Indonesia pada hakikatnya merupakan kumpulan dari keluarga yg tersebar dilebih dari 12.000 pulau yg ada di Nusantara. Apabila keluarga2 ini kuat, maka Indonesia akan menjadi Bangsa & Negara yg Kuat dgn sendirinya tanpa perlu konsep yg berbelit-belit & biaya yg membebani negara. Pastikan keluarga & sanak famili kita di seluruh tanah air telah bergabung dlm GERAKAN MEMBANGUN INDONESIA YANG KUAT DARI KELUARGA. Kalau bukan kita, siapa lagi ? Kalau bukan sekarang, kapan lagi ?
SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Tuesday, July 26, 2016
Buku Harian Seorang Dokter Anak
KISAH BUKU HARIAN SEORANG DOKTER ANAK YANG TELAH MENGINSPIRASI SAYA UNTUK MENJADI SEORANG AYAH EDY
Para orangtua dan guru yang saya cintai di mana pun Anda berada,
Dialah Mel Levin, seorang dokter anak yang telah lebih dari 20 tahun mengabdikan dirinya untuk pendidikan anak.
Setiap hari dia selalu membuat catatan harian untuk permasalahan anak yang pernah dihadapi dan ditanganinya, yang isinya begitu menyentuh perasaan terdalam kita.
Mari kita simak tulisannya yang begitu menyentuh perasaan ini ...
Saya adalah seorang dokter anak yang terobsesi tidak hanya untuk membuat tubuh seorang anak sehat, tetapi juga membantunya mencapai sukses dalam mengarungi hidupnya.
Selama beberapa tahun menghadapi berbagai macam situasi, saya menemukan banyak anak-anak yang merasa putus asa karena walaupun mereka bertekad untuk belajar dengan baik, tetap saja dianggap mengecewakan guru dan orangtuanya.
Saya menyimpulkan bahwa membantu anak-anak seperti ini juga menjadi bagian dari tanggung jawab seorang dokter anak.
Anak-anak yang tak mampu mengoperasikan pikiran mereka sesuai harapan, sangatlah menderita.
Sementara, orangtua mereka pun tentu dibuat sulit tidur memikirkan anaknya yang dikatakan tidak mampu belajar oleh sekolah. Guru sering merasa kesal dan kadang merasa putus asa melihat kemunduran muridnya tanpa bisa mengerti apa penyebabnya.
Sebagian anak harus membayar mahal fitrah berpikir yang mereka bawa sejak lahir. Bukan salah mereka jika memiliki otak yang sulit memahami perintah, seperti mengeja dengan benar, menulis dengan baik, membaca dengan cepat, mengerjakan secara sistematis, terutama dalam soal hitungan.
Padahal ketika mereka dewasa, sebagian besar banyak yang menjadi orang sukses, tetapi pada masa sekolah, mereka dievaluasi tanpa belas kasihan.
Setelah melihat betapa pedihnya kegagalan di usia dini itu, saya berkomitmen mencurahkan segenap perhatian untuk membantu anak-anak ini, orangtua, serta para gurunya.
Semuanya terjadi disebabkan ketidaktahuan kita tentang sistem kerja otak yang berbeda-beda yang dimiliki oleh masing-masing anak.
Sering kali dalam setiap perjalanan ke rumah, saya menangis jika mengingat cerita anak-anak yang menjalani proses sekolah sebagai suatu hal yang membuat mereka merasa tertekan dan terhina.
Banyak di antara mereka harus menerima label sebagai anak yang menderita kelainan tetap, yang sering disebut sebagai ADD atau LD.
Sementara itu, sebagian lainnya mau tidak mau dipaksa untuk menelan obat-obat penenang, agar mereka bisa lebih tenang.
Namun, ternyata siksaan itu belumlah cukup.
Banyak pelajar yang sungguh-sungguh tertekan dan mengalami depresi berat akibat masyarakat yang keranjingan melakukan berbagai tes, yang katanya untuk membuat masa depan mereka lebih baik. Namun, nyatanya malah lebih banyak membuat mereka menjadi anak yang gagal dan bermasalah.
Saya tidak ingin berdiam diri untuk membiarkan hal ini berlangsung terus pada anak kita, dari generasi ke generasi. Saya sungguh terpukul saat menerima surat dari seorang anak yang isinya seperti ini:
Dr. Levin, saya adalah anak tolol yang tidak pernah bisa melakukan segalanya dengan baik, Ibu Guru saya selalu berteriak-teriak kepada saya. Rasanya memang benar bahwa saya adalah anak yang paling tolol di kelas, mungkin saya memang dilahirkan demikian.
Sesungguhnya tak seorang anak pun boleh merasa seperti ini, saya tidak akan pernah membiarkan hal ini terjadi dan terjadi lagi kepada anak-anak di negeri ini.
Apalagi dengan seluruh hasil pengetahuan dan penelitian yang banyak saya ketahui, telah membuktikan bahwa ini semua bukan salah mereka. Ini semua adalah salah kita yang tidak bisa memahami dan menciptakan sistem pembelajaran yang sesuai dengan cara otak mereka bekerja.
Para orangtua dan guru yang berbahagia, mari kita renungkan tulisan yang begitu menyentuh perasaan ini. Tidakkah kita merasa bahwa selama ini telah banyak berbuat salah kepada anak-anak kita dan anak didik kita?
Tulisan Dokter Mel Levin, yang di salin ulang dalam buku Ayah Edy Punya Cerita.
Semoga bisa menjadi renungan bagi kita semua.
ayah edy
www.ayahkita.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment