Baru saja kami memposting sebuah renungan, yang bisa di baca
dihttps://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=813963075341462&id=141694892568287
Lalu beberapa orang berkomentar bahwa sebenarnya Marah pada
anak itu memang dibutuhkan..... dengan berbagai alasan.....
Tidak apa-apa tidak ada yg salah dengan pendapat yang
berbeda-beda, karena memang setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda
dan memiliki pendapatknya masing-masing, itu pulalah mengapa nasib setiap orang
juga berbeda-beda.
Tapi jika saya di tanya tentang hal tersebut ?
maka saya akan mengajak ayah bunda untuk membaca kisah ini;
SEBUAH MEJA KAYU UNTUK AYAH DAN BUNDAKU
Suatu ketika, ada
seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal
pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun.
Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak
menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih. Keluarga itu
biasa makan bersama di ruang makan.
Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan
segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk
menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih
gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak.
Anak dan
menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini.
"Kita harus lakukan sesuatu, " ujar sang Istri. "Aku sudah bosan
membereskan semuanya untuk pak tua ini."
Lalu keesokan harinya, kedua suami-istri ini pun membuatkan
sebuah meja kecil dari kayu, untuk di letakkan di sudut ruangan. Disana, sang
kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena
sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan mangkuk kayu untuk si kakek.
Sering, saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka,
terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada
airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek. Namun, kata yang
keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi.
Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua kejadian
ini dalam diam.
Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya
yang sedang memainkan mainan kayu.
Dengan lembut
ditanyalah anak itu. "Kamu sedang membuat apa nak ?". Anaknya
menjawab, "Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan bunda untuk makan
saat aku besar nanti."
"Meja ini
nanti, akan kuletakkan di sudut sana, persis dekat tempat kakek biasa
makan." Anak itu tersenyum sambil melanjutkan kembali pekerjaannya.
Jawaban itu kontan saja membuat kedua orangtuanya begitu
sedih dan sangat terpukul.
Mereka tiba2 terdiam dan tak mampu berkata-kata lagi. Lalu,
perlahan airmatapun mulai bergulir dari kedua pipi mereka, tersentuh oleh
jawaban dari anaknya.
Walau tak ada
kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang salah dan
harus segera diperbaiki.
Malam itu juga, mereka segera menuntun tangan si kakek untuk
kembali makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada
piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka
bisa makan bersama lagi di meja utama dengan bahagia.
Keluarga
Indonesia, anak-anak adalah cermin dari kita. Mata mereka akan selalu
mengamati, telinga mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka akan selalu
mencerna setiap hal yang kita lakukan.
Mereka adalah peniru yang ulung. Jika mereka melihat kita
memperlakukan orang lain dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh
mereka saat dewasa kelak.
Mari segera kita amati dan perhatikan prilaku anak kita saat
ini, agar kita segera sadar prilaku buruk mana dari kita yg segera harus diubah
dan diperbaiki. Sebelum mereka mencontoh lebih banyak lagi keburukan2 dari kita
orang tuanya.
Selamat Beraktivitas dan salam Indonesian Strong from Home
!!!!
www.ayahkita.blogspot.com
Kisah di atas di petik dari buku -Ayah Edy Punya Cerita-
Kisah di atas di petik dari buku -Ayah Edy Punya Cerita-
Kisah ini boleh di share pada siapa saja jika dirasa
bermanfaat. tksh
Ayah Edy,izin share beberapa info bermanfaat di blog ini, termasuk cerita di atas, untuk tugas Psikologi Komunikasi saya yang diperuntukkan kepada orangtua murid salah satu PAUD di daerah Jakarta Pusat. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat :)
ReplyDelete