Indonesia pada hakikatnya merupakan kumpulan dari keluarga yg tersebar dilebih dari 12.000 pulau yg ada di Nusantara. Apabila keluarga2 ini kuat, maka Indonesia akan menjadi Bangsa & Negara yg Kuat dgn sendirinya tanpa perlu konsep yg berbelit-belit & biaya yg membebani negara. Pastikan keluarga & sanak famili kita di seluruh tanah air telah bergabung dlm GERAKAN MEMBANGUN INDONESIA YANG KUAT DARI KELUARGA. Kalau bukan kita, siapa lagi ? Kalau bukan sekarang, kapan lagi ?
SATU-SATUNYA SITUS RESMI AYAH EDY
Thursday, August 17, 2017
PRESTASI ANAKNYA AYAH EDY ?
"Memangnya kalo anaknya Ayah Edy sendiri sudah berprestasi apa saja gitu ?"
Begitu kira-kira isi tanggapan seorang ibu agak sinis kepada saya saat sy mengulas mengenai dunia pendidikan anak di Indonesia
Saya bisa memahami mengapa ibu ini sampai berkomentar seperti ini.
Lalu saya menuliskan,
"Alhamdullilah rasanya banyak sekali prestasi yang sudah di capai oleh kedua putera kami; diantaranya ia adalah anak yang gemar sekali membaca buku tanpa harus di perintah, hampir setiap hari dan setiap mau tidur membaca buku, anak-anak kami juga berbahasa dengan bahasa Indonesia yang cukup baik dan tidak pernah menggunakan kata Elu & Gue, juga bahasa2 slank lainnya seperti kebanyakan anak-anak di lingkungan sekitarnya.
Anak kami sangat responsif jika di mintai pertolongan oleh orang tuanya, dan sering membantu pekerjaan rumah tangga mulai dari menyapu, mengepel, mencuci baju hingga strika (meskipun masih dalam taraf latihan).
Meskipun kedua anak kami laki-laki berbeda usia hanya 1.5 tahun namun hampir sama sekali tidak pernah bertengkar, berebut dan sejenisnya seperti mitos yang banyak di percaya oleh para orang tua bahwa kakak adik sering bertengkar dan berebut mainan."
"Yang cukup membanggakan kami anak-anak kami sangat kooperatif dan sangat pengertian pada orang tuanya, mereka tidak pernah memaksakan kehendaknya. Tidak pernah memaksa untuk di belikan ini dan itu seperti gadged dsb juga mainan, bahkan mereka justru mengumpulkan uang sendiri sekoin demi sekoin jika ingin membeli sesuatu. "
"Anak-anak kami tidak pernah terpengaruh untuk membeli jajanan bahkan sering menasehati orang tuanya akan makanan sehat dan yang tidak sehat. Salah satu anak kami bahkan menghindari makan makanan dari binatang yang di sembelih katanya tidak tega melihat binatang harus di sembelih untuk dagingnya kita makan."
"Dan yang paling membuat kami bahagia adalah anak kami jujur dalam kata-kata dan perbuatan, bahkan sempat ayahnya di tegur karena mengambil uang di jalan " yang menurut kita pada umumnya nemu uang". Kedua anak kami meminta mengembalikan dan meletakkan uang itu pada tempatnya dan berkata "Jangan pernah mengambil sesuatu yang bukan milik kita apapun alasannya".
Anak kami juga tidak pernah mau menerima pemberian uang dari orang lain yang tidak jelas peruntukannya (termasuk angpau dari om atau neneknya) atau tidak melalui proses bekerja atau berusaha terlebih dahulu". Dan inilah sikap awal anti mengemis dan korupsi.
Mereka juga anak-anak yang konsisten dan cukup taat aturan."
"Tambahan lagi Anak2 kami suka membantu menyajikan minuman saat ada tamu jika bundanya sedang kerepotan, karena mereka sadar kami tidak memiliki asisten rumah tangga di rumah".
"Jika bergaul selalu mengajak teman2nya untuk berbuat baik dan beberapa temannya yang dulu kurang baik kini telah berubah perilakunya menjadi anak baik, Dan masih banyak lagi hal-hal baik dan positif yang menjadi prestasi kedua anak kami."
Lalu orang tersebut berkata;
"Maksud saya bukan prestasi yang itu, tapi prestasi semisal jadi juara kelas, atau juara umum disekolah atau juara2 lainnya begitu ?"
Berikut jawaban kami;
"Oh kebetulan kedua anak kami saat ini mengambil jalur pendidikan Home Education/Home Schooling, jadi gurunya adalah kami kedua orang tuanya, dan menurut kami PRESTASI SESUNGGUHNYA dalam kehidupan itu adalah BERHASIL memiliki Etika Prilaku Moral, seperti berberapa hal yang kami sebutkan di atas tadi, sementara Prestasi2 lainnya yang ibu/bpk maksudkan dan sering kali banyak di bangga-banggakan oleh orang itu menurut kami hanyalah prestasi SEMU yang hanya di ingat orang sementara waktu saja dan akan di lupakan seiring dengan berlalunya waktu, prestasi-prestasi semacam ini kelak hampir tidak berdampak apapun bagi kesuksesan hidup anak-anak kami juga kehidupan orang lain."
"Sementara keberhasilan dalam kehidupan sebenarnya sangat bergantung pada apakah kita punya etika prilaku moral atau tidak, apakah kita jujur dan bisa di percaya atau tidak, sementara kepintaran itu mudah sekali di latih, dan jika tekun berlatih apapun bisa kita lakukan dengan baik dan semakin baik dari waktu ke waktu."
"Perhatikanlah dengan seksama, mulai kita mencari seorang Asisten Rumah Tangga hingga seorang Assisten Direktur, pasti kita akan memilih orang yang jujur dan bisa di percaya ketimbang pintar namun tidak jujur dan tidak bisa di percaya bukan?."
"Yang lebih lucu lagi adalah bahwa saat ini kita berada pada zaman dimana begitu melimpahnya calon tenaga kerja atau bahkan pengangguran juga melimpah, tapi justru kita sulit sekali mencari tenaga kerja. Mengapa ? Dan alasanya sangatlah standar, kerena kita sekarang sulit sekali mencari orang baik. jujur dan bisa dipercaya?"
"Jadi biarlah jika dalam hal ini kita berbeda pandangan dalam melihat "PRESTASI" seorang anak, yang jelas adalah selama lebih dari separuh hidup saya, saya banyak belajar dari potret bangsa kita saat ini, yang merupakan hasil dari kebiasaan para orang tua zaman dulu dulu yang selalu mendorong dan menekan anaknya untuk mendapatkan PRESTASI-PRESTASI "SEMU" DAN MELUPAKAN PRESTASI SEJATI, YAKNI MEMILIKI ETIKA, PRILAKU MORAL ATAU AKHLAK. Sehingga pada akhirnya bangsa kita menjadi seperti ini potretnya."
"Dan yang pasti saya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama pada anak-anak kami saat ini."
"Selama lebih dari 7 tahun saya telah membimbing berbagai jenis macam anak yang di anggap bermasalah dan gagal di sekolah (tidak berprestasi) tapi kemudian mereka malah menjadi anak-anak yang luar biasa sangat berprestasi ! " Kok bisa ya ?"
"Saya menemukan rahasianya bahwa jika kita berhasil membangun etika prilaku dan karakternya terlebih dahulu dan bukan kepintarannya atau prestasi lainnya, maka ini akan menjadikan pondasi yang sangat kuat untuk membangun profesi apapun diatasnya."
Jadi pada akhirnya jauh lebih penting bagi saya untuk membangun etika prilaku atau Karekter anak, baru setelah itu kita bantu dia menemukan potensi emas masing-masing yang sudah di bawanya sejak lahir. Dan itulah resep utama kami dalam membimbing anak-anak bimbingan kami, yang menurut para orang tua mereka sekarang menjadi anak-anak yang luar biasa.
Nah yang menarik dan perlu disadari oleh kita semua adalah bahwa setiap anak itu sesungguhnya sudah membawa misi hidupnya masing-masing berikut potensi, minat dan bakatnya, kita tinggal menemukan dan menyalurkan saja agar mereka kelak menjadi yang terbaik di bidangnya, namun tanpa etika prilaku moral atau akhlak yang baik semua prestasi apapun yg diraihnya akan hancur dalam waktu sekejap saja.
Lihatlah tayangan televisi setiap hari, yang sering kali mempertontonkan hal yang kami maksudkan tersebut. Tidakkah kita mau mengambil pelajaran dan hikmah dari semua kejadian tersebut?
Memang tidak mudah untuk bisa memahami ini, apa lagi merubah mindset yang sudah di tanamkan oleh orang tua kita dan sistem sekolah kita selama bertahun-tahun lamanya tentang arti prestasi yang sesungguhnya bagi anak kita.
Namun demikian bagi siapa saja yang tertarik untuk membahas ini lebih jauh dan lebih konkrit, InsyaAllah akan mampu membuat setiap anaknya mencapai prestasi terbaik di kehidupan nyata.
Note:
Bulan lalu anak kami meraih juara dua kompetisi kuiz dalam bahasa Inggris, lalu mereka berkata pada Bundanya, "kok bunda gak teriak-teriak kegirangan seperti bunda2 lainnya?" Padahal itu ada yang menang sampai mengangis lho anaknya (ada lawan tanding kuiz anak kami yang kalah dan menagis dan bundanya marah-marah) kata anak saya.
Istri saya sambil tersenyum bilang begini, "Ini hanya permainan kuiz saja nak, prestasi Dedek dan Mas yang sesungguhnya adalah yang di tunjukkan di rumah setiap hari."
Have a blessing day !!
-ayah edy-
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment