SHARING PENGALAMAN DARI SEORANG BUNDA YANG BARU MAU MEMULAI HOME SCHOOLING DAN MASIH RAGU-RAGU APAKAH PILIHANNYA INI SUDAH TEPAT APA BELUM YA ?
Si Aras (Bunda Owais)
Alhamdulillah sy sdh baca posting-posting Ayah di fb ini, tapi saya juga punya pertanyaan dan butuh masukan. Minta tolong direspon ya, Ayah,, krn hal ini mendesak dan cukup membuat sy galau . Agak panjang, tapi in sya Alloh sbentar kok bacanya
Kebetulan saya slh 1 panitia yg menghadiri seminar parenting siang kemarin di hotel Amarosa Bekasi, namun sayang sekali sy blm mendapat kesempatan bertanya di sesi tanya jawab.
Begini ayah, sy butuh masukan usia berapa sebaiknya anak mulai masuk SD? dengan kondisi kematangan spt apa baiknya?
Anak bungsu saya, Owais juni nanti berusia 6 th, dan segera akan lulus dari TK B. Dan Owais juga sdh diterima dan tercatat sebagai calon siswa pd salah 1 SD swasta. Namun dia belum lancar baca tulis, dan sy pun tdk pernah memaxakan anak sy utk cepat bisa baca tulis. Sy hanya ingin anak2 sy bahagia, bahagia d rmh n d skolah, dan menjadikan belajar menjadi moment yg menyenangkan sbgai hak mereka, bkn kewajiban n mmbebani.
Sbnarnya sjak bbrapa bln terakhir sy mmpelajari ttg homeschooling, dan smakin lama sy smakin tertarik. Tp terus terang ini adalah hal baru buat sy yg sbelumnya tdk pernah terpikirkan.
Dalam kebimbangan apakah menjalani HS/masuk skolah formal? Dan apakah memasukkan SD skarang atau mnundanya hingga thn dpn, maka rencana jangka pendek sy adalah:
Menunda masuk SD, dan menjalani HS hingga thn dpn. Karena dengan demikian, sy melihat bnyk keuntungan yg Owais daptkan, misal:
1. jika akhirnya memutuskan masuk SD tahun depan, di usia Owais menjelang 7 th, dia akan lbh matang, sehingga dlm mengikuti pelajaran di sekolah dia akan lbh siap dan tidak terbebani.
2. Dengan menunda masuk SD, saya akan menjalani HS sambil melihat apakah hal ini cocok utk Owais, saya dan keluarga atau tidak. Dengan mnjalani HS (dg rencana smentara utk 1 th k depan), bnyk ksempatan berharga yg bisa Owais dptkan di usia awalnya yg mungkin tidak Ia dapatkan di sekolah.
Namun, ada pendapat lain (sperti dr suami sy) bahwa menunda masuk SD hanya akan membuang waktunya, toh seiring waktu di sekolah nanti lama- lama akan bisa juga baca tulis. Selain itu ada pendapat lain juga mengatakan, belum tentu HS cocok utk Owais, melihat Owais adalah anak yg sangat sosial, dia senang bertemu teman2nya setiap hari, memimpin permainan dan biasanya dia benar2 mengingat dan menyayangi teman2 lamanya.
Utk itu saya mengharapkan masukan dari Ayah untuk mengurangi kebimbangan saya . Terimakasih banyak Ayah
Like · Reply · Message · 23 hrs
JAWABAN AYAH EDY
AYAH EDY Parenting Wah luar biasa saya setuju dengan rencana bunda. Berdasarkan pengalaman ternyata kita banyak dapati orang-orang yang lulus sekolah duluan belum tentu sukses duluan hidupnya. Jadi duluan lulus bukan jaminan hidup sukses, sukses itu salah satu komponen pendukung utamanya adalah akhlak yang baik dan bisa di percaya orang, dan unsur kedua adalah ketika seorang anak berhasil kita temukan potensi emasnya dan kita dukung lalu kita kursuskan atau sekolahkan ia untuk mewujudkan potensi emasnya tersebut, apakah ia sebagai seorang desainer, cheff, dokter, pembalap, pemain bola atau apapun.
Home Schooling itu adalah sebuah pilihan, sebelum memilih baiknya memang seperti bunda mencoba dulu satu tahun bergabung dangan komunitas orang tua homeschooling yang baik dan positif (karena ada juga yang anaknya di homeschoolingkan karena bermasalah di sekolah)
Maksud homeschooling bukanlah demikian, kita menghomeschoolingkan anak karena sekolahnya yang bermsalah semisal pergaulannya, sistem sekolahnya atau para gurunya dan bukan karena anak kita yang bermasalah kemudian di homeschoolingkan. .
Bunda bisa bergabung di www.rumahinspirasi.com nanti bisa berkenalan dengan Mas Aar orang salah satu dari orang tua homeschooling yang bagus untuk dijadikan rujukan.
Ada pengalaman menarik saat anak saya berhomeschooling>
Dido anak pertama sudah memasuki level 6 usia sekolah dasar, dan jika kita ingin dapat ijazah ia perlu ikut ujian Paket A penyetaraan.. Lalu kami membimbingnya belajar ikut ujian penyetaraan dibantu oleh sebuah lembaga bimbingan belajar yang kami seleksi dan di sukai oleh anak kami karena gurunya baik, sabar dan ramah.
Lalu Dido bertanya; ayah nanti kalau Dido tidak lulus ujian bagaimana. Oh tenang saja nak gak papa, kamu bisa mengulang lagi ujian tahun depan, selalu ada kesempatan mengulang hingga kamu lulus. Tidak ada keharusan kamu ikut ujian langsung lulus. Karena hidup juga begitu, tidak ada orang sukses tanpa pernah mengalami kegagalan, tak ada kesuksesan tanpa perjuangan.
Nanti jika Mas Dido tidak lulus kita akan pelajari sebab-sebab mengapa Mas Dido tidak lulus ya, agar tahun depan saat mengulang tidak lagi melakukan kesalahan yang sama.
Lain lagi anak kami yang kedua, ketika kami ajak untuk melakukan persiapan test ujian kelas 6 tahun depan ia menolak dan tidak mau ikut ujian.
Lalu kami katakan tidak apa Nak, ayah akan tunggu sampai Dimas siap dan mau mengikuti ujian. Tidak ada paksaan dalam hidup ini, setiap pilihan selalu ada resikonya.
Lalu saya jelaskan tentang resiko apa yang mungkin di alami Dimas jika ia tidak mau ikut ujian, semisal tidak punya ijazah, nanti jika tidak punya ijazah Dimas tidak bisa melanjutkan sekolah di perguruan tinggi yang Dimas sukai, kan Dimas suka sekali Marketing alias berjualan.
Eh ajaib ternyata ketika seorang anak diajak berdiskusi dan bukannya di paksa Dimas malah bilang gini, ya sudah nanti Dimas mau coba deh ikutan kelas persiapan ujian....
Wah indahnya berbagai macam pengalaman dalam mendidik anak.
Semoga ulasan kami bisa membantu ya bunda.
Sampai jumpa di Seminar Parenting berikutnya.
Salam hangat untuk keluarga di rumah wabil khusus untuk kakak Owais.
Selamat menyambut Ramadhan ya bunda, mohon maaf lahir dan bathin jika ada khilaf dan salah dari kami.
-ayah edy-
No comments:
Post a Comment