Sebentar lagi bunda akan di undang ke sekolah untuk
mengambil raportku,
Bunda, mungkin bunda kecewa karena aku tidak jadi juara dan
bahkan masuk ranking pun tidak karena aku adalah anak yang biasa-biasa saja di
kelas, tapi tahukah bunda bahwa aku adalah anak yang selalu jujur mengerjakan
setiap soal-soal ujian.
Bunda, mungkin bunda kecewa karena aku belum lancar membaca,
menulis dan berhitung, tapi tahukah bunda bahwa aku terus berusaha keras dan
kelak satu ketika aku akan bisa seperti anak lainnya.
Bunda, mungkin bunda kecewa karena aku tidak pandai
matematika, tapi tahukah bunda bahwa aku pandai berdoa dan selalu berdoa untuk
bunda setiap aku beribadah.
Bunda, mungkin engkau marah melihat ada satu nilai merah di
raport ku, tapi tahukah bunda bahwa aku mengerjakannya dengan jujur tanpa
pernah mau ikut-ikutan teman-temanku yang tidak jujur.
Bunda, engkau mungkin kecewa jika membandingkan diriku
dengan teman-teman sekelasku yang hebat-hebat, tapi tahukah bunda bahwa aku
tidak akan pernah mau membandingkan bundaku dengan bunda-bundanya teman-temanku
betapapun hebatnya bunda-bunda mereka.
Sungguh tak pernah terlintas sedikitpun di benakku untuk
membandingkan bundaku dengan bundanya teman-temanku meskipun menurut mereka
bundaku adalah bunda yang biasa-biasa saja, karena aku selalu berusaha menerima
bundaku apa adanya, aku selalu berusaha mencintai bundaku apa adanya, dan aku
merasa sudah sangat bahagia seandainya bunda juga mau menerima dan mencintaiku
apa adanya meskipun aku hanyalah anak yang biasa-biasa saja disekolah.
Terima kasih bunda telah mau membaca suratku, dan aku
sungguh bersyukur engkau telah menjadi bundaku dan aku telah menjadi anakmu.
Terima kasih juga bunda sudah mau datang ke sekolah untuk
mengambil raportku.
- dari anakmu -
No comments:
Post a Comment