-anaknya.
Selesai menyiapkan makanan, ia mulai bersiap-siap mengambil sapu untuk membersihkan rumahnya, lalu mengambil ember untuk mulai mengepel dari mulai ruang tamu sampai dapur.
Ketika anak dan suami mereka terbangun, ia mulai sibuk menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan suaminya, mulai pakaian, sepatu dan lain-lainnya, ia juga sibuk mempersiapkan perlengkapan bagi anak-anaknya.
Tak lama setelah menemani mereka sarapan, melepas suaminya berangkat ke kantor, setelah itu ia sibuk untuk mengantar kedua anaknya kesekolah.
Usai mengantar anak ke sekolah dia mulai kembali ke rumah dan mulai mengumpulkan pakaian-pakain kotor yg sudah menumpuk untuk direndam dan di cuci.
Selesai mencuci dan menjemur pakaian, ia mulai siap-siap menyusun rencana belanja, dan segera pergi ke pasar, mencari barang dan bahan makanan yang hendak di beli untuk di masak di pasar ia sibuk mencari bahan yang bagus dengan harga yang paling murah.
Setelah sampai di rumah, ia mulai sibuk untuk meracik makanan, memasak untuk makan siang anaknya ketika pulang dari sekolah. Dan ketika ia sudah selesai memasak dan ingin menarik nafas barang sejenak saja tiba-tiba ia tersentak.
Aduh lupa hari ini belum mengurusi dan membayar rekening-rekening tagihan bulanan, segera ia melompat dan pergi untuk membayar berbagai tagihan bulanan.
Selesai itu rupanya hari sudah siang dan ia tak sempat lagi pulang, langsung meluncur menjemput anaknya pulang dari sekolah. Sesampainya di rumah ia sibuk menyiapkan makan siang untuk anak-anaknya.
Dan ketika anaknya makan, ia mulai menyiapkan setumpuk pakaian yang belum sempat di setrika... dan ia habiskan waktu istirahatnya sambil menyetrika pakaian baru setelah itu ia sempat makan siang.
Tak terasa hari sudah menjelang petang..., kembali ia harus berangkat mengantar anaknya pergi ikut les bahasa Inggris.
Sambil menunggu anaknya les, ia sibuk menghitung keuangan bagaimana caranya agar gaji yang minim bisa memenuhi semua kebutuhan keluarga yang setiap hari naik terus. Mulutnya komat-kamit sambil mencoret-coret kertas mencoba mencari berbagai alternatif solusi untuk anggaran bulanan yang pas-pasan.
Setelah pulang ia kembali sibuk untuk menyiapkan makan malam untuk suami dan anak-anaknya. Kembali ia meracik makanan dan memasak makanan agar suami dan anak-anaknya bisa memakan makanan malam yang hangat.
Setelah itu ia masih belum bisa beranjak dari dapur karena masih harus mencuci piring-piring kotor yang tadi pagi dan tadi siang belum sempat kepegang untuk dicuci dan dibersihkan.
Setelah itu ia melihat rumahnya agak "ngeres" atau kotor karena debu, dan ia mengambil sapu untuk membersihkan. Maklum di Jakarta Debu itu luar biasa banyaknya.
Ketiak suaminya tiba kira-kira pukul 19.00 malam, ia menyambutnya di depan pintu dan menyiapkan segala kebutuhan untuk mandi agar suaminya bisa terlihat lebih segar.
Setelah itu merekapun makan malam bersama di meja, namun seperti biasa selalu terjadi keibutan antara adik dan kakak, jadi si ibu kembali disibukkan untuk melerai mereka.
Usai makan kembali ia merapikan meja makan dan pergi ke dapur untuk mencuci piring.
Baru setelah itu bisa rehat, dan ia isi sambil mandi biar segar.
Namun tak lama terdengar teriakan anaknya yang merasa kesulitan mengerjakan PR, segera ia mempercepat mandinya dan bergegas ke kamar membantu anaknya mengerjakan PR, sementara ia melihat suaminya sedang asyik santai di sofa sambil menonton tv seuasasi makan malam.
Setelah selesai sudah mengajari anaknya membuat PR dan menemani anaknya sampai tertidur, ia mulai merasa ngantuk sekali dan ketika masuk kamar tidur ia segera terkapar karena kelelahan dengan aktivitas hariannya yang tiada pernah ada kata akhir.
Begitulah yang dilakukannya setiap hari dari hari kehari bulan demi bulan menjalani tugas sebagai seorang Istri.
Dan tibalah kini hari ketiga dari perannya menjadi seorang Istri.
Ketika ia tertidur ia bermimpi berjumpa dengan Tuhan, dan Tuhan bertanya. "Bahagaimana sekarang apakah kamu sudah merasa puas dan bahagia bertukar peran dengan Istrimu ?"
Lalu ia segera bersujud dan berkata:
"Tuhan ampuni aku, betapa buta dan bodohnya aku selama ini tidak mampu melihat kesibukan Istriku, ternyata betapa berat dan repotnya menjadi seorang wanita dan Istri itu ya Tuhan...."
"Betapa bodohnya aku ini, bisa-bisanya iri terhadap tugas dan tanggung jawab istriku, Tuhan tolong please kembalikan lagi roh ku ketubuhku seperti semula agar aku kembali menjadi seorang suami dan ayah. Pleaseeeee Tuhan aku sudah tidak kuat lagi ..." pintanya mengiba-iba.
Lalu Tuhanpun menjawab:
"Ha..ha.. Aku senang sekali, sekarang rupanya engkau sudah belajar sesuatu yang paling berharga dari peran seorang Istri rupanya ya..?"
" Tidak usah khawatir...., Aku nanti aku akan mengembalikan Rohmu ketubuhmu seperti semula. Tapi masih ada satu pelajaran lagi yang masih perlu kau rasakan.."
"Cukup ya Tuhan ini sudah hari ke-3, aku sudah tidak kuat lagi kembalikan Rohku pada tubuhku seperti semula malam ini juga!" ia coba menyela.
"Ah sayangnya jika malam ini aku belum bisa" kata Tuhan.
"Bersabarlah, Tunggulah sampai 9 bulan lagi ya..., karena saat ini kamu sedang mengandung."
Lalu ia pun tak kuasa dan berteriak....
"Tidaaaaaaakkkkkkk Tuhan... aku tidak akan kuat menjalani semua pekerjaan ini apa lagi dalam keadaan mengandung....."
Dan tiba-tiba ia mengigau teriak-teriak hingga pingsan di kamarnya.
Hai para Ayah,
Nanti malam ketika Istrimu terkapar kelelahan di sampingmu tolong jangan dimarahi ya...
Segera ciumlah keningnya sambil berterimakasih dan bersyukur akan semua peran dan kerja kerasnya selama ini bagi keluarga, yang mungkin tidak kita ketahui karena kita bekerja seharian di kantor dan ia tidak pernah mengeluh karena kekuatan dan ketegaran hatinya.
Terimakasih telah mau melakukannya denga ikhlas.
Ditulis ulang oleh Ayah Edy untuk para ayah di seluruh Indonesia.
www.ayahkita.com
No comments:
Post a Comment