SEBUAH KISAH NYATA ANAK DURHAKA DARI SINGAPURA
Sebuah Kisah Nyata dari Negeri tetangga Singapura beberapa
dekade lalu yang cukup menghebohkan hingga Perdana Menteri saat itu, Lee Kwan
Yew senior turun tangan dan mengeluarkan dekrit tentang orang lansia di Singapura.
Dikisahkan ada orang kaya raya di sana mantan Pengusaha sukses yang
mengundurkan diri dari dinia bisnis ketika istrinya meninggal dunia. Jadilah ia
single parent yang berusaha membesarkan dan mendidik dengan baik anak laki-laki
satu-satunya hingga mampu mandiri dan menjadi seorang Sarjana.
Kemudian setelah anak tunggalnya tersebut menikah, ia minta
ijin kepada ayahnya untuk tinggal bersama di Apartemen Ayahnya yang mewah dan
besar. Dan ayahnya pun dengan senang hati mengijinkan anak menantunya tinggal
bersama-sama dengannya.
Terbayang dibenak orangtua tersebut bahwa apartemen nya
yang luas dan mewah tersebut tidak akan sepi, terlebih jika ia mempunya cucu.
Betapa bahagianya hati bapak tersebut bisa berkumpul dan membagi kebahagiaan
dengan anak dan menantunya.
Pada mulanya terjadi komunikasi yang sangat baik antara
Ayah-Anak-Menantu yang membuat Ayahnya yang sangat mencintai anak tunggalnya
itu tersebut tanpa sedikitpun ragu-ragu mewariskankan seluruh harta kekayaan
termasuk apartment yang mereka tinggali, dibaliknamakan ke anaknya itu melalui
Notaris terkenal di sana .
Tahun-tahun berlalu, seperti biasa, masalah klasik dalam
rumah tangga, jika anak menantu tinggal seatap dengan orang tua, entah sebab
mengapa akhirnya pada suatu hari mereka bertengkar hebat yang pada akhirnya,
anaknya tega mengusir sang Ayah keluar dari apartment mereka yang ia warisi
dari Ayahnya.
Karena seluruh hartanya, Apartemen, Saham, Deposito, Emas
dan uang tunai sudah diberikan kepada anaknya, maka mulai hari itu dia menjadi
pengemis di Orchard Rd.
Bayangkan, orang kaya mantan pebisnis yang cukup terkenal di Singapura
tersebut, tiba-tiba menjadi pengemis!
Suatu hari, tanpa disengaja melintas mantan teman bisnisnya
dulu dan memberikan sedekah, dia langsung mengenali si ayah ini dan menanyakan
kepadanya, apakah ia teman bisnisnya dulu. Tentu saja, si ayah malu danmenjawab
bukan, mungkin Anda salah orang, katanya. Akan tetapi temannya curiga dan
yakin, bahwa orang tua yang mengemis di
Orchad Road itu adalah temannya yang sudah beberapa
lama tidak ada kabar beritanya. Kemudian, temannya ini mengabarkan hal ini
kepada teman-temannya yang lain, dan mereka akhirnya bersama-sama mendatangi
orang tersebut. Semua mantan sahabat karibnya tersebut langsung yakin bahwa
pengemis tua itu adalah Mantan pebisnis kaya yang dulu mereka kenal.
Dihadapan para sahabatnya, si ayah dengan menangis
tersedu-sedu, menceritakan semua kejadian yang sudah dialaminya. Maka, terjadilah kegemparan di sana, karena semua
orangtua di sana merasa sangat marah terhadap anak yang sangat tidak bermoral
itu.
Kegemparan berita
tersebut akhirnya terdengar sampai ke telinga PM Lee Kwan Yew Senior.
PM Lee sangat
marah dan langsung memanggil anak dan menantu durhaka tersebut. Mereka
dimaki-maki dan dimarahi habis-habisan oleh PM Lee dan PM Lee mengatakan
"Sungguh sangat memalukan bahwa di Singapura ada anak durhaka seperti
kalian" .
Lalu PM Lee
memanggil sang Notaris dan saat itu juga surat warisan itu dibatalkan demi
hukum! Dan surat warisan yang sudah baliknama ke atas nama anaknya tersebut
disobek-sobek oleh PM Lee. Sehingga semua harta milik yang sudah diwariskan
tersebut kembali ke atas nama Ayahnya, bahkan sejal saat itu anak menantu itu
dilarang masuk ke Apartment ayahnya.
Mr Lee Kwan Yew
ini ternyata terkenal sebagai orang yang sangat berbakti kepada orangtuanya dan
menghargai para lanjut usia (lansia). Sehingga, agar kejadian serupa tidak
terulang lagi, Mr Lee mengeluarkan Kebijakan / Dekrit yaitu "Larangan
kepada para orangtua untuk tidak mengwariskan harta bendanya kepada siapapun
sebelum mereka meninggal. Kemudian, agar para lansia itu tetap dihormati dan
dihargai hingga akhir hayatnya, maka dia buat Kebijakan berupa Dekrit lagi,
yaitu agar semua Perusahaan Negara dan swasta di Singapura memberi pekerjaan
kepada para lansia. Agar para lansia ini tidak tergantung kepada anak
menantunya dan mempunyai penghasilan sendiri dan mereka sangat bangga bisa
memberi angpao kepada cucu-cucunya dari hasil keringat mereka sendiri selama 1
tahun bekerja.
Anda tidak perlu heran jika Anda pergi ke Toilet di Changi
Airport, Mall, Restaurant, Petugas cleaning service adalah para lansia. Jadi
selain para lansia itu juga bahagia karena di usia tua mereka masih bisa
bekerja, juga mereka bisa bersosialisasi dan sehat karena banyak bergerak. Satu
lagi sebagaimana di negeri maju lainnya, PM Lee juga memberikan pendidikan
sosial yang sangat bagus buat anak-anak dan remaja di sana, bahwa pekerjaan
membersihkan toilet, meja makan diresto dsbnya itu bukan pekerjaan hina,
sehingga anak-anak tsb dari kecil diajarkan untuk tahu menghargai orang yang
lebih tua, siapapun mereka dan apapun profesinya.
Sebaliknya, Anak di sana
dididik menjadi bijak dan terus memelihara rasa hormat dan sayang kepada
orangtuanya, apapun kondisi orangtuanya.
Meskipun orangtua mereka sudah tidak sanggup duduk atau
berdiri,atau mungkin sudah selamanya terbaring diatas tempat tidur, mereka
harus tetap menghormatinya dengan cara merawatnya.
Mereka, warganegara Singapura seolah diingatkan oleh PM Lee
agar selalu mengenang saat mereka masih balita, orangtua merekalah yang
membersihkan tubuh mereka dari semua bentuk kotoran, juga yang memberi makan
dan kadang menyuapinya dengan tangan mereka sendiri, dan menggendongnya kala
mereka menangis meski dini hari dan merawatnya ketika mereka sakit.
Hormatilah, Kasihilah, Sayangilah orang tuamu selama mereka
masih ada di sisimu ...
Inilah pesan mu terhadap anak-anak bangsamu, yang akan
selalu kami Ingat sepanjang masa untuk kami dan anak-anak bangsa kami...
Note: Mohon share ini kepada teman-teman Anda agar menjadi
pengingat kepada kita semua.
**** Sumber: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10150507211786805&set=a.10150410526896805.346248.300530356804&type=3&theater
No comments:
Post a Comment