KISAH ABU NAWAS MENGAJARI SEEKOR KELEDAI MEMBACA
Abu Nawas adalah orang yang sangat di sayangi oleh Baginda Sultan, karena kecerdikan dan kebijaksanaannya.
Namun demikian hal ini tidak membuat semua orang yang ada di Istana suka akan hal ini.
Terutama seorang menteri yang sangat membenci Abu Nawas dan terus berusaha menjatuhkan namanya dengan berbagai macam cara agar sanga raja tidak terlalu sayang padanya.
Satu hari sang menteri mendapat akal bagaimana membuat Abunawas tampak bodoh didepan Raja.
Ia datangi rumah Abu Nawas dan ia katakan bahwa Sultan ingin mengetahui kehebatan Abu Nawas dalam mengajari Keledai Membaca..., yang sesungguhnya ini hanyalah akal-akalan saja agar dirinya bisa menjatuhkan reputasi Abu Nawas di depan Raja.
Sang menteri ini yakin bahwa tugas ini adalah tugas yang sangat mustahil untuk bisa dipenuhi oleh Abu Nawas, oleh karen itu ia katakan sang raja memberimu waktu 1 minggu untuk kau tunjukkan hasilnya di Istana dan disaksikan oleh orang banyak.
Wah bukan main kagetnya Abu Nawas mendapatkan tugas yang tidak masuk akal ini. Ia yakin ini sesungguhnya hanyalah akal-akalan sang meteri saja untuk bisa menjatuhkan namanya di hadapan sang Raja.
Namun bukan Abu Nawas namanya kalau ia sampai kehabisan akal.
Tibalah waktu yang ditentukan; dan Abu Nawas datang menghadap Sang Meteri dengan membawa keledainya, dan di ruang tersebut ternyata sudah duduk Sang Raja di singgasananya bersama para pejabat istana dan masyarakat yang ingin menyaksikannya.
Sang menteri langsung membuka acara dan berkata; "Baginda yang mulia, hari ini katanya Abu Nawas ingin menunjukkan kepada kita semua bahwa Keledai yang dimilikinya bisa membaca."
"Nah sekarang silahkan buktikan hai Abu" kata sang menteri.
Lalu segera diserahkan sebuah buku/kitab tebal kepada Abu Nawas untuk di baca oleh keledainya.
Oleh Abu Nawas keledainyapun di tarik ke atas meja mendekati kitab tersebut, dan mulai menjulurkan lidahnya, membuka halaman pertama, lalu setelah itu masih menggunakan lidahnya sang keledai membuka halaman berikutnya satu demi satu halaman hingga akhir....
Dan hadirinpun bertepuk tangan riuh menyaksikan keledai tersebut membaca.
Tampak wajah sang Meteri Pucat Pasi, namun ia tak kehabisan akal... dan berkata... , "Saya melihat keledai itu hanya membalik-balikan halaman saja tapi saya yakin ia tidak paham makna apa yang dibacanya." tukas sang Menteri.
"Oh iya benar tuan" jawab Abu Nawas penuh keyakinan.
"Begitulah memang cara keledai membaca, ia hanya membalik-balikkan halaman namun tidak paham apa makna dan isinya"
"Jadi jika kalian membaca buku atau membaca apapun...., namun tidak berhasil menangkap isi dan maknanya maka kalian sama saja dengan Keledai ini." ujar Abu Nawas sambil tersenyum.
Dan ucapan ini benar-benar membuat sang Menteri semakin pucat pasi wajahnya.
Dan kembali hadirinpun bertepuk tangan membenarkan apa yang di katakan oleh Abu Nawas.
Sang Rajapun penasaran dan bertanya; "Bagaimana kamu bisa mengajarinya membalik-balikan halaman itu ya Abu Nawas."
"Oh itu mudah saja Yang Mulia, saya letakkan biji gandum di setiap halaman dan saya latih ia untuk makan gandum yang ada di buku dengan membalikan setiap halaman dengan lidahnya."
Dan Rajapun bertepuk tangan dan berkata, Engkau memang tidak hanya cerdik ya Abu Nawas, namun juga bijaksana dan cerdas.
Sahabatku apa kira-kira makna yang kita bisa petik dari kisah ini ?
Di tulis oleh Ayah Edy
untuk direnungkan oleh kita bersama.
Indonesia pada hakikatnya merupakan kumpulan dari keluarga yg tersebar dilebih dari 12.000 pulau yg ada di Nusantara. Apabila keluarga2 ini kuat, maka Indonesia akan menjadi Bangsa & Negara yg Kuat dgn sendirinya tanpa perlu konsep yg berbelit-belit & biaya yg membebani negara. Pastikan keluarga & sanak famili kita di seluruh tanah air telah bergabung dlm GERAKAN MEMBANGUN INDONESIA YANG KUAT DARI KELUARGA. Kalau bukan kita, siapa lagi ? Kalau bukan sekarang, kapan lagi ?
No comments:
Post a Comment