ORANG JEPANG ANTRI SEMBAKO PASCA TSUNAMI DENGAN TERTIB
Setelah lama sekali kami menulis artikel ini, dan mungkin
telah di share ke ribuan orang oleh banyak orang tanpa di beri identitas lagi,
dan kembali ke kami lagi plus sudah di beri ilustrasi gambar.
Alhamdullilah sharing pengalaman kami ini bisa menjadi
rujukuan dan di baca oleh banyak orang tua dan guru, semoga dengan kami sharing
ulang artikel ini bisa kembali di share, di baca dan membuka mata hati dan
kesadaran setiap orang tua dan pimpinan penyelenggara pendidikan yang ada di
tanah air tercinta.
Berikut inti dari artikel yang dulu sekali pernah kami
sharing diwww.ayahkita.blogspot.com berdasarkan
pengalaman kami bertemu dengan seorang guru dari Australia . salah satunya yang
terbaru kami sharing ada di
Budaya Etika antri vs Pintar matematika
Seorang guru di Australia pernah berkata:
“Kami tidak terlalu khawatir jika anak2 sekolah dasar kami
tidak pandai Matematika” kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai
mengantri.”
“Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa begitu ?” Kerena yang
terjadi di negara kita justru sebaliknya.
Inilah jawabannya:
Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja
secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga
12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di
balik proses mengantri.
Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan
ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak
menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.
Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid
dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan
dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan
membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang
hidup mereka kelak.
”Memang ada
pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI ?”
”Oh iya banyak
sekali pelajaran berharganya;”
•Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling
depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.
•Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.
•Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting..
•Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.
•Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)
•Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.
•Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
Komunitas AYAH
EDY
www.ayahkita.com
www.ayahkita.com
Latar belakang
foto
1. orang Jepang mengantri dengan rapi untuk mendapat bantuan pasca tsunami
1. orang Jepang mengantri dengan rapi untuk mendapat bantuan pasca tsunami
2. orang2 yang
dulu waktu masih kecil dan bersekolah tidak di tanamkan budaya mengantri
Unduh talkshow ayah edy gratis di www.ayahedy.tk
ORANG YG SEMASA KECIL TIDAK PERNAH BELAJAR ANTRI
Sepertinya cocok untuk diterapkan di sekolah dasar daerah Medan...
ReplyDelete