Mari sebelum atau sesudah beraktivitas sempatkanlah untuk
merenung sejenak,
Suatu ketika kita melihat ke angkasa, dengan riang
burung-burung itu terbang. Melayang kesana kemari seakan menikmati kebahagiaan
nirwana.
"Ooh, andai aku bisa terbang bebas seperti kalian.
Bahagia sekali hidupku."
Sejenak kemudian seekor burung hinggap di sebuah dahan pohon
terdekat lalu bersiul, seperti menjawab.
"Ooh, tidak Manusia (seolah-olah burung itu menjawab
melalui bahasa hati).
Di langit pun ada bahaya. Saat lelah mengepak sayap kau bisa
jatuh terjerembab. Saat angin kencang kau bisa tersapu badai. Saat musim hujan
kau tak mudah kemana-mana.
Begitu pun hidup berjalan di darat atau menjadi ikan di
lautan. Semua ada suka dukanya. Syukuri saja adamu saat ini, karena masa depan
tidaklah sepasti saat ini."
Siulannya berhenti menyudahi pesannya, lalu ia kembali
terbang bersama teman-temannya pagi ini, meninggalkan perenungan.
"Di setiap tingkat kehidupan sungguh tak bebas dari
masalah dan suka duka. Orang miskin hidup dengan masalahnya, orang kaya pun
sibuk dengan masalahnya. Orang sehat bingung dengan limpahan kerja, orang sakit
gundah dengan limpahan waktu."
"Kita hanya perlu terus berjalan, lalu bangkit bila
terjatuh. Karena penghalang kebebasan bukan terletak pada kekuatan yang
mengikat kita di luar diri, melainkan oleh kelemahan yang membelenggu kita dari
dalam diri."
Ditulis oleh Dr Mustika Wayan
Disunting oleh Ayah Edy untuk komunitas ayah edy
No comments:
Post a Comment