Tidak usahlah anak-anak SD diberikan pelajaran yang rumit-rumit dulu, ajarilah mereka cara mengantri sampai bisa mengantri atau membuang sampai pada tempatnya sampai bisa membuang sampah pada tempatnya, menurut saya itu jauh lebih penting dan bermanfaat bagi hidupnya kelak
Sahabat keluarga Indonesia,
2 pekan yang lalu saya sedang jalan2 ke Prigen dan ingin sewa vila untuk bermalam di komplek Villa Sekuti.
Kami bertemu dengan pemiliknya, setelah mengamati kami sepertinya cocok, namun ada satu pertanyaan yang mengganjal, kami tidak melihat adanya tempat sampah.
Lalu kami tanyakan dimana biasanya bapak membuang sampah ?
Dan si pemilik Villa (bukan penjaga villa ya) mengajak saya kedepan rumahnya, dan bilang di buang di sungai ini saja pak, airnya deras lho... nanti sampahnya juga sebentar hilang terbawa arus ! Jawabnya penuh keyakinan.
Saya dan istri kaget bukan main dengan jawabannya, kami saling berpandangan dan geleng-gelang kepala.
Trus spontan kami bilang, maaf bapak kami tidak jadi menyewa Villanya jika tidak ada tempat sampah dan harus membuang sampahnya ke sungai kecil ini.
Dan kamipun berpamitan, di sepanjang jalan kami sekeluarga tak habis-habisnya berpikir kok bisa punya pemikiran seperti itu ya...
Itulah mengapa saya sering mengatakan bahwa;
Anak-anak sekolah itu tidak usahlah di beri pelajaran yang rumit-rumit dulu, cukuplah apa bila dia bisa tahu dimana tempat membuat sampah yang benar, dan bukan asal sembarang buang.
Semoga kita sebagai orang tua tidak lagi mengajarkan anak-anak kita membuang sampah sembarangan apa lagi di Sungai atau mungkin di jalan raya.
Prigen, Pasuruan, 25 Mei 2016
Indonesia pada hakikatnya merupakan kumpulan dari keluarga yg tersebar dilebih dari 12.000 pulau yg ada di Nusantara. Apabila keluarga2 ini kuat, maka Indonesia akan menjadi Bangsa & Negara yg Kuat dgn sendirinya tanpa perlu konsep yg berbelit-belit & biaya yg membebani negara. Pastikan keluarga & sanak famili kita di seluruh tanah air telah bergabung dlm GERAKAN MEMBANGUN INDONESIA YANG KUAT DARI KELUARGA. Kalau bukan kita, siapa lagi ? Kalau bukan sekarang, kapan lagi ?
No comments:
Post a Comment